Anda di halaman 1dari 2

Jamaah Jum’ah Yg Dimuliakan Allah..

Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jamaah
semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa
adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.

Kaum Muslimin Rohimakumullah

Allah dan Rosulnya tidak meninggalkan umat islam tanpa petunjuk dalam kegelapan
dan keraguan dalam usaha mencari penghidupan. Tapi sebaliknya, sebab apa dan
bagaimana cara untuk mendapatkan rizki juga telah diatur dan dijelaskan oleh Allah dan
RosulNya. Seandainya kita ini memahami dan menjalankannya, niscaya Allah akan
memudahkan untuk kita mendapatkan rizki dari setiap arah, serta akan dibukakan untuk kita
keberkahan dari langit dan bumi, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan
tentang berbagai sebab diturunkannya rizki kepada manusia oleh Allah SWT.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Diantara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istigfar (memohon ampun) dan
taubat kepada Allah. Yang dimaksud istigfar dan taubat disini bukan hanya sekedar
diucapkan dengan lisan saja, tidak membekas didalam hati sama sekali, bahkan tidak
berpengaruh dalam perbuatan badan. Tetapi yang dimaksud dengan istigfar disini adalah
meminta ampun disertai dengan perbuatan dan bukan sekedar lisan semata. Sedangkan
makna taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah
dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang
lebih baik. Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna. Begitu
pula imam An-Nawawi menjelaskan, para ulama berkata bertaubat dari setiap dosa
hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada
sangkut pautnya dengan hak manusia, maka syaratnya ada 3 :

1. Hendaknya ia harus menjauhi maksiat tersebut


2. Ia harus menyesali perbuatan maksiatnya
3. Ia harus berkeinginan untuk tidak mengulangi lagi.
Jika taubatnya berkaitan dengan hak manusia maka syaratnnya ada 4 yaitu ketiga syarat
diatas ditambah satu, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain. Jika
berupa harta benda maka ia harus mengembalikannya jika berupa Had (hukuman) maka ia harus
memberinya kesempatan untuk membalas atau meminta ampun kepadaNya dan jika berupa qhibah
(menggunjing) maka ia harus meminta maaf.

Kemudian diayat lain Allah yang menceritakan seruan Hud kepada kaumnya agar beristigfar. Dan
(Hud berkata), “ hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya,
niscaya dia akan menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan dia akan membawa kekuatan
kepda kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa” (Hud: 52).

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia diatas menyatakan : “ kemudian Hud
memerintahkan kaumnya untuk beristigfar sehingga dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian
memerintahkan bertaubat untuk waktu yang mereka hadapi barang siapa memiliki sifat seperti ini
niscaya Allah akan memudahkan rizki, melancarkan urusannya dan menjaga keadaanya.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah...

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad Abu Daud ia berkata Rosullullah
bersabda “Man Aksarol Istigfaro Jaalalahu Min Kula Hamin Farojan Hamin Kuli Dikin Mahrojan
Warojakohu Min Kaisu La Yastasibu” Artinya : barang siapa memperbanyak istigfar atau (memohon
ampun kepada allah ), niscaya allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk
setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberikan rizki yang halal dari arah yang tidak
disangka-sangka.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah

Dalam hadist yang mulia ini nabi menggambarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh
orang yang memperbanyak istigfar. Salah satunya yaitu , bahwa Allah MHE, yang memiliki kekuatan
akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak pernah diharapkan serta tidak
pernah terbersit dalam hati. Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki hendaklah ia
bersegera untuk memperbanyak istigfar, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan
hendaklah kita selalu waspada dan melakukan istigfar tidak hanya sebatas dengan lisan tanpa disertai
perbuatan. Sebab ia adalah perkerjaan para pendusta.

Anda mungkin juga menyukai