Anda di halaman 1dari 61

 Hb < 7,0

 kecuali pasien dg keadaan kritis


 Operasi: - sp Hb 8,0 tanpa faktor resiko
iskemia
- sp Hb > 10 g/dl pd psn dg resiko
iskemia
 Protein / lipoprotein yang terdapat lapisan lipid
pd membran eritrosit
 Pembentukan di kode oleh gen/gen pd lokus
spesifik DNA -> dimiliki seumur hidup.
 Ab  RX imunitas tubuh thd Ag
 Menurut International Society of Blood
Transfusion (ISBT) -> ada 25 golongan darah
 Rutin dilakukan -> ABO & Rhesus.
 Sistem ABO -> Dr. Karl Landsteiner (1900)
 Sistem Rhesus -> Landsteiner & Weiner (1940).
Gol darah Antigen Antibodi

A A Anti B
B B Anti A
AB A dan B Tidak ada
O Tidak ada Anti A, anti
B, anti A,B
Anti A Anti B Phenotype Genotype Gol
Darah
+ - A AA atau AO A
+ + AB AB AB
- + B BB atau BO B
- - O OO O

+ = timbul agglutinasi
- = tidak agglutinasi
Ibu\ Ayah A O
B AB BO
O AO OO

Contoh II:
Ayah gol A, genotype AA (homozigot)
Ibu gol B, genotype BB, maka kemungkinan gol anak?

Ibu\ Ayah A A
B AB AB
B AB AB
1. Tranfusi
Ketidak cocokan gol darah ABO -> reaksi
Transfusi iso-agglutinasi -> plasma gol darah O
diberikan pada gol A -> reaksi
2. Hemolytic Disease of the Newborn (HDN)
Pada ibu gol O dan anak gol A -> sering dijumpai.
Lebih ringan dibanding HDN sistem Rhesus
Sistem Rhesus

Anti Rh0(D) Kontrol Rh Tipe Rh

Positif Negatif D+
Negatif Negatif D – (d)
positif positif Harus diperikasa
dengaan Rh0 (D)
typing (saline
tube test)
Ibu\ Ayah D d
d Dd dd
d Dd dd

Contoh II:
Ayah gol Rh (+), genotype DD (homozigot)
Ibu gol Rh (-), genotype dd, maka kemungkinan gol anak?

Ibu\ Ayah D D
d Dd Dd
d Dd Dd
 Ada 3 pasang alel: C-c, D-d, E-e
 Ada 8 kemungkinan kedudukan kromosom yaitu
CDe, cDE, CDE, cDe, Cde, cdE, CdE, cde.
 Ada kemungkinan 36 bentuk genotype
 Ada 8 allelegenic: R1, R2, R0, Rz, r’, r’’, rY, r.
 Memberikan agglutinogen/antigen: Rh1, Rh2,
Rh0, Rhz, rh’, rh’’, rhy, rh.
 Ada kemungkinan 36 bentuk genotype
1. Tranfusi
Ketidak cocokan rhesus -> tdk boleh transfusi
Walaupun gol ABO sama
2. Kehamilan
-Ibu dgn anti D (+) -> Bayi I -> HDN (+)
-Ibu dgn anti D (-) -> Bayi I -> normal
-Bayi berikutnya -> HDN (+)
-Karena anti D terbentuk pd waktu persalinan bayi I.
 Seleksi donor darah
KU baik
Usia 17-65 th
BB . 50 kg
Tidak demaam ( T , 37,5 o C)
Frek/irama nadi normal
TD diast 60-100/sist 90-180 mm Hg
Lesi kulit berat (-)
Donor terakhir minimal 8 minggu yg lalu
Hamil (-)
Tb aktif (-)
Asma bronkial simptomatik (-)
Pasca pembedahan (minimal 6 bln)
Riw. Kejang (-)
Riw. Perdarahan abnormal (-)
Peny. Infeksi (-)
Imunisasi dan vaksinasi
 Cacar air: 2 minggu setelah timbul Rx imun
atau setelah lesi bekas suntikan mereda
 Campak, gondong, demam kuning, polio: 2
minggu setelah imunisasi terakhir
 Campak jerman : 2 bulan stl imunisasi
terakhir

Malaria
 Donor ke daerah endemis 6 bln setelah
kembali , terbukti gejala (-) / obat anti
malaria (-)
 Informasi untuk donor informed consent resiko
transfusi
Darah di uji thp peny hepatitis, sifilis, HIV
 Rx selama dan sesudah donasi
sinkop, rasa lemas, frek nafas meningkat,
pusing , pucat, mual, kejang, kehilangan
kesadaran, berkemih/ defekasi involunter,
masalah pd jantung
 Uji terhadap darah donor

Penetapaan golongan darah berdasarkan


ABO
Penetapaan golongan darah berdasarkan Rh
Uji terhadap Ab yg tdk di haarapkaan
Uji terhadap penyakit infeksi:
- HBs Ag
- Anti HCV
- tes serologi untuk sifilis
- tes Ab HIV
 Adalah suatu tindakan pengambilan/pengumpulan
komponen darah tertentu dengan mengembalikan
komponen darah lainnya ke tubuh seseorang dengan
alat separasi sel.

 Tujuan:
 Mengambil sebagian komponen darah utk diberikan pd orang lain
(afaresis donor).
 Mengurangi jumlah komponen darah yg berlebihan di dalam
tubuh (afaresis terapeutik)
 Aferesis -> asal bhs yunani -> apo dan hareisis -> suatu
proses mengambil dari sesuatu.

 Hemaferesis -> sekarang sering digunakan


 Jenis tindakan:
 Sitaferesis (eritrositaferesis, lekaferesis, trombaferesis)
 Plasmaferesis
 Prosedur transplantasi sel asal darah perifer (PBSCT)
Aferesis pada Prosedur transplantasi sel
asal darah perifer

 Bone Marrow Transplantation (BMT)


 Peripheral blood stem cell transplantation (PBSCT)
 Metode:
 Autologus (pasien menerima sel dari tubuh nya sendiri)
 Syngeneic (dasri saudara kembar identik)
 Allogenik (dari saudara kandung, orang tua, orang lain)

-> Lekemia: transplantasi allogenik -> efek Graft versus tumor


(GVT) -> menguntungkan, dapat mengidentifikasi dan
menghancurkan sisa sel kanker.
Aferesis pada Prosedur transplantasi sel
asal darah perifer

 Prosedur pada PBCST:


 Pada donor diberikan growth factor 5 mcg/kg rhG-CSF
per hari SC selama 4-5 hari sebelum lekaferesis
 Tujuan: memperoleh jumlah sel asal lebih banyak ->
mobilisasi PBCS
 Pada autologus : mobilisasi PBCS dilakukan dgn
pemberian growth factor mulai hr ke 5 pasca kemoterapi
-> lekaferesis dilakukan hr 10-15 -> saat lekosit minimal
2 jt/ml
 Prosedur ini diulang 5-6x -> CD 34 -> 2 jt/kg
Aferesis Terapeutik

 Adalah pengambilan bahan patologik dari sirkulasi darah


pasien dengan memakai mesin aferesis.

 Tindakan:
 Plasmaferesis
 Lekaferesis
 Eritroferesis
 Trombaferesis
 Immunoadsrption
Komplikasi Aferesis

 Pengawasan baik -> aman

 Komplikasi:
 Vaskular acces
 Perubahan hemodinamik
 Problem mekanik
 Reaksi terhadap antikoagulan
 Reaksi alergi
 Infeksi
 Uji Kompatibilitas
 Serangkaian prosedur yg dilakukan sebelum
transfusi untuk memastikan seleksi darah yg
tepat untuk pasien
Direk : RBC donor+serum resepien
Indirek : Serum donor+RBC resepien
1. Crossmatch untuk rutin
2. Crossmatch untuk emergensi
3. Crossmatch persiapan operasi
Teknis:
Ada 2 tabung
Tab I (mayor): 2 tts serum os+1 tts sel donor 4%+2 tts
bovine albumin 20%
Tab II (minor): 2 tts serum donor+1 tts sel os 4%+2 tts
bovine albumin 20%

Kedua tab di kocok -> putar 1 mnt 1000 rpm, baca hasil:
bila hemolisis dan agglutinasi (+) -> incomptabilitas
(tidak cocok), bila (-) -> teruskan
Inkubasi 37 c selama 15 mnt
Kedua tab putar kembali 1 mnt 1000 rpm, bila hemolisis
dan agglutinasi -> tidak cocok, bila (-) -> teruskan
Cuci sel 3-4x dgn salin
Endapan sel masing2 -> + 2 tts commb serum
Kocok putar 1 mnt 1000 rpm
Bila (+): incomptabilitas
Bila (-): comptabilitas
Teknis:
Ada 4 tabung
Tab I (mayor): 2 tts serum os+1 tts sel donor 4%+2 tts
bovine albumin 20%
Tab II (mayor): 2 tts serum os+1 tts sel donor 4
Tab III (minor): 2 tts serum donor+1 tts sel os 4%+2 tts
bovine albumin 20%
Tab IV (minor): 2 tts serum donor+1 tts sel os 4%

Catatan: sel os dan sel donor cuci dulu 1x dgn salin


Tab II & IV putar 1000 rpm 1 mnt
Tab I & III inkubasi 37 c 15 mnt
Baca tab II & IV, bila (+) -> inkombtabilitas, bila (-) ->
kombtabilitas -> darah boleh kirim ke RS
Teruskan tab I & III putar 1000 rpm 1 mnt
Bila (+) -> inkombtabiltas
Bila (-) -> teruskan
Cuci dgn salin 3-4x
Endapan masing2 + 2 tts commb serum
Putar 1000 rpm 1 mnt -> baca reaksi
Bila tes (+) -> segera hubungi RS -> darah jgn dipakai
Teknis:
Ada 2 tabung
Tab I (mayor): 2 tts serum os+1 tts sel donor 4
Tab II (minor): 2 tts serum donor+1 tts sel os 4

Kedua tab di kocok -> inkubasi 37 c 15 mnt


Putar 1 mnt 1000 rpm, baca hasil: bila hemolisis dan
agglutinasi (+) -> incomptabilitas (tidak cocok), bila (-
) -> teruskan
Inkubasi 37 c selama 60 mnt
Cuci sel 3-4x dgn salin
Endapan sel masing2 -> + 2 tts commb serum
Inkubasi 37 c selama 30 mnt atau Putar 1 mnt 1000 rpm
Bila (+): incomptabilitas
Bila (-): comptabilitas
 Komponen darah: bagian darah yg dipisahkan dgn cara
mekanik seperti sentripugasi; contoh PRC, trombosit,
fresh frozen plasma (FFP)

 Fraksi plasma: derivat plasma yg diperoleh dgn cara


kimiawi/fraksinasi: contoh Albumin, imunoglobulin, faktor
VIII & IX.
ISI: sel darah merah, trombosit, lekosit dan plasma
Ada 2 macam

Darah segar (Fresh blood)


Kurang dari 48 jam
Keuntungan:
fc pembekuan masih berfungsi baik.
RBC masih baik
Kerugian:
Sulit diperoleh pada waktu yg tepat
Resiko penularan penyakit tinggi
Darah simpan (preserved blood)
Suhu simpan: 1-6ºC
Lama simpan: tergantung antikoagulan: CPD 21 hari,
CPDA 35 hr.
Keuntungan:
Pengadaan mudah
Resiko penularan penyakit berkurang
Kerugian:
Fc pembekuan banyak berkurang
Afinitas Hb terhadap oksigen tinggi, sehingga pelepasan
ke jaringan rendah
 Indikasi: meningkatkan jumlah sel darah dan volume
plasma dlm waktu yg bersamaan perdarahan aktif (
kehilangan darah 25-30 % volum darah total)

 Kontra indikasi: - anemia kronik yg normo volemik

 Dosis dan cara pemberian


 Dewasa : 1 unit menaikkan HB 1 g/dl
 Anak: 8 mL/kg darah lengkap1 g/dl
 Pemberian sebaiknya 1 unit  4 jam
 Menggunakan filter darah
 Isi: eritrosit, trombosit, lekosit, sedikit plasma dgn
Ht 60-70%.
 Keuntungan:
 Plasma sedikt -> mengurangi beban sirkulasi pada os
lansia dan kelainan jantung
 Pada os gangguan gingal -> perlu pembatasan protein
 Mengurangi reaksi alergi
 Indikasi : pada pasien yg hanya perlu sel
darah merah, contoh: gagal ginjal, keganasan

 Kontra indikasi : pemberian jumlah banyak dlm


waktu singkat  hipervolemia

 Dosis : 1 unit  Hb meningkat 1 g/dl


 Pemberiaan : perlu filter darah (170µ)
Salin normal menghindari hiperviskositas
 1 unit  1-3 x 106 lekosit
 Standar : leukosit < 5x 106 / unit RBC
 Suhu simpan 1-6ºC
 Lama simpan tergantung cara pembuatan: bila
dgn metode kantung ganda (tertutup) sama dgn
darah lengkap
 Bila dgn cara filtrasi (terbuka): dalam 24 jam
 Indikasi: meningkatkan sel darah merah pd pasien yg
sering mendapat transfusi
-sering mendapat Rx transfusi, panas yg berulang
- Rx alergi o.k protein plasma atau antibodi leukosit

 Pemberiaan : dg filter darah generasi ke-3


 RBC -> di cuci dgn normal salin (Ht 79-80 %)
 Keuntungan:
 Ht bisa diatur
 Mengurangi bahaya Hepatitis B
 Bebas anti koagulan
 Kelemahan:
 Bahaya infeksi -> selama proses
 Masa simpan pendek (4-6 jam)
 Indikasi:
 PNH
 Aquired hemolitic anemia
 Exchange transfusion
 Darah yg usianya kurang 6 hari + gliserol
 Di bekukan pd suhu -65 s/d -200ºC
 Lama simpan 10 tahun
 Indikasi : menyimpan darah langka
 Resiko kontaminasi
 Pemberian : mll filter darah
 Isi: trombosit, lekosit, sel darah merah, plasma.
1 kantong 450 ml ( 5,5 x 1010 trombosit dg
volume 50 mL)
 Trombofaresis -> 3 x 1011 trombosit setara dgn 6
kantong dari donor biasa.
 Indikasi
-trombositopenia ( < 50.000/uL)
-operasi / prosedur invasif ( trombosit <50.000/uL)
- profilaksis ( trombosit 5-10 000 uL)
 Kontra indikasi : - sepsis
- hipersplenisme
 Dosis : 1 unit/ 10 kg BB
CCI = (Post tx plt ct) – ( Pre tx plt ct) X BSA
Plt transfused x 10 11

 Satu kantong trombosit -> dari darah 450 cc -> dapat


menaikan 9000-11000/ul/m2.
 Efek samping : menggigil, panas dan reaksi alergi
 Isi: Lekosit 8,3 X 105 / unit
 Indikasi: pencegahan alloimunisasi HLA
 Kontra indikasi: febris
 Pemberiaan  filter / saringan khusus trombosit
dgn sedikit lekosit
 Isi: granulosit, limfosit, trombosit, sel darah
merah, plasma.1 unit  1,0 x 10 10 granulosit
 Indikasi  meningkatkan granulosit pd pasien
sepsis
 Pemberiaan : dgn saringan darah standar
 Isi: plasma, semua faktor pembekuaan stabil dan
labil
 Indikasi: gangguaan proses pembekuaan
 Dosis : 10-20 ml/kg (4-6 unit untuk orang
dewasa) meningkatkan faktor koagulasi 20-30 %
 Pemberian : 6 jam setelah pencairan dgn filter
 Asal -> mencairkan plasma segar beku pada suhu 4ºC
selama 12-24 jam, atau pada circulating waterbath
selama 75 menit -> sentrifus
 Isi: kriopresipitat AHF berisi faktor VIII 80-120 unit,
fibrinogen 150-250 mg, von willenbrand 40-70%, fc XIII
20-30%.
 Sediaan: 100 unit F VIII/kantong.
 Indikasi: pasien dgn kekurangan F VIII dan F IX
 Dosis 10 kantong pd dws dgn BB 70 kg (1 kantong/6
kgbb dapat meningkatkan 35% F VIII)
 Anak: 1 kantong/ 10 kg  fibrinogen 60-100 mg/dl
 Asal -> dari plasma melalui proses fraksinasi atau melalui
tehnologi rekombinan.
 Indikasi: pecegahan perdarahan pada hemofilia A dgn defisiensi
F VIII sedang sampai berat (titer F VIII 5-10 u/ml)
 ES: malaise, panas, mual, menggigil
 Dosis :
F VIII yg diinginkan ( unit)=
PV x ( kadar yg diinginkan (%) - kadar sekarang (%)
100

Plasma volume (PV mL) = 40 ml/kg x BB (kg)


Cara lain: tiap unit F VIII/kgbb akan meningkatkan 2% (0,002 IU/ml)
 Indikasi: defisiensi F IX
 Kontra indikaasi: penyakit hati
 Dosis ; I unit  1 ml plasma
 1 unit F IX  1 % F IX
 Derivat plasma tdd 96 % albumin + 4 % globulin
 Indikaasi : meningkatkan volume sirkulasi /
resusitasi misal: pd luka bakar dgn syok, SN
 Kontra indikasi : dehidrasi
 Dosis: 500 mL (10-20 mL/kg pd anak)
 Tdk dpt memperbaiki hipoalbuminemia kronik
1. Reaksi Hemolitik
Gol tdk cocok: akut (gol ABO)/ Delayed (rhesus)
Bukan gol darah tdk cocok: darah yg sdh hemolisis
2. Reaksi Non Hemolitik
alergi, febris, kontaminasi, overload cairan, keracunan
citrat
3. Reaksi penularan penyakit
Hepatitis, malaria, syphilis, HIV
1. Demam (Febrile nonhaemolytic tranfusion reaction)

Peningkatan suhu 1ºC atau lebih setelah tranfusi


darah dan tidak ada penyebab demam yg lain.
Insiden 0,01-6% pd tranfusi sel darah merah.
Evaluasi:
Review akurasi tranfusi
Evaluasi hemolisis
Managemen: stop tranfusi, Acetaminofen.
Mencegah: uji silang, transfusi darah sedikit lekosit
 Insiden: 0,1-0,3% pd tranfusi sel darah merah,
anapilaktik : 1:20.000 s/d 1:50.000
 Klinis: rasa gatal, kemerahan dikulit, sesak
napas, mual muntah, diare
 Managemen:
 Ringan: antihistamin
 Berat: efinefrin sc 0,3 ml
3. Reaksi hemolitik
(Acut haemolitic tranfusion reaction)

 Etiologi: Inkomtabilitas ABO -> 47% WB


 Insiden 1:38.000 s.d 1:70.000
 Mortality: 2%
 Penyebab lain:
destruksi sel darah merah
transfusi eritrosit yang rusak
transfusi darah yg lisis
transfusi darah beku
darah terinfeksi
 Gambaran klinis: Demam (paling sering), sesak
napas, hipotensi, hemoglobinuria, syok (kasus berat)

 Rencana lab: tanda hemolisis (Bilirubun, LDH, as urat)

 Managemen:
 IV line
 Tranfusi di stop
 Ganti dgn normo salin
 Urin out put
 Furosemid -> bila urin sedikit
 Hipotensi -> Dopamin (1 mg/kgbb/jam)

Pencegahan: identifikasi, cara penyimpanan.


4. Penularan penyakit
 HIV, hepatitis B/C
 Malaria
 Pencegahan: Periksa sebelum menjadi donor

5. Transfusion-Related Sepsis
 Penyimpanan pd suhu 1-6ºC -> sangat jarang
terkontaminasi
 Etiologi: gram negatif (Yersinia enterocolitica,
Pseudomonas)
 Klinis: demam (>38,5ºC), menggigil, myal,muntah,
diare bahkan syok.
 Lab: kultur darah sisa donor.
 Managemen: Broad-spectrum antibiotics,
6. Cedera paru akut yg berhub dg tranfusi
(tranfusion-related acute lung injury –TRALI)

 Insiden: 1:1300 s/d 1:5000 -> 50-63% fatal


 etiologi Tranfusi plasma sering
 Manifestasi klinis: ARDS, hipotensi, hipoksemia akut &
edema pulmoner bilateral yg tjd dlm 6 jam setelah
transfusi.
 Ro Thoraks: Gambaran edema paru tanpa cardiac
overload
 Managemen: Respiratory support, vasopresor,
diuretik, steroid.
 Pencegahan: transfusi PRC rendah leukosit
 Insiden 0,1-1%
 Faktor resiko: umur>60 thn, infantil, riwayat miokard
infark, gangguan ginjal.
 Klinis: sesak, batuk, ronki, distensi vena jugularis,
 Managemen: pembatasan cairan, evaluasi urin output,
diuretik (furosemid).
 Pencegahan: perlambat tranfusi darah (1-4 ml/kgbb/jam)
dengan PRC.
 Citrate Toxicity: menyebabkan hipokalsemia dan
hipomagnesemia. Terapi calcium gluconas.

 Hyperkalemia: perkantong WB mengandung kalium


tidak lebih dari 0.5 mEq

 Coagulopathy

Anda mungkin juga menyukai