Anda di halaman 1dari 16

Untuk ngafalin golongan antihipertensi:

A: -bloker, ACE-inhibitor, ARB


B: -bloker,
C: Calcium channel blocker
D: diuretic, vasoDilator

1. DIURETIK
Mekanisme kerja: pada ginjal agar meningkatkan ekskresi
garam dan airpenurunan volume plasma
darahmenurunkan curah jantung.
Vasodilatasi perifer juga terjadi tapi bukan efek langsung
diuretic tetapi karena adanya penyesuaian pembuluh darah
perifer terhadap pengurangan volume plasma yang terus-
menerus.
A. DIURETIK TIAZID
Mekanisme kerja : menghambat reabsorpsi natrium dan
klorida pada pars asendens dan lengkung henle tebal, yang
menyebabkan diuresis ringan. Suplemen kalium mungkin
diperlukan karena efeknya yang boros kalium.
Contoh: HYDROCLOROTHIAZIDE ( HTC )
Golongan antihipertensi ini cukup cepat menurunkan tekanan
darah namun dengan prosesnya yang melalui pengeluaran
cairan, ada kemungkinan besar potassium ( kalium )
terbuang.
Sediaan obat : Tablet
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat
gagal jantung, cirrhosis hati, gagal ginjal kronis,
hipertensi, Obat awal yang ideal untuk hipertensi,
edema kronik, hiperkalsuria idiopatik. Digunakan untuk
menurunkan pengeluaran urin pada diabetes inspidus
(GFR rendah menyebabkan peningkatan reabsorpsi
dalam nefron proksimal, hanya berefek pada diet
rendah garam
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia,
hyponatremia, hipertensi pada kehamilan,
hiperurisemia, hiperkalsemia, oliguria, anuria,
kelemahan, penurunan aliran plasenta, alergi
sulfonamide, gangguan saluran cerna
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C
Dosis: Dewasa 25 50 mg/hr
B. LOOP DIURETIC
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam
lumen tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of
henle dan menghambat reabsorpsi klorida dalam pars
asendens ansa henle tebal. K+ banyak hilang ke dalam urin.
Contoh: FUROSEMID (Lasix)
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi
Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR
(glomerular filtration rate) rendah dan kedaruratan hipertensi.
Juga edema, edema paru dan untuk mengeluarkan banyak
cairan. Kadangkala digunakan untuk menurunkan kadar
kalium serum. Edema paru akut, edema yang disebabkan
penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom,
hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual,
diare. Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi,
hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksisitas,
alergi sulfonamide, hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik,
hipovolemia.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C
Dosis : Dewasa 40 mg/hr

C. DIURETIK HEMAT KALIUM


Mekanisme kerja: Meningkatkan ekskresi natrium dan air
sambil menahan kalium.
Contoh: SPIRONOLAKTON (ALDACTONE)
2. ANTI ADRENERGIK
Mekanisme kerja secara umum: Anti adrenergik menurunkan
tekanan darah dengan merangsang jantung (reseptor 1)
dan/atau vasodilatasi pembuluh darah perifer (reseptor
1).

a. Penghambat pelepasan adrenergik prasinaptik;


dibagi menjadi antiadrenergik sentral dan perifer. Antiadrenergik
sentral mencegah aliran keluar simpatis (adrenergic) dari otak
dengan mengaktifkan reseptor 2 penghambat. Antiadrenergik
perifer mencegah pelepasan norepinefrin dari terminal saraf perifer
(misal yang berakhir di jantung). Obat-obat ini mengosongkan
simpanan norepinefrin dalam terminal-terminal saraf.

b. Blocker alfa dan beta


bersaing dengan agonis endogen memperebutkan reseptor
adrenergik. Penempatan reseptor 1 oleh antagonis menghambat
vasokontriksi dan penempatan reseptor 1 mencegah perangsangan
adrenergik pada jantung.

A. BETA BLOCKER (JANTUNG)


Mekanisme kerja: Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.
Contoh: Asebutol, Propanolol,

4) PROPRANOLOL (BETA BLOKER)


Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena
menurunkan curah jantung, menghambat pelepasan renin di ginjal,
menghambat tonus simpatetik di pusat vasomotor otak.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan
obat obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan
tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta
dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren,
stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial,
brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung
kongestif. Hati hati pemberian pada penderita biabetes mellitus,
wanita haminl dan menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah,
bronkospasme, agranulositosis, depresi.
Interaksi obat : hati hati bila diberikan bersama dengan
reserpine karena menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis
karena menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti
jantung dapat terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin,
fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin
menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan
absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis
pemeliharaan.
]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

B. ANTAGONIS RESEPTOR-ALFA (
Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara
normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan
vasokonstriksi.
OBAT ANTI ADREGERNIK SENTRAL.
1) METILDOPA
Nama Dagang: Dopamet (Alpharma), Medopa (Armoxindo),
Tensipas (Kalbe Farma), Hyperpax (Soho)
Indikasi: Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis
hipertensi jika tidak diperlukan efek segera.
Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma,
porfiria, dan hipersensitifitas
Efek samping: mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk,
diare, retensi cairan, kerusakan hati, anemia hemolitika, sindrom
mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, dan hidung
tersumbat
Peringatan: mempengaruhi hasil uji laboratorium,
menurunkan dosis awal pada gagal ginjal, disarqankan untuk
melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati, riwayat depresi
Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Metildopa
memiliki faktor resiko B pada kehamilan
Dosis dan aturan pakai: oral 250mg 2 kali sehari setelah
makan, dosis maksimal 4g/hari, infus intravena 250-500 mg
diulangi setelah enam jam jika diperlukan.
OBAT ANTIADRENERGIK PERIFER
1) RESERPIN (MIS. SERPASIL)
Mekanisme kerja : sebagian mengosongkan simpanan
katekolamin pada system saraf perifer dan mungkin pada SSP.
Menurunkan resistensi perifel total, frekuensi jantung, dan curah
jantung.
Indikasi : jarang digunakan untuk hipertensi ringan sampai
sedang. Tidak dianjurkan pada kelainan psikiatri.
Efek tak diinginkan : dominan parasimpatik (brakikardi, diare,
bronkokonstriksi, peningkatan sekresi), penurunan kontraktilitas
dan curah jantung, hipotensi postural (mengosongkan norepinefrin
sehingga menghambat vasokonstriksi), ulkus peptikum, sedasi, dan
depresi bunuh diri, gangguan ejakulasi, ginekomastia. Risiko
hipertensi balik rendah karena durasi kerja lama.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
2) GUANETIDIN (MIS. ESIMEL)
Mekanisme kerja : ditempatkan ke dalam ujung saraf adrenergic.
Awalnya melepaskan norepinefrin (meningkatkan tekanan darah
dan frekuensi jantung). Lalu mengosongkan norepinefrin dari
terminal dan mengganggu pelepasannya. Kemudian tidak terjadi
refleks takikardi karena kosongnya norepinefrin.
Indikasi : hipertensi berat jika obat lain gagal. Jarang digunakan.
Efek tak diinginkan : peningkatan awal frekuensi jantung dan
tekanan darah (disebabkan pelepasan norepinefrin). Hipotensi
ortostatik dan saat istirahat. Brakikardi, menurunnya curah jantung,
dispnea pada pasien PPOM, kongesti hidung berat.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
3) GUANEDREL (HYLOREL)
Mekanisme kerja : seperti guanetidin, tapi bekerja lebih cepat,
melepaskan norepinefrin pada awalnya (peningkatan sementara
tekanan darah), dan mempunyai aktivitas sedikit.
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.
Efek tak diinginkan ; seperti guanetidin tapi kurang berat.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
4). PARGILIN (EUTONYL)
Mekanisme kerja : menghambat monoamine oksidase dalam
saraf adrenergik. Menghambat pelepasan norepinefrin.
Indikasi : karena efek berbahaya, obat ini merupakan obat
antihipertensi pilihan terakhir.
Efek tak diinginkan : efek yang mengancam jiwa (stroke, krisis
hipertensi, infark miokardial, aritmia) dapat terjadi bila diminum
bersama makanan (produk fermentasi, keju) dan obat-obat (pil diet,
obat-obat flu) yang mengandung simpatomimetik. ]
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
C. ANTAGONIS KALSIUM
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan
resistensi perifer.
1) DILTIAZEM (KALSIUM ANTAGONIS)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja
kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler
perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki,
gangguan saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan
bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi
bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin
meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

2) NIFEDIPIN (ANTAGONIS KALSIUM)


Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat,
Nifecard, Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer,
menurunkan spasme arteri coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme
coroner, gagal jantung refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita
hamil dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema
kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan
hipotensi berat atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis
dalam darah. Meningkatkan waktu protombin bila diberikan
bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam
plasma.
DOSIS : 3 X 10 MG/HR
]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
3) VERAPAMIL (ANTAGONIS KALSIUM)
Nama paten : Isoptil
Sediaan obat : Tablet, injeksi
Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam
sel otot jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan
relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi perifer
sehingga menurunkan penggunaan oksigen.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik,
fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala,
edema, lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias
menimbulkan efek negative pada denyut, kondiksi dan
kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam darah.
Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi
berat. Meningkatkan kadar karbamazepin, litium, siklosporin.
Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas
jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan darah
yang berate bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital
nemingkatkan kebersihan obat ini.
Dosis : 3 x 80 mg/hr
]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
3. VASODILATOR
Contoh vasodilator antara lain:
a. Penghambat angiotensin converting enzyme (ACE)
Menekan sintesis angiotensin II, suatu vasokonstriktor poten.
Selain itu, penghambat ACE dapat menginduksi pembentukan
vasodilator dalam tubuh.
A. ACE INHIBITOR
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara
langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II
diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan
meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine sehingga
volume plasma dan curah jantung menurun.
1) KAPTOPRIL
Nama paten : Capoten, Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya
pelepasan renin dan aldosterone.dan menghambat ACE pada paru-
paru, yang mengurangi sintesis vasokonstriktor, angiotensin II.
Menekan aldosteron, mengakibatkan natriuesis. Dapat merangsang
produksi vasodilator (bradikinin, prostaglandin).
Indikasi : hipertensi, gagal jantung. hipertensi, terutama
berguna untuk hipertensi dengan rennin tinggi. Obat yang disukai
untuk pasien hipertensi dengan nefropatidiabetik karena kadar
glukosa tidak dipengaruhi.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati hati pada penderita
dengan riwayat angioedema dan wanita menyusui. Dan semua
penghambat ACE : dosis pertama hipotensi, pusing, proteinuria,
ruam, takikardi, sakit kepala. Kaptopril jarang menyebabkan
agrunolositosis atau neutropenia.
Dosis : 2 3 x 25 mg/hr.
Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Meskipun ACE
Inhibitor dan ARBs memiliki factor resiko kategori C
pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua
dan tiga
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi,
dyspepsia, pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator
seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan
AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas
litium.
2) RAMIPRIL
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema,
hipersensivitas. Hati hati pemberian pada wanita hamil dan
menyusui.
Dosis : awal 2,5 mg/hr
Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : kategori C
pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua
dan tiga .namun obat tersebut berpotensi menyebabkan tetatogenik.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri
perut, bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis
litiumm meningkat.
BLOCKER PINTU MASUK KALIUM
Mencegah influks kalsium ke dalam sel-sel otot dinding pembuluh
darah. Otot polos membutuhkan influks kalsium ekstrasel untuk
kontraksinya. Blockade influks kalsium mencegah kontraksi, yang
menyebabkan vasodilatasi.
C. VASODILATOR LANGSUNG
Merelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi pembuluh darah
dengan mekanisme yang belum jelas, tetapi mungkin melibatkan
pembentukan nitrik oksida oleh endote vascular.
1) Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga
resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 3 dosis.
Tingkat keamanan obat menurut (FDA) :
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran
cerna, muka merah, kulit kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama
diazodsid.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
2) DIAZOKSID (HYPERSTAT)
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vascular perifer,
mungkin dengan mengantagonis kalsium. Juga meningkatkan
kadar glukosa serum dengan menekan pelepasan insulin dan
meningkatkan pelepasan glukosa hati.
Indikasi : kontrol jangka pendek hipertensi berat di rumah
sakit. Hipoglikemia akibat hiperinsulinisme yang refrakter
terhadap bentuk pengobatan lain.
Efek tak diinginkan : retensi air dan natrium dan efek
kardiovaskular yang disebabkannya. Hiperglikemia, gangguan
saluran cerna, hirsurisme, efek samping skstrapiramidal.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
5 NAMA OBAT ANTI HIPERTENSI YANG BEREDAR DI
PASARAN
Tabel (Deuritik)
GolonganOb Merek Kontraindikas Efek t
Indikasi
at dagang i diharapkan
Ideal untuk Hipokalemia,
Hydrodiuri hipertensi, Ibu hamil, Hiperglikemi,Oligu
Tiazid
l dan edema- anuria a, anur
kronik hiperkalsemia
Untuk darurat Dehidrasi,
Lasik Kekurangan
Loop hipertensi, hipokalemia,
(furosemid elektrolit,
diuretic edema, dan hiperglikemi,
) anuria
edema paru hipovolemia
Dapat Hiperkalemia
Antagonis Hiperkalemia,
Midamor mengoreksi berat dengan
reseptor kekurangan natriu
(amilorid) alkalosis suplemen
aldosteron atau air
metabolik kalsium

Tabel (Simpatolitik)
Golongan Efek
Merek dagang indikasi kontraindikasi
Obat diharap
Klonidin Baik untuk Bradikardi,hipotensi,sindro Mulut
blocker (Catapresan) hipertensi m simpul sinus hipoten
bradika
sedasi
Baik untuk
Depresi
Atenolol hipertensi Diabetes berat, bradikardi,
sedasi s
blocker (Tenormin) ringan dan gagal jantung, asma
saraf pu
sedang

Tabel (Penghambat Angiotensin)


GolonganOb Merek Efek tak
indikasi kontraindikasi
at Dagang diharapkan
Hipertensi Hipotensi,
ACE Kaptopril
dengan renin pusing, ruam,
inhibitor (Capoten)
tinggi, takikardi
Gangguan
Vertigo, ruam
fungsiginjal,
Losartan (Loz Hipertensi kulit,
ARB anak-anak,
aar) esensial gangguan
kehamilan,
ortostatik
masa menyusui

Tabel (Vasodilatator)
Golongan Merek Efek tak
indikasi kontraindikasi
Obat dagang diharapkan
Retensi cairan,
Apresolin Hipertensi Penyakit jantung
Hidralazin palpitasi,
e sedang iskemik
refleks takikardi
Lesi otot
Monoksidi Hipertensi yang Penyakit jantung jantung,
Loniten
l belum terkontrol iskemik hidralazin,
hirsutisme,
Nitroprusi Hipotensi berat,
Nipride Krisis hipertensi
d hepatotoksisitas

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan
sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee &
Hayes). Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah
normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat
kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi
mekanisme normal regulasi TD.

Anda mungkin juga menyukai