Anda di halaman 1dari 2

RESUME JURNAL

Judul Jurnal : Dry Eye Signs and Symptoms in Night-Time Workers


Penulis : Ali Makateb, Hamed Torabifad (AJA University of Medical Sciences, Tehran, Iran)
Doi : https://doi.org/10.1016/j.joco.2017.05.003
Keluhan mata kering merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada praktik
dokter, dibawah keluhan mata merah. Keluhan ini dapat terjadi akibat beberapa penyebab seperti
inflamasi, ketidakseimbangan produksi air mata, dan perubahan osmolalitas kandungan air mata.
Mata kering menyebabkan gangguan penglihatan, iritasi menetap pada mata, rasa tidak nyaman,
nyeri menetap, dan bahkan dapat mempengaruhi siklus tidur serta kualitas kerja seseorang.
Berkaitan dengan siklus sirkadian manusia, sekresi air mata dipengaruhi oleh jumlah waktu tidur
dalam sehari. Berkurangnya waktu tidur (sleep deprivation) diduga memiliki hubungan dengan
perubahan sistem saraf otonom dan sistem hormonal seperti meningkatnya tekanan darah,
menurunnya kinerja saraf parasimpatik, dan meningkatnya sekresi hormon yang terkait dengan
respon stres seperti norepinefrin dan kortisol. Sekresi air mata berada di bawah pengaruh sistem
saraf dan hormon, sehingga kurangnya waktu tidur dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
air mata. Tujuan penulis adalah untuk mencari perubahan pada sekresi air mata dan timbulnya
keluhan mata kering pada pekerja lembur dan pekerja yang bekerja pada malam hari (night-time
workers).
Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah cross-sectional study dengan
menggunakan 50 pekerja jaga malam di rumah sakit yang memenuhi kriteria sebagai probandus
penelitian. Seluruh probandus diambil datanya sebanyak 2 kali, pada saat sebelum dan sesudah
jaga malam di waktu yang sama (7 pagi). Data yang diambil meliputi data yang diperoleh dari:
pengisian kuisioner terkait keluhan mata kering dan pemeriksaan fisik pada mata. Pemeriksaan
fisik mata meliputi: (1) pemeriksaan hiperemi pada konjungtiva (dengan diffuse illumination
techniques) dan (2) pemeriksaan kualitas/stabilitas air mata yang diproduksi menggunakan uji
tear break up test (TBUT) dan basic Schirmers test. Seluruh hasil analisis data dari 50
probandus menunjukkan adanya korelasi antara berkurangnya waktu tidur dengan keluhan mata
kering dan pengaruhnya pada kualitas air mata (pemeriksaan hiperemi konjungtiva dengan skor
p-value: 0,001; pemeriksaan TBUT dengan skor p-value: 0,001; dan pemeriksaan uji Schirmer
dengan skor p-value: 0,037). Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa prevalensi keluhan
mata kering serta penurunan kualitas air mata akibat berkurangnya waktu tidur meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Probandus juga mengeluhkan keluhan mata kering yang sering
terjadi meskipun tidak melakukan jaga malam, diduga efek kurangnya waktu tidur terhadap
keluhan semakin kuat setelah beberapa tahun melakukan jaga malam dikarenakan mata kering
menimbulkan proses inflamasi berkelanjutan yang dapat mempengaruhi kelenjar air mata.
Kesimpulan dari jurnal ini adalah ditemukan adanya hubungan antara keluhan mata
kering dan sekresi air mata dengan berkurangnya waktu tidur (sleep deprivation) pada pekerja
malam/pekerja lembur.

Anda mungkin juga menyukai