Anda di halaman 1dari 13

Transfusi Darah

Pembimbing:
dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG

Oleh :
Bangun Fajar Baskara
202010401011047

SMF OBGYN RS MUHAMMADIYAH LAMONGAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transfusi darah merupakan salah satu tindakan penting dalam dunia medis

yaitu proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem

peredaran darah orang lain. Penggunaan transfusi darah yang rasional sangatlah

penting untuk meningkatkan drajat kesehatan pasien sekaligus untuk mencegah

komplikasi dari transfusi darah atau produk darah itu sendiri, serta mencegah

penggunaan darah tanpa indikasi, sehingga nilai efisiensi dari transfusi tetap ada.

Fungsi utama darah diantaranya sebagai transportasi, imunitas, hemostasis,

dan fungsi koagulan. Darah mendistribusikan nutrien dan oksigen ke seluruh tubuh,

termasuk organ vital seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Jika terjadi

kekurangan volume darah (hipovolemik) dalam tubuh yang disebabkan oleh beberapa

hal seperti trauma, penyakit kronis, dan operasi, maka kebutuhan nutrien dan oksigen

dari organ-organ tersebut tidak dapat terpenuhi dan mengakibatkan kerusakan yang

ireversibel. Sehingga diperlukan pasokan darah dari luar tubuh untuk mencegah hal

tersebut. Proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (pendonor) ke orang

sakit/membutuhkan (resipien) disebut transfusi darah. Indikasi tepat transfusi darah

dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas

dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Keputusan
melakukan transfusi harus selalu berdasarkan penilaian yang tepat dari segi klinis

penyakit dan hasil pemeriksaan laboratorium.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Transfusi darah merupakan tindakan medik yang bertujuan mengganti

komponen darah yang berkurang. Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah

dari donor yang sehat kepada penderita. Individu atau orang yang menyumbangkan

darahnya dengan tujuan untuk membantu yang lain khususnya yang pada kondisi

memerlukan suplai darah dari luar, karena sampai saat ini darah belum bisa di sintesa

sehingga ketika diperlukan harus diambil seseorang/individu. Dalam transfusi, orang

yang memberikan darahnya disebut sebagai donor, sedangkan yang menerima darah

disebut resipien.

Pada tahun 1900 Dr. Loustiner menemukan 4 macam golongan darah :

- Golongan darah A - Golongan darah AB

- Golongan darah B - Golongan darah O

Selain itu tahun 1940 ditemukan golongan darah baru yaitu Rhesus Faktor

positif dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah (erythrocyt). Rhesus Faktor

positif banyak terdapat pada orang Asia dan Negatif Pada orang Eropa, Amerika,

Australia.

2.2 Tujuan

Transfusi darah yang dilakukan memiliki tujuan berikut ini; mengatasi

kekurangan volume darah, memperbaiki kemampuan transportasi oksigen, mensuplai

faktor koagulasi, mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah dan

memperbaiki fungsi hemostasis

1
2.3 Macam – macam komponen darah

Darah adalah jaringan cair pada tubuh manusia yang terdiri atas dua bagian

yaitu plasma darah (bagian cair darah) sebesar 55% dan korpuskuler / sel darah

(bagian padat darah) sebesar 45% .Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit,

leukosit dan trombosit. Volume total darah orang dewasa diperkirakan sekitar 5-6

liter atau 7% - 8% dari berat tubuh seseorang (BPPSDM-Kes 2010).

Komponen darah adalah bagian-bagian darah yang dipisahkan dengan cara

fisik atau mekanik tanpa menambahkan bahan kimia kedalamnya yaitu dengan cara

pengendapan atau pemutaran. Derivat darah (plasma) adalah bagian-bagian darah

yang dipisahkan dengan cara kimiawi (dengan menambahkan bahan kimia pada

proses pembuatannya) (Maharani dan Noviar, 2018).

2
2.3.1 Whole Blood

Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfuse

pada perdarahan massif.

Berisi 350 ml darah donor, mengandung kadar Hb 12g/dl, hematocrit 35% -

45%, tidak terdapat faktor koagulasi labil (f.V dan f.VIII)

a. Indikasi :

- Perdarahan akut dengan hypovolemia

- Transfusi tukar (exchange transfusion)

- Pengganti PRC saat memerlukan transfuse sel darah merah

b. Kontraindikasi :

- Risiko overload cairan misal anemia kronik & gagal jantung

c. Risiko infeksi :

- Tidak streil

- Dapat menularkan infeksi pada eritrosit atau plasma yang tidak

terdeteksi pemeriksaan rutin (HIV-1 dan HIV-2, hepatitis B dan

C, syphilis, malaria, dan TORCH)

d. Penyimpanan :

- Suhu 20C – 60C,

- Harus segera ditransfusikan 30 menit setelah keluar dari tempat

penyimpanan.

e. Perhatian :

- Golongan darah harus sesuai (ABO dan RhD compatible)

- Dilarang memasukkan obat-obatan ke dalam kantong darah

3
- Waktu transfusi maksimal 4 jam

2.3.2 Packed Red Cell

PRC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya

adalah pada jumlah plasma, dimana PRC lebih sedikit mengandung plasma.

Volume 150 -250 cc eritrosit dengan jumlah plasma yang minimal, kadar Hb

± 20 g/100dl (≥ 45g/unit), Hct 55-75%

a. Indikasi :

- Pengganti eritrosit pada anemia

- Anemia karena perdarahan akut (setelah resusitasi cairan

kristaloid atau koloid)

b. Perhatian :

- Risiko infkesi dan cara penyimpanan sama dengan WB

- Pemberian sama dengan WB

- Penambahan infus cairan NS 50 – 100 ml dengan infus set-Y

memperbaiki aliran transfuse

- Waktu transfuse maksimal 4 jam kecuali pasien dengan

Congestive Heart Failure, AKI dan CKD.

2.3.3 Fresh Frozen Plasma (FFP)

Fresh Frozen Plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor

pembekuan)

Plasma dipisahkan dari satu kantong WB (maks 6 jam) dibekukan pada 25 0C

atau lebih. Terdiri dari faktor pembekuan stabil, albumin dan immunoglobulin;

FVIII minimal. Volume 60 – 180 cc, Dosis 10 - 15ml/kgbb

4
a. Indikasi :

- Defisiensi faktor koagulasi (penyakit liver, overdosis

antikoagulan – warfarin, kehilangan faktor koagulasi pada

penerima transfusi dalam jumlah besar)

- Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)

- Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

b. Perhatian :

- Reaksi alergi akut dapat terjadi dengan pemberian cepat

- Jarang terjadi reaksi anafilaktik berat

- Hipovolemia bukan suatu indikasi

- ABO compatible untuk menghindari risiko hemolysis

- Diberikan segera setelah thawing dengan alat transfuse darah

standar

- Faktor koagulasi labil, cepat terdegradasi, berikan maksimal 30

menit setelah thawing.

c. Penyimpanan :

- Pada -250C atau lebih bertahan hingga 1 tahun

- Sebelum digunakan harus di thawing dalam air 30-370C di bank

darah, suhu yang lebih tinggi akan merusak faktor pembekuan

dan protein

- Sekali thawing harus disimpan pada suhu 2 – 60C

2.3.4 Trombochyte concentrate (TC)

Setiap 50 -60 ml plasma yang dipisahkan dari WB mengandung :

5
 Trombosit minimal 55 x 109

 Eritrosit <1,2 x 109

 Leukosit <0,12 x 109

a. Indikasi :

- Peradarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi

trombosit

- Pencegahan perdarahan karena trombositopenia (gangguan

sumsum tulang) kurang dari 10.000/ micro liter

- Profilaksis perdarahan pada preoperative dengan trombosit

kurang atau sama dengan 50.000/microliter, kecuali operasi

trepanasi dan cardiovaskuler kurang atau sama dengan 10.000

microliter

b. Kontraindikasi :

- ITP tanpa perdarahan

- TTP tanpa perdarahan

- DIC yang tidak diterapi

- Trombositopenia terkait sepsis, hingga terapi definitive dimulai

atau pada hipersplenisme

c. Perhatian : Dosis : 1 unit TC/10kgBB

Pada dewasa 60 – 70 kg, 1 unit platelet (dari 4-6 donor) mengandung 240 x

109 trombosit  meningkatkan trombosit 20 – 40 x 109/L

6
Peningkatan trombosit kurang efektif bila terdapat kondisi seperti

Splenomegali, DIC, dan sepsis.

d. Komplikasi : FNTHR (Fibrile non Haemolytic) dan reaksi alergi

urtikaria jarang terjadi.

2.3.5 Cryoprecipitate (AHF)

a. Deskripsi :

Presepitasi dari FFP saat thawing 40C dan dicampur 10 – 20 ml plasma.

Berisi setengah F. VIII dan fibrinogen darah utuh (F.VIII 80-100 iu/kantong;

fibrinogen 150 – 300 mg/ kantong)

b. Indikasi :

- Alternatif terapi F VIII konsentrat pada defisiensi :

 Faktor von Willebrand (von Willebrand’s disease)

 Faktor VIII (hemophilia A)

 Faktor XIII

- Sumber fibrinogen pada gangguan koagulopati dapatan

misalnya DIC

c. Perhatian :

- Berikan segera setelah thawing, dengan set transfuse darah

standar, maksimal 30 menit setelah thawing (pencairan)

7
2.4 Alur Pelayanan Transfusi Darah

(Kemenkes, 2015)

2.4.1. Prosedur pelaksanaan transfusi darah pada dewasa

1. Tidak dilakukan pada malam hari, kecuali darurat.

2. Pemberian semua komponen darah harus menggunakan transfusion set. 3. Pasang

tranfusion set dan salin, sebelum minta darah donor.

8
4. Siapkan rekam medik transfusi dan isilah dengan lengkap.

5. Cocokkan identitas pasien dan label kantong darah dikerjakan oleh dua orang

perawat senior.

6. Ukur tanda vital dan catat di rekam medik transfusi, perawat pelaksana menulis

nama terang dan tanda tangan.

7. Dalam 30 menit darah donor keluar dari lemari pendingin bank darah, transfusi

harus sudah dilaksanakan.

9
Daftar Pustaka

1. Komisi Transfusi. 2015. Transfusi Darah. RS Saiful Anwar- Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya

2. Maimun ZA. 2016. Transfusi Darah. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-

RSSA Malang.

3. Kemenkes RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91

Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah. Jakarta

4. Lotterman, 2020, Blood Transfussion, www.ncbi.nlm.nih.gov

5. Maharani, E. A. dan Noviar, G., 2018, Imunohematologi dan Bank Darah,

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai