Anda di halaman 1dari 43

Infeksi Pada Geriatri

Halimah Sa’diyah
FKIK UIN Alauddin
2020
Pendahuluan
• Penyakit infeksi pada usila merupakan penyebab kesakitan dan
kematian no. 2 di dunia (setelah CVD)

• Akibat beberapa hal berikut, yakni:


1. Penyakit komorbid kronik cukup banyak
2. Menurunnya imunitas terhadap infeksi
3. Menurunnya daya komunikasi usia lanjut (usila), sulit/ jarang mengeluh
4. Kesulitan dalam mengenali tanda infeksi secara dini
Ciri Penyakit Infeksi Pada Usia
Lanjut
Tidak khas (atipikal), bervariasi, diluar kebiasaan
Tidak disertai peningkatan suhu (30-65%)
Perubahan kesadaran (konfusio/delirium-koma, CGA
Penurunan nafsu makan tiba2 (comprehenship geriatric
assessment)

Badan jadi lemas Infeksi??


Perubahan tingkah laku tiba2

• Gejala ringan cepat menjadi berat


• Angka kematian akibat infeksi 10x lebih tinggi
• Gejala ringan -- kematian
Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Perubahan Akibat Proses Menua
• Terjadi perubahan daya tahan tubuh, anatomi dan fungsi system organ
• Perubahan berupa:
Kulit, penipisan dermis dan penurunan vaskularisasi kulit, mudah terjadi selulitis dan infeksi
pada decubitus
Sal. Napas, penurunan fungsi dan jumlah mukosilia, penurunan reflex batuk, mudah pneumonia
Sal. Cerna, peristaltic cenderung lambat, atropi vili usus, imunitas menurun, mudah terjadi GEA
Sal. Kemih, pengosongan VU tidak sempurna, mudah ISK
imunitas seluler menurun, penuaan thymus -- produksi sel T menurun, proliferasi sel T terhadap
antigen menurun, sintesis sitokin menurun
Penurunan fungsi limfosit B dan pembentukan antibosi, penurunan fungsi netrofil dan makrofag
Berbagai penyakit kronis; DM, PJK, PPOK, gagal hati, gagal ginjal
Kondisi komorbid lain: penurunan fungsional seperti nafsu makan menurun, kesadaran
menurun, jatuh berulang, inkontinensia (pemicu/ fc risiko infeksi dan ↓ daya tahan tubuh)
Predisposisi Infeksi Pada Lansia
1. Faktor penderita lansia (host) : keadaan nutrisi, imunitas tubuh, penurunan
fisiologik berbagai organ, proses patologik (komorbid).
2. Faktor kuman (agent) : jumlah dan virulensi kuman.
3. Faktor lingkungan : infeksi didapat di masyarakat, rumah sakit atau di panti werda
Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Penyakit Infeksi Penting Pada Usila
dan Angka Kematian Ralatifnya
Infeksi Angka Kematian Realatif
dibandingkan Usia Muda
Pneumonia 3
ISK 5-10
Infeksi kulit & Jaringan lunak NA Infeksi terbanyak
Endokarditis infektif 2-3 pada geriatri;
Meningitis bakterialis 3
1. Pneumonia
Tuberkulosis 10 2. ISK
Herpes zozter NA
Sepsis 3
Kolesisistitis 2-8
Appendisitis 15-20
Divertikulitis NA

Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Manifestasi Klinis Infeksi Pada Usila
1. Gejala demam
• Demam merupakan gejala utama dari infeksi seringkali tidak muncul
pada lansia.
• Terjadi penurunan respon imun (IL-1, IL-6, TNFα ) terhadap pyrogen
endogen
• Norman & Yoshikawa mengusulkan kriteria demam untuk usila
1. Peningkatan suhu badan yang menetap ≥ 2 O F dari suhu normal
2. suhu oral > 37,2 O C setelah pengukuran berulang
3. atau rektal > 37,5 0 C setelah pengukuran berulang
• Penderita dengan sepsis sering tidak demam, bahkan hipotermia, dan
terjadi pada 20 % penderita
• Tidak adanya demam selain memperlambat diagnosis juga
menunjukkan prognosis yang jelek, karena demam menunjukkan adanya
kemampuan badan melawan infeksi, lebih berbahaya
Manifestasi Klinik Infeksi Pada Usila
2. Gejala tidak khas
• Gejala infeksi yang biasa didapati pada orang dewasa sering tidak didapati
bahkan berubah pada lansia.
• Gejala nyeri yang khas pada apendisitis akut, kolesistitis akut, meningitis dan lain-
lain sering tidak didapati.
• Batuk pada pneumonia hanya berupa keluhan ringan saja, sehingga oleh
penderita dianggap sebagai batuk biasa. Gejala pneumonia yang sering didapati
berupa penurunan kesadaran/konfusio, inkontinensia, jatuh, anoreksia dan
kelemahan2 umum
• Kecurigaan atas adanya infeksi, bila didapati: penurunan kemampuan fisik dan
nafsu makan yang cepat, takhipnu, perubahan status mental dan kegelisahan
3. Gejala akibat penyakit penyerta (komormid)
• Sering menutupi, mengacaukan bahkan menghilangkan gejala khas akibat infeksi,
padahal penyakit komormid ini sering didapati pada lansia
Diagnosis
• Anamnesis lengkap;
Keluhan utama, riw. penyakit dahulu, riw obat-obatan, riw.
Perjalanan/lingkungan, riw. Makan/minum, riw. Pemakaian protheses sendi,
lensa tanam, pace maker, graft pembuluh darah,
• Pemeriksaan fisik lengkap
Setiap organ diperiksa,gigi, tht, colok dubur, vagina
• Pemeriksaan penunjang
DR, urinalisa, feses, CXR, endemic (malaria, tifoid, hepatitis virus), /pandemic
(Covid-19), dll.
Pem. Lain untuk mencari penyakit komiorbid/ penurunan fungsi organ (GDS,
ureum-kreatinin, protein, elektrolit, AGD, EKG, kultur darah)
Diagnosis
• Cara yang paling baik mendeteksi infeksi yaitu dengan melakukan
asesmen geriatri yang pada dasarnya mengadakan analisa atas semua
aspek, antara lain: fisik, psikis, kognitif, lingkungan, kemudian
• Dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
misalnya pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas dari
sekret/darah/urine, yang harus segera dilakukan
Penatalaksanaan
• Antimikroba, sesuai penyebab
• Terapi empirik sebelum ada hasil kultur
• Jenis antibiotik disesuaikan dengan lokasi infeksi, lokasi penderita, lokasi
terjadinya infeksi)
• Vaksinasi (pencegahan infeksi virus; influenza, pneumonia, hepatitis)
• Terapi penyakit komorbid
• Perbaiki keadaan umum (nutrisi, hidrasi, oksigen, elektrolit, albumin, dll)
• Asuhan keperawatan yang baik (menjaga kenyamanan penderita)
• Dibutuhkan kerjasama tim multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin
Pemilihan Obat Antibiotik Pada Usia
Lanjut
Perlu diingat
• Ada perubahan fungsi organ akibat proses menua
• GFR menurun sampai 50% pada usia 70 tahun
• Banyak komorbid, interaksi antara antibiotic dengan obat2 u penyakit komorbid

• Perubahan distribusi, metabolism, ekskresi dan interaksi obat


• Interaksi obat
• Makrolid, tetrasiklin, sulfa meningkatkan toksisitas digoksin, warfarin, teofilin
• Antasida, H2 bloker menurunkan absorpsi quinolone
• Efektivitas antibiotic menurun juga karena perubahan motilitas gaster, perubahan permukaan
absorpsi, peningkatan jaringan adiposa dan interaksi obat
Farmakokinetik Antibiotik Pada Usia
Lanjut
Antibiotik Rute Primer Interaksi Obat
Pembuangan
Gol. Beta-laktam Ginjal Cefalosporin berinteraksi dengan
(penisilin, sefalosporin, karbapenem) warfarin (meningkatkan toksisitas)
Makrolid Hati Diigoksin, warfarin, terfenadine, teofilin
(eritromisin, klaritromisin, azithromycin)
Tetracyclin Hati (?) Digoksin, antasida, besi
Fluorokuinolon Ginjal Teofilin, antasida, besi
(siprofloksasin, ofloksasin, levofloxasin)
Trimetoprim-sulfametoksazol Ginjal/hati Digoksin, fenitoin, warfarin, OHO
Vancomycin Ginjal Sedikit interaksi
Rifampicin Hati Beberapa
Lain-lain
Klindamisin Hati -
Metronidazole Hati ETOH
Azole anti jamur (ketokenazole, Hati Beberapa, H2 bloker/antasida
itraconazole, fluconazole)

Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Terapi Antimikroba Empirik Pada
Usia Lanjut Community Acquired -
Pasien Rawat Jalan
Infeksi Terapi yang direkomendasikan Komentar
Sinusitis akut Amoxycillin Amox-clav jika sumbernya dari gigi
Bronkitis kronik Amoxycillin Eksasebasi infeksi
Pneumonia Amox-clav/azithromycin/FQ gen 2/3 Perokok/ PPOK sering dijumpai

Selulitis Cefalexin
Infeksi ulkus kaki Amox-clav Terapi awal u/ infeksi kaki diabetic
ISK simtomatik TMP-SMZ (wanita), FQ (laki-laki) Uncomplicated cystitis atau
pielonefritis
Diare infeksi FQ Kuncinya rehidrasi per oral
Antibiotik berhubungan Metronidazole Panas dan nyeri abdominal atau mual
dengan diare dapat disebabkan C. difficile
Herpes zoster Famsiklovir atau valasiklovir Harus mulai terapi dalam 24 jam

Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Terapi Antimikroba Empirik Pada
Usia Lanjut Community Acquired -
Pasien
Infeksi
Rawat Inap Terapi yang direkomendasikan
Pneumonia Ceftriaxone + makrolid
Pneumonia berat Seftriakson + makrolid / FQ gen 2/3
Pielonefritis tanpa kateter Sefalosporin gen 3/4
Urosepsis Sefalosporin gen 3/4 + ampisillin
Meningitis akut Ceftriakson + vankomisisn
Kolestitis akut Ampisillin-sulbactam
Komplikasi kolesistitis akut (perforasi, gangrene, kolesistitis ESPCN-BL + gentamisin
empisematous, cholangitis)
Divertikulitis Sefoksitin/sefotetan/amp-sulbaktam
Kolitis iskemik Sefalosporin gen ke 3/4 + klindamisin/ESPCN-BL
Endokarditis katup Penisilin +nafsilin
Infeksi ulkus kaki diabetic Amp-sulbactam/ ESPCN-BL
Selulitis Sefazolin
Sindr. Syok septik (penyebab tdk diketahui) Imipenem/silastatin

ESPNC-BL; expended spectrum penicillin-beta lactamase combination, tikarcilin-klavulanat, piperasilin tazobactam) Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Terapi Antimikroba Empirik Pada Usia
Lanjut di Panti Werda (Nursing Home)
Infeksi Terapi yang direkomendasikan
Dekubitus terinfeksi FQ + klindamisin (PO) ; ESPCN-BL (IV)
Pneumonia FQ gen 2/3 (PO); seftriakson (IV)
Urosepsis Siprofloksasin (PO); seftriakson (IM/IV)
Kolitia C. difficile Metronidazole

Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Terapi Antimikroba Empirik Pada Usia
Lanjut di Rumah Sakit (Nosokomial)
Infeksi Terapi yang direkomendasikan
Pneumonia Klindamisin + seftazidim /FQ; ESPCN-BL
Urosepsis yang berhubungan dengan Ampisilin + sefalosporin gen 3/4
kateter

Infeksi yang berhubungan dengan kateter Vankomisin


intravena
Diare yang berhubuingan dengan Metronidazole
C.difficile
Infeksi insisi jaringan post op (abdominal) Sefazolin (infeksi ringan);
dengan selulitis, abses, atau bakteriemi vankomisin + sefalosporin gen ¾ (infeksi berat)

Rahayu NA. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut secara menyeluruh, IPD. 2009
Pneumonia
• Diagnosis pneumonia pada lansia ditegakkan jika
terdapat 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor, didukung
oleh adanya infiltrat baru atau perubahan infiltrat yang
progresif pada foto thorax.
• Kriteria mayor : batuk-batuk, sputum produktif, demam
(S>37,8O C)
• Kriteria minor : sesak nafas, nyeri dada, konsolidasi paru
pada pemeriksaan fisik, lekositosis (> 12.000/mm3).
Pneumonia Pada Geriatri
• Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan pada
usila
• Morbiditas dan mortalitas tinggi
• Faktor risiko: penyakit paru yang diderita, penyakit jantung,
penurunan BB, status fungsional menurun, merokok, gangguan
menelan, aspirasi, malnutrisi, hipotermia, hypoalbuminemia, riwayat
antibiotic sebelumnya, kualitas hidup rendah, status bedridden.
Riwayat opname dengan pneumonia 2 tahun terakhir, DM,
imunosupresi, penyakit ginjal, konsumsi alcohol berlebihan, obat2
antipsikotik, kondisi sosio-ekonomi, kontak dengan anak2.
Penyebab Pneumonia pada Lansia
Tempat Infeksi Penyebab
Pneumonia yang didapat Streptococcus pneumonia (str. Pneumonia)
di masyarakat (CAP) H.influenzae
M.catarrhahalis
St.aureus
GNB (gram negative enteric bacilli)
Atypical agents (mycoplasma, chlamydia,
legionella)

Pneumonia yang didapat Str.pneumoniae


di panti wredha GNB
St.aureus
H.influenzae
Anaerob
Atypical agents
Pneumonia yang didapat GNB (seperti klebsiella pneumoniae,
di RS (HAP) pseudomonas aeruginosa), St.aureus,
polimikrobial
Proses Menua pada Sistem Respirasi
• Penurunan elastisitas paru
• Meningkatnya kekakuan dinding dada
• Berkurangnya kekuatan otot dada
• Penurunan gerakan silia pada system respirasi
• Penurunan reflex batuk
• Volume residu paru bertambah
• Penurunan sensitivitas pusat pernapasan terhadap hipoksemia dan
hiperkapnia
Gejala Pneumonia pada Lansia
• Tidak khas, • Dizziness
• Demam, kadang • Penurunan kesadaran
• Batuk, kadang tidak ditemukan • Kelemahan umum,
• Perubahan status mental , 26% • Anoreksia,
• Keluhan jatuh • Dehidrasi
• Gangguan status fungsional • Inkontinensia

Keterlambatan diagnosis
pneumonia pada lansia
Pneumonia Komunitas (Community
Acquired Pneumonia)
• Pneumonia komunitas adalah infeksi pneumonia yang didapat di luar RS atau
fasilitas kesehatan
• Menentukan penderita dirawat jalan atau perlu rawat inap  system skor
CURB-65
• Terapi awal pneumonia yakni terapi empiric
• Pemilihan jenis antibiotic empirik pada lansia mempertimbangkan :
• Derajat kerentaan (frailty),
• Sumber infeksi
• Faktor risioko infeksi terhadap MO resisten
• Tingkat keparahan pneumonia
• Dosis disesuaikan dengan BB dan fungsi ginjal
Pneumonia Komunitas (CAP)
Tabel Skala Prognostik CURB-65
Satu poin untuk tiap item
C Confusion (perubahan kesadaran)
U Urea Plasmatic > 44 mg/dl (BUN >19,6 mg/dl)
R Respiratory rate ( ≥ 30 bpm)
B Blood Pressure (TD sistolik <90 mmHg atau TD diastolic ≤ 60 mmHg)
65 Age (Umur ≥ 65 tahun)
Skor Stratifikasi
0-1 Mortalitas rendah (0,7-2,1%. Rawat jalan
2 Mortalitas sedang (9,2%). Pertimbangkan rawat inap
3 Mortalitas tinggi (14,5%). Rawat inap
4-5 Mortalitas >40%. Rawat inap. Pertimbangkan ICU

Mulyana R. Terapi Antibiotik pada Pneumonia Usia lanjut. Jurnal Kesehatan Andalas, 2019. 8(1)
KRITERIA PENGUKURAN DAN CUT-OFF POINT JAWABAN

Status Fatigue / kelelahan “ Dalam 4 minggu terakhir, berapa banyak waktu/  


seberapa sering Anda merasakan kelelahan?”
Frailty  
Hasil dinilai positif bila jawaban :
(FRAIL) “setiap waktu” atau “sebagian besar waktu”

Resistance / Daya tahan/ “Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik  


kelemahan tangga sebanyak 10 undakan secara mandiri
tanpa beristirahat dan tanpa menggunakan alat
bantu?”
Ambulation/ Kecepatan “ Apakah Anda mengalami kesulitan untuk  
berjalanbeberapa ratus meter sendiri dan tanpa
alat bantu?”
Illness / Penyakit Hasil dinilai positif bila subjek melaporkan 5 atau  
lebih penyakit dari 11 penyakit (hipertensi,
diabetes, kanker selain kanker kulit minor,
penyakit paru kronis, serangan jantung, CHF,
Angina, asma, artritis, stroke, dan sakit ginjal)

Loss of Weight/ penurunan Hasil dinilai positif apabila terdapat penurunan  


berat badan berat badan 5% atau lebih dalam 12 bulan
terakhir
     
Interpretasi Setiap jawaban positif diberikan skor 1
Fit / Robust : skor total 0
Pre-frail : skor total 1-2
Frail : skor total 3-5
Pneumonia Nosokomial (Hospital
Acquired Pneumonia=HAP)
• HAP adalah pneumonia yang timbul setelah 2 hari rawatan di RS atau
selama 10-14 hari setelah pasien pulang rawat.
• Terapi antibiotic diberikan segera setelah diagnosa ditegakkan
• Lama terapi 7-10 hari, 14 hari jika ada infeksi Pseudomonas
Injeksi Antibiotik Ganti Oral
• Pasien bisa menerima intake oral
• Frekuensi jantung < 100x/menit
• TD sistolik > 100 mmHg
• Pernapasan < 25x/menit
• Fungsi kognitif kembali seperti sebelum sakit
• Suhu tubuh < 38,3 oC
• Saturasi oksigen > 90%
• Tekanan oksigen arteri > 60mmHg
Infeksi Saluran Kemih pada Geriatri
Faktor Predisposisi ISK Pada Geriatri
• Perempuan > banyak (sama ISK pada dewasa) • Pengosongan VU tidak maksimal, VU selalu
• Tinggal di panti > mudah terisi air seni - media pertumbuhan kuman
• Status gizi kurang > berisiko • Tindakan bedah dan prolapse uteri – kondisi
urethral kinking effect – pengosongan VU tidak
• Gangguan fungsi kognitif seperti demensia, optimal
lupa bersihkan diri
• Status fungsional menurun pasca stroke,
• Depresi, enggan merawat diri, menurunnya kemampuan gerak berkurang- perawatan diri
minat, malas makan- asupan makan menurun- terganggu
gizi kurang- daya tahan tubuh menurun
• Inkontinesia urin, sulit menjaga daerah
• Defisiensi estrogen-daerah genitalia lebih genitalia tetap kering dan tidak lembab
kering- mudah infeksi
• Prostatitis
• Keasaman vagina berkurang, proteksi mukosa
berkurang • BSK – ISK berulang
• DM

K Torayraju. Infeksi Saluran Kemih pada Geriatri. FK Udayana. ISM. Vol 2. no. 1. jan-April . 2015
Gejala dan Tanda ISK Pada Geriatri
• Nafsu makan menurun , tanda awal adanya penyakit yang serius- status gizi
menurun – kekebalan tubuh menurun – status fungsional meurun –
imobilisasi – tirah baring lama – inkontinensia urin ↔ISK
• Sindrom delirium, perubahan kesadaran/perilaku (hipoaktif/hiperaktif/
pola tidur berubah, fungsi kognitif menurun
• Inkontinensia urin
• Syncope dan sindrom delirium menyebabkan geriatric dibawa ke IGD
• Disuria/polakisuria jarang
• Demam dan nyeri tekan suprapubic jarang ditemukan

K Torayraju. Infeksi Saluran Kemih pada Geriatri. FK Udayana. ISM. Vol 2. no. 1. jan-April . 2015
Penatalaksanaan ISK Pada Geriatri
• Non farmakologik
• Nutrisi dan cairan adekuat
• Mobilisasi dini
• Farmakologik
• Terapi empiric sesuai pola kuman yang ada di setiap tempat
• Golongan quinolone sebagai terapi pilihan empiris, rawat jalan dan rawat
inap, 7-14 hari
• Pilihan lain: TMP-SMZ, beta-lactam dan sefalosporin

K Torayraju. Infeksi Saluran Kemih pada Geriatri. FK Udayana. ISM. Vol 2. no. 1. jan-April . 2015
Infeksi Jaringan Lunak
Dekubitus
• Sering didapati pada lansia oleh karena penyakit kronik dan keadaannya lemah,
dengan komplikasi osteomielitis.
• Diagnosis dengan irigasi saline setelah disingkirkan jaringan nekrotik dan luka
dimasase serta cairan dikultur.
• Kuman aerobik yang paling sering didapati adalah stafilokoki, enterokoki,
P.mirabilis, E.coli, dan P.aeruginosa.
• Bakteri anaerob berupa peptostreptokoki, bakteroides fragilis, dan klostridium sp.
• Bakteriemia yang berasal dari dekubitus disebabkan oleh P.mirabilis, E.coli,
P.aeruginosa, klebsiela sp, st.aureus, atau B.fragilis
• Terapi antimikroba dianjurkan jika didapati bakteriemia, selulitis, osteomielitis atau jika
demam dipikirkan disebabkan oleh dekubitus yang mengalami infeksi.
• Regimen pengobatan yang efektif adalah piperasilin- tazobaktam, atau karbapenem,
trovafloksasin sebagai obat tunggal, atau
• Siprofloksasin maupun seftazidim dalam kombinasi dengan metronidazol atau
clindamisin.
Endokarditis
• Sering terjadi pada lansia akibat kelainan dan pemasangan katub jantung,
alat prostetik, intravaskuler
• Sebahagian besar disebabkan streptokokus dan stafilokokus.
• Terapi empirik dengan ampisilin, atau sefalosporin, aminoglikosida, dan
vankomisin jika alergi penisilin.
• Lama pemberian 4-6 minggu.
Diare infeksi
• Faktor yang memudahkan terjadinya diare pada lansia karena aklorhidria,
menurunnya motilitas, penggunaan antibiotik yang terlalu sering atau terlalu
lama (clindamisin dan beta laktam).
• Umumnya disebabkan virus, klostridium.
• Penyebab lain: shigela, salmonela
• Terapi: Metronidazol merupakan pilihan obat yang disebabkan klostridium ,
diberikan 7-10 hari atau vankomisin.
• Terapi suportif.
• Memperbaiki status gizi
• Hidrasi cukup
• Vitamin (A,C,D,E) dan mineral (Fe,Cu,Zn), mempercepat penyembuhan penderita
Fever of Unkown Origin (FUO)
• FUO adalah keadaan klasik ditandai dengan suhu > 38oC yang sudah
berlangsung minimal 3 minggu dan tetap tidak diketahui penyebabnya
setelah dilakukan pemeriksaan selama 1 minggu
• Penyebab tidak sma dengan usia muda
• Penyebab:
• Infeksi (35%); abses intrabdominal, TB, endocarditis infeksi
• Penyakit vascular kolagen (28%); temporal arteritis/polimialgia reumatika,
polyarteritis nodosa
• Malignansi (19%); limfoma/ hematologic, solid tumor
• Lain2 (9%); emboli paru, drug fever
• Tidak terdiagnosa (9%)
Kesimpulan
• Penyakit infeksi pada usia lanjut perlu diwaspadai pada setiap
perubahan mendadak (akut) dari tingkat keasadaran, kebiasaan dan
keadaan fisiknya.
• Perlu dipikirkan infeksi sampai terbukti bukan infeksi
• Demam yang merupakan tanda cardinal infeksi, kadang tidak
ditemukan pada usia lanjut (20-30%)
• Penatalaksanaan infeksi pada lansia selain antibiotic yang sesuai, juga
perlu terapi adekuat terhadap penyebab komorbid, didukung dengan
tatalaksana keperawatan dan terapi supportif (nutrisi, cairan,
elektrolit, oksigen, dll)
Terima Kasih
wassalam

Anda mungkin juga menyukai