Anda di halaman 1dari 24

TRANSFUSI DARAH PADA

ANAK
TRANSFUSI DARAH PADA ANAK
Tujuan : memberikan darah atau produk darah yang
paling aman dan cocok sesuai dengan kebutuhan pasien
agar tujuan terapi dapat tercapai dengan efek samping
paling minimal.

Tidak boleh diberikan tanpa indikasi yang kuat

life saving

Proses tumbuh kembang , membutuhkan asupan nutrisi


yang kuat, termasuk oksigen yang diedarkan di darah
FAKTOR-FAKTOR PENTING PADA TRANSFUSI
DARAH PADA BAYI DAN ANAK :

Anak merupakan kelompok umur yang rentan terhadap


penyakit infeksi yang ditularkan melalui transfusi darah
dan reaksi simpang transfusi lainnya sehubungan dengan
keadaan organ maupun sistem imunitasnya yang masih
belum matur khususnya neonatus.
Neonatus merupakan kelompok penerima transfusi
dengan frekuensi tinggi.
Dengan tertolongnya anak yang ditransfusi akan
meningkatkan harapan hidupnya.
Reaksi simpang transfusi yang didapat akan berdampak
pada periode kehidupan selanjutnya
TUJUAN TRANFUSI

Memperbaiki sirkulasi / hemodinamik

Memperbaiki kemampuan membawa oksigen serta


melepaskannya ke jaringan

Memperbaiki hemostasis, baik akibat kekurangan


trombosit maupun faktor koagulasi.

Membantu mengeliminasi zat berbahaya, contoh : pada


kasus hiperbilirubinemia indirek berat

Terapi penunjang pada sepsis.


JENIS-JENIS TRANFUSI DARAH
Darah lengkap (whole blood)
Darah lengkap segar (fresh whole blood/FWB)
Darah lengkap simpan
Darah lengkap rendah leukosit (leukocyte depleted)
Sel darah merah

Suspensi sel darah merah (packed red cell/PRC)


Suspensi sel darah merah rendah leukosit (leukocyte
depleted PRC)
Suspensi sel darah merah cuci (washed red cell)
Suspensi sel darah merah beku cuci (frozen, thawed and
washed red cell)
Suspensi sel darah merah yang diradiasi (irradiated blood)
Trombosit

Konsentrasi trombosit
Konsentrasi trombosit aferesis
Konsentrasi trombosit aferesis rendah leukosit
JENIS TRANSFUSI DARAH
Pemisahan Komponen Darah
JENIS KOMPONEN DARAH

Darah lengkap komponen darah


Granulosit
Granulositafaresis
Plasma

Plasma segar beku (fresh frozen plasma/FFP)


Plasma cair
Kriopresipitat

Konsentrasi faktor VIII (faktor anti hemophilia


A)
Kompleks faktor IX

Albumin

Immunoglobulin
PRINSIP TRANSFUSI SECARA UMUM

Transfusi hanyalah salah satu bagian dari penatalaksanaan pasien


Permintaan transfusi haruslah berdasarkan guideline dari penggunaan
darah,berdasarkan pertimbangan kebutuhan masing-masing pasien.
Kehilangan darah diusahakan seminimal mungkin untuk mengurangi
kebutuhan pasien akan transfusi darah
Pasien dengan kehilangan darah akut harus mendapat resusitasi yang
efektif (cairan pengganti, oksigen, dll) secara bersamaan, dinilai
kebutuhan akan pasien tersebut akan transfusi darah.
Kadar Hb pasien
Klinisi haruslah waspada terhadap risiko penularan infeksi melalui
transfusi.
Transfusi hanya diberikan bila manfaatnya lebih banyak dibanding
kerugiannya
indikasi transfusi
Seseorang terlatih harus memantau pasien yang sedang ditransfusi dan
segera bertindak bila terjadi efek yang tidak diinginkan.
AFERESI
S

PLT
PLS

WBC
PLT
RBC
PROSEDUR TRANSFUSI DARAH
Tentukan indikasi transfusi dengan jelas dan tepat

Pilih darah/komponen darah yang akan diberikan

Hitung jumlah volume darah yang akan ditransfusikan

Berikan informed consent kepada orang tua dan atau pasien

Ambil contoh darah untuk uji laboratorium (golongan darah, tes cocok
serasi crossmatch)

Pemeriksaan harus dilakukan secara individual (tiap individual bag atau


1 unit plasma) dan tidak boleh dilakukan secara pooled plasma.

Jenis pemeriksaan yang digunanakan sesuai dengan standar WHO, dalam


hal ini meliputi pemeriksaan atas sifilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV.

Isi formulir permintaan darah (PMI) dengan lengkap.


Cocokkan darah yang datang dari Bank darah/PMI

(nama pasien, nomor rekam medis, jenis darah)


Prosedur di bangsal :

Perawat dan dokter bangsal sudah mengetahui


rencana transfusi
Darah yang datang dicek ulang dan dilakukan uji
kebocoran kantung darah.
Catat waktu mulai dan selesai transfusi dikerjakan
Persiapan transfusi darah :

Siapkan peralatan infus : tiang penyangga infus, set


transfusi, lokasi jalur transfusi, filter 170-260
mikrometer. Kantung darah sebaiknya memakai
pediatric blood pack.
PEMANTAUAN DILAKUKAN SEBELUM,SELAMA DAN
SETELAH TRANSFUSI :
Pantau kecepatan tetesan dan reaksi transfusi pada 15-30
menit pertama transfusi.
Pantauan rutin adalah tanda vital, diuresis, lokasi jalur
transfusi ( reaksi inflamasi dan ekstravasasi) , terjadinya
reaksi transfusi.
Bila ada reaksi overload, dapat diberikan diuretik kuat
(furosemid) intravena , pantauan dilakukan sampai 12-24
jam pasca transfusi.
Evaluasi akhir :
Lepas jarum infus, cek sekitar lokasi, bila ada tanda
radang segera tekan dan tutup dengan kassa steril.
Bila ditemuka tanda radang, kirim jarum kateter ke
laboratorium mikrobiologi.
Pantau kembali akan kemungkinan terjadinya reaksi
transfusi.
VOLUME TRANSFUSI PADA BAYI DAN ANAK KECIL

Perkiraan
Komponen Volume
peningkatan
Sel darah merah 10-15ml/kgbb 3-5 g/dl
trombosit 5-10ml/kgbb 50000-100000/l
granulosit >1x109neutrofil/kgbb Sampai ada respons
FFP 10-15ml/kgbb klinis
AHF 1-2 unit/kgbb 15-20 %
80-100mg/kgBB
BATAS WAKTU TRANFUSI

Jenis darah Masa infus Selesai infus

Darah lengkap Maksimal 4


Dalam waktu 30 jam
menit setelah
kantung darah
dikeluarkan dr
lemari pendingin
Konsentrar 20 menit
Segera
trombosit
FFP dan atau
kriopresipitat Sesegera 20 menit
mungkin
REAKSI SIMPANG TRANSFUSI

Berdasarkan waktu timbulnya manifestasi klinik reaksi


transfusi dibagi menjadi:

Reaksi transfusi akut/segera


Reaksi transfusi terjadi selama transfusi berlangsung atau
sesaat sesudahnya dalam waktu 24 jam.

Reaksi transfusi lambat


Reaksi transfusi terjadi dalam hitungan hare, minggu atau
bulan sesudah transfusi. Reaksi transfusi dapat terjadi
berdasarkan mekanisme imun atau non imun.
REAKSI TRANSFUSI AKUT ATAU SEGERA

Reaksi imunologis
Reaksi transfusi hemolitik akut dengan gejala
Demam, bukan reaksi transfusi hemolitik
Urtikaria
Anafilaksis
Transfusion-related acute lung injury

Reaksi non-imunologis
Kontaminasi bakteri
Payah jantung kongesif
Hipotermia
Hemolisis tanpa gejala
Embolism
Hiperkalemia
Hipokalsemia
KOMPLIKASI LAMBAT TRANSFUSI DARAH

Imunologis
Reaksi transfusi hemolitik lambat

Purpura pasca transfusi

Graft-versus-host disease

Reaksi lambat tipe serum sickness


Non-imunologis, terutama infeksi

Hepatitis : B, C, non-A non-B yang lain

Infeksi HIV, CMV, malaria, sifilis, babesiosis,


bruselosis, triponosomiasis, (penyakit Chagas,
garvoyirus)
TATALAKSANA REAKSI TRANFUSI
Segera hentikan transfusi.

Pasien tetap diinfus NaCl fisiologis.

Pastikan bahwapasien menerima produk darah yang sesuai


untuknya.

Laporkan kepada dokter dan bank darah.

Kirim contoh darah yang ditransfusikan dan pemeriksaan lain


yang dianggap perlu seperti urin ke laboratorium.

Kirim unit darah yang ditransfusikan beserta administrasinya


ke bank darah.
PEDOMAN PENGENALAN DAN TATA LAKSANA REAKSI TRANSFUSI
AKUT

_______________________________________________________________________________________________________
Kategori Tanda Gejala Kemungkinan Penatalaksanaan
Penyebab
_______________________________________________________________________________________________________
Kategori 1 Reaksi kulit Prutitus Hipersensitivitas 1. Tetesan Lambat
Ringan Local 2. Antihistamin
Urtikaria 3. Bila dalam 30 menit tak ada
Ruam perbaikan,terapi sebagai kategori 2

Kategori 2 Flushing Cemas Hipersensitivitas 1. Hentikan transfuse ganti sel infus


Sedang- UrtikariaPruritus Febile non 2. Beritahu dokter dan bank darah
BeratRigor Palpitasi hemolytic3. Kirimkan unit darah beserta
Demam Sesak transfusion sel tansfusi ke bank darah dan
Gelisah ringan Kontaminasi zat laboratorium.
Takikardia Sakit pirogen dan atau 4. Beri anti histamine antipiretik
kepala bakteri 5. Beri steroid IV dan bronkodilator
bila ada anafilaksis
6. Kumpulkan urin 24 jam untuk bukti adanya hemolisis, kirim ke laboratorium
7. Bila membaik, transfusi dimulai lagi dengan tetesan lambat
8. Bila tidak ada perbaikan dalam 15 menit, atau klinis memburuk terapi sebagai kategori 3.

Kategori 3 Rigor Cemas Hemolisis 1. Hentikan transfuse, ganti infus


Mengancam Demam Nyeri dada intravascular 2. Infus NaCl, pertahankan tekanan darah
jiwa Gelisah Nyeri dekat Kontaminasi 3. Pelihara jalan nafas
Hipotensi tempat infuse bakteri dan syok 4. Beri adrenalin
Takikardia Gawat nafas septic 5. Beri steroid dan bronkodilator bila ada
Hemoglobi- Nyeri Kelebihan cairan 6. Beri diuretik bila perlu
nuria punggung Anafilaksis 7. Beritahu dokter dan bank darah
Perdarahan /pinggang Berhubungan 8. Kirim contoh darah dan set transfusi
Sakit kepala dengan lung injury ke laboratorium
Sesak nafas 9. Cek warna urin segar
10.Kumpulkan urin 24 jam catat intake dan output
11.Lihat tanda perdarahan (tanda DIC)
12. Nilai kembali tanda vital
13. Waspadai kemungkinan gagal ginjal akut
14. Jika curiga baktermia, beri antibiotik
_______________________________________________________________________________________________________________________________________
Sumber : WHO, 2001.14

KOMPLIKASI LAMBAT DAN TATA LAKSANANYA

___________________________________________________________________________________________
Komplikasi Manifestasi klinis Penatalaksanaan
______________________________________________________________________________________________________________
Reaksi hemolitik lambat 5-10 hari pasca transfusi - Umumnya tak perlu terapi
Demam - Jika ada hipotensi dan oliguri
Anemia terapi sebagai hemolisis intra
Kuning vaskular akut

Purpura pasca operasi 5-10 hari pasca transfusi - Steroid dosis tinggi
Kecenderungan perdarahan - Imunoglobulin dosis tinggi
Trombositopenia - Plasma exchange

Graft-vs-host disease 10-12 hari pasca transfusi - Terapi suportif


Demam - Tak ada terapi spesifik
Ruam kulit dan deskuamasi
Diare
Hepatitis
Pansitopenia

Kelebihan besi - Gagal jantung dan hati - Cegah dengan zat pengkelat besi
______________________________________________________________________________________________________________

Sumber : WHO, 2001. 14


Simpulan
TD bagian esensial dari terapi sebagian pasien

Transfusi darah diberikan secara rasional:


- pertimbangkan indikasi klinis
- rasio manfaat dan risiko

Getting the right blood to the right patient


in the rightBLOOD
placeSAFETY
at the right time
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai