Anda di halaman 1dari 39

ASPEK LABORATORIUM

DEMAM TIFOID

Dwi Retnoningrum
Ariosta
DEFINISI

• Infeksi enterik  disebabkan oleh Salmonella

typhi

• Demam, bradikardi realtif, roseola,

splenomegali, hepatomegali, leukopenia

• Komplikasi  perdarahan usus, perforasi


Transmisi Kuman

• Vektor Manusia
Makanan yang
terkontaminasi
Hand to Mouth
transmission (Tidak
mencuci tangan)
Kontaminasi air minum
EPIDEMIOLOGI
• Terjadi secara luas,
terutama negara
berkembang, dengan
sanitasi yang buruk
• Endemik di Asia, Afrika,
Amerika latin, Kepulauan
Carribean, dan Oceania
• Menginfeksi 21,6 juta
penduduk di dunia,
dengan kematian 200.000
orang tiap tahunnya.
PATOGENESIS
Komplikasi Typhoid
1. Komplikasi Intestinal
– Perdarahan usus
– Perforasi usus
– Ileus paralitik

2. Komplikasi Ekstra -Intestinal


– Komplikasi Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan septik),
miokarditis, trombosis dan tromboflebitis
– Komplikasi darah : anemia hemolitik ,trombositopenia, dan/atau Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC) dan Sindrom uremia hemolitik
– Komplikasi paru : Pneumonia,empiema,dan pleuritis
– Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis dan kolesistitis
– Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis
– Komplikasi tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis dan Artritis
– Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium, meningismus, meningitis,
polineuritisperifer, sindrom guillain-barre, psikosis dan sindrom katatonia
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hematologi rutin
• Urin rutin
• Kimia klinik
• Pemeriksaan feses
• Immunologi
• Mikrobiologi
HEMATOLOGI
• Hemoglobin  normal atau menurun jika terjadi
komplikasi perdarahan usus/perforasi
• Jumlah Lekosit  seringnya leukopeni
(tetapi dapat normal atau meningkat)
• Hitung jenis lekosit  normal atau tidak normal
– neutropenia dengan limfositosis relatif
– shift to the left
– aneosinofilia
– monositosis
HEMATOLOGI
• LED  meningkat
• Trombosit  normal/ trombositopenia
• PT dan APTT  meningkat ringan
URINALISA
• Protein
– bervariasi negatif sampai positif  demam
• Sedimen urin
– Lekosit ↑
– Eritrosit ↑
KIMIA KLINIK
• Liver Fucntion Test (LFT)
– Peningkatan SGOT dan SGPT
• Elektrolit
– Hiponatremi dan hipokalemi
• Fungsi ginjal
– Normal, abnormal jika terjadi komplikasi
PEMERIKSAAN FESES
• Makroskopis
– Konstipasi/ diare
– Darah dan lendir  perdarahan
• Mikroskopis
– Lekosit ↑  jenis MN
– Eritrosit ↑  perdarahan saluran cerna
IMMUNOLOGI
• Antibodi
– Widal
– Salmonella typhi IgG dan IgM Elisa
– Tes Tubex
– Rapid test IgG dan IgM
• Antigen
Deteksi Antibodi
• Felix-Widal test.
- Uji serologi tertua (1896) melacak
peningkatan Ab terhadap salmonella Typhi.
- Prinsipnya : terjadinya reaksi aglutinasi
antara antigen S. Typhi dengan aglutinin/Ab
penderita. Atau dengan kata lain : berupa
penentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap
antigen O ( somatik ) dan H ( Flagellar )
S.Typhi.
- Diukur dengan 2 cara: Tabung dan slide.
• Salah satu kelemahan dari uji widal yaitu spesifitas yang
agak rendah/moderate dan kesukaran untuk
menginterpretasikan hasil tersebut, sebab banyak faktor
yang mempengaruhi kenaikan titer.
• Widal bisa memberikan hasil negatif hingga 30% dari
sampel biakan positif demam tifoid.
• Selain itu antibodi terhadap antigen H mungkin dijumpai
dengan titer yang lebih tinggi, yang disebabkan adanya
reaktifitas silang
• Dengan alasan ini maka pada daerah endemis tidak
dianjurkan pemeriksaan antibodi H S.typhi, cukup
pemeriksaan titer terhadap antibodi O S.typhi.
Metode Slide
• Sampel: Serum
• Alat & bahan: Plate/obyek glass, lidi, suspensi
antigen: S. typhi O, S. typhi H, S. paratyphi A H, S.
paratyphi B H, kontrol positif, kontrol negatif
• Cara Kerja: Metode kualitatif
– Plate/obyek glass diberi kode O, H, AH, BH, C+, C-
– Teteskan sebanyak 50 ul serum pasien pada area yang
sudah diberi kode O, H, AH, BH
– Teteskan 50 ul kontrol (+ dan -) pada masing2 area
– Teteskan 1 tetes suspensi antigen sesuai dengan
kodenya, untuk kontrol ditetesi antigen O
– Perhatikan aglutinasinya
• Cara Kerja: Metode semikuantitatif
• Beri kode antigen yang digunakan, satu untuk
setiap baris
• Teteskan serum pasien sebanyak 80 ul, 40 ul, 20
ul, 10 ul, 5 ul pada kolom yang berbeda untuk
setiap baris antigen
• Teteskan 1 tetes suspensi antigen yang sesuai
kode, untuk setiap kolom serum pasien
• 80 ul serum akan setara dengan 1/20; 40 ul dgn
1/40; 20 ul dgn 1/80; 10 ul dgn 1/160; 5 ul dgn
1/320
• Perhatikan aglutinasinya
• (+) jika terdapat aglutinasi
Metode Tabung
• Sampel: Serum
• Alat & bahan:
– tabung reaksi
– suspensi antigen:
• S. typhi O
• S. typhi H
• S. paratyphi A H
• S. paratyphi B H
– saline
Cara Kerja
• Sediakan beberapa tabung untuk setiap antigen
• Tambahkan 1 ml saline pada setiap tabung
• Tambahkan 0,1 ml serum + 0,9 ml saline pada setiap
tabung pertama, campur
• Ambil 1 ml larutan tabung pertama, pindahkan ke
tabung dua, campur
• Ambil 1 ml larutan tabung dua pindahkan ke tabung
tiga, campur,lakukan hal yang sama hingga tabung
terakhir
• Ambil 1 ml pada tabung terakhir, buang
• Tambahkan 1 tetes antigen pada setiap tabung, campur
• Hasil (+) antigen O akan tampak sbg endapan, antigen
H akan tampak sbg kekeruhan
INTERPRETASI HASIL

• Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/40, 1/80 1/160,


1/320 , 1/640.
• Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) :
dinyatakan (+).
• Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan,
apakah ada kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan
(+).
• Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640,
langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala
klinis khas
Keterbatasan Widal
• Butuh waktu yang tepat
• Terpengaruh pemberian antibiotik
• Reaksi silang dgn Salmonella non typhoid
• Reaksi silang dgn malaria
• Reaksi silang dgn vaksin
• Sulit menetapkan baseline standar titer
patologis
• Konsistensi hasil yang rendah
Pemeriksaan Tubex
• Tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif
• Menggunakan partikel yang berwarna untuk
meningkatkan sensitivitas
• Menggunakan antigen O yang benar-benar
spesifik yang hanya ditemukan pada
Salmonella  O9 LPS
• Hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan
tidak mendeteksi antibodi IgG
• Metodenya dinamakan IMBI (Inhibition
Magnetic Binding Immunoassay)
Spesifikasi Kit
• Brown reagent : magnetic particle coated with S.
typhi LPS- O9 antigen
• Blue reagent : blue carboxylated latex particle
coated with mouse anti LPS-O9 Mab by
carbodiimide & added with BSA-coated red latex
particle
• Kontrol positif : control Ab in protein stabilized
buffer
• Kontrol negatif : protein stabilized buffer
• V shape wells: V shape microtube plastic
• Magnetic + color scale
MEKANISME REAKSI
Reaksi Negatif.
• Apabila tidak terdapat human Ab IgM
Salmonela typhi dalam sampel serum, maka
partikel indikator yang berlabel M ab LPS –
O9 langsung berikatan dengan partikel
magnetik berlabel Ag LPS O9 dan mengalami
ko sedimentasi. Proses tersebut terlihat
secara visual melalui perubahan warna dari
biru ke merah muda atau pink.
Reaksi positif.
• Bila terdapat human Ab IgM salmonela, maka
Ab IgM akan menghambat ikatan antara
partikel indikator berlabel M Ab LPS O9
dengan partikel magnetik yang berlabel Ag
LPS O9. kemudian ikatan Ab IgM Salmonela
typhi dengan Ag LPS O9 mengalami ko
sedimentasi. Banyaknya konsentrasi Ab IgM
Salmonela yang menghambat ikatan antara
Ag LPS O9 dengan partikel indikator berlabel
M Ab LPS O9 setara dengan kepekatan
warna biru dari partikel indikator berlabel M
Ab LPS O9.
Cara Pengerjaan Tubex Tf
INTERPRETASI HASIL
<2 NEGATIF TIDAK MENUNJUKKAN
DEMAM TIFOID AKTIF
3 BORDERLINE PENGUKURAN TIDAK DAPAT
DISIMPULKAN, ULANGI
PENGUJIAN APABILA MASIH
RAGU, LAKUKAN BEBERAPA
HARI KEMUDIAN.

4-5 POSITIF MENUNJUKKAN INFEKSI


DEMAM TIFOID

>6 POSITIF INDIKASI KUAT INFEKSI


DEMAM TIFOID AKTIF
Rapid test
• Typhidot Rapid IgM and Typhidot Rapid
IgG/IgM (combo) 
immunochromatography-based rapid tests in
cassette format.
• The test uses Salmonella typhi OMP antigen
to detect IgM (Typhidot Rapid IgM) or
IgG/IgM (Typhidot IgG/IgM combo) antibody
to S. typhi in the sample within 15 minutes
ISOLASI KUMAN
• Merupakan baku emas diagnosis penyakit ini.
• Pengambilan darah yang dianjurkan adalah
sebanyak 2X atau lebih dengan jarak ± 1 jam.
• Isolasi Salmonella Typhi dari pasien tifoid :
diperlukan 10-15 ml pada pasien remaja dan
dewasa untuk mendapatkan hasil isolasi
yang optimal. Untuk balita dan anak : 2-4 ml.
• Pengambilan spesimen darah sebaiknya
dilakukan pada minggu pertama timbulnya
penyakit. ( untuk mencapai positif : 80-90%)
khususnya yang belum mendapat antibiotik.
Duration of Specimen %positivity
disease examination
1st week Blood culture 90%

2nd week Blood culture, 75%


Faeces culture 50%
Widal test Low titre
3rd week Widal test 80-100%
Blood culture 60%
Faeces culture 80%

Anda mungkin juga menyukai