Anda di halaman 1dari 2

Dislokasi Sendi Lutut

Definisi
Kehilangan kontak antara tulang-tulang penyusun sendi lutut (tulang patella dengan tulang-
tulang di sekitarnya

Epidemiologi
Insidensi dislokasi patela lebih sering terjadi pada wanita usia 10-17 tahun dan meningkat terkait
aktivitas fisik seperti pada wanita atlet, dan lebih jarang terjadi pada usia diatas 30 tahun.
Dislokasi lateral umumnya lebih sering terjadi, sedangkan dislokasi medial merupakan bentuk
yang lebih jarang terjadi, sebagai akibat oleh trauma langsung. Redislokasi terjadi lebih sering
pada pasien yang lebih muda.

Etiologi
Faktor resiko sekaligus etiologi dari dislokasi patella akut, diantaranya displasia patelofemoral,
jenis kelamin wanita lebih tinggi, atlet dan adanya riwayat keluarga. Trauma akut dan kronik,
anatomi abnormal dari persendian, dan hamarthrosis dapat berimplikasi untuk berkembang
menjadi penyakit sendi degeneratif. Mekanisme cedera dapat terjadi sebagai akibat langsung
hantaman/benturan pada patela, hiperekstensi persendian lutut, ataupun kombinasi keduanya

Patogenesis
Sewaktu lutut berfleksi dan otot kuadriseps mengendur, patela dapat terdesak ke lateral akibat
benturan langsung. Patela, dapat untuk sementara naik ke tepi kondilus lateral femur dan
kemudian meluncur kembali ke posisinya atau bergeser ke sisi luar, dimana patela terletak
dengan permukaan anteriornya menghadap ke lateral.

Manifestasi klinis
Lutut biasanya mengalami kolaps dan pasien dapat jatuh. Bisa terdapat deformitas yang nyata,
pergeseran patella tidak mudah diketahui tetapi kondilus medial femur yang terbuka terlalu
menonjol dan dapat dikira pergeseran patela. Patela dapat diraba pada sisi luar lutut. Gerakan
aktif maupun pasif tak mungkin dilakukan.
Tatalaksana
Fase Akut
Selama fase akut dari cedera atau dislokasi lutut, tujuan langsung adalah untuk
mengurangi peradangan, meredakan nyeri dan menghentikan aktivitas yang memberikan beban
berlebihan pada sendi patellofemoral. Pasien dengan dislokasi patella akut umumnya dievaluasi
di bagian kegawatdaruratan, dengan evaluasi radiografik dan seringkali mendapatkan konsultasi
dengan dokter ortopedi untuk menilai patologi intraartikular. Penanganan fase akut harus
menggunakan prinsip PRICE: proteksi sendi yang cedera, relative rest (istirahat relatif), ice (es),
compression (kompresi), dan elevasi untuk mengendalikan peradangan.
Relokasi Patella
Penanganan awal akan melibatkan relokasi patella, yang hanya boleh dilakukan oleh
tenaga kesehatan profesional bila patella tidak kembali secara spontan.
Fisioterapi
Sebagian besar pasien dengan dislokasi patella akan merasa lebih baik dalam beberapa
menit setelah relokasi. Akan tetapi, rehabilitasi akan memerlukan setidaknya enam minggu untuk
mencegah dislokasi berulang. Penguatan otot quadriceps dimulai selama fase akut. Pada kejadian
dislokasi patella akut, penguatan otot harus berupa latihan statis yang dimulai selama periode
imobilisasi. Stimulasi listrik otot quadriceps adalah pilihan untuk re-edukasi otot bila pasien
mengalami kesulitan menggerakkan otot karena nyeri. Stimulasi listrik juga berperan dalam
penanganan efusi sendi lutut. Ketika dolor (nyeri), calor (panas), rubor (kemerahan) dan edema
telah hilang, pasien dapat berlanjut ke fase penyembuhan dari rehabilitasi.
Pembedahan
Mayoritas pasien dengan dislokasi patella merespons baik dengan penanganan
konservatif. Akan tetapi pada beberapa kasus, pembedahan dapat diperlukan untuk memperbaiki
kerusakan tulang atau ligamen yang signifikan karena dislokasi. Kerusakan ini dapat mencakup
cedera pada otot dan ligamen patella medial, permukaan tempurung lutut atau melakukan
pelepasan ligamen lateral.

Anda mungkin juga menyukai