Anda di halaman 1dari 12

Di susun oleh: - Atika Dewi Fatmaningrum - Desviana Fildzah - Dwi Rahmas Safitri - Linda Ariyani - Septiana Nabila Basrida

- Siti Maesaroh

XI IPA 5 UPTD SMAN 9 TANGERANG

Salah satu tujuan diturunkannya ajaran agama adalah untuk memperbaiki akhlak. Nabi Muhammad saw. sebagai manusia pilihan diutus Allah swt. untuk menyempurnakan akhlak dengan memberikan contoh yang baik (uswatun hasanah) kepada umatnya. Akhlak yang baik sebagai karunia dan petunjuk dari Allah swt. agar manusia dapat meneladaninya. Salah satu akhlak yang dimaksud adalah taubat dan raja. Apakah yang dimaksud dengan Taubat dan Raja? berikut akan di bahas tentang materi tersebut.

Tobat Pengertian Taubat Secara Bahasa taubat berasal bahasa Arab taaba yatuubu taubatanyang berarti ruju,kembali. Maksudnya, kembali dari segala yang tercela menurut agama Islam , menuju semua hal yang terpuji.Sedangkan menurut istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, baik secara sengaja atau tidak sengaja, dahulu, sekarang dan yang akan datang. Taubat apabila dibahasakan secara ringkas adalah meninggalkan atau menyesali dosa dan berjanji tidak mengulanginya lagi (penyesalan atas semua perbuatan tercela yang pernah dilakukan). Dari makna tersebut bisa kita pahami bahwa dengan bertaubat secara sungguh-sungguh dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa, maka segala dosa-dosa yang pernah dilakukan akan hilang atas ampunan dari Allah SWT. Untuk membersihkan hati dari dosa yang pernah dilakukannya, manusia diperintahkan untuk bertaubat. Taubat merupakan media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT memerintahkan dalam hal taubat ini berupa taubat yang semurni-murninya. Wahai orang-orang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurnimurninya (Taubatan Nasuha). (At- Tahrim : 8) Dosa-dosa kecil bisa dihapus dengan amalan-amalan saleh, sedangkan dosa-dosa besar seperti syirik, zina, membunuh dan lainnya hanya bisa dihapus dengan taubat, sebagaimana Firman Allah berikut : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia Mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia Kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. (An-Nisaa : 48). Nabi Muhammad SAW, meskipun telah dijamin atau terpelihara dari segala dosa (maksum), tetap bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT. Berbicara masalah taubat, ternyata berkaitan erat dengan istighfar yaitu memohon ampun dari semua dosa kepada Allah SWT dengan menundukkan hati, jiwa dan pikiran. Istighfar tidak hanya melisankan dengan

astghfirullahal adzim, tetapi harus disertai dengan keseriusan dan harapan untuk memperoleh ampunan Allah SWT.

Dengan demikian, taubat memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan seorang hamba dalam perbaikan dirinya untuk menjadi hamba yang lebih baik. Syech al-Nawawi mengatakan bahwa, jika dosa yang dilakukan itu berada dalam koridor hubungannya dengan Allah swt, maka ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar taubatnya diterima, yaitu : 1. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat (nadam). 2. Meninggalkan perbuatan maksiat itu. 3. Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perbuatan maksiat itu. 4. Mengikutinya dengan perbuatan baik. Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan. (lihat Q.S. Hud, 11 : 114)

Namun, apabila dosanya dilakukan terhadap sesama manusia, maka harus ditambah dengan dua syarat, yaitu: 1. Meminta maaf terhadap orang yang dizalimi (dianiaya) atau dirugikan. 2. Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang diakibatkan perbuatan dholim atau meminta kerelaannya. Ketika seseorang telah bertaubat, maka hatinya akan bersih, bersih dari segala sifat-sifat yang bisa membawanya ke jurang Neraka. Taubat juga merupakan sumber kedamaian dan ketenangan hati. Dari ketenangan itu diharapkan akan muncul solusi dari segala problematika hidup yang kita hadapi. Dalam bertaubat, ada tiga tahapan; Abul Qosim Al-Qusyairi, beliau menyebutkan tiga macam tingkatan taubat, yang pertama adalah kata at-taubat itu sendiri yang menjadi sifatnya orang-orang mumin, kedua adalah alinabah yang menjadi sifatnya para auliya dan muqorrobin, kemudian yang ketiga adalah al-

aubah yang menjadi sifatnya para Nabi dan Rasul. a. At-taubah Yaitu sebagai sifatnya orang-orang mumin adalah taubatnya orang-orang yang bermaksiat kepada Allah, kemudian mereka merasa sakit karena perbuatan dosa tersebut, baik dengan merasakan kesusahan dalam hatinya maupun terkena musibah karena perbuatan dosadosanya, kemudian dia menyesal dan menyadari kesalahanya, lalu minta ampun kepada Allah SWT. Ini adalah tingkatan taubat yang paling rendah. b. Al-inabah sebagai sifatnya para kekasih Allah dan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, adalah taubat yang dilakukan bukan karena menyesal melakukan dosa tetapi karena lalai dalam beribadah kepada Allah SWT. Karena mereka para auliya dan muqorrobin tersebut adalah orang-orang yang telah mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan dosa. Taubat tingkatan ini adalah seperti taubatnya Umar bin Khotthob ketika terlambat melakukan sholat ashar berjamaah dengan mensedekahkan kebun miliknya, atau seperti taubatnya Ali Bin Abi Tholib karena terganggu sholatnya oleh burung yang bermain di dekat tempat sujudnya. c. Al-aubah sebagai sifatnya para Nabi adalah taubat yang dilakukan bukan karena dosa dan kelalaian dalam beribadah tetapi karena melihat keadaan masyarakat dan kaumnya. Karena para Nabi tidak pernah melakukan dosa dan juga tidak pernah lalai beribadah kepada Allah. Mereka bertaubat karena merasa prihatin dan sakit atas kemaksiatan dan penyimpangan yang dilakukan kaumnya Kriteria Taubat Ada beberapa kriteria orang yang bertaubat. 1) Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya.

Selain orang-orang yang taubat sesudah berbuat kesalahan dan mengadakan perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang. (QS Ali Imran : 89) 2) Taubat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Taubat semacam ini sudah tidak dapat diterima. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah kepada seorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan : Sesungguhnya saya bertaubat sekarang. Dan tidak pula (diterima taubat) orang-

orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih. (QS An Nisa : 18) 1. Taubat nasuha atau taubat yang sebenar-benarnya. Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Taubat semacam inilah yang dinilai paling tinggi (lihat Al Quran aurah At Tahrim : 8)

Proses Taubat Taubat nasuha dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut. 1) Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An Nahl:53)

2) Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblis dan dari kejahatan makhluk lainnya. (QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan An Nahl : 98) 3) Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan sungguh-sungguh, sesuai keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak boleh diminta segera (QS Al Araf : 35, Hud : 112, Al Isra : 17-19, Al Anbiya : 90&37, Az Zumar : 39) serta sadar karena tidak semua keinginan dapat dicapai. (QS An Najm : 24-25) 4) Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai Allah (QS Yunus : 100) dan menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti nafsu yang buruk (QS Hud : 46 dan Ar Rum : 29) serta selalu membaca ayat-ayat alam semesta Al Quran (QS Ali Imran : 190-191), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS Az Zumar : 18), dan bertanya kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl : 43) 5) Bersabar (QS Al Baqarah : 155-157) karena kalau tidak sabar orang beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas : 30) 6) Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar (QS Al Ankabut : 45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai salat untuk mencari karunia Allah dengan selalu mengingatnya agar beruntung (QS Al Jumuah : 9-10) 7) Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi hikmah (QS Yusuf : 22, Al Qasas : 4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11 dan Al mukmin : 7) Untuk bisa dinyatakan sebagai Taubat Nasuha, seseorang harus memenuhi 3 syarat sebagai berikut:

1. Harus menghentikan perbuatan dosanya 2. Harus menyesalai perbuatannya 3. Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Dan mengganti dengan perbuatan yang baik, dan apabila ada hubungan dengan hak-hak orang lain, maka ia harus meminta maaf dan mengembalikan hak pada orang tersebut Fadilah (Keutamaan) Taubat. Pentingnya taubat adalah sebagai sarana untuk memohon ampun kepada Allah atas segala perintah-Nya yang tidak dikerjakan serta segala larangan-Nya yang dilakukan. Dalam hal ini adanya nadam (penyesalan) mendalam yang muncul dari diri seseorang, sehingga ia kembali ke jalan yang benar serta diredhai Allah Swt. dan mengerjakan kembali apa yang diperintahkan Allah serta manjauhkan diri dari semua yang dilarang oleh Allah Swt. Orang yang bertaubat akan berusaha dan bahkan berjanji kepada diri sendiri dan kepada Tuhan-nya, bahwa ia tidak akan mengulangi kembali perbuatan dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya di masa lalu. Seandainya seseorang belum bertaubat dan tidak mau bertaubat tentu akan selalu menambah dosanya, baik yang berhubungan dengan Allah maupun sesama manusia. Adapun keutamaan bertaubat itu adalah : 1. Dengan taubat seseorang akan meraih kecintaan Allah azza wa jalla. Sebagai mana Firman Allah : Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang -orang yang suka membersihkan diri. (QS. Al Baqarah: 222). 2. Dengan taubat seseorang akan dilapangkan rezki dan dimudahkan segala urusannya oleh Allah. Dengan demikian orang yang bertaubat beroleh keberuntungan. Allah Swt. berfirman : Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung. (QS. An Nuur: 31). 3. Dengan taubat seseorang akan disucikan hatinya dari segala dosa-dosa. Dengan demikian seseorang akan beroleh surga dan selamat dari siksa neraka. Sebagai mana Firman Allah taala : Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun. (QS. Maryam: 59 60).

4. Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya. Allah taala berfirman : Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai kesalahan. (QS. Asy Syuura: 25)

Allah taala juga berfirman : Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya. (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima. 5. Dengan taubat seseorang akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Allah taala berfirman : Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang. (QS. Al Araaf : 153). 6. Dengan taubat berbagai kejelekan seseorang akan diganti dengan berbagai kebaikan. Allah taala berfirman : Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Al Furqaan: 68 -70) DOA-DOA TAUBAT Rasulullah SAW membaca mengulang-ngulang doa taubat dibawah ini. Bacalah doa istigfar seperti dibawah ini setiap saat, di majlis, habis sholat, baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.

Sehari dibaca minimal 500 kali

ASTAGHFIRULLAAHAL ADZIIM. ALLADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIH. Artinya: Akumemohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung,yang tak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya ROBBIGHFIRLI WARHAMNI WATUB ALAYYA INNAKA ANTATTAWWABUR ROHIIM Artinya : Ya Tuhan ampunilah dan sangilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Penyayang. ALLAHUMMAGHFIRLI WAR HAMNI WA TUB ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM Artinya : Ya Allah ampunilah dan sayangilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Penyayang, atau sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Pengampun. ROBBIGHFIRLI WATUB ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM Artinya : Ya Tuhan ampunilah dan sayangilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Penyayang. Abu Bakar Ashshiddiq mohon kepada Rasulullah, Ajarkanlah aku suatu doa yg bisa aku panjatkan saat munajat, maka Beliau pun berkata, Bacalah: ALLAHUMMA INNII ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali hanya Engkau, maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisiMu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (HR. Muttafaqun Alaihi) Penghulu Taubat (Sayyidul istigfar)

Dibaca Pagi dan Petang ALLAHUMMA ANTA ROBBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHOLAQTANI WA ANAA ABDUKA WA ANAA ALAA AHDIKA WA WADIKA MAS TATHOTU, AUUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONATU ABUU-U LAKA BINIMATIKA ALAYYA, WA ABUU-U BIDZANBI FAGFIRLI INNAHU LAA YAGFIRUD DZUNUUBA ILLA ANTA. Artinya : Ya Allah Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau , Engkaulah yang menjadikan aku , dan aku adalah hamba-Mu, aku akan selalu menepati janji-Mu sekemampuan-Ku, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat. Aku kembali kepada-Mu dengan nikmat yang telah Engkau berikan telah Engkau berikan. Aku kembali kepada-Mu dengan dosa, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau. Penjelasan: Rasulullah SAW bersabda bahwa lafadz tersebut diatas adalah penghulu dari semua lafadzlafadz taubat, menurut riwayat Syiddad ra bahwa Rasulullah SAW mengatakan bahwa barang siapa yang mengucapakannya pada sore hari dan meninggal malam harinya, maka ia masuk dalam surga dan barang siapa yang mengucapkannya pagi hari dan meninggal siang harinya, maka ia masuk surga. (hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari, Nasai, Tirmidizi, Abu Daud, Ibnu Hibban, Alhakim dan linnya Doa Taubat Dari Ustadz M. Arifin Ilham Ya Allah, pujianMu seluas langit dan bumi, hanya Engkau terpuji Ya Allah, hamba berterimakasih padaMu yang telah memberi kesempatan hamba bertaubat, ya Allah sampaikan sholawat salam untuk RasulMu yang mulia, keluarga dan para sahabat yang menyertainya. Ya Rabbana, kami telah menzholimi diri kami dengan banyak berbuat maksiat, kalau Engkau tidak ampuni dan rahmati kami, niscaya kami termasuk mahlukMu yang celaka.

Ya Allah tidak ada sesuatu pun tersembunyi di mataMu, alangkah malunya hamba, alangkah hinanya hamba, alangkah kotornya hamba, rasanya tidak pantas menyebut namaMu yang suci lagi mulia, sementara hamba ini penuh dengan lumuran dosa, Engkau dengan rahmatMu masih memberi kesempatan hamba bertaubat. Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, Maha Pengasih Maha Penyayang Maha Menerima Taubat, terimalah taubat hamba, ampunilah seluruh dosa hamba, maafkan seluruh kesalahan hamba, hijrahkan hamba menjadi hambaMu yang sungguh-sungguh takut padaMu dan dahsyatnya hari pembalasanYa Allah, kabulkan doa hamba. Aamiin. Doa Taubat Dari Ustadz Yusuf Mansur Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammadiw wa alaa alii Muhammad. Allahumma ya Allah, begitu banyak dosa-dosa kami ya Allah, tapi kami juga paham, begitu besar ampunan-Mu. Begitu banyak maksiat dan keburukan yang kami lakukan, tapi kami juga tahu bahwa kasih sayang-Mu, rahmat-Mu jauh lebih besar daripada dosa-dosa kami. Engkau pernah mengatakan Rasul-Mu Nabi Muhammad SAW; Apabila ada hambamu yang datang kepadamu dengan dosa sebesar gunung, sedalam lautan, seluas samudera, maka Engkau mengabarkan; Nabbi ibadi anni annal ghofuururrohiim,kabarkan kepada hambahambamu bahwa Aku Maha pengampun lagi Maha Penyayang. Izinkan kami meridhoi dan mengikhlaskan diri apa yang Engkau putuskan dan gariskan untuk kehidupan kami. Astaghfirullaahal adziim. Allahumma anta Robbuna, ya Allah Engkaulah Tuhan kami;laa ilaaha illa anta, tiada Tuhan selain Engkau; kholaqtana, Engkau telah menciptakan kami; kami hamba-hamba Mu ya Allah. Kami berlindung kepada Engkau dari apa yang sudah kami lakukan. Amiin amiin ya Rabbalaalamiin. Untuk membersihkan diri dari banyaknya noda yang ada di hati harus dilakukan dengan memperbanyak berbuat kebaikan, karena hal tersebut bisa menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lampau. Dalam berbuat kebaikan itu harus didasari dengan ketawakalan, hati yang tulus ikhlas dan hanya semata-mata mengharap keridhaan dari Allah SWT. Sebab-sebab Allah menerima taubat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Allah s.w.t Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani Supaya hamba-Nya bersih daripada dosa dan memperoleh kebahagian di syurga kelak Supaya seseorang itu melakukan kebaikan dan mencegah dari kejahatan Orang yang bertaubat akan benci akan dosa-dosa lampaunya Orang yang bertaubat tidak akan mengulangi dosa-dosa lampaunya Hanya Allah s.w.t sahaja yang berhak mengampuni dosa hamba-Nya.

Contoh-contoh Perilaku Taubat Manusia adalah makhluk yang banyak memiliki kesalahan dan kesempurnaan hanyalah milik Allah swt. berikut beberapa contoh perilaku yang layak untuk ditobati. a. Contoh perilaku taubat kepada Allah swt. Contoh tobat akibat kelalaian dalam menjalankan salat lima waktu. Menjadi haka Allah swt. sebagai satu-satunya zat yang layak disembah karena segala yang ada di alam semesta adalah miliknya dan tiada satupun yang menandinginya. Sehingga kita ada makhluknya yang tidak menyembah kepadanya, maka hal tersebut termasuk mengabaikan hak Allah swt. begitu juga dengan tidak mempelajari Al-Quran dan mengamalkan ajarannya suma adalah perintah Allah swt. sehingga ketika ada manusia yang tidak mengamalkannya, maka termasuk mengabaikan perintah Allah swt. b. Contoh perilaku taubat kepada Manusia Manusia akan senantiasa berhubungan dengan manusia yang lain. Dalam hubungan tersebut akan sangat rentan terjadi kesalahan dan perselisihan. Oleh karena itu, tobat kepada sesama manusianpun dilakukan dengan bertobat kepada Allah swt. dan kepada manusia. Tentu saja bentuk tobat kepada manusia berbeda dengan pertobatan yang dilakukan kepada Allah swt. Tobat kepada sesama manusia cukup dilakukan dengan meminta maaf dan mengganti sejumlah kerugian yang dilakukan sesuai dengan kesepakatan dan peraturan yang berlaku. Contoh kesalahan yang biasa dilakukan kepada manusia adalah kesalahan dalam berucap sehingga menyakiti hati orang lain, berlaku kepadanya, bersikap kasar, dan lain sebagainya. Membiasakan Perilaku Tobat dalam Kehidupan Sehari-hari Tobat lebih utama untuk segera dilakukan karena jika menumpuk akan menjadi tumpukan dosa. Beberapa perilaku yang dapat dilakukan untuk membiasakan bertobat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya berikut ini. 1. Menyadari bahwa Allah swt. menyukai orang-orang yang melakukan tobat. 2. Bersegera melakukan tobat termasuk dalam ketaatan kepada Allah swt. 3. Mengingat bahwa setiap yang kita lakukan senantiasa dilihat oleh Allah swt. sehingga berhati-hati dalam melakukan setiap aktivitas. 4. Mendapat ampunan dan kasih sayang Allah swt. 5. Segera bertobat dengan membaca istigfar ketika menyadari telah berbuat kesalahan.

Tujuan taubat: 1. Mempeliharakan diri yang suci dari dosa terutama pada hari perhitungan di akhirat kelak 2. Ibadat yang dilakukan diterima Allah s.w.t. 3. Dapat mengerjakan ibadat dengan sempurna 4. Mendapat balasan yang baik pada hari akhirat 5. Mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah s.w.t. 6. Jiwa dan perasaan tenang.

Raja Pengertian raja Raja berasal dari kata rajaau dari bahasa arab yang artinya harapan. Raja menurut istilah adalah mengharap keridaan Allah swt. dan rahmatnya. Rahmat Allah swt. adalah segala karunia Allah swt. yang mendatangkan manfaat dan nikmat. Raja termasuk perilaku terpuji yang dapat membawa seseorang kepada pengharapan yang baik. Pengharapan yang baik adala dengan memohon kepada Allah swt. yang menjadi hajatnya. Allah swt. pemilik dan penguasa seluruh semesta sehingga hanya kepada Allah swt. saja sebaiknya hajat ditujukan. Orang lain hanyalah perantara sampainya rezeki kepada kita dan Allah swt. yang menggerakkan aemuanya. Jadi, raja menurut islam adalah harapan yang disandarkan pada usaha yangtelah dilakukan dengan bertawakal kepada Allah swt. harapan tanpa didahului usaha termasuk dalam harapan kosong karena hanya mengikuti hawa nafsunya. Bukan ini yang dimaksudkan dalam islam. Harapan kepada Allah swt. dapat berupa harapan yang berupa harapan didunia dan di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai