TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah : Proses pemindahan darah dari donor ke resipien. Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah WHO (1995) : 1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat. 2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.
Golongan darah A B AB O
Anti Rh (D)
Kontrol Rh
Tipe Rh
Positif
Negatif
Negatif
Positif
D+
D- (d)
melihat apakah darah dari pendonor cocok dengan penerima (resipien) konfirmasi golongan darah.
JENIS CROSSMATCH
Uji Major
Memeriksa ada tidaknya antibodi dalam serum resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit donor
Uji Minor
Memeriksa ada tidaknya antibodi dalam darah donor yang mungkin dapat merusak eritrosit resipien. Reaksi ini kurang penting dibanding reaksi silang mayor antibodi donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi darah resipien.
COOMBS TEST
Untuk mendeteksi antibodi yang terdapat dalam serum resipien yang dapat bereaksi terhadap antigen eritrosit donor Hasil positif adanya antibodi perlu dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi tersebut
Untuk mendeteksi antibodi /komplemen yang berikatan dengan antigen pada membran sel eritrosit resipien
Crossmatch Mayor = Positif, Minor = Negatif Periksa sekali lagi Golongan Darah OS apakah sudah sama dengan donor, apabila Golongan darah OS memang sudah sesuai, maka pemeriksaan dilanjutkan. Lakukan DCT (Direct Coombs Test) pada sel donor untuk memastikan reaksi positif pada mayor bukan berasal dari donor, apabila DCT sel donor negatif, artinya ada irregular antibodi pada serum OS. a. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil Cross negatif pada mayor dan minor. b. Apabila tidak ditemukan hasil Crossmatch yang kompatibel meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan skrining dan identifikasi antibodi pada serum OS dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat.
3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = Positif, dan Autocontrol = negatif. Artinya ada irregular antibodi pada serum / plasma Donor. Solusi : Ganti dengan darah donor yang lain lakukan Crossmatchlagi.
INDIKASI TRANFUSI
Hb < 8 / < 7 g/dL ps dengan penyakit kronis + gejala hipoksia (sesak, palpitasi, pusing, gelisah) Tidak dianjurkan
Transfusi profilaksis
Komponen darah
Selular
Nonselular
Trombosit konsentrat
Granulosit feresis
Cryoprecipitat e AHF
WHOLE BLOOD
Kandungan Sel darah merah , leukosit, trombosit plasma Indikasi pemberian Meningkatkan jumlah sel darah merah & volume plasma Kontraindikasi
Kontraindikasi dan perhatian : tidak efektif diberikan pd ps yg mengalami destruksi trombosit yg cepat biasanya dilakukan jika ada perdarahan aktif Dosis dan cara pemberian : 1 unit/ 10kgBB
GRANULOSIT FERESIS
Kandungan Granulosit, limfosit, trombosit, beberapa eritrosit dan sedikit plasma Indikasi Meningkatkan jumlah granulosit pd pasien sepsis dengan leukopenia tidak membaik dgn antibiotik pd pem sumsum tulang menunjukkan hipoplasi
Perhatian Terapi antibiotik yg tepat dan penggunaan faktor hematopoietik lebih efektif
Defisiensi F VIII hemofilia A (bila F VIII pekat tidak tersedia) Defisiensi FXIII Defisiensi fibrinogen Penyakit Von Willebrand
Albumin
Immunoglobulin
Derivat plasma
KONSENTRAT FAKTOR IX
Kandungan Faktor IX 1-5IU Sedikit F II, VII, X dan beberapa protein Indikasi Pasien dengan defisiensi F IX hemofilia B Kontraindikasi dan perhatian
Hati2 diberikan pd pasien dgn ganguan fungsi hati dpt terjadi trombosis dan DIC akumulasi faktor2 pembekuan
Dosis dan cara pemberian 1 unit F IX = 1mL plasma manusia diberikan sesuai kondisi klinis
RISIKO TRANSFUSI
Demam
Peningkatan suhu akibat antibodi leukosit, antibodi trombosit dan senyawa pirogen dari darah donor Cara mengurangi reaksi ini: Melakukan uji cocok silang (crossmatch) Memberikan produk darah yang mengandung sedikit leukosit Memasang mikrofiltrasi Obat : prednison 50mg/ lebih dlm sehari, kortison oral 50mg setiap 6 48 jam sebelum transfusi, aspirin 1g saat mulai menggigil atau 1 jam sebelum transfusi.
Reaksi Alergi
Reaksi allergi ringan urtikaria (pd 3% kasus) Reaksi anafilaktik berat interaksi antara IgA darah donor dgn anti-IgA spesifik pd plasma resipien.
Penularan penyakit
HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, virus dan bakteri lain infeksi bisa menjadi sepsis.
Kontaminasi
Pada eritrosit paling sering Yersinia enterocolitica Trombosit Staphylococcus aureus, Klebsiella pnuemonia, Serratia marcenses, Staphylococcus epidermidis.
KOMPLIKASI TRANSFUSI
Terjadi pada :
pasien yang berulang-ulang mendapatkan transfusi memerlukan jumlah darah yang banyak
Mekanisme : antigen yang terdapat pd eritrosit, leukosit, trombosit dan protein plasma darah donor pembentukan antibodi dalam darah resipien bila mendapatkan transfusi berulang reaksi immunologi
Komplikasi immunologi
Aloimunisasi : antigen eritrosit, trombosit, netrofil, protein plasma
Rx transfusi hemolitik : segera, tertunda Rx febris transfusi Acute lung injury (TRALI) Rx transfusi allergi Purpura pasca transfusi Pengaruh immunosupresi Penyakit graft versus host
Antibodi terhadap sistem Rhesus Kell (K) Duffy (Fy) Kid (Jk)
Penanganan Hentikan transfusi hidrasi Infus NaCl 0.9% utk memelihara tekanan darah & meningkatkan produksi urin 100cc/jam Dapat diberikan furosemid Bila terjadi oliguri batasi cairan Dapat diberikan dopamin Pada rx hemolitik intravaskular yang berat diperlukan exchange transfusion Pemeriksaa Periksa ulang identitas pasien dan label darah donor Sisa darah dalam kantung & darah pasien dikirim ke PMI diteliti penyebab Lakukan test direk antiglobulin Pencegahan Elakkan kesalahan administratif Crossmatch
Pemeriksaan
Darah pasien diambil diperiksa tes antiglobulin direk
Penanganan
Tidak ada terapi khusus
Penyebab
Aloimunisasi terhadap antigen leukosit dan trombosit Kontaminasi bakteri/virus pada darah donor
Penanganan
Transfusi dihentikan Diberikan antipiretik & hidrokortison Darah sisa dan darah pasien dikirim ke PMI untuk diperiksa
Pencegahan
Memberikan darah yang kurang sel leukosit (leukocytes reduced)
Penyebab Transfusi antibodi di dalam plasma donor beraksi terhadap granulosit resipien aglutinasi granulosit dan aktivasi komplemen di dalam jar vaskular paru rosaknya endotel kapiler paru edema paru Penanganan Bantuan pernafasan bila perlu Kortikosteroid dosis tinggi
Klinis
Urtikaria, skin rash, spasme bronkus, angioedema, reaksi anafilaksis
Penyebab
Reaksi antara IgE resipien dengan protein/bahan terlarut dalam plasma donor sekresi antihistamin oleh sel mast & basofil
Penanganan
Riwayat allergi berulang antihistamin Jika tak terkontrol dgn antihistamin guna washed erythrocytes
Transfusi darah turut ditarnasfusikan : efektor sel imun, produk sitokin, dan berbagai bahan yang dapat dikenal sebagai antigen asing oleh sistem imun resipien memodulasi sistem imun host
Dapat menyebabkan oedem paru Orang tua transfusi pada kecepatan 2ml/kgBB/jam
Hepatitis B/C, HIV, sifilis, cytomegalovirus, EpsteinBarr virus, Parvovirus Penting dilakukan skrinning terhadap calon donor dan pada darah donor sebelum transfusi.
Lain-lain
Hemosiderosis pada pasien yg sering mendapatkan transfusi terjadi penumpukan besi di organ2 tubuh gangguan fungsi organ Plasticizer : keracunan phthlate bahan yang terkandung dalam kantung plastik darah akibat penyimpanan yang tidak benar
DONASI DARAH
Seleksi Donor Darah
Keadaan umum baik Usia 17 65 tahun Berat badan >50kg Tidak demam ( suhu sublingual : < 37,5 c) Frekuensi dan irama denyut nadi normal Tekanan darah : sistolik 90 180 mmHg dan diastolik 50 100 mmHg Tidak ada lesi kulit berat Donor terakhir minimal 8 minggu yang lalu Tidak hamil Tidak menderita TBC aktif, asma bronkial simptomatik, psca operasi ( min 6 bulan setelah op besar, min 3 hari setelah ekstraksi gig) Tidak ada riwayat kejang Tidak ada riwayat perdarahan abnormal Tidak menderita penyakit infeksi yang menular melalui darah ; HIV, Hep B/C
DONOR DARAH
Malaria
Calon donor yang berpergian ke daerah endemis diterima sbg donor stlh 6 bulan kembali, terbukti tidak menunjukkan gejala malaria, tidak minum obat anti malaria Calon donor yg pernah menderiat malaria : diterima setelah 3 tahun penyakitya asimptomatik dan obat dihentikan.
TERIMA KASIH