Anda di halaman 1dari 97

Imelda Veronica DIVISI GINJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM FK UNSRI/RSMH

Struktur Ginjal : 2 ginjal - filter darah, produksi urine 2 ureter - transpor urine (ginjal ke bladder) bladder - reservoir of urine uretra - transpor urine

ISK : penyakit infeksi saluran kemih ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam jumlah bermakna di urin BAKTERIURI - Adanya kuman didalam urin - Bermakna : 105 bakt/ml - Tergantung cara pengambilan sample - Pada wanita muda urin S.P.P 102 bakt/ml - Bisa disertai piuri atau tanpa piuri PIURI - Adanya lekosit dalam urin 5/LPB - Bisa - disertai bakteriuri - steril TBC
a

KELOMPOK USIA PREVALENSI (%)


NEONATUS USIA PRASEKOLAH 1 2-3

L : P
1,5 : 1 1 : 10

USIA SEKOLAH
USIA REPRODUKSI USIA 65-70

1-2
2.5 20

1 : 30
1 : 50 1 : 10

USIA 80 USIA LANJUT ( 65) DIRAWAT DI R.S.

30 30

1:2 1:1

wanita tidak hamil 1-3%, wanita hamil 4-7% 40% wanita selama hidupnya minimal akan terkena ISK 1 kali 80-90% akan terkena infeksi untuk kedua kalinya Dari jumlah yang 2 kali terkena ISK 5-10% terjadi ISK berulang yang dapat terjadi dengan relaps atau reinfeksi

Faktor resiko :

Jenis kelamin (Jarak kolon-uretra, panjang uretra, ouevagina, sirkumsisi) Trauma (senggama/kateter) Kehamilan Bendungan/prolaps Menahan BAK Usia dan menopause Penyakit sistemik (DM, SLE) Kerusakan atau kelainan anatomi saluran kemih berupa obstruksi internal oleh jaringan parut,

1. Faktor virulensi bakteri 2. Faktor kepekaan ekstrinsik 2.1. Pada wanita 2.1.1. Introitus 2.1.2. Urethra pendek 2.2. Pada pria Prostat mensekresi zat anti bakteri bila /(-) Bacterial prostatitis 3. Faktor kepekaan intrinsik Neurogenic bladder, rest urine, batu memudahkan infeksi. Surface mucin, GAG, urinary antibody, PH urine.

Adanya Vesicoureteral reflux, kualitas peristaltik ureter & kepekaan medula ginjal terhadap infeksi Obstructive uropathy, renal blood flow & adanya benda asing me (+) kepekaan terhadap infeksi.

Nonspesifik disebabkan - Batang gram (-) aerob : E coli (60-80%), Proteus mirabillis - Kokus gram (+) : Stafilokokkus (2%), Enterokus - Anaerob obligate : Bakterioides. - Lain-lain: Chlamidia trachomatis, Ureaplasma Spesifik Disebabkan mikroorganisme spesifik yang memberikan gejala yang khas Misal: Tuberkulosis, Gonorrhea, Actinomycosis

Upper urinary tract. Infection Ginjal, Ureter Lower urinary tract. Infection Buli, Urethra

LAMA

Akut Kronis kurang tepat - persistent - recurrent

1. Infeksi pertama (First infection) - Infeksi pertama kalinya - Umumnya uncomplicated, sensitif terhadap AB - Sering pada wanita muda, 1/3 recurrens 2. Unresolved bacteriuria - Urine tak pernah steril selama terapi - Penyebab : - Resisten terhadap AB - Reinfeksi - Pasien tidak disiplin - CRF - Infeksi campuran - Batu staghorn terinfeksi - Bact. Cepat berubah menjadi resisten

Kultur urin steril selama th/ tetapi segera (+) bila th/ dihentikan sumber infeksi (+) Penyebab - Batu infeksi - Stump ureter terinfeksi - Prostatitis kronis - Popillary necrosis terinfeksi - Ginjal atrofi terinfeksi - Kista urachus terinfeksi - Fistel - Infected medullary sponge kidney - Obstructive nephropathy - divertikel urethra - Divertikel pielokaliks - Benda asing terinfeksi

4 route infeksi Ascending Dari : - buli ke ginjal refluks - urethra ke prostat, buli Hematogen Ke : ginjal, prostat, testis Limfogen Dari usus, cervix ke buli, ginjal Direct extention Dari usus ke buli

ASCENDING

Bakteri uropatogen >>> E. coli dari usus (flora normal) Pili pada E. coli perantara dg reseptor sel epitel Sal.kemih Perlekatan pada sel epitel saluran kemih kolonisasi bakteri reaksi inflamasi

HEMATOGEN

volume darah sekali curah jantung didistribusikan ke ginjal Bakteriemia oleh sebab apapun mencapai saluran kemih/ginjal >> Staphylococcus aureus Perlekatan pada sel epitel saluran kemih kolonisasi bakteri reaksi inflamasi

PERKONTINUITATUM

>> kasus abses ginjal/infeksi prostat

A. E.coli masuk ke kandung kemih akibat ggn mekanik


B.

Saat pengosongan, v.u mengeluarkan E.coli pili-1, E.coli pili P masih tersisa krn melekat dg. Reseptor P

C. Sisa E.coli membelah diri sistitis dg tanda inflamasi. Pada bbrp kasus bakteri naik sampai ke ureter pielonefritis.

FAKTOR-FAKTOR VIRULENSI E. COLI


1. KOLONISASI DARI KOLON KE VAGINA Kolonisasi bakteri dari kolon di uretra Sumber bakteri menetap: strain uropatogen yang stabil di kolon Pemakaian spermicide meningkatkan ISK Spermicide nonoxynol-9 inhibisi lactobacilli 2. ADHESIN merupakan proses awal 2 cara: melalui pilli/fimbrae dan afimbrial adhesin Afimbrial adhesin: protein permukaan (Omp) sbg faktor penempel. Bakteri patogen .. 2 tahap adhesi

FAKTOR-FAKTOR VIRULENSI E. COLI


3. TOKSIN Respon inflamasi 2 kemungkinan yaitu: lipopolisakarida (LPS) dan produksi eksotoksin oleh uropatogen LPS + Pilli sinergis dlm respon inflamasi Pili P dan endotoksin replikasi bakteri CNF-1 (cytotoxic necrotizing factor-1) induksi kematian sel uroepitel >> strain patogen toksin ekstra seluler (hemolisin) lisis RBC dan sel lain.

FAKTOR-FAKTOR VIRULENSI E. COLI


4. FAKTOR LAIN Hemolisin dan aerobaktin Akuisisi zat besi Sifat antifagositik bakteri

ISK berkomplikasi/Complicated UTI:


ISK yg tjd pada penderita dg abnormalitas dari anatomi atau fungsi sal kemih yang menghalangi urin, ISK pada lansia, ISK dengan compromised host (netropenia menetap, resipien organ, peny autoimun, ISk berulang (relaps/reinfeksi)

ISK sederhana/tak berkomplikasi/Simple UTI


ISK yang terjadi pada perempuan yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi struktural ataupun ginjal (diluar kriteria Complicated UTI)

Sistitis: peradangan pada buli-buli.ditandai dengan nyeri

saat BAK. Sistitis non-bakterial terjadi setelah radiasi Urethritis: peradangan pada urethra Trigonitis: hiperemia terlokalisir di daerah trigonum kandung kemih ISK simptomatik: bakteriuria 102 cfu/ml urine ISK asimptomatik: bakteriuria 105 cfu/ml urine Sindroma urethral: frekuensi, urgensi, disuria, supra pubic dyscomfort, voiding difficulties, pyuria, tapi kultur urine negatif. Adanya gejala demam, menggigil, mula muntah dan nyeri pinggang keterlibatan ginjal dan ureter.

Tabel 1 Kelainan TUG yang menyebabkan ISK-k Obstruksi striktur uretra, tumor, urolithiasis, hipertrofi prostat, divertikel, obstruksi pelvicalyceal, kista ginjal, kelainan kongenital kateterisasi intermiten, stent ureter, prosedur urologi neurogenic bladder, sistokel, refluks vesikoureter,

Instrumentasi Gangguan miksi

Abnormalitas metabolik immunocompro mised

Nefrokalsinosis, gagal ginjal Renal trasplant Penyakit sistemik

CAUTI (Cath ass. UTI)

Penyebab utama inf. Nosokomial di rumah sakit Insiden: 1 juta dari 1-1,5 juta pemakaian kateter PENTING: tepat indikasi dan sesingkat mungkin !!! INDIKASI KATETERISASI: dibagi 2 (lama dan pendek) Pasien dg kateter: risiko bakteriuria meningkat 3-10% perhari. Komplikasi langsung CAUTI: bakteriuria kronik, sistitis, prostitis, epididimitis, pielonefritis, lithiasis, sepsis dan kematian

Tabel 2 Faktor risiko CAUTI Faktor kateter kateter > 6 hari pemasangan bukan di ruang operasi indikasi pengukuran output posisi tidak tepat Faktor Individu perempuan hamil penyakit kronik DM Azotemia Infeksi lain

Tabel 3 Penanganan CAUTI (CDC Guidelines, 2004) Kategori 1 Strongly recommended kateterisasi hanya jika sangat perlu, edukasi, cuci tangan, pemasangan dengan tehnik aseptik dann alat steril, aliran kateter lancar, drainase tertutup dan steril, pengambilan sampel urine dengan aseptik Re-edukasi periodik tentang perawatan kateter, ukuran kateter yang sesuai, hindari irigasi kecuali ada obstruksi Pertimbangkan alternatif lain drainase urin,

Kategori 2 Moderately recommended Kategori 3 Weakly recommended

GEJALA KLINIS ISK-k

Bervariasi Tergantung pada faktor pejamu (host) Nyeri suprapubik, disuria, urin berbau busuk, nyeri panggul, demamm dan menggigil Lansia: perubahan status mental Paraplegia: demam dan spastik atau disrefleksia autonom

DIAGNOSIS

Anamnesis : ISK bawah frekuensi,disuria terminal,polakisuria,nyeri suprapubik. ISK atas :nyeri pinggang,demam,menggigil,mual dan muntah,hematuria Pemeriksaan fisis : febris,nyeri tekan suprapubik,nyeri ketok sudut kostovertebra Laboratorium: lekositosis, lekosituria,kultur urin (+): bakteriuria > 105/ml urin Baku emas: urine SPP

Untuk me (-) kontaminasi terutama pada wanita 1. Aspirasi supra pubik 2. Mid Stream Posisi lithotomy, perinum & gen.ext dibersihkan dengan sabun. 3. Kateterisasi (jangan dari urine bag)

DIAGNOSIS

Urine Dipstick test nitrit, spes. 92-100% sens.25% mikroskopis: pyuria 10 leukosit per mikroliter (10.000 per mililiter) Bakteriuria: >15 bakteri per LPB spes. 95% ISK Kultur urine: referensi standar diagnosis ISK, kelemahan: hasil relatif lama th/ terlambat Tes kepekaan antibiotik

Pada simple (uncomplicated) UTI tidak perlu Indikasi 1. Memerlukan intervensi lain disamping terapi AB 2. Persistence bacteriuria FOTO POLOS ABDOMEN - batu opak - emphysematous pyelonephritis RENAL TOMOGRAM - batu opak/semi opak - gas dalam ginjal

Letak & derajat obtruksi Kelainan kongenital/anatomis : double colekting, horse shoe kidney VOIDING CYSTOURETEROGRAM/MCU (MICTURITION CYSTOURETEROGRAM) Vesiko ureteral reflux Neurogenik bladder Divertikel buli, urachus USG Hidronefrosis Pionefrosis Perirenal abses

DIAGNOSIS BANDING

Vaginitis STD/PMS Trauma post coital Defisiensi estrogen Urethritis irritan

PENATALAKSANAAN SIMPLE UTI

Istirahat dan hidrasi Pertimbangkan: pola resistensi kuman lokal, populasi pasien, farmakokinetik obat, lama terapi, efek samping obat, harga obat Nitrofurantoin memiliki aktifitas rendah pada proteus tidak diindikasikan u/ simple UTI TMP-SMX KI pada kehamilan Durasi pengobatan pd simple UTI: 3 hari

Antimikroba Trimetoprim-Sulfametoksazol Trimetoprim Siprofloksasin Levofloksasin Sefiksim Nitrofurantoin Amoksisilin/Klavulanat

Dosis 2 x 160/800 mg 2 x 100 mg 2 x 100-250 mg 2 x 250 mg 1 x 400 mg 2 x 100 mg 2 x 500 mg

Lama Terapi 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 7 hari 7 hari

PENATALAKSANAAN COMPLICATED UTI

Asimptomatik bakteriuria tidak dievaluasi dan diobati Clinically feasible: AB ditunda sampai ada hasil kultur Terapi empirik dimulai pada kondisi klinis yang berat Pilihan AB: faktor individu, toleransi AB, presentasi gejala klinis, penggunaan Ab sebelumnya, hasil kultur urine sebelumnya, pola kuman dan uji kepekaan lokal Th/ Oral ISK berulang Th/parenteral: intolerans dg oral th/, ggn GI tract, instabilitas hemodinamik, kuman sudah diketahui, ISK-k berat Durasi pengobatan: 7-10 hari

Antimikroba Trimetoprim-Sulfametoksazol Trimetoprim Siprofloksasin Levofloksasin Nitrofurantoin Amoksisilin Amoksisilin/Klavulanat Cephalexin Cefuroxime

Dosis 2 x 160/800 mg 2 x 200 mg 2 x 250-500 mg 1 x 750 mg 2 x 100 mg 3 x 250-500 mg 2 x 500-875 mg 4 x 250-500 mg 2 x 250-500 mg

PENATALAKSANAAN COMPLICATED UTI

Carbapenem: pada Infeksi campuran gram (+) & gram (-) Ertapenem: kuman kelompok Beta laktamase Doripenem: kuman yg resisten thd beta laktamase Fluoroquinolon: kuman yg menghambat girase DNA Aminoglikosid eksresi via filtrasi glomerolus nefrotoksik dan ototoksik Levofloksasin: 87% ekskresi via urin, ciprofloksasin: 3050% ekskresi lewat urin. AB profilaksis tidak dianjurkan kecuali pd pasien pasca operasi transplantasi ginjal

Antimikroba Sefepim Siprofloksasin Levofloksasin Ofloksasin Gentamisin (+ ampisilin) Ampisilin (+ gentamisin) Tikarsilin-klavulanat Piperasilin-tazobaktam Imipenem-silastatin

Dosis 1 gram 400 gram 500 gram 400 gram 3-5 mg/kgBB 1 mg/kgBB 1-2 gram 3,2 gram 3,375 gram 250-500 mg

Interval 12 jam 12 jam 24 jam 12 jam 24 jam 8 jam 6 jam 8 jam 2-8 jam 6-8 jam

Perempuan dengan keluhan disuria dan sering BAK Pengobatan selama 3 hari

Follow up selama 4-7 hari

Tak bergejala

bergejala

Tak perlu invensi lebih lanjut

Keduanya negatif

Piuria tanpa bakteriuria

Piuria dengan atau tanpa bakteriuria


Th/ diperpanjang

Observasi, pengobatan dengan analgetika saluran kemih

Pengobatan untuk kuman klamidia

ISK tak bergejala pada perempuan monopause tidak dith/ ISK pada perempuan hamil tetap dith/ Pengobatan untuk ISK pada laki-laki usia <50 tahun harus diberikan selama 14 hari; usia >50 th, th/ 4-6 minggu Inf. jamur kandida flukonazol 200-400 mg/hari selama 14 hari. Pd pasien dengan kateter, keteter dicabut lalu irigasi kandung kemih dengan amfoterisin selama 5 hari Terapi jangka panjang: TMP-SMX dosis rendah (40-200mg) tiga kali seminggu setiap malam, fluorokuinolon dosis rendah, nitrofurantion makrokristal 100 mg tiap malam.Lama pengobatan 6 bulan dan bila perlu dapat di perpanjang 1-2 tahun lagi.

KOMPLIKASI Batu saluran kemih,obstruksi saluran kemih,sepsis,infeksi kuman yang multiresisten,gangguan fungsi ginjal

Riwayat ISK berulang

Gejala ISK baru

Pengobatan 3 hari Follow up 4-7 hari

Pengobatan berhasil

Pengobatan gagal Infeksi kuman resistensi antimikroba

Pasien dengan Reinfeksi Calon untuk th/ jangka panjang dosis rendah

Infeksi kuman peka antimikroba Terapi dosis tinggi selama 6 minggu

Terapi 3 hari untuk kuman yang peka

SISTEM RUJUKAN

Adanya kelainan anatomi saluran genito-urinaria Urolog Ditemukan kuman yang tidak biasa Tropik Infeksi Tidak respon thd terapi

PREVENTIF

Koreksi abnormalitas TUG Edukasi (manajemen tes buli2 sendiri, perawatan Isk, perawatan kateter) Tidak memakai kontrasepsi spermisida Wanita dg sex aktif dg R/ ISK berulang: AB profilaksis saat berhubungan

SPESIFIK TRAK.URINARIUS

NON SPESIFIK
- Ginjal - Ureter - Buli - Urethra

TRAK. GENITALIS

- Prostat - Epididymis - Testis

GINJAL - Pielonefritis Kronis - Abses ginjal - Abses perirenal - Interstitial nephritis URETER - Ureteritis BULI - Sistitis - Akut - Berulang URETHRA - urethritis - Akut - kronis

Akut

Infeksi pada parenkim & pelvis ginjal Etiologi : E coli, Proteus, Klebsiella, Strept, Fecalis. Patogenesis Umumnya infeksi ascending Jarang hematogen atau limfogen Temuan Klinis Gejala-gejala - demam & menggigil tiba-tiba - nyeri menetap pada pinggang - sistitis (frekwensi, nokturia, urgensi & disuri) - malaise, mual, muntah, diare.

- demam (38,5- 40C) - takikardia (90x/i - 140x/i) - nyeri ketok pada pinggang - ginjal sukar diraba - distensi abdomen - paralitik ileus Laboratorium - Leukositosis, BSR - Urin : keruh, piuria, bakteriuria, proteinuria kadangkadang hematuria. - Fungsi ginjal : normal

* BNO - bayangan ginjal tidak jelas - batu ginjal * IVP - ginjal membesar - neprogram ber (-) Diagnosis banding - Pankreatitis - Basal pneumonia - Appendisitis, Cholesistitis - PID

- Septikemi Pengobatan - Segera buat kultur urin dan darah - Antibiotik : - Aminoglikosid + Ampisilin IV selama 1 minggu disambung AB sesuai kultur. - Bed rest - Analgenik / Antipiretik.

Etiologi : Penyebaran S aureus secara hematogen. Tersering infeksi dari kulit Sering pada penderita D.M. Pada anak-anak Gram negatif, sebagai komplikasi vesikoureteral refluk. Temuan Klinis Gejala-gejala : - tiba-tiba menggigil, demam - nyeri pada sudut kostovertebral - bila abses sudah berhubungan dengan sistem kolekting timbul gejala iritasi buli.

- Nyeri tekan pada pinggang - Kadang-kadang teraba masa - Kulit : eritema & edema Laboratorium - Lekositosis (Shift to the left) - bila belum berhubungan dengan sistem kolekting piuria (-), bacteriuria (-) - Pada Medullary absces piuria (+), bakteriuria (+) & kultur (+) pada urin & darah - Glukosuri & hiperglikemi D.M.

- BNO : bayangan ginjal membesar perselubungan (+) m.psoas (-) batu - IVP : abses pada kortek Space occupying lesion - USG masa kistik - CT Scan

- Pada stadium awal AB - Stafilokok Penisilin yang resisten terhadap - laktamase - Gram (-) Aminoglikosida - Drainase abses

Komplikasi - bacteremia - sepsis

- Terletak antara kapsul ginjal & fasia gerota - Umumnya akibat ruptur abses intra renal - Etiologi : bakteri coliform, & Pseudomonas, dan Stafilokok. Temuan Klinis Gejala-gejala - demam, menggigil - nyeri pada pinggang & perut - malaise - disuri

- nyeri tekan pada sudut kostovertebral - teraba masa - kulit : eritema, edema Laboratorium - Lekositosis, BSR - Urin : kadang-kadang piuria (+), bakteriuri (+). - Faal ginjal normal Radiologi - BNO : - Perselubungan, bay, psoas (-), skoliosis - Batu

- Foto toraks : diafragma Terapi - drainase - AB Komplikasi - Sepsis - Penekanan ureter hidronefrosis - Periureteritis

Etiologi : E coli (terbanyak), Staphylococcus saprophyticus, Enterococcus Umumnya asal infeksi dari urethra Insidens : lebih sering pada wanita dari pada lakilaki. Patologi : Stad awal : mukosa hiperemis, edema. Stad lanjut : mukosa rapuh, hemorrhgis, ulkus dangkal yang berisi eksudat. Temuan Klinis Gejala-gejala : - freukwensi, disuri, urgensi, nokturi &

- urge incontinence, hematuri - nyeri suprapubik & pinggang - honeymoon cystitis Tanda-tanda : - nyeri ketok suprapubis - vagina - discharge - VT adnexa ? - defisiensi estrogen pucat - urethra tumor, karunkulae.

- Hemogram : lekositosis ringan - Urinalisa : piuria, bakteriuria, hematuria (mikro/gross) - Kultur urine & tes sensitivitas Pielografi intravena Indikasi - Th/ A.B tidak membaik - Sistitis tanpa piuria, gejala (+) - Sistitis berulang - Hematuria

- Indikasi sistoskopi : hematuri, pada IVP tidak ditemukan kelainan pada traktus urinarius bagian atas. - Kalibrasi dengan bougie a boule snapping stenosis Pengobatan - A.B. sesuai kultur - Anticholinergic Probanthine - Urinary analgesic Pyridium - Stiktur/stenosis dilatasi - Karunkulae ekstirpasi

Etiologi - Ascending : meatus, urethra distal - Descending : traktus urinarius bagian atas buli & prostat - Penyebab * N gonorrhoeae terbanyak * NGU : Chlamydia trachomatis, U urealyticum Patologi - mukosa eritema, edema, eksudat purulen - ulserasi

Gejala-gejala : - discharge pada urethra - disuri - gatal & rasa terbakar pada urethra - Go masa inkubasi 1-5 hari discharge purulent (seperti susu) - NGU : masa inkubasi 5-21 hari discharge mukoid, disuri bisa (+)/(-)

- discharge (+) - meatus urethra : merah, edematous Laboratorium - Urin : lekosituria - Gram -stained smear * intracelluler gram (+) cocci Go * gram (+) cocci tidak ditemukan NGU - Kultur & tes sentivitas urin

- infeksi keatas : prostat, ductus ejaculatorius, vesicula seminalis, vas deferens, epididymis & buli. - abses periurethral - stricture urethra Terapi 1. Gonorrhea infeksi non spesifik 2. NGU sesuai hasil kultur.

- Doksisiklin 2x100 mg - Minosiklin 2x100 mg - Eritromisin 4x500 mg - Tmp - sm - lama terapi 7-14 hari Laki-laki : - pakai kondom

abstinensia Terapi sexual partner

S/d sembuh

PROSTAT * Prostatitis akut bakteriel * Prostatitis kronis bakteriel * Prostatitis non bakteriel * Prostatodinia EPIDIDYMIS * Epididymitis - akut - kronis TESTIS * Orchitis

Sukar disembuhkan masalah rumit Prostat sekretnya memiliki anti bakteriel Drach, fair, Meares & Stamey (1978) Klasifikasi Sindroma Prostatitis 1. Prostatitis akut bakteriel 2. Prostatitis kronis bakteriel 3. Prostatitis non bakteriel 4. Prostatodinia

Etiologi : E coli, Pseudomonas, Enterococcus. Patogenesis route of infection 1. Infeksi asendens dari urethra 2. Refluks urin yang terinfeksi kedalam saluran kelenjar prostat. 3. Invasi kuman dari rektum baik langsung maupun limfogen 4. Infeksi hematogen

- demam mendadak, menggigil - nyeri pada perineum, pinggang - urgensi, frekwensi, nokturi, disuri - obstruksi bladder out let - mialgia, arthralgia - RT : Prostst membesar, lunak, indurasi, nyeri Laboratorium - lekositosis - piuria, mikroskopik hematiri, bakteriuri - discharge purulent setelah R.T.

- A.B. - TMP-SM (160-800mg) 2x1 - Gentamisin - Tobramisin Bed rest analgetik Bila retensi kateter Massage Prostat kontraindikasi

Lanjutan Prostatitis akut yang tidak tersembuhkan, kadang-kadang tanpa riwayat akut. Gejala & tanda-tanda klinis - bervariasi - sebagian asymptomatik - umumnya mengalami urgensi, frekwensi, nokturi & disuri + nyeri perineal - RT : Prostat bisa boggy, indurasi atau normal - hematuri terminal, hemospermi & discharge urethra kadang-kadang ditemukan

Pada yang kronis sukar dibedakan dengan prostatitis non bakteriel & prostatodinia kultur urin D/ pasti. Cara pengambilan sampel urin (STAMEY) 4 macam spesimen 1. VB1 : 10 ml urin pertama 2. VB2 : 200 ml urin berikutnya ambil 10ml 3. EPS : sekret prostat setelah massage 4. VB3 : 10 ml urin pertama setelah EPS

Terapi sesuai hasil kultur - A.B. yang sering digunakan sebelum kultur selesai : Tmp-Sm, Minosiklin, Eritrosin

tersering penyebab tidak diketahui Tanda-tanda & gejala klinis - sama dengan yang bakteriel - tidak ada riwayat infeksi saluran kemih Laboratorium EPS : - sel radang (+) - bakteri (-) Terapi A.B. tidak efektif - Simptomatik : Ibuprofen 3x400-600mg/hr

Syndroma Prostatitis (+), terutama nyeri pada perineum tidak ada riwayat UTI sebelumnya EPS : bakteri (-) Urodinamik : voiding dysfunction Terapi - Phenoxybenzamin 1 x 10-20mg - Diazepam

Etiologi 1. Urethritis : C. trachomatis, N gonorroeae sexually transmitted 2. Non sexually transmitted Enterobacter, pseudomonas. Gejala-gejala - riwayat Prostatitis atau urethritis - nyeri tiba-tiba pada scrotum yang menjalar ke sepanjang spermatic cord & bahkan ke pinggang - epididymis membengkak & nyeri - demam

Laboratorium - Lekositosis - Mid stream urin - direct smear Gram - kultur Diagnosa banding - Torsio testis - Tumor testis - Tubercolous epididymitis beading - Mumps orchitis

A.B Bed rest Support me (-) nyeri Analgetik

Etiologi - Hematogen Mumps orchitis 3 - 4 hari setelah Parotitis Tanda-tanda & gejala klinis - scrotum oedematous, erythema - demam s/d 40C - Parotitis (+) - Nyeri pada palpasi - Testis membesar, sukar dibedakan dengan epididymis

- Lekositosis - Urinalisa : umumnya normal Komplikasi - Gangguan spermatogenesis Terapi - Bed rest - Analgesik / Antipiretik - Bila penyebab infeksi (+) A.B. - Kompres es

1. Tuberkulosis - Ginjal dan ureter - Buli - Prostat & vesicula seminalis - Epididymis & testis 2. Jamur - Actinomycosis - Candidiasis 3. Schistosomiosis 4. Filariasis 5. Gonorrhea

Primer infeksi urethra Penyebab : N gonorrhoeae Cara infeksi : Sexually transmitted tanda & gejala klinis - discharge purulent 1-5 hari setelah kontak - rasa terbakar, gatal pada saat miksi - frekwensi, urgensi, nokturi - meatus merah, edematous - urethra menebal & nyeri tekan - pharyngitis, proctitis dicari

- direct smear Gram staining Diplococcus (+) - kultur urin pada yang asimptomatik Komplikasi - periurethritis striktur Terapi - P.P. 4,8 juta unit + 1 gr Probenecid - Ampisillin 3,5 gr single dose - Amoksilin 3 gr single dose

Dapat mengenai satu atau lebih organ traktus urogenitalis Menyebabkan infeksi granulomatus Laki-laki > Wanita Etiologi : M tuberculosis Penyebaran hematogen dari paru Tempat infeksi primer sering asimptomatik

TBC ginjal berkembang lambat 15-20 tahun Sebelum lesi mencapai kaliks / pelvis tidak ada gejala Bila sudah mengenai sistem kolekting gejala-gejala sistitis TEMUAN KLINIS TBC traktus urogenitalis harus dicurigai bila ditemukan

2. 3. 4. 5. 6.

Piuria steril Hematuri mikro / gross Epididymis membesar, nyeri (-) ; beaded (+) Scrotal sinus yang kronis Indurasi / nodul pada Prostat Gejala & tanda klinis - sering asimptomatik - pegal-pegal pada pinggang - ginjal tidak membesar Laboratorium - Piuria steril - BTA urin 3x - Kultur

Foto thoraks BNO-IVP - Gambaran moth-eaten pada kaliks - Obliterasi kaliks - Dilatasi Kaliks stenosis ureter - Non Visualized autonephrectomy - Rongga abses yang berhubungan dengan kaliks Komplikasi - Abses perinefrik - Uremia Terapi Triple drugs

Akibat infeksi descending dari ginjal Ureter menjadi fibrosis, memendek menjadi lurus, atau striktur Muara ureter golf hole Akibat stenosis ureter hidronefrosis autonefrektomi Striktur tersering pada uretero - vesikal Radiologis IVP - gambaran striktur ureter single atau multiple - dilatasi ureter - ureter pendek, lurus

Gejala awal irritasi buli Miksi terasa panas, frekwensi, nokturi hematuri Gejala lanjut - Ulserasi buli nyeri suprapubis - Contracted bladder Frekwensi >> OK kapasitas buli Sistoskopi - tuberkel (+) - Ulserasi (+) Biopsi - Contrakted bladder Sistogram - Vesico ureteral reflux

(1) Cycloserine + PAS + INH (2) Cycloserine + Ethambutol + INH (3) Rifampisin + Ethambutol + INH Dosis - Cycloserine 2x250mg/hr - PAS 15gr/hr - INH 300mg/hr - Ethambutol 1200mg/hr - Rifampisin 600mg/hr Lama terapi Gow (1979) 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai