Anda di halaman 1dari 17

Apakah pintu

taubat masih
terbuka?
‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِم ْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا‬
‫) َو َأِنيُبوا ِإَلى َر ِّب ُك ْم‬53( ‫َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًعا ِإَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬
)54( ‫َو َأْس ِلُموا َلُه ِم ْن َقْب ِل َأْن َي ْأِتَي ُك ُم اْلَع َذ اُب ُثَّم اَل ُتْن َص ُروَن‬
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu,
dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang
azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong
(lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Setiap Dosa Bisa Diampuni


Setiap Dosa Bisa Diampuni = Orang Jahat diampuni
Alloh
‫َو َم ْن َي ْع َم ْل ُسوًءا َأْو َي ْظ ِلْم َن ْف َس ُه ُثَّم َي ْس َتْغ ِفِر َهَّللا َي ِجِد َهَّللا َغ ُفوًر ا َر ِحيًما‬
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan
menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun
kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’:
110).
Setiap Dosa Bisa Diampuni = Orang Munafik diampuni
)145( ‫ِإَّن اْلُم َن اِفِقيَن ِفي الَّدْر ِك اَأْلْس َفِل ِمَن الَّن اِر َو َلْن َت ِجَد َلُهْم َن ِص يًر ا‬
‫ِإاَّل اَّلِذيَن َت اُبوا َو َأْص َلُحوا َو اْع َت َص ُموا ِباِهَّلل َو َأْخ َلُصوا ِد يَن ُهْم ِهَّلِل َفُأوَلِئَك َمَع‬
)146( ‫اْلُمْؤ ِمِنيَن َو َس ْو َف ُيْؤ ِت ُهَّللا اْلُمْؤ ِمِنيَن َأْج ًر ا َع ِظ يًما‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat
seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-
orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan
berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas
(mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka
mereka itu adalah bersama-sama orang yang
beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS.
An Nisa’: 145-146).
Setiap Dosa Bisa Diampuni = Nasrani diampuni
Kepada orang Nashrani yang menyatakan ideologi
trinitas, masih Allah seru untuk bertaubat. Allah
Ta’ala berfirman,
‫َلَقْد َكَفَر اَّلِذيَن َقاُلوا ِإَّن َهَّللا َث اِلُث َث الَث ٍة َو َم ا ِم ْن ِإَلٍه ِإال ِإَلٌه َو اِح ٌد َو ِإْن َلْم‬
‫َي ْن َت ُهوا َع َّما َي ُقوُلوَن َلَيَم َّسَّن اَّلِذيَن َكَفُروا ِم ْن ُهْم َع َذ اٌب َأِليٌم‬
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari
yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain
dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari
apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih.” (QS. Al Maidah: 73).
Kemudian setelah itu, Allah Ta’ala berfirman,
‫َأَفال َي ُتوُبوَن ِإَلى ِهَّللا َو َي ْس َتْغ ِفُر وَن ُه َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada
Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al
Maidah: 74).
Walau mereka -Nashrani- berkata keji dengan
mengatakan bahwa Allah adalah bagian dari yang
tiga, namun Allah masih memiliki belas kasih dengan
menyeru mereka untuk bertaubat jika mereka mau.
Setiap Dosa Bisa Diampuni = Membunuh wali Alloh
masih diampuni
Lihatlah orang yang telah membunuh wali Allah, juga
diseru untuk bertaubat jika mereka ingin,
‫ِإَّن اَّلِذيَن َفَت ُنوا اْلُمْؤ ِمِنيَن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت ُثَّم َلْم َي ُتوُبوا َفَلُهْم َع َذ اُب َج َه َّن َم َو َلُهْم‬
‫َع َذ اُب اْل َح ِر يِق‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan
cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki
dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat,
maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka
azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al Buruj: 10).
Segeralah Bertaubat, Jangan Tunda-Tunda!
‫َو َأِنيُبوا ِإَلى َر ِّب ُك ْم َو َأْس ِلُموا َلُه ِم ْن َقْب ِل َأْن َي ْأِتَي ُك ُم اْلَع َذ اُب ُثَّم اَل ُتْن َص ُروَن‬
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan
berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong
(lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

‫وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السماوات واألرض‬


‫أعدت للمتقين‬
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa,(ali Imran 133)

Waspada dengan Berputus Asa dari


Rahmat Allah
Dalam hadits yang disebutkan oleh ‘Abdur Razaq
dalam Mushonnafnya,
‫عن بن مسعود قال أكبر الكبائر اإلشراك باهلل واألمن من مكر هللا‬
‫والقنوط من رحمة هللا واليأس من روح هللا‬
“Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa di antara dosa
besar yang terbesar adalah berbuat syirik pada Allah,
merasa aman dari murka Allah, merasa putus asa
dan putus harapan dari ampunan Allah.”
(HR. Abdurrozaq, 10: 460, dikeluarkan pula oleh Ath
Thobroni. Lihat Kitab Tauhid dengan tahqiq Syaikh
Abdul Qodir Al Arnauth, hal. 128). Hadits ini
menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat dan
luasnya ampunan Allah termasuk dosa besar.

Doa Rasul
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca
do’a:
‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلى َخ ِط يَئ ِتى َو َج ْهِلى َو ِإْس َر اِفى ِفى َأْم ِر ى َو َم ا َأْن َت َأْع َلُم ِبِه‬
‫ِم ِّن ى الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلى ِج ِّد ى َو َه ْز ِلى َو َخ َط ِئى َو َع ْم ِدى َو ُك ُّل َذ ِلَك ِع ْن ِدى‬
(Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku,
sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan
segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari
diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang
kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan
ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja
maupn sengaja, ampunilah segala kesalahan yang
kulakukan)
HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin
rahimahullah memberikan faedah berharga
mengenai do’a:
1. Hendaknya seseorang menghadirkan segala
apa yang ingin ia minta.
2. Ketika berdo’a berarti kita sedang berinteraksi
dengan Allah. Ketika seseorang merinci atau
banyak meminta kepada Allah ketika interaksi
tersebut, itu membuat Allah lebih menyukainya
dibanding dengan hanya ringkas saja dalam
meminta.
3. Semakin banyak seseorang berdo’a, berarti ia
semakin dekat dengan Allah.
4. Semakin banyak seseorang berdo’a
(memohon), itu tanda bahwa ia semakin butuh
pada Allah Ta’ala
[Disarikan dari Syarh Ad Du’aa, Hamir bin ‘Abdul
Humaid bin Miqdam, do’a no. 84]

Rasul istifgar lebih dari 70 x


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َو ِهَّللا ِإِّن ى َألْس َتْغ ِفُر َهَّللا َو َأُتوُب ِإَلْي ِه ِفى اْلَي ْو ِم َأْك َث َر ِم ْن َس ْبِعيَن َم َّر ًة‬
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan
bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70
kali.” (HR. Bukhari)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
‫َي ا َأُّي َه ا الَّن اُس ُتوُبوا ِإَلى ِهَّللا َفِإِّن ى َأُتوُب ِفى اْلَي ْو ِم ِإَلْي ِه ِم اَئ َة َم َّر ٍة‬
“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar)
kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-
Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Pelebur Dosa
Pertama: Taubat.
‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم ال َت ْق َن ُط وا ِم ْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا‬
‫َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًعا ِإَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)
Allah Ta’ala juga berfirman,
‫َأَلْم َي ْع َلُموا َأَّن َهَّللا ُه َو َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْأُخ ُذ الَّصَد َقاِت َو َأَّن َهَّللا ُه َو‬
‫الَّت َّو اُب الَّر ِحيُم‬
“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah
menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan
menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang?” (QS. At
Taubah: 104)
Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,
‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت‬
“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-
hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan.”
(QS. Asy Syura: 25). Dan masih banyak ayat-ayat
lainnya semisal ini yang menunjukkan bahwa taubat
akan melebur dosa.
Kedua: Istighfar (Mohon ampunan pada Allah).
‫ َعِلَم‬: ‫ َأْي َر ِّب َأْذ َن ْبت َذ ْن ًبا َفاْغ ِفْر ِلي َفَقاَل‬: ‫إَذ ا َأْذ َن َب َع ْب ٌد َذ ْن ًبا َفَقاَل‬
‫َع ْبِدي َأَّن َلُه َر ًّب ا َي ْغ ِفُر الَّذ ْن َب َو َي ْأُخ ُذ ِبِه َقْد َغ َفْر ت ِلَع ْبِدي ُثَّم َأْذ َن َب َذ ْن ًبا‬
‫ َعِلَم َع ْبِدي‬: ‫ َفاْغ ِفْر ُه ِلي َفَقاَل َر ُّبُه‬. ‫آَخ َر َفَقاَل َأْي َر ِّب َأْذ َن ْبت َذ ْن ًبا آَخ َر‬
‫َأَّن َلُه َر ًّب ا َي ْغ ِفُر الَّذ ْن َب َو َي ْأُخ ُذ ِبِه َقْد َغ َفْر ت ِلَع ْبِدي َفْلَي ْف َع ْل َم ا َش اَء َقاَل‬
‫ ِفي الَّث اِلَث ِة َأْو الَّر اِبَعِة‬: ‫َذ ِلَك‬
“Jika seorang hamba berbuat dosa, lalu ia berkata:
Wahai Rabbku, aku betul-betul telah berbuat dosa,
ampunilah aku. Rabbnya menjawab, “Hamba-Ku
telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang
Maha Mengampuni dosa dan menhukumi setiap
dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku.” Kemudian
ia berbuat dosa lainnya, lantas ia pun mengatakan
pada Rabbnya, “Wahai Rabbku, aku betul-betul telah
berbuat dosa lainnya, ampunilah aku.” Rabbnya
menjawab, “Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia
memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan
menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni
hamba-Ku. Lakukanlah sesukamu (maksudnya:
selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka
Allah akan mengampunimu, pen).” Kemudian ia pun
melakukan dosa lain yang ketiga atau keempat.” HR.
Muslim no. 2758.
“Dalam shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫َلْو َلْم ُتْذ ِنُبوا َلَذ َهَب ُهَّللا ِبُك ْم َو َلَج اَء ِبَقْو ِم ُيْذ ِنُبوَن ُثَّم َي ْس َتْغ ِفُروَن َفَي ْغ ِفُر َلُهْم‬
Seandainya kamu sekalian tidak berbuat dosa sama
sekali, niscaya Allah akan memusnahkan kalian.
Setelah itu, Allah akan mengganti kalian dengan
umat yang pernah berdosa. Kemudian mereka akan
memohon ampunan kepada Allah (beristighfar) dan
Allah pun pasti akan mengampuni mereka.” HR.
Muslim no. 2749
Dapat kita katakan bahwa sebagai pelebur dosa ialah
istighfar (mohon ampunan pada Allah) disertai
dengan taubat. Hal ini sebagaimana dapat dilihat
pada hadits,
‫َم ا َأَص َّر َم ْن اْس َتْغ َفَر َو ِإْن َع اَد ِفي اْلَي ْو ِم ِم اَئ َة َم َّر ٍة‬
“Bukanlah orang yang terus berbuat dosa orang yang
meminta ampunan (beristighfar) walaupun ia
kembali melakukan dosa dalam sehari sebanyak
seratus kali.” (HR. Abu Daud no. 1514 dan At Tirmidzi
no. 3559. Hadits ini adalah hadits yang dhoif karena
majhulnya Maula Abu Bakr. Namun hadits ini
memiliki penguat (syahid) dalam riwayat Ath
Thobroni tentang do’a, hadits no. 1797, sehingga
kesimpulannya hadits ini hasan. Lihat Takhrij Azh
Zhilal, hal. 168.)
Ketiga: Amalan kebaikan sebagai pelebur dosa.
‫َو َأِقِم الَّصالَة َط َر َفِي الَّن َه اِر َو ُزَلًفا ِمَن الَّلْي ِل ِإَّن اْل َح َس َن اِت ُيْذ ِه ْب َن الَّسِّي َئ اِت‬
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud:
114)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫الَّص َلَو اُت اْلَخ ْمُس َو اْل ُجُم َع ُة إَلى اْل ُجُم َع ِة َو َر َمَض اُن إَلى َر َمَض اَن ُم َك ِّفَر اٌت‬
‫ِلَم ا َب ْي َن ُهَّن إَذ ا ُاْج ُتِنَب ْت اْلَك َب اِئُر‬
“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang
satu dan Jum’at yang berikutnya, di antara
Ramadhan yang satu dan Ramadhan yang
berikutnya, akan mengampuni dosa-dosa di antara
kedunya asalkan dosa-dosa besar dijauhi.” HR.
Muslim no. 233, dari Abu Hurairah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
‫َم ْن َص اَم َر َمَض اَن إيَم اًن ا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذ ْن ِبِه‬
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan atas
dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah,
maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760, dari Abu
Hurairah
Dalam hadits lain, beliau bersabda,
‫َم ْن َح َّج َه َذ ا اْلَب ْيَت َفَلْم َي ْر ُفْث َو َلْم َي ْف ُس ْق َر َج َع ِم ْن ُذ ُنوِبِه َك َي ْو ِم َو َلَد ْت ُه ُأُّمُه‬
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata
seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang
ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh
ibunya.” HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760, dari
Abu Hurairah
Dalam hadits lain disebutkan,
‫ِفْت َن ُة الَّر ُج ِل ِفي َأْه ِلِه َو َماِلِه َو َو َلِدِه ُتَك ِّفُر َه ا الَّص اَل ُة َو الِّص َي اُم َو الَّصَد َقُة‬
‫َأْل‬
‫َو ا ْمُر ِباْلَم ْع ُروِف َو الَّن ْهُي َع ْن اْلُم ْن َك ِر‬
“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan
seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu
akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah, amr
ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar
(melarang dari kemungkaran).” HR. Bukhari no. 3586
dan Muslim no. 144
Hadits lain pula,
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َم ْن ْع َت َق َر َقَب ًة ُمْؤ ِم َن ًة ْع َت َق ُهَّللا ِبُك ِّل ُعْض ٍو ِم ْن َه ا ُعْض ًو ا ِم ْن ُه ِم ْن الَّن اِر‬
‫َح َّت ى َفْر َج ُه ِبَفْر ِجِه‬
“Barangsiapa yang memerdekakan seorang budak
mukminah, maka Allah akan memerdakan setiap
anggota tubuhnya dari neraka. Sampai pun
kemaluannya yang ia memerdekakan, itu pun akan
selamat.” HR. Bukhari no. 6715 dan Muslim no. 1509
‫الَّصَد َقُة ُتْط ِفُئ اْلَخ ِط يَئ َة َك َم ا ُيْط ِفُئ اْلَم اُء الَّن اَر َو اْلَح َس ُد َي ْأُك ُل اْلَح َس َن اِت‬
‫َك َم ا َت ْأُك ُل الَّن اُر اْلَح َط َب‬
“Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana
air dapat memadamkan api. Hasad akan memakan
kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar.” HR.
Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman.
Hanya dosa kecil saja yang diampuni, sementara
dosa besar ?
‫َم ا ُاْج ُتِنَب ْت اْلَك َب اِئُر‬
“Selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.”
Keempat: Do’a sesama orang beriman kepada
lainnya seperti melalui shalat jenazah.
Dari ‘Aisyah dan Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
‫َم ا ِم ْن َم ِّيٍت ُيَص ِّلي َع َلْي ِه ُأَّم ٌة ِم ْن اْلُمْس ِلِميَن َي ْب ُلُغ وَن ِم اَئ ًة ُك ُّلُهْم َي ْش َفُعوَن‬
‫إاَّل ُشِّفُعوا ِفيِه‬
“Tidaklah seorang mayit dishalati oleh sekelompok
kaum muslimin yang jumlahnya hingga 100 orang,
maka mereka semua akan memberikan syafa’at pada
mayit tersebut” HR. Muslim no. 947 dan An Nasai no.
1991.
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
‫َم ا ِم ْن َر ُج ٍل ُمْس ِلٍم َي ُموُت َفَي ُقوُم َع َلى ِجَن اَز ِتِه َأْر َب ُعوَن َر ُج اًل اَل ُيْش ِر ُك وَن‬
‫ِبَاِهَّلل َش ْي ًئ ا إاَّل َش َّفَع ُهْم ُهَّللا ِفيِه‬
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lalu ia
dishalati (dengan shalat jenazah) oleh 40 orang di
mana mereka tidak berbuat syirik kepada Allah
dengan sesuatu apa pun melainkan orang yang
dishalati tadi akan mendapatkan syafa’at dari
mereka.” HR. Muslim no. 948.
Kedua hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Ini
adalah do’a bagi seorang mukmin setelah ia mati.
Tidak boleh dipahami bahwa ampunan bagi orang
mukmin yang bertakwa ini disyaratkan jika ia
menjauhi dosa besar, lalu dosa-dosa kecilnya saja
yang diampuni.
Kelima : Syafa’atNabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan yang lainnya pada pelaku (dosa
besar) di hari kiamat kelak.
Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam hadits yang shahih,
‫َشَفاَع ِتي َأِلْه ِل اْلَك َباِئِر ِم ْن ُأَّمِتي‬
“Syafa’atku untuk pelaku dosa besar dari umatku.”
HR. Abu Daud no. 4739, Tirmidzi no. 2435 dan
Ahmad 3: 213. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
‫ُخ ِّيْر ت َب ْي َن َأْن َي ْد ُخ َل ِنْص ُف ُأَّمِتي اْلَج َّنَة ؛ َو َب ْي َن الَّش َفاَع ِة َفاْخ َت ْر ت‬
‫ َو َلِك َّن َه ا ِلْلُم ْذ ِنِبيَن‬. ‫الَّش َفاَع َة َأِلَّن َه ا َأَع ُّم َو َأْك َث ُر ؛ َأَت َر ْو َن َه ا ِلْلُم َّت ِقيَن ؟ اَل‬
‫المتلوثين اْلَخ َّط اِئيَن‬
“Separuh dari umatku akan dipilih untuk masuk
surga atau akan diberi syafa’at. Maka aku pun
memilih agar umatku diberi syafa’at karena itu tentu
lebih umum dan lebih banyak. Apakah syafa’at itu
hanya untuk orang bertakwa? Tidak. Syafa’at itu
untuk mereka yang terjerumus dalam dosa (besar).”
HR. Tirmidzi no. 2441, Ibnu Majah no. 4317 dan
Ahmad 2: 75. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani
selain perkataan “‫”قوله ألنها‬.
Keenam : Musibah di dunia yang menjadi sebab
terhapusnya dosa
Sebagaimana disebutkan dalam shahihain (Bukhari-
Muslim), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َم ا ُيِص يُب اْلُمْؤ ِمَن ِم ْن َو َص ٍب ؛ َو اَل َن َص ٍب ؛ َو اَل َه ٍّم ؛ َو اَل َح َز ٍن ؛ َو اَل‬
‫ إاَّل َك َّفَر ُهَّللا ِبَه ا ِم ْن َخ َط اَي اُه‬- ‫ َح َّت ى الَّش ْو َك ُة َي َش اُك َه ا‬- ‫َغ ٍّم ؛ َو اَل َأًذ ى‬
“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa
sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran
(pada pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang,
kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai
pun duri yang menusuknya melainkan akan
dihapuskan dosa-dosanya.” HR. Bukhari no. 5641 dan
Muslim no. 2573.
Ketujuh : Ujuan di alam kubur, juga siksaan
dan kenikmatan yang menjadi sebab
terhapusnya dosa-dosanya.
Kedelapan : Kengerian dan kesulitan pada hari
kiamat.
Kesembilan: Rahmat dan ampunan dari Allah
tanpa sebab yang dilakukan oleh hamba.

Anda mungkin juga menyukai