مرحبا
Apa Itu Taubat ?
Secara Bahasa, at-Taubah berasal dari kata َتَو َبyang bermakna kembali. Dia
bertaubat, artinya ia kembali dari dosanya (berpaling dan menarik diri dari dosa).
Taubat adalah kembali kepada Allâh dengan melepaskan hati dari belenggu yang
Allâh Azza wa Jalla . Secara Syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena
bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan memperbaiki apa yang mungkin
1
Hendaknya taubat itu dilakukan dengan ikhlas. Artinya, yang mendorong dia
untuk bertaubat adalah kecintaannya kepada Allâh Azza wa Jalla , pengagungannya
terhadap Allâh, harapannya untuk pahala disertai rasa takut akan tertimpa adzab-Nya. Ia
tidak menghendaki dunia sedikitpun dan juga bukan karena ingin dekat dengan orang-
orang tertentu. Jika ini yang dia inginkan maka taubatnya tidak akan diterima. Karena ia
belum bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla namun ia bertaubat demi mencapai tujuan-
.
tujuan dunia yang dia inginkan.
SyaratDalam
Syarat Taubat
kitab Majâlis Syahri Ramadhân, setelah membawakan banyak dalil dari al-Qur’an dan as-
Sunnah yang mendorong kaum Muslimin untuk senantiasa bertaubat dan beberapa hal lain tentang taubat,
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin t mengatakan, “Taubat yang diperintahkan Allâh Azza wa Jalla
adalah taubat nasuha (yang tulus) yang mencakup lima syarat:
2. Menyesali serta merasa sedih atas dosa yang pernah dilakukan, sebagai bukti
penyesalan yang sesungguhnya kepada Allâh dan luluh dihadapan-Nya serta murka pada
hawa nafsunya sendiri yang terus membujuknya untuk melakukan keburukan. Taubat
seperti ini adalah taubat yang benar-benar dilandasi akidah, keyakinan dan ilmu.
SyaratDalam
Syarat Taubat
kitab Majâlis Syahri Ramadhân, setelah membawakan banyak dalil dari al-Qur’an dan as-
Sunnah yang mendorong kaum Muslimin untuk senantiasa bertaubat dan beberapa hal lain tentang taubat,
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin t mengatakan, “Taubat yang diperintahkan Allâh Azza wa Jalla
adalah taubat nasuha (yang tulus) yang mencakup lima syarat:
3.
Segera berhenti dari perbuatan maksiat yang dia lakukan. Jika maksiat atau
dosa itu disebabkan karena ia melakukan sesuatu yang diharamkan, maka dia langsung
meninggalkan perbuatan haram tersebut seketika itu juga. Jika dosa atau maksiat akibat
meninggalkan sesuatu yang diwajibkan, maka dia bergegas untuk melakukan yang
diwajibkan itu seketika itu juga. Ini apabila hal-hal wajib yang ditinggalkan itu bisa
diqadha’, misalnya zakat atau haji.
SyaratDalam
Syarat Taubat
kitab Majâlis Syahri Ramadhân, setelah membawakan banyak dalil dari al-Qur’an dan as-
Sunnah yang mendorong kaum Muslimin untuk senantiasa bertaubat dan beberapa hal lain tentang taubat,
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin t mengatakan, “Taubat yang diperintahkan Allâh Azza wa Jalla
adalah taubat nasuha (yang tulus) yang mencakup lima syarat:
4. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa yang akan datang.
Karena ini merupakan buah dari taubatnya dan sebagai bukti kejujuran pelakunya.
SyaratDalam
Syarat Taubat
kitab Majâlis Syahri Ramadhân, setelah membawakan banyak dalil dari al-Qur’an dan as-
Sunnah yang mendorong kaum Muslimin untuk senantiasa bertaubat dan beberapa hal lain tentang taubat,
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin t mengatakan, “Taubat yang diperintahkan Allâh Azza wa Jalla
adalah taubat nasuha (yang tulus) yang mencakup lima syarat:
5. Taubat itu dilakukan bukan pada saat masa penerimaan taubat telah habis.Jika
taubat itu dilakukan setelah habis waktu diterimanya taubat, maka taubatnya tidak akan
diterima.
02. َتَو َب
Jenis-Jenis
Taubat
Jenis Jenis Taubat
Tidak hanya di lisan atau di hati, orang yang melakukan jenis taubat
ini mengiringinya dengan berbagai amal sholeh. Amal sholeh yang
dilakukan seseorang akan mampu menghapus dosa. Sebagaimana
sabda Rasulullah, “Susulkan dosa dengan kebajikan, niscaya
kebajikan itu akan menghapusnya” (HR.Tirmidzi).
4
Taubat yang
4 sesungguhnya
Jenis taubat ini juga disebut sebagai taubat nasuha.
Mereka yang melakukan taubat ini benar-benar meniatkan
taubatnya hanya untuk Allah. Ia membersihkan diri dari
segala ketergantungan kepada makhluk, dan menuju
hanya kepada Allah.
3. Hikmah Taubat
Ketahuilah bahwa tidaklah Allah memerintahkan sesuatu melainkan
ada hikmah di balik perintah tersebut, termasuk perintah agar kita bertaubat
kepada-Nya. Taubat memiliki hikmah, yaitu:
1
dosanya) seakan-akan ia tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, no. 4250).
2 orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (Qs. al-Furqan: 70).
3. Hikmah Taubat
Ketahuilah bahwa tidaklah Allah memerintahkan sesuatu melainkan
ada hikmah di balik perintah tersebut, termasuk perintah agar kita bertaubat
kepada-Nya. Taubat memiliki hikmah, yaitu:
3
bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia
termasuk orang-orang yang beruntung” (QS. al-Qashash: 67).
4
beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak
dianiaya (dirugikan) sedikitpun” (QS. Maryam: 60).
3. Hikmah Taubat
Ketahuilah bahwa tidaklah Allah memerintahkan sesuatu melainkan
ada hikmah di balik perintah tersebut, termasuk perintah agar kita bertaubat
kepada-Nya. Taubat memiliki hikmah, yaitu:
5
bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah
condong (untuk menerima kebaikan)” (QS. at-Tahriim: 4).
6
4. Manfaat Bertaubat
- Taubat membawa kesuksesan