Anda di halaman 1dari 2

Hal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aqidah Akhlak Manusia

Dalam Diri ada dua Potensi Seperti yang digambarkan Dalam QS asy-Syam ayat 7-10

                

7. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Sayyid Qutub mengatakan: ayat tersebut di atas, menunjukkan manusia adalah makhluk dua demensi
dalam tabiatnya, potensinya, dan dalam kecederungannya. Hal ini disebabkan penciptaan manusia yang
terdiri dari tanah dan hembusan ruh Ilahi, sehingga menjadikan dua potensi yang sama dalam kebaikan
atau keburukan, petunjuk, dan kesesatan. Manusia mampu membedakan yang baik dan buruk,
mengarahkan dirinya menuju yang baik atau yang buruk.

Potensi buruk adalah hawa nafsu disebutkan dengan kata al-hawa hurup ha, wau, dan ya yang berarti;
kosong dan terjatuh. Secara leksikal berarti kecenderungan jiwa kepada sesuatu yang jelek, termasuk
kecenderungan jiwa kepada syahwat disebut al-hawa, karena dia menjatuhkan seseorang dalam
kehidupan dunia ini ke dalam kecelakaan, sedang di kehidupan akhirat akan menjatuhkan ke dalam
neraka. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa hawa nafsu terkait dengan syahwat adalah gerakan
jiwa untuk memenuhi kesenangan dan kepuasan yang bersifat biologis. Potensi baik adalah Ruh. Kedua
potensi inilah yang berpengaruh terhadap ucapan dan perbuatan manusia. Jika manusia mengikuti hawa
nafsu maka akan lahir ucapan dan perbuatan buruk, jika mengikuti potensi baik maka akan lahir ucapan
dan perbuatan yang baik sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya. Itulah sebabnya setiap manusia jika
hendak melakukan sesuatu baik atau buruk senantiasa ada keraguan ya atau tidak, karena pada dasarnya
pengaruh atau pertarungan dua potensi tersebut, masing-masing ingin menguasai manusia, yang menang
itulah yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari

• Dalam Perkembangan dua Potensi manusia menjadikan manusia tiga Golongan:

a. Golongan yang mengembangkan Potensi keburukan yang masuk dalam Nafs Ammarah, yang
disebut dalam QS Yusuf/12: 53.

                  

53. Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.
Contoh yang masuk dalam katagori mengikuti potensi buruk adalah yang bangga dengan dosa
tdak menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya
b. Golongan yang mengembangkan potensi kebaikannya masuk dalam Nafs Muthmainnah yang
digambarkan dalam QS al-Fajr/

            

   

27. Hai jiwa yang tenang.


28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. Masuklah ke dalam syurga-Ku.

Contoh yang dalam golongan ini adalah orang yang tidak pernah melakukan dosa, senantiasa
berhati-hati dalam kehidupan mereka, sehingga jika dia melakukan pelanggar adalah diluar
kesadarannya, kemudian bertaubat dengan sungguhnya dan melakukan amal saleh sebagai
pengganti dosa tersebut

c. Goongan yang mengembangkan dua-duanya, masuk dalam Nafs Lawwamah. QS Al- Qiyamah 2

    

2. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)

Contoh yang dalam golongan ini adalah orang terkadang berbuat dosa kemudian sadar istigfar,
dosa lagi, sadar lagi dan setererusnya.

Anda mungkin juga menyukai