• AMAN
• Komplikasi SISTEMIK:
- reaksi reaksi transfusi
- penularan/transmisi penyakit infeksi
- sensitisasi imunologis
- kemokromatosis
REAKSI PIROGENIK /
DEMAM (1)
• Dapat timbul selama atau setelah transfusi
darah
• Reaksi khas: peningkatan suhu: s/d 38
Celcius, dapat s/d 40° Celcius
• Dapat disertai/tidak disertai dgn menggigil,
kemerahan, kegelisahan dan ketegangan
• Bila transfusi dihentikan reaksi dan
kegelisahan hilang
REAKSI PIROGENIK /
DEMAM (2)
• Pirogen mungkin terdapat dalam
material yang ditransfusikan atau dari
alat yang dipakai untuk transfusi
• Pirogen adalah produk metabolisme
bakteri
* anafilaksis
* urtikaria
* pireksia
KELEBIHAN VOLUME SIRKULASI
(CIRCULATORY OVERLOAD)
HIV1 1 in 1,100,000
Hepatitis C 1 in 103,000
Hepatitis B 1 in 63,000
HTLV I and II 1 in 641,000
Allergic cutaneous 1 in 200
reactions
Anaphylaxis 1 in 150,000
Acute hemolytic 1 in 250,000
reactions
Febrile reactions 1 in 500
KOMPLIKASI SISTEMIK
TRANSFUSI
• INTOKSIKASI SITRAT
- akibat pengumpulan sitrat dalam darah akan
menimbulkan pengurangan ion calcium, karena ion
calcium darah diikat oleh sitrat tersebut
- sitrat diekskresikan oleh ginjal dan dimetabolisir
di hati, sehingga bila pasien gagal hati dan ginjal
akan terjadi penumpukan/akumulasi sitrat dalam
darah terjadi hipocalcemia
- dapat terjadi gangguan jantung
KOMPLIKASI SISTEMIK TRANSFUSI
• HEMOKROMATOSIS AKIBAT TRANSFUSI
- mekanisme pembuangan besi pada manusia via
kerusakan sel dan darah menstruasi wanita
- transfusi darah 500 cc akan memasukkan 250 cc besi
- akan menguntungkan bagi pasien dengan perdarahan atau
pasien kekurangan zat besi
- tetapi akan mengakibatkan penumpukan pada
pasien yang mendapat transfusi berulang terjadi
HEMOKROMATOSIS, yakni penumpukan zat besi
pada jaringan tubuh yang kemudian menimbulkan
penyakit (hemokromatosis kulit, liver, jantung,
pankreas)
KOMPLIKASI SISTEMIK
TRANSFUSI
• Beratnya reaksi transfusi hemolitik intravaskular
akut:
- “rate and dose-related”
- “the more incompatible the blood given and
the faster the infusion rate,the more severe
reaction”
• Sebelum transfusi Perlu cek ulang:
- kesesuaian gol. darah donor dan resipien
• Selama transfusi Perlu pengawasan pada jam
• jam pertama dan seterusnya,
pada setiap kantung darah
KOMPLIKASI
TRANSFUSI
• Kecuali reaksi alergi urtikaria dan
febris non-hemolitik, semua
komplikasi transfusi darah berpotensi
fatal dan perlu tindakan segera
• Pada saat pertama terjadi reaksi
akut, mungkin sulit menentukan jenis
dan beratnya reaksi, karena tanda
dan gejala pada awalnya tidak
spesifik atau diagnositik
PENTING untuk MENGENAL TANDA
dan GEJALA AWAL REAKSI
TRANSFUSI AKUT
• Pasien tidak sadar/dibius umum:
hipotensi dan perdarahan tidak
terkontrol.
• Pasien sadar dengan reaksi hemolitik
transfusi hebat: gejala dan tanda dapat
muncul pada menit menit awal dari hanya
5 – 10 ml darah Pengawasan ketat
pada awal transfusi darah dari SETIAP
UNIT DARAH sangat penting.
MANIFESTASI KLINIK
REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
INTRA-VASKULAR (83 kasus)
- Komplikasi
- Sickle crisis 4
- Gagal ginjal 5 6 %
- DIC 1 1,2 %
BILA TERJADI KOMPLIKASI
TRANSFUSI DARAH
• Stop transfusi darah perawat segera lapor
ke dokter penanggung jawab/dokter jaga dan
Bank Darah RS
• Lihat bentuk komplikasinya:
Klinis dan Laboratorium
• Lihat HEMODINAMIK: TD, N=Dj, akral
adakah syok siapkan emergency kit
• Lihat JALAN NAFAS perlu alat nafas bantu
• Lihat DIURESIS ukur urin adakah gagal
ginjal
• ADAKAH DIC perdarahan/ trombosis
REAKSI HEMOLITIK
INTRAVASKULAR AKUT
Anti-A atau Anti-B (IgM/complement fixing IgG)
Aktivasi komplemen
Adapted from snyder EL. Transfusion reaction. In : Hoffman R, Benz. EF Jr, Shattil SJ, et al. Hematology : Basic
Principle and practice, 2nd ed. Ney York : Chruchill Livingstone, 1995 ; 2045-53
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PADA REAKSI TRANSFUSI
DARAH
• Semua reaksi transfusi darah HARUS
DILAPORKAN dan DISELIDIKI
SEGERA setelah reaksi transfusi itu
terjadi untuk sedapat mungkin
DICARI PENYEBABNYA
Bank Darah dan UTD + Laboratorium
Klinik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PADA REAKSI TRANSFUSI DARAH