Anda di halaman 1dari 8

BERHARAP RAHMAT ALLAH (HUJAN)

(Khutbah Istisqa)
Oleh:
Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si
)٩x( ‫هللا ال َع ِظ ْ َْي ذ ِاَّل ْي ََل ا َ َل ِاَلذ ه َُو احلَي القَـيو ُم َو َات ُْو ُب ِالَ ْي ِه‬ َ ‫َا ْس تَ ْغ ِف ُر‬
ِ ِ َ َ ِ‫ْ ِ ِ ذ‬
‫الس َما ِء َما ًء فَأَ ْحيَا ِب ِه ْ َاْل ْر َض ب َ ْعدَ َم ْوِتِ َا ا ذن ِِف َذَٰ ِ َل َْلآي َ ًة‬ ‫ال َح ْمدُ ذَلِل اَّلي أ َنزل م َن ذ‬
ِ
َ ‫ِل ِّ َق ْو ٍم ي َْس َم ُع‬
.‫ون‬
.ُ‫ َو َأ ْشهَدُ َأ ذن ُم َح ذمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُل‬،ُ‫َشيْ َك َل‬ ِ َ ‫هللا َو ْحدَ ُه ََل‬ُ ‫َأ ْشهَدُ َأ ْن ََل ا َ َل اَلذ‬
ْ َ ‫اللِّهُ ذم َص ِ ِّل َو َِس ِ ِّ ِْل ِ عَىل َع ْب ِدكَ َو َر ُس ْو ِ َل َس ِّي ِدان ُم َح ذم ٍد َوعَ َىل أ ِ ِل َو‬
.‫َص ِب ِه َأ ْ َْج ِع ْ َْي‬
.‫هللا فَقَدْ فَ َاز املُتذ ُق ْو َن‬
ِ ‫ ُأ ْو ِص ْي ُ ُْك َوا ذَّي َي ِبتَ ْق َوى‬...‫ فَيَا ِع َبا َد هللا‬... ُ‫َأ ذما ب َ ْعد‬
ِ
Hadirin dan hadirat jamaah shalat Istisqa rahimakumullah
Pada kesempatan penuh harap Allah Swt. mencurahkan hujan di
musim kemarau ini, saya mengajak sekaligus berwasiat kepada
hadiurin sekalian dan kepada diri sendiri, untuk bersama-sama
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Kemudian saya juga mengajak kepada hadirin dan hadirat sekalian
untuk meninggalkan segala larangan Allah dan senantiasa
beristighfar memohon ampun kepada Allah, agar Dia (Allah) yang
telah menciptakan alam semesta dan isinya menganugerahkan kepada
kita ampunan, sehingga menjadi washilah diturunkannya hujan yang
sudah kita dambakan.
Yakinlah wahai hadirin dan hadirat sekalian, bahwasannya Allah
itu Maha Pengasih dan Maha Pemurah, Maha Penerima Taubat.
‫ان ذ ُه ََك َن ِب ُ ُْك َر ِحميًا‬
ِ
Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadap kalian.
Demikian Allah menegaskan dalam al-Qur’an surat al-Isra ayat
ke-66.
Saya selaku khatib mengajak kepada hadirin untuk selalu
bersyukur, hal ini sebagai pengingat, karena mungkin saja ada
diantara kita atau bahkan mungkin banyak diantara kita yang selama
ini mendapat kaunia Allah, namun kita kurang mensyukurinya,
sehingga hujan menjadi tersendat, terhalang bahkan tertahan.
‫هللا ََل ُ ُْت ُصوهَا‬
ِ ‫َوا ْن تَ ُعدوا ِن ْع َم َت‬
Kalau kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, maka kalian ِ tak
mungkin bisa menuntaskannya.
Demikian Allah menegaskan dalam firman-Nya surat Ibrahim
ayat ke-7.
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Dengan adanya musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga
banyak kebakaran hutan dan dan lahan, sebenarnya harus menjadi
ibrah, pelajaran bagi kita. Kemarau panjang adalah musibah yang
menjadi awal dari kesengsaraan. Bahkan kita harus memperhatikan
juga peristiwa-peristiwa di sekeliling kita, kenapa sering banyak
terjadi musibah, jangan-jangan ada tangan-tangan jahil manusia yang
merusak ekosistem alam sehingga kemarau menjadi lebih panjang,
sehinggga kita sering dijuluki oleh negara jiran sebagai negara
penghasil dan pengekspor asap udara kotor (pengap).
Mari kita kembali bertanya kepada diri kita masing-masing,
mengapa saat ini kita tidak mendapatkan curahan hujan, yang
biasanya telah membasahi bumi menjadi subur, tumbuh-tumbuhan
tumbuh dan berkemang. Dengan hujan pula sungai-sungai dialiri air.
Dengan hujan turun ternak mendapatkan sumplai minuman.
Untuk melihat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kita
lontarkan kepada diri kita tersebut mari kita renungkan firman Allah
dalam al-Qur’an surat al-Anfal ayat ke-53:
َ ‫هللا لَ ْم ي َ ُك ُمغ ِ ِّ ًَّيا ِن ْع َم ًة َأنْ َع َمهَا عَ َىل قَ ْو ٍم َح ذَّت يُغ ِ ِّ َُّيوا َما ِبأَنْ ُف ِسه ِْم َو َأ ذن ذ‬
‫اَلِل‬ َ ‫َذ ِ َل ِبأَ ذن‬
‫َ َِسي ٌع عَ ِل ٌْي‬
(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah
apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Istisqa
yang dimukiakan Allah.
Dapat kita petik makna dari ayat tersebut, yakni: Allah
menegaskan kepada hamba-hamba-Nya bahwa benar-benar Allah itu
Maha Pemurah dan Maha Pengasih dan Penyayang sehingga
beraneka ragam nikmatnya dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya
tanpa pilih kasih. Namun manakala hamba-hamba tersebut sering
menginkari dan mendustakan nikmat-nikmatnya-Nya, dengan bangga
melakukan maksiat, melakukan kezaliman dan semena-mena kepada
sesama, bahkan ketidak adilan sudah merajalela, dan maksiat
dilakukan secara terbuka, bahkan cengengesan tertawa di media
social dengan bangga telah melakukan maksiat, zina. Maka pada saat
demikianlah Allah mengubah nikmat menjadi musibah, mengubah
berkah menjadi hukuman, kasis sayang menjadi malapetaka.
Bukannya Allah yang memiliki sifat penyayang menjadi
pemurka, pemanah, akan tetapi manusia itulah yang mengubah
dirinya menjadi sosok yang tak layak disayangi lagi. Dengan kata
lain perbuatan manusia itu menantang datangnya murka Allah,
misalnya dengan membakar lahan dan hutan. Karena pada dasarnya
Allah tidak akan berbuat aniaya terhadap hamba dan makhluknya.
Perhatikan firman Allah dalam al-Qur’an surat Fushilat ayat ke-46:
‫ذم ْن َ َِع َل َص َٰ ِل ًحا فَ ِل َن ْف ِس ِهۦ ۖ َو َم ْن َأ َساآ َء فَ َعلَْيْ َا ۗ َو َما َرب َك ب َِظ ذ ٍ َِٰل لِ ِّلْ َعبِي ِد‬
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka
(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-
kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.
Satu pohon saja menebang pohon tanpa tujuan pemanfaatannya
maka Allah kutuk dia sebagai penjahat besar dan disumpah masuk
neraka, sebagaimana sabda Rasulullah dalam riwayat Imam Abu
Daud:
ُ ‫َم ْن قَ َط َع ِسدْ َر ًة َص ذو َب‬
‫هللا َر ْأ َس ُه ِِف النذ ِار‬
Siapa yang memotong (apalagi membakar) sebatang pohon.
memotong pepohonan untuk membangun kekayaan, tanpa
mempertimbangkan dampaknya, Allah sungkurkan kepalanya dalam
api neraka.
Na’udzubillahi min dzalalik,
Kaum muslimin wal muslimat
Jamaah shalat Istisqa rahumakumullah,
Dengan pelbagai jenis pelanggaran tersebut Allah memberikan
beragam kesulitan dan kesengsaraan kepada manusia. Oleh sebab itu
kata kunci untuk solusi adalah cepat-cepat berftobat kepada Allah.
Inilah satu-satrunya jalan keluar untuk meraih kembali rahmat dan
cinta Allah Swt.
Bertobatlah kalian kepada Allah niscaya Allah akan menurunkan
hujan sebagai rahmat-Nya:
.‫الس َما َء عَلَ ْي ُ ُْك ِمدْ َر ًارا‬ ‫ ُي ْر ِسلِ ذ‬. ‫فَ ُقلْ ُت ْاس َت ْغ ِف ُروا َربذ ُ ُْك ِان ذ ُه ََك َن غَفذ ًارا‬
‫ات َو َ َْي َع ْل لَ ُ ُْك َأْنْ َ ًارا‬
ٍ ‫َويُ ْم ِدد ُ ُْْك ِبأَ ْم َوالٍ َوبَنِ َْي َو َ َْي َع ْل لَ ُ ُْك َجنذ‬
Maka aku berkata (kepada mereka): Mohonlah ampunan kepada
Tuhanmu, Sungguh Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan
menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia
memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-
kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu. (QS. Nuh:
10-12)
Kaum muslimin rahimakumullah,
Bahkan mungkin juga tertahannya hujan itu karena sudah banyak
manusia enggan mengeluarkan zakat, dan meremehkannya.
Rasulullah Saw., menegaskan dengan sabdanya:
‫……ولَ ْم‬
َ ‫َش املُهَاجِ ِرْي َن َ َْخ ٌس ا َذا ابْ َتلَ ْي ُ ُْت ِبِ ِ ذن َو َأع ُْو ُذ ِِب ِهلل َأ ْن تُدْ ِر ُك ْوه ذُن‬َ َ ‫ََّي َم ْع‬
ِ
ُ ِ َ َ‫الس َمأ آ ِء َولَ ْو َل الَب‬
…… ‫اِئ لَ ْم يُ ْم َط ُر ْوا‬ ‫ي َ ْم َن ُع ْوا َز ََك َة َأ ْم َوا ِله ِْم ِاَل ُم ِن ُع ْوا القَ ْط َر ِم َن ذ‬
Wahai kaum Muhajirin, Ada lima hal di mana jika telah
menimpa kalian maka tiada lagi kebaikan bagi kalian. Dan aku
berlindung kepada Allah Swt., agar kalian tidak menemui zaman itu.
Di antara lima hal itu: …. Dan tidaklah mereka menahan zakat mal
melainkan ditahan juga air hujan dari langit untuk mereka. Jika
seandainya bukan karena binatang yang hidup di muka bumi ini
niscaya tidak diturunkan hujan. (HR. Ibnu Majah)
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
Semoga ibadah yang sedang kita langsanakan ini menjadi
washilah terbukanya pinta rahmat dan ampunan Allah sehingga air
hujan cepat diturunkan oleh Allah. Mari kita tunaikan kewajiban
zakat kita, kita tingkatkan kadar sedekah kita, kita saling bantu
meringankan beban orang-orang yang tidak mampu. Dengan begitu,
kita bisa berharap agar kemarau ini terangkat dan hujan segera turun
kembali. Perbanyak membaca istighfar, memohon ampun atas dosa-
dosa dan kesalahan yang telah kita buat, baik disengaja atau tidak.
Itulah di antara hal yang dapat membuat Allah menganugerahkan
hujan pada manusia.
Aamiin.
‫هللا ِل َولَ ُ ُْك ِف الْ ُق ْر َأ ِن الْ َك ِر ْ ِي َون َ َف َع ِ ْن َو ِا ذَّي َ ُْك ِب َما ِف ْي ِه ِم َن ْا ََلا ََّي ِت َو ِ ِّ ِاَّل ْك ِر الْ َح ِك ْ ِْي َوتَقَبذ َل‬ ُ َ‫َِب َرك‬
‫الس ِم ْي ُع الْ َع ِل ْ ُْي‬
‫ِم ِ ِّ ْن َو ِمنْ ُ ُْك تِ َل َوتَ ُه ِان ذ ُه ُه َو ذ‬
‫‪Khutbah kedua (Istisqa):‬‬
‫هللا ال َع ِظ ْ َْي ذ ِاَّل ْي ََل ا َ َل ِاَلذ ه َُو احلَي القَـيو ُم َو َات ُْو ُب ِالَ ْي ِه (‪)٧x‬‬ ‫َا ْس َت ْغ ِف ُر َ‬
‫ِ‬
‫امحلد ِهلل عَ َىل ا ْح َسا ِن ِه َوالش ْك ُر َ ُل عَ َىل ت َْو ِف ْي ِق ِه َوِا ْم ِتنَا ِن ِه‪َ .‬و َأ ْشهَدُ َأ ْن ََل ِا َ َل اَلذ ُ‬
‫هللا‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َشيْ َك َ ُل َو َأ ْشهَدُ أ ذن َس ِّيِدَ انَ ُم َح ذمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُ ُل ادلذ ا ِعى ا َىل‬ ‫هللا َو ْحدَ ُه ََل َ ِ‬
‫َو ُ‬
‫ِرضْ َوا ِن ِه‪ .‬اللهُ ذم َص ِ ِّل عَ َىل َس ِ ِّي ِدانَ ُم َح ذم ٍد ِوعَ َىل َا ِ ِل َو َأ َْصَا ِب ِه َو َس ِ ِّ ِْل ت َ ْس ِل ْي ًما ِك ْ ً‬
‫ثّيا‬
‫هللا ِف ْي َما َأ َم َر َوا ْنَتَ ُ ْوا َ ذَعا ْنَ َىى َواعْلَ ُم ْوا َأ ذن َ‬
‫هللا‬ ‫َأ ذما ب َ ْعدُ ‪ ...‬فَي َا َا َُّيا النذ ُاس‪ِ ...‬ات ذ ُقوا َ‬
‫هللا َو َملآئِ َكتَ ُه‬ ‫َأ َم َرُ ُْك ِبأَ ْم ٍر بَدَ َأ ِف ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَ َـَن ِب َملآ ئِ َك ِت ِه ِب ُقدْ ِس ِه‪َ .‬وقَا َل تَع َا َىل ا ذن َ‬
‫ِ‬
‫يُ َصل ْو َن عَ َىل النذ ِِب يأ آ َاُّيَا ذ ِاَّل ْي َن أ آ َمنُ ْوا َصل ْوا عَلَ ْي ِه َو َس ِلِّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬
‫هللا عَلَ ْي ِه َو َس ِ ِّ ِْل َوعَ َىل ألِ َس ِ ِّي ِد َان ُم َح ذم ٍد َوعَ َىل‬ ‫اللهُ ذم َص ِ ِّل عَ َىل َس ِ ِّي ِدانَ ُم َح ذم ٍد َص ذىل ُ‬
‫ِل َو َملآئِ َك ِة ْاملُقَ ذرب ْ َِْي َو ْار َض اللِّهُ ذم َع ِن ْاخلُلَ َفا ِء ذالر ِاش ِد ْي َن َأ ِِب بَ ْك ٍر‬ ‫َانْبِيأآئِ َك َو ُر ُس ِ َ‬
‫الص َحاب َ ِة َوالتذا ِب ِع ْ َْي َوَتَ ِب ِعي التذا ِب ِع ْ َْي لَه ُْم ِ ِِب ْح َس ٍان ِا َىل‬ ‫َو ُ ََعر َو ُعثْ َمان َوعَ ِىل َو َع ْن ب َ ِقيذ ِة ذ‬
‫‪.‬ي َ ْو ِم ِّ ِادل ْي ِن َو ْار َض َعنذا َم َعه ُْم ِب َر ْ َْحتِ َك ََّي َأ ْر َح َم ذالر ِ ِ‬
‫اْح ْ َْي‬
‫‪Berbaliklah khatib kea rah kiblat, sehingga posisi khatib dan‬‬
‫‪jama’ah sama-sama menghadap kiblat, boleh dibarengi dengan‬‬
‫‪membalikan surban, dilanjutkan dengan doa berikut:‬‬
‫اللذهُ ذم ْاس ِقنَا َو َأ ِغثْنَا‪ ،‬اللذهُ ذم ْاس ِقنَا غَ ْيثًا ُم ِغيثًا َهنِيئًا َو َح ًيا َربِي ًعا َو َحنًا َط َبقًا غَدَ قًا ُم ْغ ِدقًا‬
‫عَا ًّما َهنِ ًّيا َم ِر ًَّّي َم ِري ًعا َم ْرتَ ًعا َواب ًِل َشا ِم ًل ُم ْس ب ًِل ُم َج ِلِّ ًل دَائِ ًما د ََر ًرا انَ ِف ًعا غَ ْ َّي ضَ ٍِّار‬
‫يث ِب ِه الْ ِع َبادَ‪َ ،‬و َ َْت َع ُ ُُل ب َ َلغًا‬
‫عَاجِ ًل غَ ْ َّي َراي ٍِث‪ ،‬غَ ْيثًا اللذهُ ذم ُ ُْت ِِي ِب ِه الْب َِلدَ‪َ ،‬وتُ ِغ ُ‬
‫اِض ِمنذا َوالْ َبا ِد‪ ،‬اللذهُ ذم َأنْ ِز ْل ِِف َأ ْر ِضنَا ِزينََتَ َا‪َ ،‬و َأنْ ِز ْل عَلَ ْينَا ِِف َأ ْر ِضنَا َس َكَنَ َا‪ ،‬اللذهُ ذم‬ ‫لِلْ َح ِ ِ‬
‫الس َما ِء َما ًء َطه ًُورا ُ ُْت ِِي ِب ِه ب َ ْ َْل ًة َم ْيتًا َو ْاس ِق ِه ِم ذما َخلَ ْق َت َأنْ َعا ًما‬
‫َأنْ ِز ْل عَلَ ْينَا ِم َن ذ‬
‫الظ َر ِاب َو َمنَاب ِِت الشذ َج ِر‬ ‫ِس َكثِ ًّيا‪ .‬اللذهُ ذم َح َوالَ ْي َنا َو ََل عَلَ ْي َنا‪ .‬اللذهُ ذم عَ َىل ُر ُء ِوس ِِّ‬ ‫َو َأانَ ِ ذ‬
‫ون ْ َاْل ْو ِدي َ ِة َو ُظه ُِور ْاْل آ ََك ِم‪ .‬أآمْي َّي رب العاملْي‬ ‫َوبُ ُط ِ‬
‫اللهُ ذم ا ْج َعلْهَا ُس ْق َيا َر ْ َْح ٍة‪َ ،‬و ََل َ َْت َعلْهَا ُس ْق َيا عَ َذ ٍاب‪َ ،‬و ََل َم ْح ٍق‪َ ،‬و ََل ب َ َل ٍء‪َ ،‬و ََل َهدْ ٍم‪،‬‬
‫ون ا َْل ْو ِدي َ ِة‪،‬‬ ‫الظ َر ِاب َواْل آ ََك ِم َو َمنَاب ِِت الشذ َج ِر‪ ،‬وبُ ُط ِ‬ ‫رق‪ .‬اللهُ ذم عَ َىل ِِّ‬ ‫َو ََل غَ ٍ‬
‫اللهُ ذم َح َوالَ ْي َنا َو ََل عَلَ ْي َنا‪ ،‬اللهُ ذم ْاس ِقنا غَ ْيثًا ُمغيثًا‪َ ،‬م ِريئًا َم ِري ًعا‪ََ ،‬سذا عَا ًّما‪،‬‬
‫غَدَ قًا َط َبقًا‪ُ ،‬م َج ِلِّ ًل دَائِ ًما ا َىل ي َ ْو ِم ِّ ِادل ِين‪ .‬اللهُ ذم ْاس ِقنَا ال َغ ْي َث‪َ ،‬و ََل َ َْت َعلْنَا‬
‫ِم َن الْقَا ِن ِط َْي‪ ،‬اللهُ ذم ا ذن ِِبلْ ِع َبا ِد َوال ِب َل ِد ِم َن الْ ُجهْ ِد َوالْ ُجو ِع َوالضذ ْن ِك َما ََل ن َ ْش ُكو‬
‫ِ‬
‫الس َما ِء‪،‬‬ ‫الَّضعَ‪َ ،‬و َأ ْن ِز ْل عَلَ ْي َنا ِم ْن بَ َر ََك ِت ذ‬ ‫يك‪ ،‬اللهُ ذم َأنْب ِْت لَ َنا ذالز ْرعَ‪َ ،‬و َأ ِد ذر لَ َنا ذ ْ‬ ‫اَلذ الَ َ‬
‫ِ ِ‬
‫َو َأنْب ِْت لَ َنا ِم ْن بَ َر ََك ِت ا َْل ْر ِض‪َ ،‬وا ْك ِش ْف َعنذا ِم َن الْ َب َل ِء َما ََل يَ ْك ِش ُف ُه غَ ّْيُكَ ؛ اللهُ ذم‬
‫الس َما َء عَلَ ْينَا ِمدْ َر ًارا‪.‬‬
‫ِاانذ ن َ ْس تَ ْغ ِف ُركَ ‪ِ ،‬ان َذك ُك ْن َت غَفذ ًارا‪ ،‬فَأَ ْر ِسلِ ذ‬
‫أآمْي َّي رب العاملْي‬
‫هللا يَأْ ُم ُرانَ ِ ِْبل َعدْ لِ َو ْاَل ْح َس ِان َوايْتأ آ ِء ِذي ْال ُق ْر َِب َويََنْ َىى َع ِن ْال َف ْحشأ آ ِء‬ ‫َهللا‪ ,‬ا ذن َ‬ ‫ِع َباد ِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َو ْامل ُ ْن َك ِر َو ْال َبغْي ي َ ِع ُظ ُ ُْك لَ َعلذ ُ ُْك ت ََذكذ ُر ْو َن َو ْاذ ُك ُر ِوا َ‬
‫هللا ْال َع ِظ ْ َْي ي َ ْذ ُك ْرُ ُْك َو ْاش ُك ُر ْو ُه عَ َىل‬
‫هللا َأ ْك َ ْب‬
‫ِن َع ِم ِه يَ ِزد ُ ُْْك َو َ َِّل ْك ُر ِ‬

Anda mungkin juga menyukai