Anda di halaman 1dari 3

Berikut beberapa penjelasan manfaat yang akan diraih oleh hamba dengan beristighfar.

Pertama: Istighfar Adalah Sebab Pengampunan Dosa


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َو َل ْم‬
َ ‫وب ِه ْم َو َمنْ َي ْغفِ ُر ال ُّذ ُن‬ ْ ‫م َذ َك ُروا هَّللا َ َف‬%ْ ‫س ُه‬
ِ ‫اس َت ْغ َف ُروا لِ ُذ ُن‬ َ ُ‫ش ًة َأ ْو َظلَ ُموا َأ ْنف‬
َ ‫َوالَّذِينَ ِإ َذا َف َعلُوا َفا ِح‬
. َ‫ُيصِ ُّروا َعلَى َما َف َعلُوا َو ُه ْم َي ْعلَ ُمون‬
“Dan orang-orang yang, apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri, mengingat
Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa, kecuali Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui.” [Ali ‘Imran: 135]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
ً ُ‫س ُه ُث َّم َي ْس َت ْغف ِِر هَّللا َ َي ِج ِد هَّللا َ َغف‬
.‫ورا َرحِي ًما‬ َ ‫سو ًءا َأ ْو َي ْظلِ ْم َن ْف‬
ُ ْ‫َو َمنْ َي ْع َمل‬
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, (tetapi)
kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati bahwa Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” [An-Nisa`: 110]
 

Kedua: Meluaskan Rezeki Seorang Hamba

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh ‘alaihis


salam kepada kaumnya,
ً ‫ت َو َي ْج َعلْ لَ ُك ْم َأ ْن َه‬
.‫ارا‬ ٍ ‫ َو ُي ْمدِدْ ُك ْم بَِأ ْم َو‬.‫ارا‬
ٍ ‫ال َو َبنِينَ َو َي ْج َعلْ لَ ُك ْم َج َّنا‬ ً ‫اء َعلَ ْي ُك ْم مِدْ َر‬ ً ‫اس َت ْغفِ ُروا َر َّب ُك ْم ِإ َّن ُه َكانَ َغ َّف‬
َّ ‫ ُي ْرسِ ِل‬.‫ارا‬
َ ‫الس َم‬ ْ ُ‫َفقُ ْلت‬
“Maka saya berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb kalian
(karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan
yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan melipatkangandakan harta dan anak-
anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai
untuk kalian.” [Nuh: 10-12]
Ayat di atas menunujukkan bahwa istighfar adalah sebab turunnya rezeki dari langit,
dilapangkannya harta dan keturunan, serta dibukakannya berbagai kebaikan untuk
hamba sehingga, terhadap masalah apapun yang dihadapi oleh seorang hamba, jalan
keluar akan dihamparkan untuknya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebut sebuah atsar dari Al-Hasan Al-Bashry bahwa ada empat
orang yang datang secara terpisah kepada beliau. Mereka mengeluh akan masa
paceklik, kefakiran, kekeringan kebun, dan tidak mempunyai anak. Namun, terhadap
semua keluhan tersebut, beliau hanya menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah,” lalu
membacakan ayat di atas.[1]
 

Ketiga: Menghindarkan Hamba dari Siksa Allah dan Musibah


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
. َ‫َو َما َكانَ هَّللا ُ لِ ُي َع ِّذ َب ُه ْم َوَأ ْن َت فِي ِه ْم َو َما َكانَ هَّللا ُ ُم َع ِّذ َب ُه ْم َو ُه ْم َي ْس َت ْغفِ ُرون‬
“Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedang mereka dalam keadaan
beristighfar.” [Al-Anfal: 33]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula menjelaskan sebab terselamatkannya Nabi
Yunus ‘alaihis salam,
. َ‫ث فِي َب ْطنِ ِه ِإلَى َي ْو ِم ُي ْب َع ُثون‬ َ ‫َفلَ ْواَل َأ َّن ُه َكانَ مِنَ ا ْل ُم‬
َ ‫ َللَ ِب‬. َ‫س ِّبحِين‬
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk sebagai orang-orang yang banyak bertasbih,
niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” [Ash-
Shaffat: 143-144]
Pada ayat lain, Allah Jalla Jalaluhu menjelaskan bentuk tasbih Nabi Yunus ‘alaihis
salam yang merupakan salah satu makna istighfar, yaitu dalam firman-Nya,
ُ َ‫اَل ِإلَ َه ِإاَّل َأنْت‬
َّ َ‫س ْب َحا َن َك ِإ ِّني ُكنْتُ مِن‬
. َ‫الظالِمِين‬
“Tiada sembahan (yang hak), kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya
termasuk ke dalam golongan orang-orang zhalim.” [Al-Anbiya`: 87]
 

Keempat: Istighfar Adalah Sebab yang Mendatangkan Rahmat


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
. َ‫ون هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْر َح ُمون‬
%َ ‫لَ ْواَل َت ْس َت ْغفِ ُر‬
“Hendaklah kalian memohon ampunan kepada Allah agar kalian dirahmati.” [An-Naml:
46]
Perhatikanlah jaminan Allah tersebut! Allah senantiasa merahmati seseorang yang
senantiasa beristighfar.

Kelima: Salah Satu Sumber Tambahan Kekuatan dan Kejayaan adalah Istighfar
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan ucapan Nabi Hud ‘alaihis salam kepada
kaumnya sebagaimana dalam firman-Nya,
. َ‫ارا َو َي ِزدْ ُك ْم قُ َّو ًة ِإلَى قُ َّوتِ ُك ْم َواَل َت َت َولَّ ْوا ُم ْج ِرمِين‬
ً ‫م مِدْ َر‬%ْ ‫اء َعلَ ْي ُك‬ َّ ‫اس َت ْغفِ ُروا َر َّب ُك ْم ُث َّم ُتو ُبوا ِإلَ ْي ِه ُي ْرسِ ِل‬
َ ‫الس َم‬ ْ ‫َو َيا َق ْو ِم‬
“Wahai kaumku, beristighfarlah kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-Nya,
niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atas kalian dan menambahkan
kekuatan kepada kekuatan kalian, serta janganlah kalian berpaling dengan berbuat
dosa.” [Hud: 52]
 

Keenam: Istighfar Adalah Salah Satu Hal yang Melapangkan Dada Seorang Hamba
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ِإ َّن ُه لَ ُي َغانُ َعلَى َق ْل ِب ْي َوِإ ِّن ْي َأل ْس َت ْغفِ ُر هَّللا َ فِي ا ْل َي ْو ِم مِاَئ َة َم َّر ٍة‬
“Sesungguhnya, kadang terdapat sesuatu yang melekat pada hatiku maka saya pun
beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari.” [2]
 

Ketujuh: Wajah Orang yang Beristighfar Dijadikan Berseri dan Berbahagia oleh Allah
pada Hari Pertemuan dengan-Nya
Telah shahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ ‫ َف ْل ُي ْكث ِْر فِ ْي َها مِنَ ااْل ِ ْست ِْغ َف‬، ‫ص ِح ْي َف ُت ُه‬
‫ار‬ ُ ‫ب َأنْ َت‬
َ ُ‫س َّره‬ َّ ‫َمنْ َأ َح‬
“Barangsiapa yang ingin bahagia dengan catatan amalnya (pada hari kiamat),
hendaklah ia beristighfar kepada Allah.” [3]
Telah shahih pula bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ً ‫ارا َكث‬
‫ِيرا‬ ً ‫است ِْغ َف‬
ْ ‫صحِي َفتِ ِه‬ َ ‫ُطو َبى لِ َمنْ َو َجدَ فِي‬
“Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya terdapat
banyak istighfar.” [4]
 

Kedelapan: Membersihkan Noda Hitam dari Hati Seorang Hamba


Jika seorang hamba melakukan kesalahan, suatu noda hitam akan tertitik pada hati
seorang hamba. Jika hamba beristighfar, dihapuslah noda itu dan hatinya kembali
bersih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ ‫صقِل َ َق ْل ُب ُه َوِإنْ َزادَ َزادَ تْ َح َّتى َي ْعلُ َو َق ْل َب ُه َذا َك‬
ُ‫الر ْين‬ ُ ‫اس َت ْغ َف َر‬ َ ‫س ْودَ ا ُء فِي َق ْل ِب ِه َفِإنْ َت‬
ْ ‫اب َو َن َز َع َو‬ َ ‫ِإنَّ ا ْل ُمْؤ مِنَ ِإ َذا َأ ْذ َن‬
َ ‫ب َكانَتْ ُن ْك َت ٌة‬
ْ ُ َ ُ ُ َ
. َ‫ك َبلْ َرانَ َعلى قلوبِ ِه ْم َما كانوا َيكسِ ُبون‬ ‫آن‬ ‫اَّل‬ َ ُ ْ َّ ‫هَّللا‬
ِ ‫الذِي ذك َر ُ عز َو َجل َّ فِي الق ْر‬ َ َ َّ
“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya. Jika dia
bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan kembali bersih. Jika
dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai menutupi hatinya, dan jika
hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain ‘penutup hati’ yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan
dalam Al-Qur`an, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka
usahakan itu menjadi ar-rain terhadap hati-hati mereka.’ [Al-Muthaffifin: 14].” [5]
 

Kesembilan: Istighfar Adalah Salah Satu Bekal bagi Seseorang yang Berdakwah di
Jalan Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ِ ‫س ِّب ْح بِ َح ْم ِد َر ِّب َك بِا ْل َعشِ ِّي َواِإْل ْب َك‬
.‫ار‬ ْ ‫اصبِ ْر ِإنَّ َو ْعدَ هَّللا ِ َحقٌّ َو‬
َ ‫اس َت ْغف ِْر ل َِذ ْنبِ َك َو‬ ْ ‫َف‬
“Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar, serta beristighfarlah
terhadap dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada petang dan
pagi.” [Ghafir: 55]
 

Kesepuluh: Sebab Terkabulkannya Doa adalah Istighfar


Nabi Shalih ‘alaihis salam berkata kepada kaumnya sebagaimana yang Allah jelaskan
dalam firman-Nya,
‫اس َت ْغفِ ُروهُ ُث َّم‬
ْ ‫اس َت ْع َم َر ُك ْم فِي َها َف‬
ْ ‫ض َو‬ َ ‫اع ُبدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم مِنْ ِإلَ ٍه َغ ْي ُرهُ ه َُو َأ ْن‬
ِ ‫شَأ ُك ْم مِنَ اَأْل ْر‬ َ ‫َوِإلَى َث ُمودَ َأ َخا ُه ْم‬
ْ ‫صال ًِحا َقال َ َيا َق ْو ِم‬
.‫يب‬ ٌ ‫يب ُم ِج‬ ٌ ‫ُتو ُبوا ِإلَ ْي ِه ِإنَّ َر ِّبي َق ِر‬
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak) bagi
kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan
kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-Nya, kemudian
bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku amatlah dekat lagi mengabulkan
(doa hamba-Nya).” [Hud: 61]
 

Kesebelas: dengan Istighfar, Seorang Hamba Akan Semakin Mengagungkan dan


Membesarkan Rabb-Nya
Telah berlalu penjelasan keagungan istighfar karena digandengkan dengan tauhid
dalam sejumlah ayat, juga telah berlalu penyebutan nama-nama dan sifat pengampunan
Allah. Tidak diragukan bahwa dua makna tersebut sangatlah menanamkan
pengagungan dan pembesaran dalam hati seorang hamba kepada Rabb-nya.

Anda mungkin juga menyukai