Anda di halaman 1dari 22

Pemeriksaan Patologi Klinik

untuk Penyakit Sistem Respirasi


dr. Zelly Dia Rofinda, SpPK(K)
Bagian Patologi Klinik FK Unand /
RSUP Dr. M. Djamil, Padang
Pemeriksaan Lab Patologi Klinik
1. Pemeriksaan hematologi
2. Pemeriksaan kimia darah
3. Analisis cairan pleura
4. Analisis gas darah
5. Pemeriksaan sputum
6. Tumor marker (Penanda Tumor)
Pemeriksaan Hematologi
• Kadar Hemoglobin
– Anemia  infeksi/inflamasi paru kronik, TBC
• Jika ditemukan anemia harus ditelusuri sampai
etiologi
– Polisitemia  PPOK

• Jumlah Leukosit
– Leukopenia  infeksi virus
– Leukositosis  infeksi bakteri
Pemeriksaan Hematologi
• Hitung jenis leukosit
– Eosinofilia
– Netrofilia
– Limfositosis
– Monositosis
Pemeriksaan Hematologi
• Laju endap darah
– Kecepatan pengendapan eritrosit di dalam
plasmanya
– Dipengaruhi oleh:
• Komponen sel: jumlah dan morfologi eritrosit
– Contoh: Anemia: LED 
• Komponen plasma: globulin dan albumin
– Contoh: TBC: LED 
Pemeriksaan kimia darah
• Glukosa darah
• Protein
• LDH
• Kolesterol
• Trigliserida
Analisis Cairan Pleura
• Normal cairan pleura:
– sekitar 0,3 mL/kg BB atau kurang dari 30 mL,
– kadar protein rendah sekitar 1 g/dL

• Jika laju pembentukan cairan pleura


melebihi laju absorbsi sehingga terjadi
akumulasi cairan di rongga pleura disebut
Efusi Pleura
Analisis Cairan Pleura
• Mekanisme terjadinya efusi pleura;
– Peningkatan laju pembentukan cairan pleura karena
peningkatan tekanan hidrostatik (pada gagal jantung
kongestif)
– Peningkatan permeabilitas kapiler karena infeksi dan
inflamasi
– Penurunan tekanan onkotik karena hipoalbuminemia
– Penurunan laju absorbsi karena obstruksi pembuluh
limfe (pd keganasan atau jejas pembuluh limfe
Volume Cairan Untuk Pemeriksaan
Analisis Cairan Pleura
Pemeriksaan Volume dan Jenis Tabung
Makroskpis (Warna dan Dapat dilakukan setelah
Kejernihan) pengambilan cairan

Mikroskopis
- Jumlah sel dan hitung jenis sel 1 mL dg antikoagulan EDTA/
sodium heparin
- Sitologi (Sel Ganas) 2 ml dg antikoagulan EDTA

Pemeriksaan Kimia
- Glukosa 3-5 mL dalam tabung tanpa
antikoagulan
- Protein, LDH, Amilase, 5-10 ml tabung tanpa antikoagulan
Trigliserida
- pH (Pleura) 1-3 mL dengan semprit
mengandung antikoagulan
Analisis Cairan Pleura
- Pemeriksaan Makroskopis
- Normal warna kuning, jernih dan tidak kental
- Warna merah petunjuk adanya darah
- Kecoklatan  darah sdh lama
- Putih spt susu pada kilus atau pseudokilus
- Keruh: peningkatan jumlah sel/debris atau
lipid
Analisis Cairan Pleura
- Pemeriksaan Mikroskopis
- Jumlah leukosit
- >1000/L  eksudat, spt: empyema
- Sel dlm keadaan normal:
- Makrofag 75%
- Limfosit 23% (limfosit >90% arah TBC atau
limfoma)
- Sisanya mesotel (1%), netrofil, eosinofil (<1%)
- Dominasi PMN : penyakit akut
- Dominasi MN : penyakit kronik
Analisis Cairan Pleura
- Pemeriksaan kimia
- Protein dan LDH cairan indikator permeabilitas
vaskuler dan derajat inflamasi
- Kadar glukosa cairan <60 mg/dL sering pada
pneumonia, keganasan, TBC, rheumatoid
- pH cairan pleura   akumulasi laktat yg
disebabkan oleh glikolisis anaerob
- Kolesterol dan trigliserida utk identifikasi kilus atau
pseudokilus:
- Kilus: trigliserida >110 mg/dL, kolesterol <200 mg/dL
- Pseudokilus: trigliserida <50 mg/dL, kolesterol >200 mg/dL
Analisis Cairan Pleura
- Penentuan transudat atau eksudat
- Transudat: cairan berpindah karena peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan tekanan onkotik
- Gagal jantung, sirosis hati, hipoalbuminemia, sindrom
nefrotik, emboli paru, hipotiroid

- Eksudat: terbentuk dari cairan dan protein akibat


perubahan atau peningkatan permeabilitas kapiler
spt pada infeksi, inflamasi dan keganasan
- Pneumonia, keganasan, emboli paru, rheumatoid,
kilotoraks
Analisis Cairan Pleura
- Kriteria Light:
- Cairan pleura disebut eksudat jika
memenuhi satu atau lebih dari kriteria
berikut:
- Rasio kadar protein cairan pleura/serum >0,5
- Rasio LDH cairan pleura/serum >0,6
- LDH cairan pleura lebih dari duapertiga batas
atas nilai rujukan LDH serum
Analisis Gas Darah
• Spesimen darah arteri
• Tujuan: diagnosis dan pemantauan gangguan
keseimbangan asam basa dan gas darah
• Parameter:
– pH : 7,35 – 7,45
– PaCO2 : 35 – 45 mmHg
– PaO2 : 80 – 100 mmHg
– Saturasi Oksigen : 95 – 100%
– HCO3 : 22 – 26 mEq/L
Contoh kasus: PPOK: asidosis respiratorik
Asma Bronkhiale: alkalosis respiratorik
Pemeriksaan Sputum
• Pewarnaan giemsa
• Menentukan Polimorfonuklear (PMN) dan
Mononuklear (MN)
– PMN
• Netrofil
• Eosinofil
– MN
Penanda Tumor Paru
1. Carcinoembryonic antigen (CEA)
-Rentang normal CEA <5 ng /mL
-colorectal, paru, gastric, pancreatic,
payudara dll
2. Neuron-specific Enolase (NSE)
-small cell lung ca=SCLC,
neuroblastoma, karsinoma usus
- Nilai referensi ≤15 ng / mL
Penanda Tumor Paru

3. Squamous cell carcinoma antigen


(SCC)
Nilai referensi ≤ 2 ng / mL
Kadar SCC > 2 ng /mL:
probabilitas 95 % pada non small cell lung ca
80 % kemungkinan squamosa ca
4. Cytokeratin 19 Fragments (Cyfra 21-1)
Referensi normal ≤3.3 ng/ml
Sensitivitas tinggi untuk Ca Paru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai