1. DIURETIK
Mekanisme kerja: pada ginjal agar meningkatkan ekskresi
garam dan airpenurunan volume plasma
darahmenurunkan curah jantung.
Vasodilatasi perifer juga terjadi tapi bukan efek langsung
diuretic tetapi karena adanya penyesuaian pembuluh darah
perifer terhadap pengurangan volume plasma yang terus-
menerus.
A. DIURETIK TIAZID
Mekanisme kerja : menghambat reabsorpsi natrium dan
klorida pada pars asendens dan lengkung henle tebal, yang
menyebabkan diuresis ringan. Suplemen kalium mungkin
diperlukan karena efeknya yang boros kalium.
Contoh: HYDROCLOROTHIAZIDE ( HTC )
Golongan antihipertensi ini cukup cepat menurunkan tekanan
darah namun dengan prosesnya yang melalui pengeluaran
cairan, ada kemungkinan besar potassium ( kalium )
terbuang.
Sediaan obat : Tablet
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat
gagal jantung, cirrhosis hati, gagal ginjal kronis,
hipertensi, Obat awal yang ideal untuk hipertensi,
edema kronik, hiperkalsuria idiopatik. Digunakan untuk
menurunkan pengeluaran urin pada diabetes inspidus
(GFR rendah menyebabkan peningkatan reabsorpsi
dalam nefron proksimal, hanya berefek pada diet
rendah garam
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia,
hyponatremia, hipertensi pada kehamilan,
hiperurisemia, hiperkalsemia, oliguria, anuria,
kelemahan, penurunan aliran plasenta, alergi
sulfonamide, gangguan saluran cerna
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C
Dosis: Dewasa 25 50 mg/hr
B. LOOP DIURETIC
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam
lumen tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of
henle dan menghambat reabsorpsi klorida dalam pars
asendens ansa henle tebal. K+ banyak hilang ke dalam urin.
Contoh: FUROSEMID (Lasix)
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi
Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR
(glomerular filtration rate) rendah dan kedaruratan hipertensi.
Juga edema, edema paru dan untuk mengeluarkan banyak
cairan. Kadangkala digunakan untuk menurunkan kadar
kalium serum. Edema paru akut, edema yang disebabkan
penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom,
hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual,
diare. Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi,
hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksisitas,
alergi sulfonamide, hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik,
hipovolemia.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C
Dosis : Dewasa 40 mg/hr
B. ANTAGONIS RESEPTOR-ALFA (
Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara
normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan
vasokonstriksi.
OBAT ANTI ADREGERNIK SENTRAL.
1) METILDOPA
Nama Dagang: Dopamet (Alpharma), Medopa (Armoxindo),
Tensipas (Kalbe Farma), Hyperpax (Soho)
Indikasi: Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis
hipertensi jika tidak diperlukan efek segera.
Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma,
porfiria, dan hipersensitifitas
Efek samping: mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk,
diare, retensi cairan, kerusakan hati, anemia hemolitika, sindrom
mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, dan hidung
tersumbat
Peringatan: mempengaruhi hasil uji laboratorium,
menurunkan dosis awal pada gagal ginjal, disarqankan untuk
melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati, riwayat depresi
Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Metildopa
memiliki faktor resiko B pada kehamilan
Dosis dan aturan pakai: oral 250mg 2 kali sehari setelah
makan, dosis maksimal 4g/hari, infus intravena 250-500 mg
diulangi setelah enam jam jika diperlukan.
OBAT ANTIADRENERGIK PERIFER
1) RESERPIN (MIS. SERPASIL)
Mekanisme kerja : sebagian mengosongkan simpanan
katekolamin pada system saraf perifer dan mungkin pada SSP.
Menurunkan resistensi perifel total, frekuensi jantung, dan curah
jantung.
Indikasi : jarang digunakan untuk hipertensi ringan sampai
sedang. Tidak dianjurkan pada kelainan psikiatri.
Efek tak diinginkan : dominan parasimpatik (brakikardi, diare,
bronkokonstriksi, peningkatan sekresi), penurunan kontraktilitas
dan curah jantung, hipotensi postural (mengosongkan norepinefrin
sehingga menghambat vasokonstriksi), ulkus peptikum, sedasi, dan
depresi bunuh diri, gangguan ejakulasi, ginekomastia. Risiko
hipertensi balik rendah karena durasi kerja lama.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
2) GUANETIDIN (MIS. ESIMEL)
Mekanisme kerja : ditempatkan ke dalam ujung saraf adrenergic.
Awalnya melepaskan norepinefrin (meningkatkan tekanan darah
dan frekuensi jantung). Lalu mengosongkan norepinefrin dari
terminal dan mengganggu pelepasannya. Kemudian tidak terjadi
refleks takikardi karena kosongnya norepinefrin.
Indikasi : hipertensi berat jika obat lain gagal. Jarang digunakan.
Efek tak diinginkan : peningkatan awal frekuensi jantung dan
tekanan darah (disebabkan pelepasan norepinefrin). Hipotensi
ortostatik dan saat istirahat. Brakikardi, menurunnya curah jantung,
dispnea pada pasien PPOM, kongesti hidung berat.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
3) GUANEDREL (HYLOREL)
Mekanisme kerja : seperti guanetidin, tapi bekerja lebih cepat,
melepaskan norepinefrin pada awalnya (peningkatan sementara
tekanan darah), dan mempunyai aktivitas sedikit.
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.
Efek tak diinginkan ; seperti guanetidin tapi kurang berat.
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
4). PARGILIN (EUTONYL)
Mekanisme kerja : menghambat monoamine oksidase dalam
saraf adrenergik. Menghambat pelepasan norepinefrin.
Indikasi : karena efek berbahaya, obat ini merupakan obat
antihipertensi pilihan terakhir.
Efek tak diinginkan : efek yang mengancam jiwa (stroke, krisis
hipertensi, infark miokardial, aritmia) dapat terjadi bila diminum
bersama makanan (produk fermentasi, keju) dan obat-obat (pil diet,
obat-obat flu) yang mengandung simpatomimetik. ]
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
C. ANTAGONIS KALSIUM
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan
resistensi perifer.
1) DILTIAZEM (KALSIUM ANTAGONIS)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja
kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler
perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki,
gangguan saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan
bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi
bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin
meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C
Tabel (Simpatolitik)
Golongan Efek
Merek dagang indikasi kontraindikasi
Obat diharap
Klonidin Baik untuk Bradikardi,hipotensi,sindro Mulut
blocker (Catapresan) hipertensi m simpul sinus hipoten
bradika
sedasi
Baik untuk
Depresi
Atenolol hipertensi Diabetes berat, bradikardi,
sedasi s
blocker (Tenormin) ringan dan gagal jantung, asma
saraf pu
sedang
Tabel (Vasodilatator)
Golongan Merek Efek tak
indikasi kontraindikasi
Obat dagang diharapkan
Retensi cairan,
Apresolin Hipertensi Penyakit jantung
Hidralazin palpitasi,
e sedang iskemik
refleks takikardi
Lesi otot
Monoksidi Hipertensi yang Penyakit jantung jantung,
Loniten
l belum terkontrol iskemik hidralazin,
hirsutisme,
Nitroprusi Hipotensi berat,
Nipride Krisis hipertensi
d hepatotoksisitas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan
sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee &
Hayes). Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah
normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat
kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi
mekanisme normal regulasi TD.