Anda di halaman 1dari 4

KEMULYAANMU DIDUNIA KARENA ALLAH MENUTUPI AIBMU

Oleh : Dr.H.Ikral, S.AG. MM

ِ‫اىرة‬ِ ‫َْح ُد رِّب وأَ ْش ُكره علَى نِع ِم ِو الظه‬ ْ ‫أ‬ ، ‫ر‬ ‫ي‬ ِ ‫ اَلعلِيم ال َق‬،‫ اَ ْْلم ُد ِهّلِلِ اَلْعلِي ال َكبِي ر‬،ِ‫اَ ْْلم ُد ِهّلِل‬
‫د‬
َ َ َ ُ ُ َ َ ّ َ ُ ْ ُ ْ َ ُ ْ ُّ َ َْ َْ
‫ك لَوُ إِلَْي ِو‬ َ ْ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن ََل إِلَوَ إِهَل هللاُ َو ْح َدهُ ََل َش ِري‬،‫الش ْك ِر َعلَى نِ َع ِم ِو‬ ُّ ‫َسأَلُوُ َد َو َام‬ ِِ
ْ ‫ َوأ‬،‫َوالبَاطنَة‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوََب ِرْك َعلَى‬ ِ ِ
َ ‫ اَلله ُه هم‬،ُ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ هن نَبِيه نَا َو َسيِّ َد ََن ُُمَ هم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ َو َخلْي لُو‬،‫املَصْي ُر‬
ِ ِ ‫ وعلَى آلِِو و‬،‫السراج املنِي ر‬ ِ ِ ِ ٍ َ ِ‫عب ِد َك ورسول‬
َ ‫ص ْحبِو اَلهذيْ َن َج‬
‫اى ُد ْوا‬ ََ َ َ ُ ْ ُ ُ َ ّ ‫ َو‬،‫ك ُُمَ همد اَلبَشْي ُر النهذيْ ُر‬ ْ ُ َ َ َْ
‫صَرةِ ِديْ ِن هللاِ َح ه أَ ْشَرَ ِ اا َْر ُ َِباَُد َوالن ُّْوِر‬ ِ ِ ِِ
ْ ُ‫َِْ َواا ْم َوأَنْ ُس ِه ْم لن‬
Kaum Muslimin Jamaah Jum at Rahimakumullah
Disaat hening suasana Jum at ini sejenak kita bertafakkur kepada Allah, seraya
merenungkan betapa banyak nikmat nikmat Allah yang patut kita syukuri, diantaranya nikmat
hidayah dan kesehatan sehingga kita semua dapat hadir untuk menunaikan sholat jum at
berjamaah di masjid ini, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman
Saudaraku diantara Cara bersyukur kepada Allah Adalah mari kita selalu meningkatkan
ketaqwaan kepda Allah SAWT, dengan cara mengerjakan segala yang di perintahkan serta
menjauhi semua yang di larang Allah,

Kaum Muslimin Jamaah Jum at Rahimakumullah


Pernah Suatu ketika seorang penulis pernah berbincang-bincang dengan seorang
kawan. Ia menceritakan betapa orang-orang memandangnya sangat baik. Ia sangat dihormati
dan seringkali dimintai pendapat. Padahal ia menyadari bahwa iapun tidak luput dari
kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini merupakan aib baginya. Sesungguhnya, jika mereka tahu
semua aib-aib tersebut, niscaya mereka akan membencinya dan merendahkannya. Lalu
kemudian ia bertanya kepada penulis, apakah sebenarnya kita baik karena kita telah berbuat
baik, ataukah karena Allahl sampai detik ini masih menutupi aib-aib kita? Berkaca dari
percakapan di atas, tentu saja kita sepatutnya bersyukur, karena sampai detik ini Allah masih
menutupi seluruh kesalahan-kesalahan kita dari orang-orang. Akan sangat mudah bagi Allah
untuk membongkar segala aib yang kita miliki, jika Allah berkehendak. Lalu akan sangat
mudah bagi Allah membalikkan posisi seseorang yang awalnya dipuja-puja, akan tetapi
karena aib tersebut ia pun menjadi orang yang direndahkan dan dihinakan.Sebagaimana
Firman Allah dalam Al Qurn an surah Al Imron ayat 26

              

            
Artinya : . Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ayat ini memberikan pengertian bahwa sesungguhnya hanya Allah yang maha dari
segala sesuatu terhadap manusia, seandainya Allah mau mengnagkat derajat hambanya maka
sangat mudah bagi Allah, sebaliknya ketika Allah menghendaki kehinaan terhadap hambanya
maka sangat mudah pula bagi Allah, akan tetapi mari kita renungkan Allah selalu menutupi
aib aib atau dosa dosa Hambanya ketika di dunia ini dan selalu memberikan kesempatan
kepada hambanya untuk segerah kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan maksiatnya,
ayat ini juga memberikan petunjuk kepada kita agar jangan pula membuka aib aib orang lain
karna Allah sangat murka kepada orang orang yang berlaku zholim kepada saudaranya.

Bahkan Allah pun memberikan anjuran kepada orang-orang yang mengetahuinya


untuk tidak menyingkap dan menceritakannya. Inilah cara Allah menjaga kehormatan hamba-
Nya! Entah kesalahan itu disengaja maupun tidak disengaja. Adapun orang-orang yang
menceritakan hal yang tidak baik dari saudaranya termasuk pada kategori ghibah. Perbuatan
ini sangat dibenci oleh Allah Dalam firman-Nya,

               

     

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang Amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah
mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. (Q.S. an-Nûr [24]: 19)

Seringkali kita meyakini bahwa segala kemuliaan yang kita miliki ini berasal dari
usaha kita sendiri. Kita lupa bahwa ada Allah yang terus menutupi segala aib kita di hadapan
manusia. Kita tak sadar akan tersebut, sehingga membuat kita menjadi lupa diri. Ingatlah
wahai saudaraku! Mulia yang kau punya ini bisa jadi bukan karena kebaikanmu. Kebaikan
yang kita lakukan adalah sesuatu yang memang sejatinya harus diamalkan selama hidup kita.

Wahai saudaraku, ingatlah bahwa diri kita ini penuh dengan kekurangan, aib, cacat,
dan cela. Tentu saja jika mau dibandingkan dengan para nabi yang juga pernah melakukan
kesalahan, maka posisi kita mungkin jauh dari kemuliaan mereka. Maka jangan pernah
terbesit di hati kita kata sombong dengan segala kemuliaan ini, baik harta, jabatan, tahta, dan
yang lainnya. Muhamad bin Wâsi’ berkata, “Seandainya dosa-dosa itu ada baunya maka
tidak seorangpun yang mau duduk bersamaku”

Oleh karena itulah, jangan pernah ujub dengan amalan kita. Jangan pernah terpedaya
dengan pujian yang diberikan. Jangan pernah riya dengan kebajikan yang dipebuat. Karena
semua itu tidak akan berguna, jika satu aib saja diungkap oleh Allah. Yakinlah, semua pujian
tersebut akan berubah menjadi celaan. Kita akan terpuruk, seterpuruk-terpuruknya. Kita juga
akan malu, semalu-malunya. Kita juga akan hina, sehina-hinanya. Seperti tak ada lagi tempat
tersedia untuk menerima kita. Saudaraku sadarila sesungguhnya Allah masih menutupi aib
orang-orang yang masih memiliki rasa malu di hatinya, dengan tidak membuka aib kita di
dunia agar kita sadar dan segerah bertaubat kepada Allah. Subhanallah! Maka perhatikanlah
diri kita, mungkin karena masih memiliki rasa malu, maka Allahl tidak membuka identitas
kita atau aib kita. Mungkin tidak hanya sekali, namun berulang-ulang kali Allah selalu
menutup dosa-dosa kita di dunia ini agar kita segerah kembali ke jalan yang benar.
Maka, pertanyaan-pertanyaan ini seharusnya kita tanyakan pada diri kita sendiri.
Apakah kita Nampak baik di hadapan orang lain? Apakah semua itu karena begitu banyaknya
kebaikan yang kita lakukan? Atau karena Allah masih menutupi aib kita?

Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah

Sebelum menutup khotbah singkat saya akan menyampaikan doa yang biasanya
dibaca Rasulullah ` pada pagi dan petang, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah

، ‫ َوعن ََييين‬، ‫ي وِ ن َخ ْل ي‬ ِ َ‫ اللهه هم اح ظين ن ب‬، ‫ وآ ِ ْن رْو َعايت‬، ‫اسُت َعورايت‬


‫ني يَ َد ه‬ َ َ ْ ُ ‫الله ُه هم‬
‫ال ِ ْن ََتيت‬ ِ
َ ِ‫ وأعُوذُ بِ َعظَ َمت‬،‫ وِ ن فَو ي‬، ‫وعن ِشايل‬
َ َ‫ك أ ْن أُ ْغت‬
“Yaa Allah tutupi auratku (aib-aibku), tenangkanlah aku dari rasa takutku. Yaa Allah
jagalah aku dari arah depan dan belakangku, arah kanan dan kiriku, serta dari arah
bawahku. Aku belindung dengan kebesaran Mu agar aku tidak dihancurkan dari arah
bawahku”

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin.

‫اّلِلَ َح ه اُ َقااِِو َوَلَ َُواُ هن إَِله َوأَنْتُ ْم ُ ْسلِ ُمو َن‬


‫ين آ َ نُوا ااه ُقوا ه‬ ِ‫ه‬
َ ‫َ أَيُّ َها الذ‬
،‫ت َوال ِّذ ْك ِر اْلَ ِكْي ِم‬
ِ ‫ ونَ َ ع ِين وإِ ه ُكم ِِبَا فِي ِو ِ ن اآل‬،‫آن الع ِظي ِم‬
َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ‫يل َولَ ُك ْم ِِف ال ُقْر‬
ِ
ْ ِ ُ‫ََب َرَك هللا‬
‫الرِحْي ُم‬ ِ ِ ْ َ‫ ف‬،‫الع ِظْيم ِيل ولَ ُكم‬ ِ ‫ وأ‬،‫أَُو ُل َوِيل ى َذا‬
َ ‫ إنهوُ ُى َو اللَ ُ ْوُر‬،ُ‫استَ ْل ُرْوه‬ ْ َ ْ َ َ َ‫َستَ ْل ُر هللا‬ ْ َ َ ْ ْ
‫‪Khutbah kedua‬‬
‫الديْ ِن ُكلِّ ِو َوَك َ ى َِبهللِ َش ِهْي ًدا‪.‬‬ ‫اْل ِ لِيظْ ِهره علَى ِّ‬ ‫ِ‬
‫اْلَ ْم ُدِ هلل الهذ ْي أ َْر َس َل َر ُس ْولَوُ َِب ْاَُد َوديْ ِن َْ ّ ُ َ ُ َ‬
‫ْ ِ ِ‬

‫ك لَوُ َوأَ ْش َه ُد أَ هن َسيِّ َد ََن ُُمَ هم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ َلَ نَِ ه‬
‫ِب‬ ‫أَ ْش َه ُد أَ ْن َلَإِلَوَ إَِله هللاُ َو ْح َدهُ َلَ َش ِريْ َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِد ََن ُُمَ هم ٍد َو َعلَى ِآل َسيِّ ِد ََن ُُمَ هم ٍد‬ ‫بَ ْع َدهُ اَلله ُه هم َ‬
‫أَها بَ ْع ُد‪ ،‬فَيَا أَيُّ َها الْ ُم ْ ِ نُ ْو َن أ ُْو ِصْي ُك ْم َونَ ْ ِس ْي بِتَ ْق َو هللاِ فَ َق ْد فَ َاز الْ ُمته ُق ْو َن‪.‬‬
‫اَل َوََلْ يََزْل َائِالً َعلِْي ًما ‪:‬‬ ‫ال اَ َع َ‬‫فَ َق َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْي ِو َو َسلِّ ُم ْوا اَ ْسلِْي ًما‬ ‫ِ‬
‫هِب ََيأّيُّ َها الهذيْ َن آ َ نُ ْوا َ‬ ‫ِ‬
‫صل ْو َن َعلَى الن ِّ‬
‫إِ هن هللاَ َوَ الَئِ َكتَوُ يُ َ ُّ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِد ََن ُُمَ هم ٍد َو َعلَى ِآل َسيِّ ِد ََن ُُمَ هم ٍد‬ ‫اَلله ُه هم َ‬
‫ص َحابَِة‬‫َّب بَ ْك ٍر َو عُ َمَر َو عُثْ َما َن َو َعلِ ٍّي َو َع ْن بَِقيه ِة ال ه‬ ‫اْللَ َ ِاء الهر ِاش ِ‬
‫ِ‬
‫َْ ْ‬‫أ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫َو ْار َ الله ُه هم َع ِن ُْ‬
‫ِِ‬ ‫ني َو ََتبِعِْي ِه ْم َو َعنها بَِر ْْحَتِ َ‬ ‫ِ‬ ‫أْ ِ‬
‫ني‬
‫ك َ أ َْر َح َم الهراْح ْ َ‬ ‫ني َو َع ِن التهابِع ْ َ‬ ‫َْجَع ْ َ‬
‫ات اَاَحي ِاء ِ ْن هم و اْاَ و ِ‬ ‫ات و الْم ِ نِني و الْم ِ نَ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫ات‬ ‫َْ ُ ْ َ ْ َ‬ ‫ني َو الْ ُم ْسل َم َ ُ ْ ْ َ َ ُ ْ‬ ‫اَلله ُه هم ا ْغ ْر ل ْل ُم ْسلم ْ َ‬
‫ني‬ ‫ِِ‬ ‫بَِر ْْحَتِ َ‬
‫ك َ أ َْر َح َم الهراْح ْ َ‬
‫اا النها ِر‬ ‫آلخرةِ حسنةً وِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ذ‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ا‬‫ن‬
‫َ‬ ‫َربهنَا آانَا ِِف الدُّنْيَا َح َسنَةً َوِِف اْ َ َ َ َ َ‬
‫ان َو إِيْتَ ِاء ِذي الْ ُقْرََب َو يَْن َهى َع ِن الْ َ ْح َش ِاء َو‬ ‫ِعباد هللاِ إِ هن هللا َيْ ر َِبلْع ْد ِل و اْ ِإلحس ِ‬
‫َ َ ُُ َ َ ْ َ‬ ‫ََ‬
‫ضلِ ِو‬‫اسأَلُوا هللاَ ِ ْن فَ ْ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬
‫الْ ُمْن َك ِر َو الْبَ ْل ِي يَعظُ ُك ْم لَ َعله ُك ْم اَ َذ هكُرْو َن‪َ ،‬و ا ْش ُكُرْوهُ َعلَى ن َعمو يَِزْد ُك ْم َو ْ‬
‫يُ ْ اِ ُك ْم َو لَ ِذ ْكُر هللاِ أَ ْكْب ُر‬

Anda mungkin juga menyukai