Anda di halaman 1dari 21

Referat

TRANFUSI DARAH YANG RASIONAL


Oleh: Risa Sahira, S. Ked
Preseptor: dr. Dicky, Sp.An

BAGIAN ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2019

5/2/2019 1
PENDAHULUAN

• Transfusi darah : pemindahan darah/komponen


darah (donor→resipien) untuk mengganti
komponen darah yang berkurang
• mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 15 dan
hingga pertengahan abad ke 17
• menyelamatkan kehidupan jika dilakukan dg
benar, namun ada banyak hal yang harus
diperhatikan dan dipersiapkan agar tranfusi dapat
dilaksanakan secara optimal
• WHO Global Database on Blood Safety :
negara maju 80% telah memakai darah donor
yang aman, sedangkan negara berkembang
20%
• Dalam perkembangan pelayanan darah di
Indonesia saat ini, pengadaan darah yang
berkualitas, mudah didapat, cepat, serta
dalam jumlah yang memadai harus terus
ditingkatkan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

TRANSFUSI:
- harus dilandasi indikasi yang kuat
- Quality control yang baik

TRANSFUSI BUKAN SATU SATUNYA CARA


MENGATASI KEHILANGAN DARAH
DAN KEADAAN ANEMIA
WHO : “Any transfusion which is not indicated
is contraindicated”

“Transfusion of blood and products should be


undertaken only to treat a condition that would
lead to significant morbidly or mortality and that
cannot be prevented or managed effectively by
other means”
Transfusi darah :
 Allogenik
 Autologus

Tujuan tranfusi darah adalah :


• Mengembalikan dan mempertahankan volume yang
normal peredaran darah
• Menggantikan kekurangan komponen seluler atau
kimia darah
• Meningkatkan oksigenasi jaringan
• Memperbaiki fungsi homeostasis
• Tindakan terapi khusus
Indikasi transfusi

• Emergency:
– Massive bleeding
• Supportive:
– Optimal survival and function
• Preventive:
– Prevent peri-arthricular destruction
Teknik transfusi
• Sebelum mulai:
– Periksa label dan laporan cross-match
– Yakinkan kebenaran nama, golongan darah, komponen dan
compatibilitas
• Needle 18 gauge
• Set tranfusi disesuaikan dengan komponen:
– Blood set: WB, PRC, FFP, Cryo
– Platelet set: TC, Cryo
• Hangatkan komponen  37OC (water bath/blood warmer)
• Bilas 50-100 mL NS 40 gtt/min
– D/W clumping and decrease RBCs survival
– RL clotting
• Transfusion rate 40 gtt/min (min.200mL/2jam)
• Awasi 15 menit pertama pemberian  komplikasi
• Selesaibilas 100mL NS
CARA KERJA PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH :

A. Permintaan darah/komponen darah :


1. Formulir permintaan darah diisi lengkap
2. Sampel darah : 2 - 5 ml

B. Cara pemberian transfusi darah/komponen darah :


1. Pastikan benar :
2. Pasien harus diawasi
3. Dokter harus berada di area yang
terjangkau dari RS
4. Dihangatkan lebih dahulu (“blood warmer”), Pemberian :
suhu dingin  aritmia ventrikuler sp kematian
suhu > 400C  hemolisis.
5. Kecepatan transfusi darah.
Jangan melebihi 100 ml/jam  risiko tinggi henti jantung.
6. Jangan menyImpan darah pada suhu kamar lebih lama.
7. Jangan menambah obat-obat ke dalam darah/komponen darah.
8.Jangan memberikan obat suntik bersamaan dengan pelaksanaan
transfusi darah.
LANGKAH LANGKAH RASIONALISASI
TRANSFUSI DARAH

1. Menetapkan batas awal dan akhir transfusi yang tepat

2. Menggunakan komponen dan dosis yang tepat

3. Transfusi autologus
Menetapkan batas awal dan akhir transfusi yang tepat

- Konsep penggunaan whole blood sudah tidak tepat

- Pada perdarahan akut > 30% akan mengancam jiwa

- Penggantian volume harus didahulukan daripada

penggantian Hb

TIDAK SEMUA PERDARAHAN HARUS DITRANSFUSI!!!

-Terapi diprioritaskan mengembalikan volume sirkulasi

dengan cairan RL, Na CL atau pengganti plasma

- Setelah pemberian cairan Hb masih < 8 gr%, hematokrit

< 20% maka transfusi baru diberikan.

- pemberian transfusi tidak usah sampai mencapai Hb ‘normal’


MENGGUNAKAN KOMPONEN DAN DOSIS
YANG TEPAT

-PRC: packed red cell, digunakan pada anemia kronis dan


Perdarahan akut. Dosis 10 cc/ kgbb
-PRP: Platelete rich plasma. Plasma kaya trombosis.
50 cc PRP berasal dari 250 cc Whole blood
-TC: trombosit concentrat. Diberikan sampai perdarahan
berhenti atau Bleeding time mendekati 2x normal
Tidak usah menunggu jumlah trombosit normal
- Plasma segar beku ( FFP) digunakan untuk mengatasi
defisiensi faktor pembekuan. Dosis 10 cc/ kgbb
diberikan sampai PTT dan aPTT mencapai < 1,5 x normal
TRANSFUSI AUTOLOG

- Darah pasien sendiri diambil pada masa pra bedah,

disimpan dan digunakan pada waktu pembedahan elektif

- Menabung darah sendiri sebelum operasi ,

sebelumnya pasien diberi tablet Fe dan makanan bergizi

- Mengurangi risiko efek samping transfusi


Transfusion is only one part of the patient’s
management.
The need for transfusion can often be minimized
by:
1. The prevention or early diagnosis and treatment
of anaemia and the conditions that cause
anaemia (iron and vitamin supplementation)
2. The correction of anaemia and replacement of
depleted iron stores before planned surgery
3. The use of intravenous fluid replacement with
crystalloids or colloids in cases of acute blood
loss.
4. Good anaesthetic and surgical management,
including:
-Using the best anaesthetic and surgical techniques
to minimize blood loss during surgery
-Stopping anticoagulants and anti-platelet drugs
before planned surgery, where it is safe to do so
-Minimizing the blood taken for laboratory use,
particularly in children
-Salvaging and reinfusing surgical blood losses
-Using alternative approaches such as
desmopressin, aprotinin or erythropoetin
Penyulit transfusi
Immunologic Non Imunologic
• Reaksi hemolisis • Overload:
• Reaksi demam – Volume
– Iron
• Reaksi alergi:
– Anaphylactic (type I) • Cold effect
– GVHD acute (type II) – Arrythmia
– Pneumonitis hypersensitive – Arrest
(type III) • Citrate overload
– GVHD chronic (type IV) • Transmisi penyakit
• Alloimmunization
Transmisi infeksi
• Parasit - malaria
• Infeksi viral
– Hepatitis B dan C
– HIV
– Cytomegalovirus
– Parvovirus dll.
• Kontaminasi bakterial
– Pada waktu donasi – sterilitas alat
– Selama pengolahan komponen
– Bakteremia pada donor
TINDAKAN BILA TERJADI REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
:
1. Hentikan transfusi darah, pertahankan agar aliran IV tetap
paten dengan cairan NaCl 0,9%.
2. Hubungi segera dokter & Bank darah / PMI secepat mungkin.
3. Periksa hasil tes kompatibilitas darah, label dan identitas
pasien.
4. Kirimkan sampel darah pasca transfusi 2 macam :
- yang diberi antikoagulan.
- Yang tidak diberi antikoagulan
(beku).
5. Kedua sampel diberi label, dan formulir reaksi transfusi diisi,
– kemudian semuanya dikirim ke Bank darah/PMI untuk
mendeteksi hemoglobinemia dan inkompatibilitas serologis.

6. Kirimkan kantong darah dan urin yang ditampung (urin


segar), untuk mendeteksi kontaminasi bakteri atau
hemoglobinuria.
7. Bila reaksi hemolitik dicurigai atau terbukti, periksa kadar
ureum darah, kreatinin dan sistem koagulasi.
8.Pengobatan yang diberikan tergantung jenis dan reaksi
transfusi yang terjadi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai