Ciri umum : bentuk bulat berderet seperti rantai, anaerobic fakultatif, catalase negative,
mampu memfermentasi glukosa menjadi asam laktat.
Pengelompokkan berdasarkan : (1) Lancefield grouping: serologis terhadap karbohidrat
pada dinding sel, (2) kemampuan hemolysis, (3) sifat biokimiawi, dan (4) golongan
streptococcus viridans
o Lancefied grouping A sampai W namun yang patologis bagi manusia golongan
A, B, C, F, dan G.
o Kemampuan hemolysis alfa beta gamma
o Streptococcus viridans s. anginosus, s. mitis, s. mutans, s. salivarius, dan s.
bovis
Streptococcus pyogenes/flesh eating bacteria
o Ciri umum : berderet pendek, tumbuh di agar darah, dihambat oleh kadar glukosa
yang terlalu tinggi, beta hemolitik, golongan A Lancefield, dan koloni bulat
berwarna putih
o Patogenesis dan Virulensi:
M protein berperan dalam proses penghindaran dari opsonisasi dan
fagositosis, protein ini dikode oleh gen emm. M protein berikatan dengan
fragmen Fc antibodi atau fibronektik sehingga menghalangi aktivasi dari
jalur komplemen alternatif (menurunkan jumlah C3b).
Enzim C5a peptidase menginaktivasi C5a sehingga terjadi
penghambatan dalam proses rekruitmen neutrofil dan monosit
Faktor aderensi asam lipoteikoat, M protein, dan F protein
M protein dan F protein juga dapat membantu invasi bakteri ke jaringan
epitel
Toksin dan enzim
Streptococcal pyrogenic exotoxins (SpeA, B, C, dan F)
Bersifat superantigen merangsang sel T helper terus menerus
sehingga terjadi pelepasan besar-besaran dari sitokin proinflamasi
scarlet fever
Streptolysin S
Toksin hemolysin yang bersifat oxygen stable melisiskan
eritrosit, leukosit, platelet. Bekerja jika ada serum darah, dan yang
menyebabkan bakteri ini bersifat beta hemolitik
Streptolysin O
Toksin hemolysin yang bersifat oxygen labile melisiskan
eritrosit, leukosit, platelet, dan sel hidup. Membentuk antibody
antistreptolisin O (ASO) marker diagnosis. Diinhibisi oleh
kolesterol, sehingga infeksi pada kulit tdk ditemukan ASO.
Streptokinase A dan B
Merombak plasminogen memecah fbrin dan fibrinogen anti
pembekuan darah memudahkan persebaran bakteri. Membentuk
antibody antistreptokinase marker diagnosis
DNase A-D
Mendepolimerasi gugus DNA bebas yang ada di pus shg
mengurangi kekentalan nanah pada abses memudahkan
persebaran bakteri. Membentuk antibody anti-DNase B
o Infeksi yang paling sering terjadi adalah faringitis dan pyoderma. Grup A
mengkolonisasi orofaring meskipun tidak menimbulkan gejala klinis. Transmisi
bakteri melalui droplet dan dari permukaan mukosa yang tidak intak
o Manifestasi klinis supuratif dan non-supuratif (baca sendiri ya hehe)
o Diagnosis pewarnaan gram, deteksi antigen (karbohidrat dari dinding sel),
Nucleid acid based test, kultur (dari area posterior faring dan krusta).
o Identifikasi S. pyogenes peka terhadap basitrasin bila dibandingkan dengan
bakteri lain atau keberadaan enzim l-pyrrolydonil arylamidase (PYR)
Tes PYR hidrolisis dari L-pyrrolydonil-beta-naphthylamide sehingga
melepaskan beta naphthylamide yang berwarna merah
o Deteksi antibody ASO test (antibody muncul 3-4 minggu paska infeksi) atau
anti-DNase B test pada kasus glomerulonephritis akut
o Terapi penisilin,sefalosporin, makrolid.
Streptococcus agalactiae
o Grup B streptococcus
o Ciri umum : bulat rantai pendek, sulit dibedakan dengan S.pyogenes, koloni
kecil dengan area hemolysis luas, beta-hemolisis
o Virulensi utama: kapsul polisakarida, asam sialat menghambat aktivasi
sistem komplemen
o Bakteri ini mengkolonisasi mukosa saluran napas bawah dan traktus
genitourinary.
10-30% ditemukan pada saat wanita melahirkan
60% bayi terkolonisasi dari ibunya
o Manifestasi klinis septicemia dan meningitis pada bayi baru lahir
Early-onset bayi usia < 7 hari. bakterimia, pneumonia, dan meningitis
Late-onset bayi usia 1-3 bulan. Bakterimia dengan meningitis
Infeksi pada bumil endometritis post-partum, infeksi pada luka, dan ISK
Infeksi pada laki-laki/non bumil bakterimia, pneumonia, infeksi sendi, infeksi
kulit dan jaringan ikat subkutan
o Diagnosis deteksi antigen (tidak sensitive), Nucleic acid-based test, kultur.
Ibu hamil seharusnya di-screening pada usia kehamilan 35-37 minggu
o Terapi penisilin, penisilin G saat 4 jam sebelum persalinan.
Streptococcus selain beta-hemolitik
o Grup C F G
o Organisme penting : S. anginosus, dan S.dysgalacticae
o Berhubungan dengan pembentukan abses, tidak menyebabkan faringitis.
Namun S.dysgalacticae menyebabkan faringitis dan dapat menyebabkan
glomerulonephritis akut namun tidak pada demam reumatik
Streptococcus viridans koloni hijau (viridae)
o Alfa hemolitik dan non-hemolitik. Namun beberapa spesies dari grup
S.anginosus merupakan beta hemolitik
o Mengkolonisasi orofaring, traktus gastrointestinal, dan genitourinaria
Streptococcus pneumonia
o Ciri umum: berkapsul, gram positif, diplococcus/berderet pendek, pewarnaan
mudah luntur sehingga mirip gram negatif, alfa hemoltik pada keadaan aerob dan
bisa beta hemolitik dalam keadaan anaerob
o Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan asam laktat. Katalase (-)
o Virulensi dan petogenesis:
Virulensi utama : kapsul polisakarida dengan 90 serotype.
Asam teikoat bebas berikatan dengan peptidoglikan membentuk C
polisakarida. C polisakarida dapat menggumpalkan globulin serum C-
reactive protein (CRP)
F protein asam teikoat yang berikatan dengan lemak pada
membrane sel bakteri
Phosphorycholine pada dinding sel, dibantu oleh amidase berperan
dlam replikasi sel bakteri. Berikatan dengan platelet-activating factor
yang diekspresikan oleh sel inang membantu internalisasi bakteri
Surface protein adhesins memfasilitasi perlekatan dengan sel inang
SIgA protease menghindari IgA mukosa
Pneumolisin mirip seperti streptolisin O berikatan dengan
kolesterol membrane sel sehingga merusak sel inang dan sel fagosit
Bakteri ini juga memproduksi hidrogen peroksida
o Imunitas terhadap bakteri :
Asam teikoat dan peptidoglikan memicu aktivasi sistem imun inflamasi
melalui fragmen C5a
Pneumolisin aktivasi classical pathway sistem komplemen sehingga
diproduksi C3a dan C5a produksi sitokin TNF alfa dan IL-1
o Habitat mukosa saluran nafas atas (nasofaring, orofaring). Timbul penyakit
saat bakteri menyebar ke paru-paru/sinus/otak/telinga.
o Manifestasi klinis :
Penyakit terjadi saat mekanisme pertahanan tubuh saluran napas atas
terganggu (misal terjadi peningkatan produksi mukus, terganggunya
respon batuk, gangguan silia saluran napas)
Pneumonia akibat kolonisasi bakteri ke paru, lobar pneumonia, jarang
terbentuk abses paru
Sinusitis dan otitis media biasanya diawali oleh infeksi virus pada
saluran napas atas
Meningitis dan bakterimia
o Diagnosis pewarnaan gram, test quellung, deteksi antigen (C-polisakarida),
Nucleic acid based test, kultur sputum pada agar darah,
o Identifikasi bile solubility test penambahan bile/empedu menyebabkan
bakteri langsung lisis. Peka terhadap optochin
o Terapi penisilin, namun sudah banyak terjadi resistensi sehingga sekarang
digunakan vancomycin dan ceftriazone
o Vaksin sudah ditemukan, berasal kapsul polisakarida