Anda di halaman 1dari 110

TRANSFUSI DARAH

Yenny Dian Andayani


Divisi Hematologi Onkologi medik
Dept PDL, RSMH/FK Unsri
Palembang
PENGERTIAN

• Tranfusi darah adalah pemberian darah


atau komponen darah dari satu individu
(donor) ke individu lainnya (resipien)
INDIKASI TRANSFUSI

• Anemi akut :
1. Bila terjadi gangguan hemodinamik
2. Critical ill
3. persiapan operasi
4. Improving oxygen capacity of blood
* Anemi kronik :
1. Dgn gangguan hemodinamik
2. Dilihat penyakit co morbid
GOLONGAN DARAH

• Menurut International Society of Blood Transfusion


(ISBT)  ada 25 golongan darah
• Sistem golongan darah terdiri dari satu atau lebih
antigen yang ditentukan baik oleh gen tunggal atau
sebuah cluster dari 2 atau lebih gen homolog yang
berkaitan erat dimana benar-benar tidak terjadi
rekombinasi diantara gen-gen tersebut.
• Rutin dilakukan  ABO & Rhesus
• Sistem ABO  Dr. Karl Landsteiner (1900)
• Sistem Rhesus  Landsteiner & Weiner (1940)
Sistem ABO

Golongan darah Antigen Antibodi


A A Anti B
B B Anti A
AB A dan B Tidak ada
O Tidak ada Anti A, anti B, anti AB
Phenotype dan Genotype

Anti A Anti B Phenotype Genotype Gol


Darah
+ - A AA atau AO A
+ + AB AB AB
- + B BB atau BO B
- - O OO O

+ = timbul agglutinasi
- = tidak agglutinasi
Seleksi Donor Darah

• KU baik • Donor terakhir >8 minggu


• Usia 17- 65 tahun • Tidak hamil
• BB ≥ 50 kg • TB (-)
• Temp < 37,5oC • Asma simtomatik (-)
• Frek & Irama nadi normal • Operasi besar > 6 bulan
• TD Sistole 90-180 / • Operasi kecil > 3 hari
diastole 50-100 • R/ kejang (-)
• Lesi kulit yg berat (-) • R/ perdarahan abnormal (-)
Pengambilan dan Pengumpulan donor

• Informasi untuk donor  informed consent risiko transfusi

• Darah di uji -- penyakit hepatitis, sifilis, HIV

• Reaksi selama dan sesudah donas - sinkop, rasa lemas,


frekuensi nafas meningkat, pusing , pucat, mual, kejang,
kehilangan kesadaran,
Uji terhadap darah donor

• Penetapan golongan darah berdasarkan ABO

• Penetapan golongan darah berdasarkan Rh

• Uji terhadap Ab yg tdk di harapkan

• Uji terhadap penyakit infeksi :

- HBs Ag

- Anti HCV

- tes serologi untuk sifilis

- tes Ab HIV
Uji Silang Serasi ( crossmatch)
Merupakan suatu seri pemeriksaan yang
dilakukan pretransfusi untuk menjamin
kecocokan darah yang akan
ditransfusikan bagi resipien dan
mendeteksi kemungkinan adanya Ab yang
tidak diharapkan dalam serum resipien
yang dapat mengurangi umur hidup atau
menghancurkan
eritrosit donor
Tujuan

1.Mencegah terjadinya reaksi transfusi


2.Memberi keyakinan akan manfaat
transfusi yang maksimal untuk
penderita ( Menaikkan kesempatan
hidup sel darah
donor dalam tubuh pasien )
Macam Uji Silang Serasi

1.Mayor Crossmatch
-Sel darah donor dicampur dengan serum resipien
-Bila dalam serum resipien terdapat Ab terhadap sel
donor maka terjadi destruksi sel donor

2.Minor Crossmatch
-Serum donor dicampur dengan sel darah resipien
-Bila dalam serum donor terdapat Ab terhadap sel
resipien, maka terjadi destruksi sel resipien
APLIKASI KLINIS UJI SILANG SERASI

• Mendeteksi ada tidaknya antibodi , baik antibodi


komplet (IgM) maupun antibodi inkomplet (IgG)
yang terdapat dalam serum / plasma pasien
maupun dalam plasma donor yang mempunyai arti
klinis yang dapat menyebabkan kerusakan sel
darah merah
• Memastikan bahwa transfusi darah yang diberikan
sesuai /kompatibel dan tidak menimbulkan reaksi
apapun pada pasien serta sel-sel darah dapat
mencapai masa hidup maksimum setelah diberikan
• Cek akhir uji kecocokan golongan darah ABO
Klasifikasi Crossmatch

1. Crossmatch untuk rutin


2. Crossmatch untuk emergensi
3. Crossmatch persiapan operasi
Crossmatch untuk rutin

Inkubasi 37 c selama 15 mnt


Kedua tab putar kembali 1 mnt 1000 rpm, bila hemolisis
dan agglutinasi -> tidak cocok, bila (-) --> teruskan
Cuci sel 3-4x dgn salin
Endapan sel masing2 -> + 2 tts commb serum
Kocok putar 1 mnt 1000 rpm
Bila (+) - incomptabilitas
Bila (-) -- comptabilitas
Crossmatch untuk emergensi

Teknis:
Ada 4 tabung
Tab I (mayor): 2 tts serum os+1 tts sel donor 4%+2 tts
bovine albumin 20%
Tab II (mayor): 2 tts serum os+1 tts sel donor 4
Tab III (minor): 2 tts serum donor+1 tts sel os 4%+2 tts
bovine albumin 20%
Tab IV (minor): 2 tts serum donor+1 tts sel os 4%

Catatan: sel os dan sel donor cuci dulu 1x dgn salin


AFERESIS

• Adalah suatu tindakan pengambilan/pengumpulan


komponen darah tertentu dengan mengembalikan
komponen darah lainnya ke tubuh seseorang dengan alat
separasi sel.

• Tujuan:
– Mengambil sebagian komponen darah utk diberikan pd
orang lain (afaresis donor).
– Mengurangi jumlah komponen darah yg berlebihan di
dalam tubuh (afaresis terapeutik)
• Aferesis -> asal bhs yunani -> apo dan hareisis -> suatu
proses mengambil dari sesuatu.

• Hemaferesis -> sekarang sering digunakan


• Jenis tindakan:
– Sitoferesis (eritrositoferesis, lekoferesis, tromboferesis)
– Plasmaferesis
– Prosedur transplantasi sel asal darah perifer (PBSCT)
Aferesis Terapeutik

• Adalah pengambilan bahan patologik dari sirkulasi darah


pasien dengan memakai mesin aferesis.

• Tindakan:
– Plasmaferesis (SGB, miastenia gravis, SLE)
– Lekoferesis (malaria, leukemia, PBSC)
– Eritroferesis (Sickle cell disease, pencegahan rekurensi
stroke)
– Tromboferesis (trombositemia simtomatik)
– Immunoadsorption (pengambilan IgG dan plasma
circulating immune complexes)
Aferesis donor

• Tindakan mengambil sebagian komponen


darah dan diberikan kepada orang yang
memerlukan.
• Misalnya : tromboferesis donor 
hasilnya diberikan pada penderita
trombositopenia.
Aferesis pada Prosedur transplantasi sel asal
darah perifer
• Prosedur pada PBCST:
• Pada donor diberikan growth factor 5 mcg/kg rhG-CSF per
hari SC selama 4-5 hari sebelum lekoferesis dengan
tujuan memperoleh jumlah sel asal lebih banyak
• Pada autologus : mobilisasi PBCS dilakukan dgn
pemberian growth factor mulai hr ke 5 pasca kemoterapi -
> lekaferesis dilakukan hr 10-15 -> saat lekosit minimal 2
jt/ml
• Prosedur ini diulang 5-6x -> untuk memperoleh CD 34 -> 2
jt/kg
• Semua sampel darah dari lekofaresis diproses dalam
waktu 1 jam, dan dihitung jumlah leukosit total dan
analisisis CD34
Komplikasi Aferesis

• Pengawasan baik -> aman

• Komplikasi:
– Vaskular acces
– Perubahan hemodinamik
– Problem mekanik
– Reaksi terhadap antikoagulan
– Reaksi alergi
– Infeksi
DARAH DAN KOMPONEN

• Komponen darah: bagian darah yg dipisahkan dgn cara


mekanik seperti sentripugasi; contoh PRC, trombosit,
fresh frozen plasma (FFP)

• Fraksi plasma: derivat plasma yg diperoleh dgn cara


kimiawi/fraksinasi: contoh Albumin, imunoglobulin, faktor
VIII & IX.
MACAM MACAM KOMPONEN DARAH

• Selular
– Darah utuh (whole blood)
– Sel darah merah pekat ( PRC )
– Trombosit konsentrat
– Granulosit feresis
• Non selular
– Plasma segar beku (fresh frozen plasma)
– Plasma donor tunggal (single donor plasma)
– Kriopresipitat
– Albumin
DARAH LENGKAP/ WHOLE BLOOD

• Darah simpan (preserved blood)


• Suhu simpan: 1-6ºC
• Lama simpan: tergantung antikoagulan: Citrate Phospate
Dextrose (CPD) 21 hari, CPD Adenin 35 hr.
• Satu kantong berisi 250 cc/ 350 cc (di Indonesia)
• Keuntungan:
– Pengadaan mudah
– Resiko penularan penyakit berkurang
• Kerugian:
– Fc pembekuan banyak berkurang
– Afinitas Hb terhadap oksigen tinggi, sehingga pelepasan ke
jaringan rendah
Sel darah merah pekat (packed red Cell)

• Isi: eritrosit, trombosit, lekosit, sedikit plasma dgn Ht 60-


70%.
• Volume diperkirakan 150-300 cc tergantung besarnya
kantong darah yang dipakai
• Disimpan pada suhu 1-6oC, dengan masa simpan 21 hari
• Keuntungan:
– Plasma sedikit -> mengurangi beban sirkulasi pada os
lansia dan kelainan jantung
– Pada os gangguan gingal -> perlu pembatasan protein
– Mengurangi reaksi alergi
SEL darah merah pekat dg sedikit lekosit

• 1 unit  1-3 x 109 lekosit


• Standar : leukosit < 5x 106 / unit RBC
• Suhu simpan 1-6ºC
• Lama simpan tergantung cara pembuatan: bila dgn
metode kantung ganda (tertutup) sama dgn darah
lengkap
• Bila dgn cara filtrasi (terbuka): dalam 24 jam
SEL DARAH MERAH PEKAT CUCI
(PACK RED CELL WASH)
• RBC -> di cuci dgn normal salin (Ht 79-80 %)
• Keuntungan:
– Ht bisa diatur
– Mengurangi bahaya Hepatitis B
– Bebas anti koagulan
• Kelemahan:
– Bahaya infeksi -> selama proses
– Masa simpan pendek (4-6 jam)
• Indikasi:
– PNH
– Aquired hemolitic anemia
– Exchange transfusion
trombosit
Trombosit pekat diperoleh dari
1 unit darah lengkap segar (sentrifus) 1 unit =
5,5x 1010 trombosit, volume 1 U = 50-70 ml
Tromboferesis 1 unit = 30 x 10 10 trombosit,
volume 1 U= 200ml
Mengandung trombosit, lekosit, sel darah merah dan
plasma jumlah kecil.
Plasma segar beku (fresh frozen plasma)
Berisi plasma dan semua faktor pembekuan.
Digunakan untuk semua kelainan defisiensi
faktor pembekuan.
Harus diberikan segera setelah mencair.
Dosis: 15-20ml/kgBB FFP dalam 1 jam.
Kadar F.IX diharapkan meningkat 15-20
unit/dL.
Kriopresipitat
Didapat dari FFP dengan cara pencairan
perlahan pada suhu 40-60C.
Kriopresipitat mengandung F.VIII, fibrinogen,
factor von Willebrand dan fibronektin dalam
konsentrasi yang lebih tinggi dari plasma.
Indikasi: pasien hemofilia A, penyakit von
Willebrand dan defisiensi fibrinogen
KOMPLIKASI TRANSFUSI DARAH

• Komplikasi LOKAL:
- kegagalan memperoleh akses vena
- fiksasi vena tidak baik
- masalah ditempat tusukan
- vena pecah saat ditusuk, dll

• Komplikasi UMUM:
- reaksi reaksi transfusi
- penularan / transmisi penyakit infeksi
- sensitisasi imunologis
- kemokromatosis
Transfusion Reaction
• Transfusion reaction  any adverse
response to blood component transfusion.
• Complications of bood transfusion latest
year tend decrease because of screening
and testing be better- mortality and
morbidity rate ↓
• Blood safe , recording the transfusion and
monitoring the patients transfused.-
three most important  minimized reaction
transfusion.
• .
Acute Transfusion Reactions
Onset < 24 hours
1. Immunologic
– Acute hemolytic transfusion reactions (
hemolysis intravasculer)
– Febrile non hemolytic transfusion reaction
– Alergic transfusion reaction
– Anaphylactic transfusion reaction
– Transfusion Reaction of Acute Lung
injury (TRALI )
2. Non immunologic

• Volume overload
• Hemolytic ( physical and chemical destruction of
RBC )
• Air embolus
• Hypocalcemia
• Hypothermia
Delayed Transfusion Reaction
Onset >24 hours
1. Immunologic
– Delayed Hemolytic transfusion reaction
- Graft vs. Host Disease (GVHD)
- Post transfusion Purpura
2. Non immunologic
– Iron Overload
Infectious complications of blood
transfusion

Bacterial contamination
Common sources of bacterial contamination 
bacteriemia in the donor and from skin
contaminants at the phlebotomy site.
FE: Staphylococcus, Yersinia, Salmonella,
Enterocolitica
Transfusion- transmitted infection
Virus :
HIV, Hepatitis B, hepatitis C, CMV, Parvo
virus B 19, Epstein barr virus, vCJD.
Parasite :
Malaria, plasmodia, Toxoplasma gondii,
Leishmania donovani.
Spirochetes :
treponema palida
Acute transfusion imunologi
1. Intravascular Hemolysis
Characteristics Signs may include:
• Within minutes • Pain along infusion site
• IgM &/or IgG antibody • Shock
• Complement • Abnormal
activation bleeding/DIC/
• Release of histamine Hemoglobinemia/uria
and serotonin • Release of cytokines:
fever, hypotension
• Renal failure/ Oliguria,
may progress to…anuria
2. Anaphylactic Reaction
Symptoms

• Burning sensation at infusion site


• Coughing, difficulty in breathing, and
bronchospasms can lead to cyanosis
• Nausea, vomiting, severe abdominal cramps,
diarrhea
• Hypotension which can lead to shock, loss of
consciousness, & death

• MUST STOP TX IMMEDIATELY


3
4. Febrile non hemolytic Tx
reaction

• An INCREASE in temperature of 1OC during


infusion of blood component
Usually “mild & benign” = not life threatening
Can have more severe symptoms, not
usually Non-hemolytic
• Incidence of 0.1% of RBC transfusions, 0.1-
1.0% of platelet transfusions
• Cause: Recipient antibodies to donor WBCs &
Cytokines in the transfused blood component.
Acute reaction transfusion non immunologic
1.
2. Hypocalcemia
• Excess citrate: When infused at rate >100
mL/minute or individuals with impaired liver
function:
– Citrate is broken down by liver.
• Seen more in pediatric and elderly patients
• Signs and Symptoms: Facial tingling, nausea,
vomiting.
• Prevention: Slowing or discontinuing infusion.
3.Hypothermia
• Etiology: Drop in core body temperature due to
rapid infusion of large volumes of cold blood.
• Symptoms: Decreased body temperature and
ventricular arrhythmias.
• Seen in small infants or massive transfusion
• Prevention: Reduce rate of infusion or use blood
warmers.
4. Air Embolism

• Etiology: If blood in an open system is


infused under pressure or if air enters the
system while container or blood
administration sets are being changed.
• Treatment: Place patient on left side with
head down to displace air bubble from
pulmonic valve.
Delayed Transfusion Reactions
Immunologic
Delayed Hemolytic Transfusion Reaction
(Red blood cell alloimmunization)

• Onset within days (>24 hours)


• Associated with Extravascular Hemolysis
• Etiology: Antibodies that usually do NOT
activate Complements : Rh, Kell, etc.
• Prevention: Give antigen negative blood.
Graft vs Host Disease (GVHD)

• Etiology: Donor CD8+ T-Lymphocytes attack


recipient (host) tissues. Very rare in blood stored 4+ days due to
WBC inactivation (Br J Haematol 2000;111:146)
• Groups at risk:
– Immunocompromised patients (Cancer, fetus,
neonatal, bone marrow transplant).
• Signs: Fever, dermatitis, or erythroderma,
hepatitis, diarrhea, pancytopenia, etc.
• Prevention: Irradiation of blood products.
Osaka City Med J 1999;45:37
Post Transfusion Purpura
• Etiology: Antibodies to platelet antigens (HP1a )
causes abrupt onset of severe thrombocytopenia
(platelet count <10,000/l) 5-10 days following
transfusion. Usually affects multiparous women .
• Signs: Purpura, bleeding, fall in platelet count
. treatment: IVIG, plasmapheresis or corticosteroids;
platelet transfusions usually NOT recommended

Transfus Med 2006;16:69


Delayed Transfusion Reaction
Nonimmunolgic

Iron Overload
• Etiology: Excess iron resulting from chronically
transfused patients such as hemoglobinopathies,
chronic renal failure, etc.
• Signs: Muscle weakness, fatigue, weight loss,
mild jaundice, anemia, etc.
• Treatment: Infusion of deferoxamine - an iron
chelating agent has been useful.
Infectious complications of blood
transfusion

Bacterial contamination
Common sources of bacterial contamination 
bacteriemia in the donor and from skin
contaminants at the phlebotomy site.
FE: Staphylococcus, Yersinia, Salmonella,
Enterocolitica
Monitoring The Transfused Patient
Investigation Acute Transfusion
Reactions
Salwa Hindawi
MENGAPA DILAKUKAN PADA FASE
/MEDIUM YANG BERBEDA?

• Reaksi antigen antibodi yang dilakukan pada fase dan


medium yang berbeda karena jenis2 antibodi golongan
darah mempunyai karakter yang berbeda
• Antibodi seperti anti M,N,P, Lua ,Lub bereaksi baik dalam
medium saline di suhu kamar, tapi kurang baik reaksinya
dalam medium albumin
• Antibodi sistim Rhesus bereaksi baik dalam medium
albumin tetapi tidak dalam medium saline( kecuali anti E)
• Anti Kell, Duffy, Kidd baru tampak reaksinya dengan
antiglobulin
TAB I Tab II
Albumin Saline

A1 A1
Fase Suhu Kamar M M
P1 P1
(20 – 25 °C ) I-H I-H
Lea Lea
D-E-e
Fase Inkubasi
D-E-c E
( 37 °C) Lea-Leb Lea

Fase Antiglobulin D-E-c D-E-c


K K
Fya Fya
Jka Jka
S S
HUBUNGAN ANTARA SUHU Lea-Leb Lea-Leb
& MEDIUM UNTUK DETEKSI
ANTIBODI SPESIFIK PADA
TES COMPATIBILITAS
SEBELUM MELAKUKAN UJI SILANG SERASI
Lakukan tes validasi reagensia / alat:
• Anti serum A
• Anti Serum B
• Anti D
• Coomb’s serum
• Bovine Albumin 22 %
Uji Silang Serasi

• Harus dilakukan 3 fase, mayor, minor dan


auto
• Untuk permintaan lebih dari satu kantong,
tidak boleh dilakukan metoda pooling, baik
pada uji cocok serasi mayor maupun minor.
• Ada instruksi kerja / SOP , lembar
kerja/lembar pemeriksaan
• Hasil terdokumentasi dengan baik
BAHAN PEMERIKSAAN

• CONTOH DARAH PASIEN : darah tanpa anti


koagulan / darah dengan antikoagulan yang
berumur kurang dari 48 jam
• CONTOH DARAH DONOR : darah dalam
antikoagulan yang diambil dari slang kantong darah
• REAGENSIA : Saline / NaCl 0,9 %
Bovine Albumin 22 %
Coomb’s serum
Coombs Control Cell ( CCC)
PERALATAN
• Tabung gelas ukuran 12 X 75 mm
• Inkubator ( waterbath ) 37ºC
• Serofuge
• Objekglass
• Mikroskop
BOVINE ALBUMIN 22 %

• menurunkan zeta potensial


• menyebabkan sel yang coated dengan
antibodi berdekatan satu sama lain
(BOVINE ALBUMIN 22 %
MENURUNKAN ZETAPOTENSIAL )

ZETA POTENSIAL
PERSIAPAN UJI SILANG SERASI

• SERUM RESIPIEN : jernih bebas dari SDM


• SUSPENSI S.D.M. RESIPIEN 3-5%
DALAM SALINE , setelah sel dicuci
• PLASMA DONOR yang jernih bebas dari
sel2 darah
• SUSPENSI S.D.M. DONOR 3-5% DALAM
SALINE , setelah sel dicuci
TEKNIK UJI SILANG SERASI
FASE I ( FASE SUHU KAMAR )
1 tts sel donor susp 5 % 1 tts sel pasien susp 5 %

2 tts serum pasien 2 tts plasma donor 2 tts serum pasien

I ( MAYOR ) II ( MINOR ) III AC


TABUNG I & II KOCOK-KOCOK
CENTRIFUGASI 3000 rpm/15” atau 1000 rpm/ 1 menit
BACA REAKSI ---Hemolisis / agglutinasi . Bila tidak ada reaksi---
lanjut fase II
TEKNIK UJI SILANG SERASI
FASE II ( FASE INKUBASI 37 º C)
2 TTS BOVINE ALB 22 %

I (MAYOR) II (MINOR)
III AC

 KOCOK-KOCOK
 INKUBASI 37 ° C SELAMA 15 MENIT
 CENTRIFUGASI 3000 rpm / 15” atau 1000 rpm / 1 menit
 BACA REAKSI ------Bila tidak ada reaksi ----lanjut fase III
TEKNIK UJI SILANG SERASI
FASE III ( FASE ANTIGLOBULIN )
 TABUNG I& II CUCI DENGAN SALINE 3 X
 2 TTS COOMB’S SERUM

I (MAYOR) II (MINOR)
III AC
 KOCOK KOCOK
 CENTRIFUGASI 3000 rpm/15 “ atau 1000 rpm/ 1 menit
Bila tidak ada reaksi , hasil kompatibel
• Tambahkan 1 tetes CCC
1 tetes CCC

I ( MAYOR ) II (MINOR) III AC

Putar 3000 rpm15 ‘’


Baca bila aglutinasi  pemeriksaan benar
TUJUAN PENAMBAHAN ANTIHUMAN
GLOBULIN ( COOMB’S SERUM )
• 1/3 dari semua antibodi yang dapat menyebabkan reaksi transfusi
hanya dapat dideteksi dengan teknik antiglobulin
• Reagen harus mampu bereaksi dgn antibodi/ komplemen yang
diikat ag-ab tertentu
• Contoh reaksi:

Agglutinasi ( CM POSITIP)
AGLUTINASI

IgG

ANTI HUMAN GLOBULIN


AGLUTINASI

COMPLEMENT

ANTI HUMAN GLOBULIN


COOMB’S CONTROL CELLS (
CCC)

• Sel eritrosit normal yang dibuat coated


oleh suatu antibodi inkomplet
• CCC umumnya dibuat dari sel normal
golongan O Rh positip, dengan anti D
inkomplet.
TUJUAN PENAMBAHAN CCC
• Untuk mengontrol Coomb’s serum apakah
reagen Coomb’s serum masih baik /layak
digunakan
• Menguji semua hasil pemeriksaan yang
negatip, apakah hasil valid/ invalid

CCC CCC

CCC
CARA MEMBUAT CCC
Bahan ;
• Sel O Rhesus positip
• Anti D modified ( IgG) yang sudah
diketahui titernya
• Saline 0,9 %
CARA MEMBUAT CCC
Mengukur titer anti D slide test
• Siapkan suspensi sel O Rh pos 5 % dalam saline
sesudah dicuci 3X
• Sediakan 10 tabung untuk pengenceran anti D
• Isi masing2 tabung dengan 2 tetes saline
• Isi 2 tetes anti D kedalam tabung ke 1 yang sudah
berisi saline, selanjutnya buat enceran berganda
kedalam tabung2 berikutnya sampai tabung ke 10
• Teteskan suspensi sel O Rh pos 5% kedalam
semua tabung yang sudah berisi masing2 2 tetes
enceran anti -D
lanjutan
• Kocok2 semua tabung dan inkubasi 37 ºC / 30
menit
• Putar semua tabung 3000 rpm/ 15 “, baca dan
catat reaksinya.
• Pada semua tabung yang belum tampak
reaksi aglutinasi , selnya dicuci dengan saline
(3X)
• Tambahkan 2 tetes Coomb’s serum kepada
sediment sel yang sudah dicuci
• Kocok2 dan centrifugasi 3000 rpm / 15 “
• Baca reaksinya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 4 8 16 32 64 128 256 512 1024

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
37ºC/30 ‘
2+ + (+) - - - - - - -
Coomb’s
Test
4+ 3+ 2+ 2+ + (+) -

Titer Anti-D incomplet = 512


Enceran Anti –D modified yang bereaksi sensitasi ( Coated ) dan memberikan
hasil Coomb’s test 2+ pada enceran 128 X
lanjutan
• Dari percobaan diatas hasil 2+
Coomb’s Test jatuh pada enceran
128X
• Untuk membuat CCC dimodifikasi :
Sel susp 5 % : enceran 128 X
Sel susp 10%: 64X
Sel susp 20% : 32X
Sel susp 40% : 16X
• Selanjutnya :
CONTOH
1.Buatlah suspensi sel O Rhesus positip yang sudah
dicuci 3 X, 40 % dalam saline
2.Ambil 1 tetes anti-D, encerkan dengan saline 15
tetes (volume menjadi 16 tetes )
3.Tambahkan suspensi sel O Rh positip
40 % sebanyak 8 tetes
4.Inkubasi 37 º C selama 30 menit (coated)
5.Putar , kemudian supernatan dibuang
6.Cuci selnya dengan saline ( 3X)
7.Endapan sel jadikan suspensi 5%
( 40%5% , akan diperoleh 64 tetes CCC 5 % )
1 tetes anti-D
diencerkan saline
15 tts ( 16 tetes)
Suspensi sel O
40% 8 tetes

Buang
Supernatant
Inkubasi 37ºC
30 ‘ Cuci sel dg
Buat
Suspensi
Saline 3X 5%
Putar

Endapan sel Suspensi sel


5% ( 64 tts)
INTERPRETASI HASIL UJI
SILANG SERASI
• Bila Mayor dan Minor fase 1 sampai fase 3
tidak menunjukkan reaksi aglutinasi dan
atau hemolisis , hasil diinterpretasikan
kompatibel (cocok)  darah dapat
keluar
• Bila Mayor dan Minor fase 1 sampai fase 3
menunjukkan adanya reaksi aglutinasi dan
atau hemolisis , hasil diinterpretasikan
inkompatibel (tidak cocok)  darah tidak
REAKSI TRANSFUSI
TAB I Tab II
Albumin Saline

A1 A1
Fase Suhu Kamar M M
P1 P1
(20 – 25 °C ) I-H I-H
Lea Lea
D-E-e

Fase Inkubasi
D-E-c
E
( 37 °C) Lea-Leb
Lea

Fase Antiglobulin D-E-c D-E-c


K K
Fya Fya
Jka Jka
S S
Lea-Leb Lea-Leb
ANTIBODI PADA FASE UJI
SILANG SERASI
FASE I : Fase suhu kamar dengan medium saline
• Fase ini dapat mendeteksi :
1. Antibodi yang komplet ( IgM / Cold antibodi )
misalnya terdapat pada ketidak cocokan pada
penetapan golongan darah ABO
2. Adanya Alloantibodi (antibodi komplet )seperti :
anti M, anti Lewis, anti N, anti P1, anti A1
3. Adanya auto antibodi : anti-H, anti-I
• FASE II : Fase inkubasi 37ºC didalam
medium Bovine Albumin
• Fase ini dapat mendeteksi :
beberapa antibodi sistim Rhesus
seperti : anti D, anti E, anti c
antibodi inkomplet lain :anti- K, Fya, Fyb,Jka,
S, Lea, Leb
Mengapa 37ºC ?
Memberi kesempatan kepada antibodi untuk
coated pada sel
• FASE III : Fase antiglobulin .
• Pada fase ini akan terdeteksi aglutinasi
antibodi inkomplet : anti D, anti E, anti
C, anti Duffy, anti Kell, anti Kidd, anti S
dll.
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
• Suhu inkubasi 37 º C
• Lama inkubasi minimal 15 menit, jika waktu
dikurangi maka antibodi inkomplet tidak akan
coated dengan sempurna sehingga akan
lepas pada waktu pencucian
• Cara pencucian sel untuk menghilangkan sisa
globulin yang bebas harus sempurna. Karena
sisa glubulin yang tertinggal akan dapat
menetralisir anti globulin serum (
Coomb’s serum )
CONTOH AHG YANG MENETRALISIR
ANTIBODI BEBAS

NEGATIP PALSU
AGAR REAKSI SILANG TIDAK
MEMBERIKAN HASIL NEGATIP PALSU

• Saline harus bersih, jernih, tidak berwarna, tidak


terkontaminasi serum
• Suhu inkubator harus tepat
• Lama inkubasi harus tepat
• Pencucian sel darah merah harus bersih
• Hasil negatip harus dikontrol dengan
menggunakan CCC
CROSSMATCHING
DENGAN METODE
GEL
METODA GEL
Ditemukan oleh Dr Yves Lapierre dari Perancis
tahun 1985
3 tahun R+D di DiaMed, Switzerland
Pertama kali digunakan untuk pemeriksaan rutin
pada tahun 1988 di Eropa
 Sederhana, mudah dan cepat
Hasil reaksi stabil dapat disimpan / foto
copy
“No-washing step”
Sampel yang diperlukan sedikit
Pembacaan reaksi makroskopis
Mengurangi limbah
MATERIAL
• ID Dispensor
• Autopipette 10, 25, 50 ul
• Pipette tips
• Test tubes
• Working table
• Incubator 37ºC
• ID-centrifuge
• Pen marker
Reagents

• LISS/Coombs card

• ID Diluent 2
(modified LISS)
Prinsip Teknologi Gel Test
Material gel dengan “Sephadex”
Aglutinasi yang berukuran besar
akan berada pada permukaan gel
Aglutinasi yang lebih kecil ukurannya
dapat lewat pori-pori gel, tergantung
ukurannya
Sel yang tidak beraglutinasi akan
langsung mengendap di dasar
PRINSIP GEL TEST
PEMBUATAN SUSPENSI SEL 1%

Ambil ID Diluent 2 Pipet 10 ul sel donor Campur sel donor 1%


: 1 ml (PRC) kedalam tabung dan ambil 50 ul masukkan
yang berisi 1 ml ID kedalam microtube
Diluent 2
50 μl suspensi sel 1% 25 μl serum/plasma
TEKNIK PEMIPETAN GEL
TEST
Inkubasi 37ºC 15 menit

Sentrifus selama 10 menit


HASIL REAKSI METODA GEL
A 4+
B 3+
C 2+
D 1+
E Negatip
KEGUNAAN GEL TEST
Penetapan golongan darah ABO/Rh
Penetapan golongan darah lain
Skrining dan identifikasi antibodi
Crossmatching.
Partial D

Anda mungkin juga menyukai