Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI 2

ND
GROUP
Andre Zulkashogi
Aulia Rahmi
Cut devi imelda
Fitria
Kusnadi
Mirza Bahar
M. Ikhsan
M. Ridwan
Nanda Raihan safitri
Wardiah
TRANSFUSI DARAH
SKENARIO 6
HIDUNG BERDARAH YANG MENAKUTKAN

Doni, anak laki-laki 13 tahun, tiba-tiba mengalami
epistaksis sepulang dari sekolah. Ibunya menjadi cemas, dan
membawa Doni ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit,
Dokter memeriksa darah dan didapatkan Hb 7 g%
sehingga diharuskan untuk transfusi darah . Sebelum
dilakukan transfusi, terlebih dahulu diperiksa golongan
darah dan dilakukan Cross Match. Setelah transfusi
darah, Doni mengalami demam dan menggigil. Apa yang
terjadi pada Doni setelah dilakukan transfusi darah dan
bagaimana penatalaksanaannya ?
TERMINOLOGI
Transfusi
darah
Pemberian darah atau komponen darah dari satu
individu ( donor ) ke individu lain ( resipien )
Cross
Match
Suatu uji kompatibilitas dari resipien darah yang
dilakukan dalam transfusi, eritrosit donor ditempatkan
didalam serum resipien ( mayor Cross match ) dan
antiglobulin ditambah untuk meningkatkan kreativitas
adanya hemolisis / aglutinasi meningkatkan
inkontabilitas.
Epistaksis
Perdarahan dari hidung biasanya akibat pecahnya
pembuluh darah kecil yang terletak di bagian anterior
septumnasal cartilaginosa yang merupakan gejala dari
suatu penyakit.
MENENTUKAN MASALAH
1. Berhubungan dengan apakah adanya demam dan menggigil yang
dialami Doni setelah dilakukan transfusi darah ?
2. Reaksi apa saja yang mungkin terjadi setelah transfusi darah ?
3. Atas dasar indikasi apakah harus dilakukan transfusi darah ?
4. Apa saja kontraindikasi pada saat dilakukan transfusi darah ?
5. Apa saja syarat-syarat sebelum dilakukan transfusi darah ?
6. Apa gunanya dilakukan pemeriksaan golongan darah dan Cross
Match ?
7. Bagaimana penatalaksanaan terhadap Doni yang mengalami
demam dan menggigil setelah transfusi darah ?
8. Mengapa Doni tiba-tiba mengalami epistaksis ?
9. Bagaimana tahapan melakukan Cross Match ?
10. Apa yang menyebabkan Doni mengalami demam setelah transfusi
darah ?
11. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan atau dipersiapkan agar
reaksi reaksi yang timbul dapat dihindari ?
12. Apa penyebab terjadinya reaksi setelah transfusi ?
13. Apakah ada reaksi pada donatur sebelum maupun sesudah
donasi ?
14. Bagaimanakah cara untuk mencegah demam setelah
transfusi ?
15. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi setelah transfusi ?
16. Bagaiman sistem penggolongan darah sebelum dilakukan
transfusi ?
17. Apa saja tehnik pengambilan darah yang dilakukan untuk
transfusi ?
18. Bagaiman cara pemeriksaan golongan darah pada Doni ?
19. Uji lab apa saja yang dapat dilakukan pada donor ?
20. Apa saja komponen-komponen darah yang dapat ditransfusi
?
MENGANALISA MASALAH
1/10
Demam dan menggigil sangat berhubungan dengan adanya reaksi-reaksi
yang terjadi setelah transfusi. Seperti : reaksi pirogenik, reaksi alergi, reaksi
ultikaria, reaksi hemolitik dan transmisi penyakit infeksi. Tapi gejala yang ada
pada Doni hanyalah reaksi pirogenik.
2
Reaksi yang mungkin terjadi yaitu demam (55%), menggigil tanpa demam
(15%), hemolitik (4%), dll
3
Penggunaan volume darah pada kehilangan darah akut (pendarahan, trauma,
atau luka bakar), defisiensi faktor koagulan, leukosit, dan trombosit merupakan
beberapa indikasi dilakukannya transfusi darah.
4
Kadar Hb >8g%, ketidaksesuaian golongan darah merupakan beberapa
kontraindikasi untuk transfusi darah.
5
Syarat donatur : umur, berat badan , golongan darah, TD, Hb dan riwayat
penyakit. Sedangkan untuk resipien : golongan darah dan Cross Match antara
darah donatur dan darah resipien.
6
Dilakukan pemeriksaan sebelum tarnsfusi adalah untuk memastikan
pasien menerima darah yang compatible pada saat transfusi.
7
Penatalaksanaan pada Doni secara umum yaitu hentikan transfusi ketika mulai
terjadi reaksi. Sedangkan selanjutnya tergantung dari manifestasi yang timbul
seperti demam, menggigil dengan pemberian Petidin 10-25 mg/IV (dewasa) ,
bila reaksi yang diakibatkan oleh pirogen cukup diselimuti dan diberikan air
hangat
8
Doni mengalami epistaksis karena adanya kelainan lokal dan sistemik.
9
Cross Match dilakukan menggunakan 3 tahap yaitu tahapan antara
(intermediated), tahap inkubasi dan tahap uji anti globulin tak langsung.
11
Cairan, serangan akut atau filter, suhu dalam dan kecepatan infus, keadaan
resipien, keadaan donatur dan suhu ruangan merupakan persiapan sebelum
transfusi
12
Penyebab terjadinya reaksi setelah transfusi bisa terjadi karena transfusi
sebelumnya dan terjadinya reaksi desensitisasi pada saat transfusi.
13
Adanya sinkop, rasa lemas, frekuensi nafas meningkat, pusing dan pucat
merupakan beberapa reaksi yang kadang dijumpai pada beberapa donatur.
14
Pemberian prednison 50 mg sehari dan 50 mg kortison oral setiap 6 jam
selama 48 jam sebelumk transfusi, aspirin 1 gr saat mulai menggigil
merupakan cara pencegahan demam dan menggigil setelah transfusi
15
Komplikasi imunologi dan komplikasi non imunologi
16
Sistem penggolongan darah sebelum transfusi yaitu golongan darah AB0 dan Rhesus.
17
Tehnik pengambilan darah diantaranya hemeferesis, plasmaferesis, sitaferesis,
plateleferesis/trombaferesis, leukaferesis/granulositaferesis dan transfusi autolog.
18
Cara pemeriksaan golongan darah pada Doni yaitu ABO :penetapan golongan darah
berdasarkan identifikasi adanya antigen (aglutinogen) A dan B pada permukaan sel
darah merah sedangkan Rh : untuk menentukan Rh + dan Rh - .
19
Uji lab yang dapat dilakukan pada donor yaitu penetapan golongan darah AB0, Rh, uji
terhadap antibodi yang tidak diharapkan dan uji terhadap penyakit infeksi.
20
Komponen-komponen darah yang dapat ditransfusi diantaranya seluler dan non
seluler
SKEMA
Host (Doni)
Epistaksis (gejala perdarahan)
Syarat
Donor Resipien
Penatalaksanaan
Reaksi
Keselamatan donor dan
resepien
Transfusi
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan :

1. Sistem penggolongan darah
2. Indikasi dan kontraindikasi dari transfusi darah
3. Komponen-komponen dan tehnik pengambilan darah
4. Cross Match sebelum transfusi darah
5. Persiapan transfusi darah
6. Syarat-syarat donor dan resipien
7. Reaksi yang timbul pada donor dan resipien
8. Komplikasi akibat transfusi darah
9. Penatalaksanaan dari reaksi transfusi darah
1.SISTEM PENGGOLONGAN DARAH
Sistem Penentuan Golongan Darah Saat Ini Terbagi
Dalam 25 Sistem Penentuan Golongan Darah.

Namun Yang Paling Dikenal Maupun Yang Sering
Digunakan Adalah Sistem Golongan ABO Dan
Rhesus.
SISTEM GOLONGAN DARAH ABO
Golongan
darah
Mempunyai
antigen
Mempunyai
antibodi
% di
Indonesia
AB AB Tidak ada 6,6
A A Anti-B 25,48
B B Anti-A 26,68
O Tidak ada

Anti-A
dan Anti-
B
40,77
12
2.INDIKASI TRANSFUSI DARAH
INDIKASI TRANSFUSI :
1. Kehilangan Darah Akut (Perdarahan,trauma
Dan Luka Bakar)
2. Anemia Kronik Hb <7
3. Defisiensi Faktor Pembekuan
4. Defisiensi Leukosit Dan Trombosit
5. Ikterus Berat (Exchange Transfusi)

INDIKASI DENGAN BERBAGAI KOMPONENNYA
1. Whole Blood :Perdarahan Akut/Aktif,kehilangan
25-30% Vol.Darah Total.
2. PRC :Pasien Anemia Karena Keganasan
Keganasan.
3. Wash Red Cell :Reaksi Alegi Berat Dan Berulang,
Tarnsfusi Neonatal/Intra Uteri.
4. FFP :Pasien Dengan Gangguan Proses
Pembekuan,bila Tidak Tersedia
Faktor Pembekuan
MiS:PENY.HATI,KID,TTP.
5. Konsentrat Faktor VIII &IX :Pada Pasien Hemofilia A DAN B.

KONTRA INDIKASI DENGAN BERBAGAI
KOMPONENNYA
1. Whole Blood :tidak pada pasien
anemia normovolemik.
2. Trombosit Pekat :tidak efektif pada pasien
dengan destruksi
trombosit yang cepat
sprt: ITP,TTP Dan KID.
3. Konsentrat faktor IX: Pada pasien penyakit
hati karena dapat
terjadi DIC dan
Trombosis.

3. KOMPONEN DARAH YANG BIASA DITRANSFUSIKAN KE
DALAM TUBUH SESEOARANG
1. Selular
a. Darah utuh(Whole bLood)
b. Sel darah merah(Packed Red Blood Cell)
-Sel darah merah pekat dengan sedikit leukosit(Packed Red Blood cell
Leukosit Reduced)
- Sel darah merah pekat cuci(Packed Red Blood Cell Washed)
- Sel darah merah Pekat beku(Packed Red Blood Cell Frozen)
c. Trombosit konsentrat(Concentrate Platelete)
-Trombosit dengan sedikit leukosit(Platelete Concentrate Leukocytes
Reduced)
- Granulosit feresis(Granulocytes pheresis)
2. Non Selular
a.Plasma segar beku(Fresh Frozen Plasma)
b.Plasma cair
c.Plasma kering
d.Kriopresipitat

Teknik Pengambilan Darah

1. Hemaferesis : pengambilan whole blood dari seorang donor atau pasien
,pemisahan menjadi komponen-komponen darah,penyimpanan
komponen yang diinginkan,dan pengambilan elemen yang tersisa ke
donor atau pasien.
2. PLasmaferesis : teknik utuk mendapatkan plasma/fresh frozen plasma.
3. Siafersis : sejumlah trombosit atau leukosit dikoleksi dari donor tunggal
menggunakan sentrifugasi aliran intermiten atau kontinue.
4. Platefersis/Tromboferesis: prosedur dimana trombosit dipisahkan secara
sentrifugal dari whole blood.
5. Leukaferesis/Granulositaferesis: mengambil granulosit dan kemudian
mengambil darah sisanya ke donor.
6 Transfusi Autologus: transfusi darah yangn berasal dari darah resipien
sendiri.
4. CROSSMATCH SEBELUM TRANSFUSI DARAH
Uji crossmatch (uji cocok silang) dilakukan untuk memastikan bahwa
pasien menerima darah yang kompatibel pada saat transfusi dan
untuk menentukan zat antibodi yang bebas dalam serum resipien yang
menyebabkan tidak tercampurnya darah dari donatur.

Terdapat 2 jenis uji crossmatch:
1.Uji crossmatch mayor : menguji reaksi antara sel darah merah donor
dengan serum resipien.
2.Uji crossmatch minor : menguji reaksi antara serum donor dengan sel
darah merah resipien

5.PERSIAPAN DONOR DARAH
Gunakan saringan darah
Masa transfusi 1 kantong tidak lebih dari 4 jam
Pengenceran sel darah merah pekat bila terlalu
kental dapat diencerkan hanya dengan NaCl 0,9 %
Larutan yang diberikan sebelum dan sesudah
transfusi ialah NaCl 0,9% karena merupakan
larutan yang isotonik
Tidak boleh ditambahkan obat-obatan ke dalam
kantong darah
Gunakan pemanas darah yang dilengkapi oleh
monitor suhu
dll
6.SYARAT-SYARAT DONOR DARAH
Donor
- Keadaan baik
- Usia 17-65 th
- BB : 50 Kg atau lebih
- Tidak demam (temp oral <37

C
- Frekuensi dan irama denyut nadi normal
- TD 50-100/90-180 mmHg
- Tidak ada lesi kulit yang berat
- Menjadi donor minimal 8 minggu yang lalu, tidak hamil,
tidak TB aktif, Asma Bronkial symptomatik, pasca
pembedahan 6 bulan post OP besar
- dll

Resipient
Pencocokan golongan darah antara resipient dan
donor dan dilakukan uji cross match serta tidak
adanya suatu keadaan yang dapat memperberat
bila dilakukannya transfusi
7.REAKSI YANG TIMBUL PADA DONOR DAN
RECIPIENT
Donor
Dapat terjadi sinkop,
lemas, frekuensi nafas
tinggi, pusing, dan mual
Rx jarang : kejang ,
kehilangan kesadaran,
berkemih/defekasi
involunter, masalah pada
jantung bahkan serangan
jantung dapat terjadi
walaupun sangat jarang
1 dari 10 jt donor
Recipient
reaksi alergi,reaksi
demam, reaksi hemolitik,
penularan penyakit ,
overlood sirkulasi
8. KOMPLIKASI AKIBAT TRANSFUSI
Dapat digolongkan menurut;
. Komplikasi imunologi :
. Aloimunisasi ; antigen eritrosit , antigen HLA
. Reaksi transfusi hemolitik ; segera,tertunda ( delayed )
. reaksi febris transfusi
. Kerusakan paru akut karena transfusi
. Purpura pasca transfusi
. Pengaruh imunosupresi
. Penyakit graft versus kost

KOMPLIKASI NON IMUNOLOGI
Kelebihan ( overload ) volum
Transfusi masif ; metabolik , hipotermi , pengenceran ,
mikroembolalisasi paru.
Lainnya ; plasticizea , hemosiderosis .
Infeksi ; hepatitis A,B,C delta dan lainnya.
9. PENATALAKSANAAN DARI REAKSI TRANSFUSI
DARAH
Reaksi pirogen
- biasanya tidak begitu berbahaya : diselimuti dan
diberi air hangat
- Antipiuretik dan kortikosteroid
Reaksi alergi
- Stop trasfusi
- Epinefrin 1 : 1000
- Antihistamin ( difen hidramin)
Reaksi hemolisis
- Stop transfusi
- Beri diuretik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai