Anda di halaman 1dari 16

Lampiran :1

SK Direktur No. : 05 / 180 / SK / XI / 2019


Tanggal : 1 Nopember 2019
Tentang : Panduan transfusi darah dan komponen darah RS. Permata Bunda.

PANDUAN TRANFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH

BAB I
DEFINISI
Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berfungsi
sebagai alat pengangkut yaitu, mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh, mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru,
mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan tubuh,
mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal,
sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas keseluruh tubuh.
Pada tubuh orang dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau empat
sampai lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat akibat
perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan, yang paling mendesak adalah
mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi sel darah merah dapat menjadi penting
karena akan mengembalikan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.
Pada manusia terdapat bermacam – macam golongan darah .Golongan darah adalah ciri
khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah.Macam – macam Golongan darah manusia yaitu gol darah
A,B,AB,O.Sedangkan untuk jenis penggolongan darah lain dengan memanfaatkan faktor rhesus
atau faktor Rh.Seseorang yang tidak memilik faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya
memiliki gol darah Rh-.sedangkan yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya
disebut memiliki golongan darah Rh+.
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah (eritrosit) dan/atau hemoglobin
dalam darah berada di bawah nilai normal. Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah
yang berfungsi mengikat oksigen. Anemia fase akut adalah kondisi anemia dimana kadar
hemoglobin 7-8 g/dl dan anemia fase kronik adalah kondisi anemia dimana kadar hemoglobin 4-
5 g/dl. Tanda dan gejala terjadinya anemia meliputi :
1. Pasien mudah lelah dan letih
2. Nyeri dada
3. Sesak nafas dan sakit kepala

1
4. Sulit untuk konsentrasi
5. Kulit pucat termasuk di wajah, bibir, dan kuku serta konjungtiva
6. Tangan dan kaki dingin
Tranfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada penderita yang darahnya
telah tersedia dalam kemasan yang memenuhi syarat kesehatan dan diberikan secara langsung
untuk memperbaiki kadar hemoglobin.
Tranfusi darah itu sendiri memiliki tujuan :
1.Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor
2.Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.
3.Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah.
4.Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
5.Meningkatkan Oksigenasi Jaringan.
6.Memperbaiki fungsi Hemostatis.
7. Tindakan terapi kasus tertentu
Reaksi ringan dari tranfusi darah antara lain :
1.Demam.
2.Gatal dan bintik –bintik merah pada kulit
3.Nafas pendek.
4.Menggigil.
5.Tekanan darah menurun.
6.Berdebar debar.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan tranfusi darah dan komponen darah adalah semua pasien dengan
kondisi anemi, baik kronik maupun akut yang membutuhkan perbaikan hemoglobin. Pelaksanaan
dan observasi tranfusi darah dan komponen darah adalah di ruang IGD, ICU, Ruang Peristi, Rawat
Inap, Kabar Bersalin, Instalasi Bedah Central dan Kamar Operasi.

3
BAB III
TATA LAKSANA

Pemberian/penggunaan darah hanya dilakukan apabila ada indikasi medik, memakai


komponen darah yang dibutuhkan dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Penentuan jenis pengolahan darah yang akan ditransfusikan kepada pasien haruslah atas
permintaan dokter yang menangani pasien dengan memperhatikan rasionalitas pemakaian darah.
Penggunaan darah dan komponen darah secara rasional yang merupakan Rekomendasi Unit
Pengkajian Tehnologi Kesehatan Dirjen Yanmedik Departemen Kesehatan RI.

3.1. Rekomendasi transfusi darah:


Anemia digambarkan sebagai berkurangnya massa sel darah merah yang beredar, dinyatakan
sebagai gram hemoglobin/100 cc darah. Anemia mungkin timbul sebagai akibat dari kehilangan
eksternal, kerusakan internal, produksi yang tidak memadai, atau kombinasi. Sementara
kebanyakan pasien yang mengalami perdarahan aktif mengalami kondisi anemia. Akibat
perdarahan parah adalah syok hemoragic, dan syok didefinisikan sebagai pasokan oksigen yang
tidak memadai untuk mendukung metabolisme sel. Pergantian sel darah merah hanya salah satu
segi dari terapi syok hemoragic dan tidak dapat digunakan dalam setiap kasus. Tujuan dari tranfusi
darah adalah restorasi oksigenasi jaringan yang terganggu oleh hilangnya hemoglobin dan
kapasitas transportasi oksigen. Tranfusi darah harus mencerminkan penerapan terapi yang
menargetkan tujuan fisiologi yang dapat didefinisikan dan dicapai. Keputusan untuk melakukan
tranfusi sel darah merah harus didasarkan pada proses pemikiran logis dengan tujuan pemulihan
oksigenasi jaringan. Oleh karena itu, tranfusi darah dapat dilakukan pada situasi :
1. Adanya hipoksia dysoksia yang berfungsi untuk pengiriman oksigen ke end-organ.
2. Perdarahan aktif berhubungan dengan syok
3. Perdarahan tidak dapat segera dikendalikan karena kendala kerusakan anatomi sehingga dapat
memperpanjang hidup hingga kontrol perdarahan dicapai.
4. Pemberian tranfusi (pada pasien dewasa maupun anak) dengan konsentrasi hemoglobin kurang
dari 8g/dl.
5. Pemberian tranfusi trombosit bagi pasien dengan disfungsi trombosit.

4
3.2 Tata Laksana Tranfusi Darah di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi
Pelaksanaan pemberian darah dan komponen darah di Rumah Sakit Permata Bunda
ditentukan oleh DPJP/dokter penanggungjawab ruangan. Setiap permintaan darah harus
didasarkan pada permintaan dokter. Penentuan perlu tidaknya pemberian darah dan komponen
darah didasarkan pada pertimbangan dan penilaian klinis oleh DPJP atau dokter penanggungjawab
ruangan. Rencana tindakan pemberian darah atau komponen darah diberitahukan kepada pasien
dan keluarga pasien untuk meminta persetujuan tindakan tersebut. DPJP atau Perawat Ruangan
memberitahukan kepada pasien atau keluarganya mengenai rencana transfusi, prosedur, efek yang
mungkin terjadi, dan biaya yang dibutuhkan untuk pasien non asuransi. Pasien atau keluarganya
menandatangani inform consent persetujuan atau penolakan pengadaaan darah. Apabila pasien dan
keluarga pasien setuju, petugas mempersiapkan proses rencana pengadaan tranfusi darah yang
dimulai dari perawat/bidan ruangan menghubungi PMI untuk pengadaan darah yg dibutuhkan dan
membuat pengantar permintaan darah yang ditujukan kepada PMI kemudian ditandatangi oleh
DPJP atau dokter penanggung jawab ruangan serta diberi stempel ruangan masing.
Perawat /bidan ruangan melakukan identifikasi sebelum pengambilan sempel darah,
dilanjutkan mengabil sempel darah pasien kemudian dimasukkan dalam tabung EDTA. Diberi
label nama pasien, nomor rekam medis, dan golongan darah pasien. Formulir Permintaan darah
dan tabung sampel darah dimasukkan dalam amplop tertutup, kemudian menuliskan PMI mana yg
dituju pada amplop tersebut. Amplop permintaan diserahkan kepada kurir atau keluarga pasien
untuk dibawa ke PMI. Setelah proses di PMI, kurir atau keluarga pasien mengambil darah dari
PMI dan dibawa ke Rumah Sakit menggunakan Ice box milik Rumah Sakit. Ice box dan darah
atau komponen darah diserahkan ke laboratoruim Rumah Sakit untuk di lakukan crossmatch. Jika
hasil sesuai, petugas laboratorium menyerahkan darah atau komponen darah ke ruangan.
Perawat atau bidan ruangan setelah menerima darah, dilakukan pencatatan dalam Form
CPPT dengan menuliskan berapa jumlah darah yang didapat dan gol darahnya serta ditulis pada
lembar administrasi pasien. Darah yang belum dipasang disimpan didalam kulkas ruangan dengan
suhu kulkas 2-8 C. Sedangkan darah yang akan dipasang kepada pasien, sebelumnya dihangatkan
terlebih dahulu menggunakan alat penghangat darah.
Bila darah sudah hangat sebelum pemasangan darah perawat /bidan satu menuliskan darah
yang akan dipasang pada form daftar pemberian terapi atau obat dengan menuliskan tanggal,jam ,
nama produk darah dan dosis darah yang akan diberikan selanjutnya perawat/bidan yang berbeda
melakukan verifikasi double check.bila sudah benar semua perawat atau bidan menuliskan nama
pada kolom yang disediakan pada formulir tersebut.
Perawat /bidan ke ruangan pasien dan menginformasikan proses pemasangan
darah.Sebelum memasang pastikan akses vena menggunakan set tranfusi dan kanula dengan
5
ukuran minimal 20.setelah terpasang cairan infus Nacl 0,9% dengan tetesan 12-16 tts /menit,botol
Nacl 0,9 % dilepas dari giving set dan diganti dengan kantong darah.Saat memasang darah tetesan
permulaan 12 tts/mnt selama 5-15 menit dilanjutkan 20 tts /menit.saat proses pemasangan darah
melakukan pengawasan tetesan dan efek samping dari tranfusi seperti gatal,bintik merah,demam
dan demam .Bila darah dari botol pertama habis ,giving set dipindahkan lagi kebotol Nacl 0,9 %
sampai bekas darah yang masih tertinggal didalam saluran giving set habis,baru dipasang botol
darah berikutnya.
Apabila saat tranfusi darah muncul reaksi tranfusi maka dilakukan penanggulangan dengan
cara :
1. Berhenti melakukan tranfusi.
2. Naikkan tekanan darah dengan koloid,kristaloid.
3. Berikan Oksigen
4. Dexametasone.
5. Antihistamin .
Apabila darah atau komponen darah yang siap tidak jadi di gunakan oleh pasien
dikembalikan ke laborat selanjutnya dikembalikan ke PMI.

6
PERMINTAAN DAN PELAKSANAAN
TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN
DARAH
RS. PERMATA BUNDA
Jl. Hayam Wuruk No. 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Telp. (0292) 422838 – 422839
PURWODADI 01/ 016 / YANMED 1 2/3

PROSEDUR 3. Hubungi PMI untuk pengadaan darah yang dibutuhkan.


4. Buat pengantar permintaan darah yang ditujukan kepada PMI
yang ditandatanganioleh DPJP atau dokter penanggung jawab
ruangan serta diberi stempel ruangan.
5. Lakukan identifikasi ulang sebelum pengambilan sempel
darah,masukkan sempel darah dalam tabung EDTA ,beri label
nama pasien ,nomor rekam medis,dan golongan darah pasien.
6. Masukkan formulir permitaan darah dan tabung sampel
darah kedalam amplop.tertutup,tulis PMI mana yang dituju pada
halaman depan amplop tersebut.
7. Serahkan amplop permintaan darah kepada kurir, atau
keluarga pasien untuk dibawa ke PMI. Kurir atau keluarga pasien
mengambil darah dari PMI dan dibawa ke Rumah Sakit
menggunakan Ice Box milik Rumah Sakit.
8. Anjurkan kurir atau keluarga pasien menyerahkan Ice box yang
berisi darah atau komponen darah kelaboratorium Rumah Sakit
untuk dilakukan crosstmatch.Jika hasil sesuai petugas
labooratorium menyerahkan darah atau komponen darah ke
ruangan.
9. Lakukan Pencatatan dalam formulir CPPT ketika menerima darah
dari Laboratorium.Dengan menuliskan berapa jumlah darah yang
didapatdan golongan darahnya,dan tulis dan tempel kuitansi dalam
lembar administrasi pasien.
10. Masukkan darah yang belum dipasang kedalam kulkas dengan
suhu kulkas 2-8 C.
11. Hangatkan darah yang akan dipasang
12. Lakukan pemasangan darah oleh perawat /bidan satu yang
sebelumnya ,tulis darah yang akan dipasang pada form daftar
pemberian terapi atau obat dengan menulis nama produk darah
dan dosis darah yang akan diberikan,selanjutnya, perawat/bidan
yang berbeda ,lakukan verifikasi doble check.bila sudah benar tulis
nama pada kolom yang sudah disediakan pada formulir.
13. Pastikan akses vena menggunakan set tranfusi dan kanula dengan
ukurn minimal 20.Setelah terpasang Nacl 0.9% dengan tetesan 12-
16 tts/ mnt,lepas botol Nacl dari giving set dan ganti dengan
kantong darah .
14. Atur tetesan transfusi darah,dengan tetesan permulaan 12 tts /mnt
selama 5- 15 menit dilanjutkan 20 tts/mnt.
15. Lakukan pengawasan tetesan dan efek samping dari transfusi
seperti gatal ,bintik merah,demam ,menggigil dan berdebar -debar.
PERMINTAAN DAN PELAKSANAAN
TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN
DARAH
RS. PERMATA BUNDA
Jl. Hayam Wuruk No. 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Telp. (0292) 422838 – 422839
PURWODADI 01/ 016 / YANMED 1 3/3

PROSEDUR 16. Lepas kantong darah yang sudah habis dan ganti giving set dan
Nacl 0,9 %.
17. Lanjutkan pemasangan darah berikutnya
18. Hentikan transfusi bila terjadi efek samping diatas.
19. Kembalikan darah atau komponen darah jika tidak jadi digunakan
oleh pasien untuk selanjutnya dikembalikan ke PMI.

Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi tindakan.
2. Berpamitan dengan pasien.
3. Bereskan Alat –alat
4. Lakukan cuci tangan
5. Catat dalam lembar askep dan CPPT.

UNIT TERKAIT  IGD


 Peristi
 ICU
 Kamar Operasi
 KamarBersalin
 RuangRawat Inap

Anda mungkin juga menyukai