Anda di halaman 1dari 101

MIKROORGANISME PENYEBAB PENYAKIT

TROPIS
(Blok Kedokteran Tropis)

Dr. FASNI HALIL,Mkes,SpPK


 Def Penyakit tropis : penyakit yang
menjangkit pada area tropis
 Meliputi : penyakit menular maupun tidak
menular
 Penyakit infeksi dan non infeksi
 Indonesia: tropis, multi ethnik, genetik,
sosial budaya
1. Penyakit Infeksi oleh Bakteri
(TBC, difteria, pertusis, tetanus neonatorum,
demam tifoid, kusta, pes, antraks, leptospirosis)

2. Penyakit Infeksi oleh Virus


(DBD, chikungunya, campak, hepatitis, rabies,
HIV-AIDS, varisela, flu burung, SARS, polio)

3. Penyakit Infeksi oleh Jamur


 Penyebab : Mycobacterium tuberculosis
 Family Mycobacteriaceae dan bagian dari CMN
group (Corynebacteria, Mycobacteria and
Nocardia).
 Penyakit infeksi yang bersifat kronis dan menular
 Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ lain
 Gram-positif, nonmotil, katalase-positif dan
strukturnya berbentuk semacam batang
(rodlike) hingga filamentosa.
 Berbentuk batang, halus , ukuran 3x0.5 µm
 Kuman aerob obligat, basil tahan asam (acid-fast
rod).
 Kuman >>>> lambat tumbuh ± 5 jam waktu
pembelahan (bandingkan dengan E coli ± 20
menit).
 Mycobacteria memproduksi cord factors ,berupa
dimycolates trehalose yang meningkatkan
pertumbuhan.
 Dinding sel mengandung lipid  kuman tahan
terhadap kekeringan, asam atau alkali.
 Memiliki N-acetyl-muramyl-L-alanyl-D-isoglutamine
(MDP) yang menyebabkan penghambatan migrasi
makrofag.
1. Tes Mikrobiologi :
a. Tes seluler :
Tes BTA sputum
Tes biakan dan identifikasi M. tuberculosis
Tes kepekaan antibiotika

b. Tes molekuler : PCR

2. Tes serologis terdiri dari :


a. Semirapid : TB-dot, ELISA, Tb =kompleks
B. Rapid : Mycodot, ICT-TB
 Definisi : Penyakit infeksi akut yang mengancam
nyawa
 Dikenal juga sbg Basillus Klebs-Loffler
 Penyebab : Corynebacterium diphtheriae
 Kelompok bakteri gram positif pleomorfik
 Tidak bergerak dan tidak membentuk spora
 Anaerob fakultatif
2. DIFTERI

 Dikenal 2 macam corynebacterium diphteriae

 Toxigenic
 Non toxigenic
 Sering dijumpai pada nasofaring, telinga dan
kotoran mata
 Harus dibedakan dengan strain penghasil
toksin
 Mikroskopik dan morfolgi kultur tdk bisa
bedakan tipe toxigenik dengan non toxigenik
 Metode lama dg inokulasi pada guinea pig
perlu waktu bberapa hari
 Metode baru dg invitro identifikasi skin toxin
production hsl dipercaya 18 jam sesudah isolasi
 3 tipe strain virulen yang berhubungan dengan
manusia
 Strain gravis
Di Eropa. Bentuk yang ganas , pybb kematian
terbanyak
 Strain Mitis
Jarang fatal. Umumnya hanya mengenai sal.
Napas
 Stain intermedius
Merupakan penyebab yang agak berat
 Gravis : koloni warna abu-abu, besar
 Mitis : koloni hitam, dengan tepi abu-abu
 Intermedius koloni campuran abu-abu dan
hitam, kecil
 Masa inkubasi pendek 2-4 hari, jarak 1-5 hr
 Klinis tergantung pada lokasi anatomi yang
dikenai
 Sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan
menelan
 Keluar lendir dari mulut dan hidung dan
kondisi lemah
 Perlu media enrichment
 Tdd : darah, serum,
 Suhu 37 0 C, ph 7,4
 Aerobic/ fakultatif anaerobic
 Medium (umum) :
- Loeffler serum Slope
- Tellurite Blood Agar
 Gram’s Method
 Albert’s Stain
 Neisser stain
 Pander’s Stain
 Gejala klinis dan lab

 Gejala Klinis : melihat membran tipis dan


keabu-abuan, mirip sarang laba-laba dan
mudah berdarah bila diangkat

 LAB : ……..
 Mikroskopik, kulturlektif , uji biokimia dan uji
toksigenitas
 Inokulasi spesimen swab tenggorok pada medium
selektif cystine tellurite blood agar (CTBA)
 Inkubasi 24 -48 jam 37 C
 Koloni : bulat, hitam keabuan
 Konfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopik dg
pewarnaan Albert’s
 Mikroskopik : batang dgn pembesaran (granul)
pada saah satu /kedua ujunnya
 Uji biokimia dan toksigenitas
 Uji biokima
 Inokulasi ulang koloni dengan CTBA  agar
darah
 Inokulasi 37 C ± 24 jam
 Uji biokima : komersial API Coryne dan
dianalisis
 Uji toksigenitas
PCR
 Bayi = imunisasi DPT (difteria, pertusis dan
tetanus)
 Anak usia SD = vaksin DT (difteria, tetanus)
Penyakit infeksi pernafasan akut yang menyerang
anak
=batuk rejan, wooping cough, tussin quinta, violent
cough, batuk 100 hr
Ditemukan sejak 1578, kumannya diketahui baru th
1908 oleh Bordet & Gengou
Penyebab: Bordetella pertussis (haemophilus pertussis)

21
 Sampai th 1900-an, penyebab kematian anak di AS

 Th 1940-an ditemukan vaksin mk kesakitan dan


kematian turun

22
 Penyebab utama kematian pd bayi & anak yang
tdk diimunisasi, malnutrisi & infeksi sal napas &
cerna
 Peneumoni mrp penyebab utama kematian krn
pertusis

23
 Bakteri gram negatif , tidak bergerak, tidak
berspora
 Bentuk : coccobacillus kecil, sendiri-sendiri,
berpasangan atau kelompok2 kecil
 Isolasi primer : bentuk kuman uniform, tetapi
setelah subkultur bersifat pleimorfik
 Bentuk Koloni pada biakan agar : smooth,
cembung, mengkilap dan tembus cahaya
 Media tumbuh: darah-gliserin-kentang yang
ditambah penisilin untuk menghambat
pertumbuhan organisme lain

 Ukuran panjang: 0,5-1 mk dan diameter 0,2-0,3


mk
Penularan mll droplet saat batuk, bersin, dan berbicara

Sebagian besar bayi tertular dari saudaranya dan kadang-kadang oleh


orangtuanya

Mas inkubasi 6-20 hr, rata-rata 7 hari

Manusia merupakan satu-setunya pejamu bakteri ini

Rata-rata serangan mencapai 80-100% pada kelompok rentan

26
 Pertusis: toxin-mediated disease, toksin melekat &
melumpuhkan bulu getar saluran npas (silia), sehingga

 Batuk terus-menerus yang diakhiri dengan whoop yang


berlangsung s/d 1-10 minggu

 Perjalanan penyakit terbagi dlam 3 fase:


kataralis,
spasmodik, dan
fase penyembuhan/konvancelled

27
 Fase kataralis (1-2 mgg),
batuk mulanya pada malam hari, pilek, anoreksia

 Fase spasmodik (2-4 mgg),


batuk makin kuat & terus-menerus, gelisah, muka
merah,diakhiri bunyi whoop. Anak dpt terkencing-
kencing bahkan sampai mata merah/mimisan.
Tertawa/menangis dpt memicu batuk

 Fase penyembuhan/konvalesens (1-2 mgg),


ditandai dg berhentinya bunyi whoop&muntah. Batuk
biasanya masih & hilang dalam 2-3 mgg

28
1. Pemberian imunisasi DPT pd bayi, dan DT pada
anak SD
2. Bayi 0-1 th vaksin DPT 3 kali, mulai umur 2 mgg
dan selang min 1 bl
3. Diulang umur 6-7 th mll BIAS

Penundaan imunisasi sebaiknya tidak menunggu


sampai anak berusia lebih dari satu tahun

29
4. Tetanus Neonatorum
 Merupakan penyakit kekakuan otot (spasme) yang
disebabkan oleh eksotoksin dari Clostridium tetani
 Penularan melalui luka dalam akibat kecelakaan,
tertusuk, operasi, karies gigi, radang telinga tengah,
dan pemotongan tali pusat
 Tersebar luas ditanah dalam bentuk spora
 Pada usus besar binatang (kuda) banyak terdapat
dalam bentuk vegetatif
 <<< dalam usus normal
 Bakteri bentuk batang lurus, langsing berukuran
panjang 2-5µm dan lebar 0.4-0.5
 Gram (+), anaerobic, berflagel peritrik berspora,
 Lipase (-), Lestinase (-)
 Tidak memecah protein, fermentasi laktosa (-)
 H2S (-)
 Gelatinase dan indol (+)
 Spora resisten terhadap panas dan antiseptic
 Spora bertahan pada autoclav pada suhu 121 C
 Selama 10 – 15 ‘
 C. tetani menghasilkan 2 exotoxin
• Tetanospasmin – menyebabkan
penyakit tetanus
• Tetanolisin – bersifat hemolisis
 Tetanospasmin menghambat pelepasan
asetilkolin  mengganggu transmisi
neuromuskular
 Toksin  menghambat neurospinal
postsinaps dengan menghambat pelepasan
mediator penghambat  kejang otot
menyeluruh, hiperflexi dan kejang umum
 Dosis lethal kadar toksin (tetanospasmin) : 2.5
nanogram /kg BB
 Sel vegetatif C. tetani menghasilkan
tetanospasmin pada saat bakteri lisis
- Imunisasi aktif dengan toksoid
- Perawatan luka (dengan hidrogen peroksida)
- Persalinan yang bersih
5. Demam Tifoid

 Infeksi akut pada saluran pencernaan yg


disebabkan oleh Salmonella typhi
 Penularan melalui air dan makanan
 Salmonella typhi (S. typhi) merupakan
kuman patogen penyebab demam tifoid,
 Demam tifoid sebagai penyakit sistenik
merupakan penyakit menular yang tersebar di
seluruh dunia,
 sampai sekarang masih menjadi masalah
kesehatan terbesar di negara sedang,
berkembang dan tropis : Asia Tenggara,
Afrika dan Amerika Latin
 Insiden penyakit ini masih sangat tinggi
 Diperkirakan sejumlah 21 juta kasus dengan
lebih dari 700 kasus berakhir dengan kematian
 Kuman batang Gram negatif , bentuk batang
 Spora (-), bergerak dengan flagel peritrik,
 Bersifat intraseluler fakultatif dan anerob
fakultatif
 Ukurannya :0,7- 1,5X 2-5 µm
 Memiliki antigen somatik (O),antigen
flagel (H) dengan2 fase dan antigen kapsul(Vi)
 Koloni ± 24 mm
 3 spesies : S. Choleraesuis,
S. Typhi,
S Enteritidis
 Tumbuh pada suasana aerob & fakultatif
anaerob pada suhu 15 – 41 C (37 C), pH 6-8
 Tahan terhadap selenit dan natrium deoksikolat
yang dapat membunuh bakteri enterik lain
 Menghasilkan endotoksin, protein invasin dan
MRHA (Mannosa Resistant Haemaglutinin).
 S. typhi mampu bertahan hidup selama beberapa
bulan sampai setahun dalam, tinja, mentega, susu,
keju dan air beku
 S. typhi adalah parasit intraseluler fakultatif,
dapat hidup dalam makrofag dan menyebabkan
gejala-gejala gastrointestinal hanya pada akhir
perjalanan penyakit,
1. Kultur bakteri
2. Isolasi baakteri (Mac Conkey)
3. Pewarnaan gram
4. Tes biokimia
6. PENYAKIT KUSTA

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 42
 Istilah kusta: Kushta (Sansekerta)
 kumpulan gejala-gejala kulit
secara umum
 Sinonim: Morbus Hansen, lepra
 Penemu: Dr. Gerhard Armauwer
Hansen (1874)
 Penyakit menular yang menahun
 Penyebab: Mycobacterium Leprae
 Menyerang saraf tepi, kulit dan
jaringan tubuh lainnya

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 43
 Jaringan tubuh yang diserang al:
 Mucosa mulut
 Saluran nafas bgn atas
 Sistem retikuloendotelial
 Mata, Otot,Tulang,testis
kecuali: susunan saraf pusat

 Penyakit kusta bukan penyakit keturunan atau


kutukan Tuhan.

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 44
 Penyakit ini diduga berasal dari
Afrika atau Asia Tengah yang
kemudian menyebar keseluruh dunia
 Masuk ke Indonesia diperkirakan
pada abad ke IV-V

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 45
 Penderita kusta tersebar di seluruh dunia
 Indonesia: 33. 739 penderita
 Urutan ke 3 setelah India dan Brazil
 Kasus baru (2013): 8526 kasus
 14 Propinsi tinggi kasus kusta : Aceh, Jawa
Timur, Sulut, Sulteng, Papua barat, Gorontalo,
Sulbar dan sulsel

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 46
 Penyakit kusta di Provinsi Maluku
Utara, tergolong tinggi di Indonesia.

 Sesuai data pada Dinas Kesehatan


Provinsi Maluku Utara (2006) tercatat
dari 10 ribu penduduk Maluku Utara,
8,6 orang penderita penyakit kusta.

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 47
HALUT
80 (PR.3.6)

MOROTAI
HALBAR 46 (PR.8,9)
105 (PR.
K.Ternate 10.36.68)

TERNATE
135(PR. 6.37) HALTIM
14 (PR. 1.6)
TIDORE
K.Tidore 43 (PR. 4.31)
HALTENG
84(PR. 13,37)

HALSEL
118(PR 5.70)

= > 1 / 10.000

= < 1 / 10.000 KEP. SULA


TALIABU 22 ( PR. 2.42)
2 ( PR. 0.3)
10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 48
 Penyebab: Mycobacterium leprae
 Morfologi :
 Ukuran: panjang 1-8µ, lebar 0,2-0,5µ,
berbentuk batang, gram (+), spora (-),
gerak (-)
 Kuman aerob, bentuk batang

 tidak mudah diwarnai ,namun jika


diwarnai akan tahan terhadap
dekolorisasi oleh asam atau alkohol
 basil “tahan asam” (BTA)

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 49
 Biasanya berkelompok, namun
ada yg tersebar satu-satu
 Hidup dalam sel, terutama
jaringan yang bersuhu dingin
 Predileksi: sal.napas, testis,
ruang anterior mata, kulit
(utama cuping telinga) dan jari-
jari.
 Tidak dapat dikultur dalam
media buatan

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 50
 Masa tunas : rata-rata 2 - 5 thn
 Cara penularan ?
 Por’t d exit: selaput lendir hidung
 Di duga: penularan melalu:
a. Sekret hidung, basil bertahan:

di luar: 2-7 hari


b. Kontak kulit dengan kulit.
Syarat : Umur < 15 tahun, lesi ,
baik mikoskopis maupun makroskopis, dan
adanya kontak yang lama dan berulang-
ulang.
10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 51
DIAGNOSIS

Tanda-tanda kardinal (Cardinal sign),


yaitu: sekumpulan tanda-tanda utama
utk menegakkan diagnosis kusta:

(1) Adanya bercak kulit yang mati rasa,


Mati rasa pada raba, rasa suhu
(panas/dingin) dan bercak
eritematosa, plak infiltrat
(penebalan bercak bisa total atau
sebagian saja thd rasa sakit.

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 52
(2) Adanya penebalan saraf tepi.
Dapat di sertai rasa nyeri dan gangguan fungsi
saraf yang di kenai.
a. Saraf sensorik: mati rasa

b. Saraf motorik : parese dan paralisis

c. Saraf otonom : kulit kering, retak-retak ,edema,

(3) BTA pada hapusan jaringan kulit.


Misal :
 kulit cuping telinga

 lesi kulit yg aktif kadang2 bisa diperoleh dr


biopsi kulit

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 53
o Utk menegakkan diagnosis harus ada salah
satu dr tanda2 kardinal tsb
o Diagnosis pasti : ditemukan BTA (+) pada
jaringan kulit.
o Bila ragu dianggap sbg suspect
o Diperiksa ulang setiap tiga bulan sampai
diagnosa kusta dapat di tegakkan atau
disingkirkan

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 54
Pemeriksaan Bakteriologis
Tujuan:
1. Membantu menegakan diagnosis
penyakit kusta
2. Menentukan klasifikasi tipe kusta.
3. Membantu menilai hasil pengobatan

Pewarnaan yg dipakai:
di k i
1. Ziehl Nielsen
2. Modifikasi Ziehl Nielsen
3.Tan Thian Hok

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 55
Bentuk-bentuk kuman kusta dilihat di
b
bawah h mikroskop:
ik k
1.Bentuk utuh/solid
- dinding sel tidak putus
- mengambil zat warna secara merata
- panjang kuman 4x lebarnya

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 56
Bentuk-bentuk kuman kusta dilihat di
b
bawah h mikroskop:
ik k
2.Bentuk pecah-pecah/fragmented
- dinding sel terputus sbgn atau seluruhnya
- pengambilan zat warna tdk merata

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 57
3. Bentuk granular/granulated
kelihatan spt titik-titik tersusun spt garis lurus atau
berkelompok

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 58
4. Bentuk Globus
beberapa bentuk utuh atau Fragmented
atau granulated mgdkan ikatan atau
kelompok-kelompok
-kelompok kecil 40-60 BTA
- kelompok besar 200-300 BTA

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 59
5. Bentuk Clumps
Beberapa bentuk granular mbtk pulau2
tersendiri (lebih dari 500 BTA)

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 60
10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 61
1. Internasional (Madrid 1953)
 Indeterminate
 Tuberkuloid
 Boderline
 Lepromatosa
2. Ridley-Jopling(1992)
 Tuberkuloid – tuberkuloid (TT)
 Boderline – Tuberkuloid (BT)
 Boderline – Boderline (BB)
 Boderline – Lepromatosa (BL)
 Lepromatosa – Lepromatosa (LL)
3. WHO(1981) dan modifikasi (1988)
 Paucibasiler (PB); termasuk TT, BT, I, T, dengan BTA (-)
 Multibasiler (MB); termasuk BB, BL, LL, B, L, dengan BTA (+)

10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 62
10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 63
PB MB
10/22/2016 fsnhalil@gmail.com 64
G.PES

merupakan penyakit pada rodensia akibat terinfeksi


Yersinia pestis
Penularan: tikus liar yg mengigit pinjal atau langsung
manusia, manusia yg terinfeksi digigit pinjal, droplet
Pencegahan:
- Menempatkan kandang ternak di luar rumah
- Merekonstruksi rumah
- Membuat ventilasi
- Melapisi lantai dengan semen
- Melapor ke puskesmas bila banyak tikus mati
- Mengatur ketinggian tempat tidur (> 20 cm)
H. ANTRAKS

merupakan penyakit yang disebabkan oleh Bacillus


anthracis pada binatang ternak/buas
Penularan:
- Kontak dengan kulit manusia yg lesi, lecet/abrasi

- Mengkonsumsi daging yang terkontaminasi

- Menghisap spora di kandang hewan

- Digigit serangga yang baru menggigit hewan


infektif
7. LEPTOSPIROSIS

 Merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh


bakteri Leptospira interrogans
 Definisi : Suatiu penyakit zoonis yang juga
dapat menyerang manusia, disebabkan oleh
mikroorganisme berbentuk spiral dan bergerak
aktif yang dinamakan leptospira sp
 Insidens di negara tropis 5- 20 /100.000 pertahun
 3 spesies : 1. L. Interrogans (pathogenic)
2. L. biflexa (saprophytic)
3. L.parva (non-pathogenic)
 Patogen : L. Interogans : 23 serogrup; 200
serovarian
 Bentuk spiral tipis, sangat motil,
 Kedua ujungnya berbentuk kait
 panjang 6- 20 µm, lebar 0.1 µm,
Penularan:
- Kontak dengan air, tanah dan lumpur yang
tercemar bakteri
- Kontak dengan organ,µm,darah dan urin hewan
terinfeksi
- Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
1. TES SARING
DL, UL (tes penunjang)
Tes urin dengan mikroskopik lapangan gelap
Tes leptodipstik (ICT)
2. TES DIAGNOSTIK
- - Tes kultur (darah & CSF)
- - Tes serologi :
- Enzyme immunosorbent assay (EIA)
- Enzyme linked immune sorbent assay (ELISA)
- Mikroskopik Agglutination test (MAT)  baku emas utk pemeriksaan
serologi
- - PCR
- 3. Tes komplikasi/ tes monitoring
- - DL,UL
- - TFH : transaminase, bil, alkali fosfatase, keratin fosfokinase
- - Tes fungsi hemostasis ; Plt, BT, PT
- - Tes fungsi ginjal : ureum, kreatinin, BUN
- - tes serologi
fsnhalil@gmail.com 72
µm,
A. Demam berdarah dengue (DBD)

disebabkan oleh virus dengue dari kelompok


Arbovirus B yang disebarluaskan oleh artropoda
Vektor utama nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus
Pencegahan:
a. Pembersihan jentik
- program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
- larvasidasi
- menggunakan ikan (ikan kepala timah, capung,
sepat)
b. Pencegahan gigitan nyamuk
- menggunakan kelambu
- menggunakan obat nyamuk
- penyemprotan
B. CHIKUNGUNYA

merupakan penyakit yang mirip dengan demam


dengue yang disebabkan oleh virus chikungunya
dab ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes africanus
C. Campak

Indonesia, angka kesakitan tercatat 30.000 kasus per


tahun
Penyebabnya virus campak (Morbillivirus)
Penularan melalui droplet di udara oleh penderita
sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai
4 hari sesudah ruam

D. Hepatitis

adalah penyakit radang hati yang disebabkan


oleh virus hepatitis (Picornavirus)
Ditularkan melalui makanan-minuman yang
terinfeksi, hubungan seksual
Geographic Distribution of HAV Infection

Anti-HAV Prevalence
High
Intermediate
Low
Very Low
Healthy Liver Cirrhosis Liver
E. RABIES

adalah penyakit yang menyerang susunan saraf


pusat
Penyebab: virus yang berfamili Rhabdovirus
Ditularkan melalui anjing, kucing dan monyet
F. HIV-AIDS

AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan


sistem kekebalan tubuh
Penyakit ini bukan bawaan tapi hasil penularan, yang
disebabkan oleh virus HIV
Penularan:
Cairan tubuh (darah, cairan genital, ASI), Ibu hamil,
jarum suntik, transfusi darah dan hubungan seksual
6000
5321
5000

4000

3000 2682 2638

2000 1487
1171 1195
1000 607 826
154 198 258 352 345 316
44 255 219
42 60 94
0
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

AIDS Kumulatif

Sumber : Lap P2PL sd 31 Desember 2005


60
48.9
50
39.4
Persentase

40

30

20

10 4.8 5.5
0.1 1.2
0
Homosex Heterosex IDU Transfusi Perinatal Unknown

Faktor Risiko
Pengobatan:
- Pengobatan suportif

- Penanggulangan penyakit oportunistik

- Pemberian antivirus

- Penangulangan dampak psikososial

Pencegahan:
- Hindari hubungan seksual dg penderita AIDS,
pasangan berganti-ganti & pecandu narkotik
suntik
- Memberikan tranfusi darah hanya yg perlu

- Memastikan alat suntik steril


G. VARISELA

adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan


adanya vesikel pada kulit yang sangat menular
= chicken pox, cacar air, varisela zoster
Disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau Human
(alpha) herpes virus-3
Penularan melalui kontak langsung (cairan vesikel)
dan droplet
Varicella Fatality Rate in
Healthy Persons
30

25

20
Rate

15

10

0
<1 1-14 15-19 20-29 30+
Age group (yrs)
*Deaths per 100,000 cases
H. FLU BURUNG

Penyebabnya virus Al (Orthomyxoviridae)


Penularan: udara dan skskret (kotoran, urin, ingus)
unggas yang terinfeksi
Pencegahan:
a. Peternak: gunakan masker, baju khusus, kacamata
di peternakan, batasi jumlah orang yang masuk,
desinfeksi orang, kendaraan, alat dan isolasi
kandang & kotoran
b. Masyarakat umum: pilih daging yang segar,
masak daging min 80°C, telur 65°C, jaga kesehatan
dan ketahanan tubuh
I. SARS

Severe acute respiratory syndrome/sindrom


pernafasan akut berat adalah sindrom akibat
infeksi virus paru yang mendadak dengan
gangguan pernafasan
Penyebabnya Paramyxovirus
Penularan: melalui droplet pasien yg terinfeksi
Pencegahan:
- Mencegah penularan melalui udara, droplet

- Menggunakan masker buat penderita

- Perawatan penderita di ruang isolasi


J. POLIO

adalah penyakit akut yang menyerang sistem


syaraf perifer karena virus polio (enterovirus)
Ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal,
sekret faring
A. MALARIA
disebabkan oleh parasit sporozoa (Plasmodium) yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina
infektif

B. CACING

Penyebab;
- Cacing tambang: Necator americanus,
Ancylostoma duodenale dan Ancylostoma
ceylonicum
- Cacing gelang: Ascaris lumbricoides
C. FILARIASIS

adalah penyakit akut yang menyerang sistem


syaraf perifer karena virus polio (enterovirus)
Ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal,
sekret faring

Anda mungkin juga menyukai