Anda di halaman 1dari 26

WELCOME IN OUR

PRESENTATION

SMKN 2 BENGKULU TENGAH


GOOD BEHAVIOR
(Akhlak Terpuji) – Taubat dan Raja’

By : Andriansyah, M.Pd.I
TAUBAT
A. TAUBAT

 Pengertian Taubat
Taubat secara etimologis/bahasa berasal dari kata taba, yatubu,
taubatan yang berarti “kembali” atau “pulang”.

Adapun secara terminologis/menurut makna syari’ taubat berarti


kembali dari dosa.

Dengan kata lain:


Taubat adalah meminta ampun kepada Allah atas segala
perbuatan tercela/dosa yang telah dilakukan dan
berupaya sekuat hati untuk tidak akan
mengulangi perbuatan tercela tersebut.
DALIL TENTANG TAUBAT

ۚ ‫ين‬ َ ْ
َ ‫ِب ٱل ُم َتط ِّه ِر‬ ‫و‬ ‫ين‬
َ ‫ب‬‫و‬ٰ َّ
‫ت‬ ‫ٱل‬ ‫ِب‬
‫ح‬ ‫ي‬ ‫هَّلل‬
ُّ ُ َ ِ َّ ُّ ُ َ ‫إِ َّن ٱ‬
‫ح‬ ‫ي‬

“Alloh cinta kepada orang-orang yang


sering bertaubat dan bersuci.”
(QS. Al Baqarah: 222)
DALIL TENTANG TAUBAT

ُ ‫ص َل َح َفإِنَّ هَّللا َ َي ُت‬


‫وب َع َل ْي ِه‬ ْ َ‫اب ِمنْ َب ْع ِد ُظ ْل ِم ِه َوأ‬
َ ‫ۗ َف َمنْ َت‬
‫إِنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َرحِي ٌم‬
“Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-
pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan
memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah
menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”
(QS Al-Maidah : 39)
DALIL TENTANG TAUBAT

َ ُ ‫ال ُْمؤْ ِمن‬


‫ون‬ ‫يعا أَيُّ َه‬ ِ ِ َ
ً َ ّ ‫وبوا إِل َى الل‬
‫م‬ ‫ج‬ ‫ه‬ ُ ُ‫ َوت‬...
َ ‫ل ََعلَّك ُ ْم تُفْل ِ ُح‬
‫ون‬
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.
”(QS An-Nuur : 31)
 Macam-macam taubat

1. Taubat umum adalah taubat dari maksiat, yaitu taubat orang-


orang yang bermaksiat.

2. Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah
taubatnya para Nabi terdahulu.

3. Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap


selain Allah swt, ini adalah taubatnya
Rasulullah saw
 Syarat-syarat taubat
1. Menyesal atas segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

2. Mensucikan diri dari perbuatan maksiat yang sudah dilakukan.

3. Karena tidak ada artinya bertaubat jika dosa masih terus dikerjakan.

4. Bertekad dengan sungguh-sungguh bahawa tidak akan mengulanginya lagi,

selama hayat dikandung badan, sampai mengucapkan selamat tinggal pada

dunia yang fana ini.


 SYARAT DITERIMANYA TAUBAT
1) Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena lainnya.

2) Menyesali dosa yang telah diperbuatnya.

3) Meninggalkan sama sekali maksiat yang telah dilakukannya.

4) Tidak mengulangi.Artinya, seorang muslim harus bertekad tidak


mengulangi perbuatan dosa tersebut.

5) Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang


dilakukan terhadap hakNya.

6) Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba


ajalnya. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah
akan menerima taubat seorang hambaNya selama belum tercabut
nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi, hasan).
 KRITERIA
 Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni
dosanya
 Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini sudah
tidak dapat diterima
 Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah
tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya.
Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi.

Untuk bisa dinyatakan sebagai tobat nasuha, seseorang harus memenuhi


tiga syarat sebagai berikut :

1) Harus menghentikan perbuatan dosanya

2) Harus menyesalai perbuatannya

3) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu


lagi.
 3 TAHAPAN TAUBAT

 Tahapan Taubat

Dalam bertaubat, ada tiga tahapan, yaitu:

1) Tahap pertama yaitu berpaling dari dosa karena takut


kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan tahapan
orang mukmin biasa.

2) Kedua yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin mendapat


balasan atau pahala dari Allah SWT, Inabat merupakan
tahapan para wali dan yang diridhai Allah SWT.

3) Ketiga yaitu aubat, aubat adalah taubat karena mematuhi


perintah allah SWT, bukan karena menginginkan pahala
atau takut kepada Allah SWT. Aubat merupakan tahapan
para nabi dan rasul.
HUKUM TAUBAT

Hukum taubat adalah wajib bagi setip


muslim atau muslimah yang sudah
mukallaf (balig dan berakal)

HIKMAH TAUBAT
1. Dosanya diampuni
2. memperolah rahmat Allah, dan bimbingan
untuk masuk surga.
KESIMPULAN TAUBAT
Taubat merupakan perintah Allah yang menjadi
kewajiban seluruh kaum muslimin, meskipun mereka
tidak berbuat maksiat, apalagi yang telah berbuat
maksiat kepada Allah. Karena ternyata Allah SWT
memberikan predikat dzolim, kepada mereka yang tidak
mau bertaubat.
sebagaimana yang Allah firmankan

‫ون‬‫م‬
َ ُ ِ ‫ل‬‫ا‬َ ّ ‫الظ‬ ‫م‬‫ه‬
ُُ ‫ك‬
َ ِ ‫ئ‬َ ‫ل‬ ‫و‬ُ ‫ب فَأ‬ ُ ‫ت‬َ ‫ي‬ ‫م‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ن‬
ْ ‫َم‬
َ ‫و‬
ْ
"Dan barang siapa yang tidak mau bertaubat, maka mereka
itulah orang-orang yang dzolim" (QS. Al-Hujurat/ 49: 11).
RAJA’
 Pengertian Raja’

Raja’ berarti harapan


Maksudnya adalah mengharap ridha Allah SWT.
Raja’ termasuk akhlak yang terpuji yaitu suatu akhlak yang dapat
berguna untuk mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Dengan kata lain:

Raja' berarti mengharapkan sesuatu dari Allah SWT. Ketika berdo’a maka
kita harus penuh harap bahwa do’a kita akan dikabul oleh Allah SWT.
 CIRI-CIRI RAJA’
1) Dalam berusaha (ikhtiar) seseorang akan mengawali dengan niat yang baik,
yaitu karena Allah swt

2) Senantiasa berpikir positif dan dinamis, memiliki pengharapan yang baik bahwa
usahanya akan berhasil, serta berani menghadapi resiko yang menghadang

3) Munculnya sifat ulet, pantang menyerah dalam menghadapi cobaan sehingga


akan menjadikannya mampu berpikir kritis

4) Selalu bertawakal kepada Allah setelah usaha yang dilakukan. Ia sadar bahwa
kewajiban manusia hanya berusaha dari Allah yang menentukan

5) Tidak lekas merasa puas atas apa yang diraih dan selalu berusaha meningkatkan
diri

6) Jika ia menjadi orang yang berhasil, akan menyadari bahwa segala


keberhasilannya berkat karunia Allah, ia tidak lupa untuk menafkahkan sebagian
hasil jerih payahnya untuk beramal dan membantu mereka yang membutuhkan
SIFAT RAJA’
Seorang yang beriman kepada Allah SWT tentunya
memiliki sifat raja’.

Dengan sifat raja’ tersebut maka akan tercermin suatu


sikap yang khusnudzon, berhaluan maju, dan berpikir
yang islami.
 Khusnudzon adalah sifat yang terpuji yaitu sifat yang
menunjukkan prasangka yang baik. Seseorang yang
bersifat raja’ akan selalu berprasangka baik
terhadap Allah SWT, selalu optimis dalam hidup
guna meningkatkan kualitas hidup, berusaha sekuat
tenaga untuk meraih yang diinginkan, masalah hasil
diserahkan kepada Allah SWT
LANJUTAN…
 Berhaluan maju artinya dalam hidup dan kehidupan seorang muslim
selalu dinamis, terus menerus dan sungguh-sungguh
dalam meningkatkan dan mengaktualkan kualitas diri.
Kebalikan dari sifat berhaluan maju ialah berhaluan
mundur yaitu suatu sifat yang tercela dan
menghambat dalam kemajuan dan sangat merugikan.
Seseorang yang berhaluan mundur tidak kompetitif,
sehingga yang ada adalah kemalasan yang
menyebabkan tidak berkualitas.
 Berfikir yang Islami adalah suatu sifat yang sehat dan terpuji, tajam
dalam analisa dan berusaha untuk menunjukkan
kesalahan dan kekurangannya sesuai dengan Al
Qur’an dan sunnah. Dengan berpikir yang islami
maka akan sangat terjauhkan dari hal-hal yang
bersifat kasar, menyakitkan hati, tempramen,
mendengki dan bermusuh-musuhan
LANJUTAN…
 Berfikir yang Islami adalah suatu sifat yang sehat dan terpuji,
tajam dalam analisa dan berusaha untuk
menunjukkan kesalahan dan kekurangannya
sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah.
Dengan berpikir yang islami maka akan
sangat terjauhkan dari hal-hal yang bersifat
kasar, menyakitkan hati, tempramen,
mendengki dan bermusuh-musuhan.

Allah SWT telah berfirman di dalam surat Al-Mu'min ayat : 60 : 

َ
ْ ‫ َوقَا َل َر ُّب ُك ُم ا ْد ُعونِي أ‬ 
‫ستَ ِج ْب لَ ُك ْم‬
Dan alloh berfirman "Berdo'alah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan
bagimu semua“
 CONTOH PRILAKU RAJA’

 Bekerja dengan mengharap rida Allah atas penghasilan


yang ia dapat
 Bersedekah dengan mengharap rida Allah
 Membantu orang lain tanpa pamrih dan hanya
mengharap rida Allah
MENGHARAP RIDHA ALLAH

Mengaharap
Ridha Allah

melalui

Berbakti kepada orang tua


MENGHARAP RIDHA ALLAH

DALIL TENTANG BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Ridha Allah tergantung kepada


keridhaan orang tua dan murka
Allah tergantung kepada
kemurkaan orang tua. (HR
Bukhari)
MENGHARAP RIDHA ALLAH

Mendo’akan agar
Bertingkah laku Bentuk-bentuk diampuni dosa-dosanya
kepada orang berbakti kepada dan senantiasa dikasihi
tua dengan baik orang tua oleh Allah SWT

Merawat orang
Berkata dengan
tua di kala sudah
nada yang
tua atau tidak
lembut dan
mampu untuk
sopan
berusaha
Tidak bersikap sombong
dan senantiasa bersikap
tawadhu’ kepada orang tua
 MANFAAT DAN HIKMAH
 Memperoleh keridaan Allah
 Terhindar dari perbuatan dosa
 Mendapatkan kepuasan hidup
 Mendekatkan diri kita pada Allah S.W.T
 Sarana penyelesaian persoalan hidup
 Memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
Thank’s For Your
Attention
^_^
TUGAS

Tuliskan ayat dan arti dari


 Q.S. Al- Maidah : ayat 1
 Q.S. Al- Qoshosh : ayat 77
 Q.S. An- Nisa’ : ayat 29
 Q.S. Al- Baqarah : Ayat 275

Anda mungkin juga menyukai