ً نَّصُوْ ح ًۗا ع َٰسى َربُّ ُك ْم اَ ْن يُّ َكفِّ َر َع ْن ُك ْم َسي ِّٰاتِ ُك ْم َويُ ْد ِخلَ ُك ْم َج ٰن
ي َوالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َم َعهٗۚ نُوْ ُرهُ ْم يَس ْٰعى بَ ْينَ اَ ْي ِد ْي ِه ْم َوبِا َ ْي َمانِ ِه ْم يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَٓا اَ ْت ِم ْم لَنَا نُوْ َرنَا هّٰللا
َّ ِااْل َ ْن ٰه ۙ ُر يَوْ َم اَل ي ُْخ ِزى ُ النَّب
٨ ك ع َٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر َ ََّوا ْغفِرْ لَن َۚا اِن
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang
semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika
Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka
memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami,
sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
(At-Tahrim/66:8)
Pengertian Taubat
Taubat berasal dari kata ( تَ َو َبta-wa-ba), secara bahasa berarti kembali atau penyesalan.
Sedangkan secara istilah berarti menyesali perbuatan dosa ataupun salah dengan cara kembali
kepada Allah.
Manusia merupakan makhluk Allah paling sempurna karena dilengkapi dengan akal dan
nafsu. Meskipun begitu, manusia tidak lepas dari tempatnya salah dan dosa. Setiap manusia pasti
memiliki kesalahan ataupun dosa, baik itu kepada sang pencipta maupun kepada sesama. Tak ada
manusia yang suci dan terbebas dari dosa, kecuali para nabi dan rasul. Oleh sebab itu, untuk
memperbaiki kesalahan dan dosa, manusia diperintahkan untuk bertaubat kepada Allah. Perintah
tersebut dilakukan untuk kebaikan manusia itu sendiri supaya tidak terlena dalam melakukan
kesalahan dan bisa meminimalisir bahkan mencegahnya.
1
Imam Ghazali, Kiat Mempertajam Mata Batin, (Surabaya:Putra Jaya Surabaya, 2007), Hal. 75.
yang dilakukan ke sesama, maka pelakunya wajib dalam memperbaiki apa yang telah diperbuat,
dan meminta kerelaan orang yang didzalimi untuk memaafkan.
Ketahuilah, rasul yang sudah dipastikan masuk surga dan tidak memiliki dosa-pun masih
bertaubat kepada Allah. Bahkan meminta ampun kepada Allah untuk ummatnya. Rasul
bersabda, "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah SWT, karena sesungguhnya aku
bertaubat kepada Allah dalam satu hari sebanyak seratus kali". (HR. Muslim). Dalam hadist lain,
dari Abu Musa al-Asy’ari yang menceritakan bahwa Nabi bersabda, ”Sesungguhnya Allah
membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang yang berdosa di siang
hari dan membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berdosa di
malam hari”. (HR. Muslim).
Bertaubat dari dosa dan kesalahan adalah cara yang ditempuh oleh orang sholeh, terdapat
keberuntungan dan kejayaan, serta awal kemajuan orang yang belajar. Dosa menyangkut dua,
yaitu hak Allah dan hak manusia. Ketika kita melakukan kesalahan atau berbuat dzalim kepada
manusia, kita meminta maaf terhadap yang kita dzalimi dan tidak mengulanginya lagi.
Sedangkan penyesalan (bertaubat) atas dosa tersebut merupakan untuk memenuhi hak Allah.
Begitupun ketika kita melakukan dosa yang berkaitan langsung dengan Allah, kita diperintahkan
untuk bertaubat, mohon ampun kepadanya.
ب َج ِم ْيعًا ۗاِنَّهٗ هُ َو ُّ ي الَّ ِذ ْينَ اَس َْرفُوْ ا ع َٰلٓى اَ ْنفُ ِس ِه ْم اَل تَ ْقنَطُوْ ا ِم ْن رَّحْ َم ِة هّٰللا ِ ۗاِ َّن هّٰللا َ يَ ْغفِ ُر
َ ْالذنُو َ ۞ قُلْ ٰي ِعبَا ِد
٥٣ ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم
Ketahuilah, Allah menyukai orang yang bertaubat (menyucikan diri). Meskipun dosa kita
banyak, Allah tetap mengampuni orang yang bertaubat kepadanya. Bahkan ketika kita
melakukan dosa yang orang lain tidak ketahui, hanya Allah yang tahu, tapi Allah tidak langsung
menghukum kita. Hal itu merupakan kasih sayang Allah kepada hambanya, agar segera kembali
kepadanya (bertaubat). Jangan putus asa atas rahmat dan hidayah Allah!. Tidak ada kata
terlambat untuk bertaubat, kecuali ketika nyawa udah diujung kerongkongan kita.