SIMULATOR PEMERIKSAAN MATA

Panduan Belajar

NORMAL
Fundus berwarna coklat atau oranye. Titik yang
agak gelap di tengah adalah makula. Pada 15
derajat dari tengah sumbu horizontal, ada papila
saraf optik yang berbentuk lingkaran atau sedikit
elips dan memiliki warna sedikit lebih terang.
Batas antara papila dan retina sekitarnya jelas.
Bagian tengah papila tersebut berlekuk, lebih
terang dari bagian perifer (excavatio papillae),
dan tampak kuning pucat. Area lekukan kurang
dari 60% dari luas total papila. Arteri dan vena
retina menyebar ke atas dan ke bawah dari papilla,
lalu mereka berjalan lurus. Arteri dan vena yang
lebih kecil berjalan lurus dari papila ke makula.
Arteri berwarna merah cerah sedangkan vena
lebih gelap, dan di tengah arteri muncul refleksi
linier putih sekitar 40 atau 45% dari lebar arteri.
Diameter arteri berkisar antara 2/3 sampai 3/4 dari
diameter vena.

RETINOPATI AKIBAT HIPERTENSI

Vasokonstriksi arteri grade 3, arteriosklerosis
grade 1, perdarahan, cotton-wool patches, dan
penyembunyian vena yang berjalan lurus.
Diameter arteri yang menyempit tidak beraturan
dan kurang dari setengah diameter vena.
Perdarahan tersebar. Eksudat lunak (cotton-wool
patches) menunjukkan bahwa suplai darah ke
jaringan saraf optik tidak cukup.

1
 RETINOPATI AKIBAT DIABETES
Mikroaneurisma, perdarahan, dan eksudat keras.
Perdarahan tersebar. Titik merah yang sangat kecil
adalah mikroaneurisma, dan eksudat keras juga
terlihat.

PAPIL EDEMA (FASE KRONIS)

Papil edema disebabkan oleh tekanan intrakranial
yang meningkat secara kronis. Papila saraf optik
membengkak dan menonjol ke dalam vitreous
body. Lekukan apikalnya (excavatio papillae)
lenyap, dan batas antara papila dan retina
sekitarnya menjadi tidak jelas. Tetapi berbeda
dengan fase akut, jumlah perdarahan, eksudat, dan
derajat pembengkakan vena lebih kecil.
EDEMA PAPIL (FASE AKUT)

Pada umumnya terjadi akibat adanya peningkatan

tekanan intrakranial. Papil mengalami
pembengkakan dan mendesak kedalam vitreous
body. Excavatio papillae menghilang. Batas antara
papilla dan sekitar retina menjadi tidak jelas, dan
retinal veins membesar. Perdarahan spinter
muncul didalam retina

ATROFI OPTIK PADA GLAUCOMA

Glaukoma menyebabkan optic disc menjadi

melengkung (cupping) dan terdapat defek pada
serat saraf.

Glaukoma menyebabkan atrofi saraf optik.

2
Indentansi papilla optik (excavation papillae)
menjadi pucat dan membesar, dan diameternya
menjadi lebih dari 60% dari diameter total papilla
(cup/disk: C/D> 0,6). Warna dari tepi papilla
normal, dan batas antara papilla dan sekitar retina
jelas. Bila indentasi papilla tampak menonjol,
glaukoma harus dicurigai meski tanpa gejala
lainnya. Defek pada serat daraf muncul sebagai
pola radiasi dari papilla.

OKLUSI VENA RETINA (FASE AKUT)

Perdarahan berbentuk api dan bercak cotton wool.

Disebabkan oleh oklusi vena pada penyumbatan

vena/arteri dimana pembuluh darah ditekan oleh
arteri sklerotik. Perdarahan berbentuk api berjalan
di sepanjang permukaan vena retina, dan bercak
cotton wool muncul. Di daerah tanpa perdarahan,
fenomena penyumbatan yang disebabkan
arteriosklerosis dapat dilihat.

OKLUSI VENA RETINA (SETELAH

RETINAL LASER PHOTOVOAGULATION)

Luka dari perawatan dengan retinal laser

photocoagulation dapat dilihat sebagai rangkaian
bintik-bintik keputihan. Setelah pendarahan, vena
retina membentuk garis putih.

3
 TOXOPLASMOSIS
Disebabkan oleh Toxoplasma gondii, sebagian
besar kasus adalah infeksi yang tidak jelas. Ada
kasus bawaan dan kasus yang diakuisisi, yang
mana contoh presetnya adalah yang terakhir. Lesi
biasanya muncul di daerah posterior retina dan
menyebabkan localised eksudatif
retinochoroiditis. Dalam kasus ini, benjolan putih
dan abu-abu bisa terlihat di makula.
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION
Perubahan eksudatif dan hemoragik makula yang
paling banyak terlihat pada pasien berusia di atas
60 tahun. Dalam kasus ini, daerah eksudat putih
dan daerah hemorraghik merah terlihat di makula.
Tingkat gangguan penglihatan yang parah terjadi
setelah perdarahan berulang dari pembuluh darah
yang baru terbentuk.