Definisi Istisqo
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan.Secara istilah yaitu meminta kepada
Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.
Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah
kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum
muslimin lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
,اضعًاِ ي صلى هللا عليه وسلم ُمت ََو ُّ ( خ ََر َج اَلنَّ ِب:ع ْن ُه َما قَا َل َّ َ ي
َ َُللَا َ ض ِ َّاس َرٍ عب َ ع ِن اب ِْن َ ََ
ْطبُ لَ ْم يَ ْخ,ِص ِلِّي فِي ا َ ْل ِعيد
َ ُ َك َما ي,صلَّى َر ْكعَتَي ِْن َ َ ف,عا َ َ ُمت,س ًًل
ً ض ِ ِّر ِّ ِ ُمت َ َخ,ُمتَبَ ِذِّ ًًل
ِّ ِ ُمت ََر,شعًا
َ َواب ُْن ِحبَّان,َع َوانَةَ َوأَبُو,ي َ َو,ُسة
ُّ ص َّح َحهُ اَلتِ ِّ ْر ِم ِذ َ طبَت َ ُك ْم َه ِذ ِه ) َر َواهُ ا َ ْلخ َْم ْ ُخ
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar
dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu
beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti
pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam
Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
سو ُل ُ ب َكانَ ِو َجاهَ ْال ِم ْن َب ِر َو َر ٍ عن أَن َِس بْنَ َمالِكٍ َي ْذ ُك ُر أ َ َّن َر ُج ًًل َد َخ َل َي ْو َم ْال ُج ُم َع ِة ِم ْن َبا
سلَّ َم قَائِ ًما َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُللَا َ َللَاِ َّ سو َل ُ ب فَا ْست َ ْقبَ َل َر ُ سلَّ َم قَائِ ٌم يَ ْخ
ُ ط َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُللَا ِ َّ
َ َللَا
سو ُل ُ َللَا يُ ِغيثُنَا قَا َل فَ َرفَ َع َر َ َّ ُسبُ ُل فَا ْدع ُّ ت ال ْ ط َع َ َت ْال َم َوا ِشي َوا ْنق ْ َللَا َهلَ َك ِ َّ سو َل ُ فَقَا َل يَا َر
َّ َس َوًلَ َو
َِللَا ُ سلَّ َم يَ َد ْي ِه فَقَا َل اللَّ ُه َّم ا ْس ِقنَا اللَّ ُه َّم ا ْس ِقنَا اللَّ ُه َّم ا ْس ِقنَا قَا َل أَن َ علَ ْي ِه َو َ َُللَاَّ صلَّى ِ َّ
َ َللَا
َت َوًل ٍ س ْل ٍع ِم ْن َب ْي َ َش ْيئًا َو َما َب ْينَنَا َو َبيْن َ َعةً َوًل َ َب َوًلَ قَز ٍ س َحا َ اء ِم ْن ِ س َم َّ َما ن ََرى فِي ال
ت ث ُ َّم ْ س َما َء ا ْنتَش ََرَّ ت ال َ س
ْ ط َّ س َحا َبةٌ ِمثْ ُل الت ُّ ْر ِس فَلَ َّما ت ََو َ ت ِم ْن َو َرا ِئ ِه ْ طلَ َع َ ََد ٍار قَا َل ف
ب فِي ْال ُج ُمعَ ِة ْال ُم ْقبِلَ ِة ِ س ِستًّا ث ُ َّم َد َخ َل َر ُج ٌل ِم ْن ذَ ِل َك ْالبَا َ ش ْم َّ َللَاِ َما َرأ َ ْينَا ال َّ ت قَا َل َو ْ ط َرَ أ َ ْم
تْ َللَا َهلَ َك ِ َّ سو َل ُ ب فَا ْست َ ْقبَلَهُ قَائِ ًما فَقَا َل يَا َر ُ ط ُ سلَّ َم قَائِ ٌم يَ ْخ َ علَ ْي ِه َو
َ َُللَا َّ صلَّى َ َللَا ِ َّ سو ُل ُ َو َر
سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُللَا َ َللَاِ َّ سو ُل ُ َللَا ي ُْم ِس ْك َها قَا َل فَ َرفَ َع َر َ َّ ُسبُ ُل فَا ْدع ُّ ت ال ْ ط َع َ َْاْل َ ْم َوا ُل َوا ْنق
بِ الظ َرا ِّ ِ علَى ْاْل َك ِام َو ْال ِجبَا ِل َو ْاْل َج ِام َو َ علَ ْينَا اللَّ ُه َّم
َ يَ َد ْي ِه ث ُ َّم قَا َل اللَّ ُه َّم َح َوالَ ْينَا َو ًَل
ش َج ِر ( البخاري َّ ت ال ِ ) َو ْاْل َ ْو ِد َي ِة َو َمنَا ِب
Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at
masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah.Dia menemui
rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang
ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar
menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua
tangan kelangit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan3x. Berkata Anas RA
Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau
apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang
untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung
seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA
berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi
lelaki tersebut dariarah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW
sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai
Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah
agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan berdoa Ya
Allah berilah hujan sekeliling kami bukan adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-
gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR.
Bukhari)
Waktu Istisqo
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat
khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan
dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada
waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id.
Doa Istisqo :
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang
menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas kebawah merata, dan
terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan,
sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya
Engkau penerima ampun, turunkan kepada kami hujan dari langit yang terus menerus
memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk
orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan,
kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu.
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah
memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah
berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau
telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan
kabulkan huja untuk kami dan kelapangan rezeki.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/09/23/23084/shalat-istisqo-definisi-hukum-
dalil-adab-tata-cara-dan-doanya/#ixzz2v9dqHpA5
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Keyword: adab, cara, dalil, definisi, doa, hujan, hukum, istisqo, shalat,