INTISARI
Latar Belakang: Infeksi Daerah Operasi (IDO) merupakan penyebab infeksi
nosokomial paling umum dengan angka kejadian berkisar antara 14% - 16%.
Persalinan secara sectio caesarea dapat menyebabkan infeksi pada ibu delapan kali
lebih tinggi dibandingkan persalinan secara normal. Biaya yang berkaitan dengan
IDO diperkirakan mencapai $10 miliar per tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis dampak infeksi daerah operasi sectio caesarea terhadap biaya pasien di
rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul.
Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif studi kasus.
Subjek penelitian adalah ketua bagian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),
dokter spesialis kandungan, perawat dan bidan, dan staf bagian keuangan. Objek
penelitian adalah rekam medis pasien yang melakukan sectio caesarea selama periode
januari 2016. Instrumen dengan wawancara.
Hasil dan Pembahasan: Program pencegahan dan pengendalian infeksi
dalam mencegah dan mengendalikan infeksi daerah operasi di rumah sakit umum
daerah Panembahan Senopati Bantul sudah dilaksanakan namun belum berjalan
dengan baik. Biaya rawat inap pasien dengan infeksi lebih tinggi Rp 1.415.743 dari
pada biaya rawat inap pasien tanpa infeksi. Biaya rawat jalan pasien dengan infeksi
lebih tinggi Rp 1.586.327 dari pada biaya rawat jalan pasien tanpa infeksi. Biaya
indirect outside healthcare pada pasien dengan infeksi dan pasangan hidupnya
sebesar Rp 2.500.000. Biaya makan pada pasien dengan infeksi dan pasangan
hidupnya adalah Rp 950.000, dan biaya transportasi pada pasien dengan infeksi dan
pasangan hidupnya sebesar Rp 140.000.
Simpulan: Infeksi daerah operasi meningkatkan biaya rawat inap, biaya rawat
jalan dan berdampak terhadap biaya indirect outside healthcare, biaya makan dan
biaya transportasi.
Kata Kunci: Infeksi daerah operasi, sectio caesarea, biaya rawat inap, biaya rawat
jalan, biaya indirect outside healthcare.
ABSTRACT
Background: Surgical Site Infection (SSI) is the most common cause of
nosocomial infections with the incidence 14% - 16%. Maternal infectious morbidity
has been shown to be eight fold higher after cesarean delivery than after vaginal
delivery. SSI are believed to account for up to $10 billion annually in healthcare
expenditures. The aim of this study was to analyze the impact of surgical site infection
after caesarean section on patient cost in Panembahan Senopati Bantul Hospital.
Method: A descriptive study with qualitative approach case study. Subjects
were chairman of Infection Prevention and Control, obstetricians, nurses and
midwives, and the finance department staff. The object of research is the medical
records of patients who do caesarean section during the period of January 2016. The
instrument is interview.
Results and Discussion: Infection prevention and control programs in
preventing and controlling surgical site infection in Panembahan Senopati Bantul
Hospital already implemented but has not been going well. The hospitalization cost of
patient with infection higher Rp 1.415.743 than the hospitalization cost of patient
without infection. The outpatient cost of patient with infection higher Rp 1.586.327
than the outpatient cost of patient without infection. The indirect outside healthcare
costs in patient with infection and the patient’s husband is Rp 2.500.000. The meals
cost in patient with infection and the patient’s husband is Rp 950.000, and the
transportation costs in patient with infection and the patient’s husband is Rp 140,000.
Conclusions: Surgical Site Infection increases hospitalization cost, outpatient
costs and impact on indirect outside healthcare cost, meals cost and transportation
cost.
Tabel 1.4 Rincian Biaya Rawat Inap pasien tanpa IDO jika total biaya riil
Pasien Tanpa IDO dibandingkan dengan total biaya yang
Keterangan Biaya ditanggung BPJS berdasarkan tindakan
1. Administrasi Rp 1.000
2. Akomodasi Rp 185.000
3. Pemeriksaan Dokter
4. Tindakan Dokter
Rp 203.000 yang dilakukan setiap kali kunjungan
Vagina Taucher Rp 43.000
Pemasangan IUD
5. Tindakan Keperawatan/ Bidan
Rp 80.000
rawat jalan.
Minimal Care PPRI Rp 3.500
Pemasangan dan pelepasan Infus/ Plug Rp 30.000
Pemasangan dan Pelepasan Cateter Rp 42.000
Injeksi Obat Rp 36.000
Modified Intensive Care Rp 10.500
Tindakan Resusitasi Bayi Rp 450.450 Tabel 1.7 Perbandingan Total Biaya
Perawatan Luka Rp 116.000
Asuhan Keperawatan
6. Operasi Sectio Caesarea
Rp 123.000
Rp 3.550.000
Riil Rawat Inap Pasien dengan IDO
7. Alat Kesehatan
8. Obat
Rp 190.565
Rp 199.162
dan Pasien tanpa IDO
9. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Rp 558.500
Total Biaya Riil Rp 5.821.677 Karakteristik Pasien Total biaya Riil Rawat Inap
Total Tarif INA CBG’s Rp 4.424.300 Ibu X dengan IDO Rp 7.237.420
Selisih Biaya Rp 1.397.377 Ibu Y tanpa IDO Rp 5.821.677
! Selisih biaya Riil Rawat Inap Rp 1.415.743
!
riil rawat jalan sebesar Rp 1.586.327. Kabupaten/ Kota tahun 2016 di Daerah
Total biaya pasien yang mengalami Istimeawa Yogyakarta, untuk
IDO baik di rawat inap maupun di kabupaten Bantul Upah Minimum
rawat jalan lebih tinggi dibandingkan Kabupaten/ Kota (UMK) adalah
dengan total biaya pasien yang tidak sebesar Rp 1.297.700. Sehingga
mengalami IDO. diasumsikan upah/ gaji Ibu X perhari
Biaya indirect outside adalah 1.297.700 : 26 = Rp 49.911 atau
healthcare dihitung dengan dibulatkan menjadi Rp 50.000.
mengalikan lama hari tidak masuk Lama hari tidak masuk kerja
kerja dengan pendapatan. Ibu X yang adalah lamanya ibu X dirawat dirumah
mengalami IDO post SC bekerja sakit yaitu selama 6 hari ditambah
sebagai buruh dan beralamat tempat jumlah hari (kunjungan) rawat jalan
tinggal di kabupaten Bantul. ibu X post section caesarea di poli
Berdasarkan keputusan Gubernur kandungan yaitu 19 hari, sehingga
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor lama hari tidak masuk kerja yaitu 6 +
255/KEP/2015 tentang Upah Minimum 19 = 25 hari. Asumsi biaya indirect
outside healthcare ibu X adalah pemeriksaan di instalasi rawat jalan
sebesar 25 x Rp 50.000 = Rp bisa memakan waktu lebih kurang 6
1.250.0000. Pada penelitian ini, pasien jam mengingat RSUD Bantul
diasumsikan selalu ditemani oleh merupakan salah satu rumah sakit
pasangan hidupnya pada saat rawat rujukan daerah dengan jumlah pasien
inap maupun kontrol post operasi di yang selalu banyak setiap harinya.
instalasi rawat jalan, sehingga biaya Selama menunggu, pasien diasumsikan
indirect outside healthcare karena membutuhkan konsumsi atau makan.
hilangnya produktivitas juga dapat kita Dalam hal ini, pasien diasumsikan
hitung pada pasangan hidup pasien, bersama pasangan hidupnya mengingat
dan diasumsikan pasangan hidup kondisi pasien yang mengalami infeksi
pasien juga bekerja sebagai buruh. daerah operasi dan tidak
Sehingga asumsi biaya indirect outside memungkinkan untuk kontrol ke
healthcare pada pasien dengan infeksi rumah sakit sendiri. Biaya makan
daerah operasi dan pasangan hidupnya perorang diasumsikan Rp 25.000 dan
adalah 2 x Rp 1.250.000 = Rp bila pasien ditemani oleh pasangan
2.500.000. hidupnya untuk kontrol di instalasi
Selain itu, asumsi biaya lain rawat jalan, asumsi biaya makan
yang dapat kita hitung pada penelitian pasien dan pasangan hidupnya untuk
ini adalah asumsi biaya makan dan satu kali kunjungan rawat jalan adalah
asumsi biaya transportasi sebagai 2 x Rp 25.000 = Rp 50.000. Pasien
dampak infeksi daerah operasi. Asumsi yang mengalami IDO pada penelitian
biaya makan adalah biaya yang ini melakukan kunjungan rawat jalan
dikeluarkan pasien dan pasangan hidup sebanyak 19 kali. Sehingga asumsi
pasien pada saat menunggu antrian biaya makan selama melakukan
untuk melakukan pemeriksaan di poli kunjungan rawat jalan pada pasien
kandungan dan kebidanan. dengan IDO dan pasangan hidupnya
Berdasarkan observasi pada pasien adalah 19 x Rp 50.000 = Rp 950.000.
yang menunggu antrian untuk Asumsi biaya transportasi
melakukan pemeriksaan di instalasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
rawat jalan, waktu yang dibutuhkan perjalanan dari rumah ke rumah sakit
untuk menunggu dimulai dari dan sebaliknya. Berdasarkan aplikasi
mendaftar atau registerasi, antri di Map jarak rumah pasien dengan rumah
loket BPJS sampai dilakukan sakit adalah 20 km dan diasumsikan
pasien dan pasangan hidupnya jalan bila dibandingankan dengan
menggunakan motor. Premium untuk pasien tanpa IDO yang hanya
satu kali pulang pergi rumah ke rumah melakukan kunjungan rawat jalan
sakit dan sebaliknya diasumsikan sebanyak 2 kali. Penelitian terdahulu
adalah 1 liter. Harga 1 liter premium mengatakan bahwa faktor- faktor yang
adalah Rp 7.000 per Januari 2016. meningkatkan resiko IDO pada pasien
Pasien dengan IDO melakukan post sectio caesarea diantaranya
kunjungan rawat jalan sebanyak 19 adalah usia muda, obesitas, hipertensi
kali dan 1 kali pulang pergi pada saat atau preeklamsi, diabetes mellitus,
dirawat di RS. Sehingga asumsi biaya korioamnionitis, infeksi sebelum
transportasi pasien dengan IDO dan operasi, nulipara atau belum pernah
pasangan hidupnya adalah 20 x 7.000 melahirkan, kontrol kehamilan kurang
= Rp 140.000. dari 7 kali, ketuban pecah dini, operasi
emergency, operasi di rumah sakit
PEMBAHASAN pendidikan, tidak menggunakan
Hasil penelitian ini antibiotic profilaksis, durasi operasi
menunjukkan bahwa karakteristik yang lebih lama, dan hamil kembar9.
pasien dengan IDO yaitu berusia 29 Penelitian lain juga menyatakan bahwa
tahun, melakukan operasi SC infeksi daerah operasi lebih banyak
emergency di rumah sakit umum terjadi pada pasien yang melakukan
daerah Panembahan Senopati Bantul operasi SC emergency (7%) dari pada
pada kehamilan ke tiga atas indikasi operasi SC elektif (5%)10. Pasien yang
induksi gagal, pasien sudah pernah mengalami IDO dua kali lebih banyak
melahirkan dua kali secara normal, melakukan kunjungan rawat jalan
belum pernah keguguran dan tidak dibandingkan dengan pasien tanpa
memiliki riwayat penyakit tertentu, IDO. Pasien dengan IDO juga lebih
pasien menggunakan jaminan sering melakukan kunjungan IGD,
kesehatan BPJS dan di rawat di ruang pelayanan radiologi, dan dirawat
perawatan kelas III selama 6 hari atau kembali dibandingkan dengan pasien
1 hari lebih lama dari pada lama hari tanpa IDO11.
rawat inap pasien tanpa IDO, pasien Program PPI dalam mencegah
juga melakukan kunjungan rawat jalan dan mengendalikan IDO di rumah sakit
sebanyak 19 kali atau 17 kali lebih umum daerah Panembahan Senopati
banyak melakukan kunjungan rawat Bantul sudah dilaksanakan namun
belum berjalan dengan baik. Dari sterilisasi dan disinfektan; mengontrol
penelitian ini didapatkan beberapa resiko penularan dari lingkungan;
kendala dalam pencegahan dan melindungi pasien dengan nutrisi
pengendalian IDO di rumah sakit cukup dan vaksinasi; membatasi resiko
umum daerah Panembahan Senopati infeksi endogen dengan meminimalkan
Bantul yaitu masih banyak individu prosedur invasive; pengawasan infeksi,
yang tidak mematuhi panduan- identifikasi penyakit dan mengontrol
panduan yang sudah dibuat PPI, sering penyebarannya12.
kali banyaknya orang yang berada Menurut buku Pedoman
dalam ruang operasi melebihi kuota Manajerial Pencegahan dan
ketika melakukan tindakan operasi, Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
banyaknya jadwal operasi setiap hari dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan terbatasnya jumlah ruangan Lainnya, kegiatan pencegahan dan
operasi sehingga jarak antara operasi pengendalian infeksi merupakan suatu
satu dengan lainnya hanya sebentar standar mutu pelayanan dan penting
dan menyebabkan pembersihan lokasi bagi pasien, petugas kesehatan maupun
atau ruang operasi belum maksimal, pengunjung rumah sakit dan fasilitas
alat- alat yang digunakan untuk pelayanan kesehatan lainnya.
perawatan luka masih kurang sehingga Pengendalian infeksi harus
belum maksimal dalam menjaga dilaksanakan oleh semua rumah sakit
kesterilan alat baik di bangsal maupun dan fasilitas pelayanan kesehatan
poli rawat jalan, serta kepatuhan pasien untuk melindungi pasien, petugas
dalam menjaga kebersihan luka dan kesehatan dan pengunjung dari
kontrol teratur juga masih kurang. kejadian infeksi dengan
Kendala tersebut harus diatasi untuk memperhatikan cost effectiveness13.
mencegah peningkatan angka kejadian Rumah sakit umum daerah
IDO di rumah sakit. Panembahan Senopati Bantul sudah
Mencegah infeksi nosokomial melakukan kegiatan surveilans untuk
di rumah sakit memerlukan rencana mengurangi angka kejadian infeksi.
yang terintegrasi dan monitoring Kegiatan tersebut berupa monitoring
program pencegahan, seperti yang dilakukan setiap hari di setiap
membatasi transmisi organisme antara ruangan, selanjutnya data tersebut
pasien dengan mencuci tangan, sarung dikumpulkan atau dilaporkan ke
tangan, tindakan septik dan aseptik, bagian PPI setiap bulan, serta analisis
atau evaluasi dilakukan setiap 3 bulan. di beberapa derah di Indonesia tidak
Namun apabila ditemukan kasus IDO, dapat dibandingkan langsung satu
PPI segera menganalisis dan dengan yang lainnya, karena situasi
mengevaluasi kejadian tersebut. dan kondisi yang berbeda serta kasus
Infeksi Daerah Operasi (IDO) yang berbeda. Walaupun demikian, hal
menjadi masalah yang tidak dapat ini dapat dijadikan gambaran besarnya
dihindari sehingga dibutuhkan data angka kejadian IDO ditempat lain16.
dasar infeksi untuk menurunkan angka Hasil penelitian ini juga
kejadian yang terjadi. Untuk itu, menunjukkan bahwa total biaya pasien
perlunya melakukan surveilans dengan yang mengalami IDO baik pada biaya
metode yang aktif, terus-menerus, dan rawat inap maupun biaya rawat jalan
tepat sasaran14. Mekanisme lebih tinggi bila dibandingkan dengan
pelaksanaan surveilans yaitu dengan total biaya pasien yang tidak
mengisi dan mengumpulkan formulir mengalami IDO. Biaya rawat inap
surveilans setiap pasien berisiko di unit pasien post SC dengan IDO lebih
rawat masing-masing setiap hari. Pada tinggi Rp 1.415.743 dibandingkan
awal bulan berikutnya, paling lambat dengan biaya rawat inap pasien tanpa
tanggal 5 formulir surveilans IDO. Begitu juga biaya rawat jalan
diserahkan ke Tim PPI dengan pasien dengan IDO lebih tinggi Rp
diketahui dan ditandatangani Kepala 1.586.327 dibandingkan dengan biaya
Ruangan. Apabila ada kecurigaan pasien tanpa IDO.
terjadi infeksi, IPCLN segera Hasil penelitian ini didukung
melaporkan ke IPCN untuk oleh penelitian sebelumnya yaitu
ditindaklanjuti (investigasi)15. Jadi, penelitian yang dilakukan terhadap 56
pelaksanaan surveilans atau pasien yang mengalami IDO dari 1499
pengumpulan data di RSUD wanita yang menjalani Cesarean
Panembahan Senopati Bantul sudah Section. Studi tersebut menyatakan
sesuai dengan pedoman Kementerian bahwa penambahan biaya akibat
Kesehatan RI tahun 2010. infeksi adalah $398,7 per pasien dan
Angka kejadian Infeksi Daerah diperkirakan biaya yang dikeluarkan
Operasi di rumah sakit umum daerah dari semua IDO adalah $17.542,817.
Panembahan Senopati Bantul cukup Penelitian lain yang dilakukan
tinggi. Besarnya angka kejadian infeksi terhadap 252 pasien yang menjalani
daerah operasi di beberapa Negara dan apendiktomi sepanjang periode Januari
2005 – Mei 2007, ditemukan 82 pasien Daerah Operasi pada pasien dan
yang mengalami IDO. Hasil dari pasangan hidup pasien perlu dihitung
penelitian tersebut adalah penambahan dikarenakan dampak IDO terhadap
biaya langsung rawat inap untuk pasien biaya begitu besar. Pasien diasumsikan
IDO yang dirawat di ruang perawatan selalu ditemani pasangan hidupnya
kelas 2 sebesar Rp 1.300.000 dan mengingat kondisi pasien mengalami
untuk kelas 3 sebesar Rp 548.000. infeksi dan tidak memungkinkan untuk
Total selisih biaya rawat jalan sebesar kontrol ke rumah sakit sendiri. Dalam
Rp 203.000 untuk pasien yang penelitian ini pasien dengan IDO
16
mengalami IDO . didiagnosis mengalami infeksi pada
Penelitian sebelumnya saat kontrol post operasi sectio
menyebutkan bahwa biaya yang caesarea di instalasi rawat jalan,
berkaitan dengan IDO bervariasi sehingga IDO akan meningkatkan
tergantung prosedur operasi dan jenis kunjungan rawat jalan dan berdampak
patogen yang menginfeksi, namun pada biaya indirect outside healthcare,
diperkirakan biaya akibat IDO berkisar biaya makan dan biaya transportasi.
antara $3,000 hingga $29,000, dan Asumsi biaya makan selama
diperkirakan biaya akibat IDO melakukan kunjungan rawat jalan pada
pertahun mencapai $10 miliar4. pasien dengan IDO dan pasangan
Penelitian di Korea juga menunjukkan hidupnya adalah Rp 950.000. Asumsi
IDO di korea meningkatkan biaya biaya transportasi sebesar Rp 140.000,
rumah sakit sebesar 2,000,000 Won. serta asumsi biaya indirect outside
Sebagian besar dari peningkatan biaya healthcare pada pasien yang
tersebut berasal dari biaya kamar mengalami infeksi dan pasangan
rumah sakit dan kebutuhan obat hidupnya dalam penelitian ini adalah
tambahan18. Selain itu, penelitian lain sebesar Rp 2.500.000 yang diperoleh
menunjukkan total biaya yang dari asumsi gaji pasien dan pasangan
dikeluarkan rata-rata selama 8 minggu hidupnya perhari dikalikan dengan
setelah keluar dari rumah sakit sebesar lama pasien dan pasangan hidupnya
US $ 5.155 untuk pasien dengan IDO tidak masuk kerja (jumlah hari rawat
dan $ 1773 untuk kontrol11. inap ditambah jumlah hari (kunjungan)
Asumsi biaya Indirect Outside rawat jalan pasien post sectio caesarea
Healthcare, biaya makan dan biaya di poli kandungan dan kebidanan).
transportasi sebagai dampak Infeksi
Penelitian terdahulu yang langsung antara dua metode operasi
dilakukan dengan tujuan untuk tersebut adalah hampir sama, namun
menggambarkan direct cost dan untuk biaya interaoperatif pada
indirect cost dari biaya rawat inap metode Laparoscopic lebih murah dan
kasus percobaan bunuh diri dan lama hari rawat inap pasien dengan
membandingkan dengan biaya kasus metode Laparoscopic lebih pendek
sindrom koroner akut. Indirect cost dari pada metode Open
diasumsikan dengan human capital Cholecystectomy. Biaya tidak langsung
lost yaitu didasarkan pada hilangnya karna hilangnya produktivitas pada
pendapatan pasien dan pendapatan dari pasien dengan metode Laparoscopic
anggota keluarga dan pengasuh pasien juga lebih rendah karena pasien pulang
selama sakit. Biaya tersebut lebih awal untuk bekerja20.
diperkirakan berdasarkan gaji pasien Selain itu, penelitian lain
per hari (dan keluarga pasien) membandingkan indirect cost pada
dikalikan dengan jumlah hari tidak pasien dengan stroke dan atrial
masuk kerja. Hasil penelitian fibrilation. Indirect cost dihitung
menunjukkan indirect cost pada dengan pendekatan human capital lost.
keluarga pasien dengan kasus Hasil penelitian menunjukkan indirect
percobaan bunuh diri secara signifikan cost pada pasien dengan atrial
lebih tinggi dibandingkan dengan fibrilation dua kali lebih tinggi dari
indirect cost pada keluarga pasien pada indirect cost pada pasien dengan
dengan sindrom koroner akut. Total stroke21.
biaya yaitu dari direct cost dan indirect Hal yang paling penting dari
cost pada kasus percobaan bunuh diri beban ekonomi akibat infeksi daerah
lebih tinggi dibandingkan dengan operasi adalah indirect cost karena
kasus sindrom koroner akut19. ketidakmampuan bekerja untuk
Penelitian lain mengenai biaya sementara waktu ataupun selamanya,
langsung dan tidak langsung pada hilangnya produktivitas, mortalitas,
Cholecystectomy, peneliti dan morbiditas. Biaya ini memiliki
membandingkan dua metode operasi dampak yang sangat besar dari total
yaitu Laparoscopic dan Open biaya yang berkaitan dengan IDO.
Cholecystectomy dan menilai Lebih lanjut dikatakan bahwa dampak
dampaknya terhadap biaya. Hasil indirect cost terhadap beban ekonomi
penelitian menunjukkan total biaya lebih besar dibandingkan dengan direct
cost yaitu delapan kali lebih tinggi. pada pasien dengan infeksi daerah
Dampak yang besar tersebut lebih operasi sectio caesarea dan
banyak terjadi pada pasien yang lebih pasangan hidupnya adalah Rp
muda yaitu dibawah 40 tahun karena 950.000, dan biaya transportasi
hilangnya produktivitas22. pada pasien dengan infeksi daerah
operasi sectio caesarea dan
KESIMPULAN pasangan hidupnya sebesar Rp
1. Program pencegahan dan 140.000.
pengendalian infeksi dalam
mencegah dan mengendalikan DAFTAR PUSTAKA
infeksi daerah operasi di rumah 1. Satria, W., Sidin, A. I., & Noor,
sakit umum daerah Panembahan N. B. (2013). Hubungan Beban
Senopati Bantul sudah dilaksanakan Kerja Dengan Kinerja Perawat
namun belum berjalan dengan baik. Dalam Mengimplementasikan
2. Biaya rawat inap pasien dengan Patient Safety Di Rumah Sakit
infeksi daerah operasi sectio Universitas Hasanuddin Tahun
caesarea adalah Rp 7.237.420. 2013.
Biaya rawat inap pasien tanpa 2. Nelson, S., Stone, P. W., &
infeksi daerah operasi sectio Jordan, S. (2011). Patient
caesarea adalah Rp 5.821.677. Safety Climate: Variation In
3. Biaya rawat jalan setelah operasi Perceptions By Infection
sectio caesarea pada pasien dengan Preventionists And Quality
infeksi daerah operasi adalah Rp Directors. Interdisciplinary
1.825.582. Biaya rawat jalan setelah Perspectives On Infectious
operasi sectio caesarea pada pasien Diseases .
tanpa infeksi daerah operasi adalah 3. Bagnall, N. M., Vig, S., &
Rp 239.255. Trivedi, P. (2009). Surgical-
4. Biaya indirect outside healthcare Site Infection.
karena hilangnya produktivitas pada 4. Anderson, D. J., Kaye, K. S., &
pasien dengan infeksi daerah Classen, D. (2008). Strategies
operasi sectio caesarea dan To Prevent Surgical Site
pasangan hidupnya adalah Rp Infections In Acute Care
2.500.000. Biaya makan selama Hospitals. Shea/Idsa Practice
melakukan kunjungan rawat jalan Recommendation , 29.
5. Sitio, J. C. (2015). Evaluasi 10. Ansar, A. (21013, April - June).
Drug Related Problems (Drps) Surgical Site Infection In
Pada Penggunaan Antibiotika Obstetrics Practice.
Profilaksis Untuk Kasus Sectio 11. Perencevich, E. N., & Sands,
Caesarea (Sc) Di Rs Panti Rini K. E. (2003). Health And
Yogyakarta Periode Januari- Economic Impact Of Surgical
Juni 2014. Yogyakarta: Site Infections Diagnosed After
Universitas Sanata Dharma. Hospital Discharge. Emerging
6. Shrestha, & Dongol. (2014). Infectious Diseases , 9.
Insidence And Risk Factors Of 12. Khiyaroh, Y. (2014). Evaluasi
Surgical Side Infection Pelaksanaan Sanitasi Di Ruang
Following Cesarean Section At Operasi Rumah Sakit Ibnu Sina
Dhulikhel Hospital. 12 (46). Gresik. Tesis .
7. Salamah, S. M. (2015). 13. Depkes RI, & Perdalin. (2008).
Hubungan Mobilisasi Dini Pedoman Manajerial
Dengan Pemulihan Luka Post Pencegahan Dan Pengendalian
Sectio Caesarea Di Rumah Infeksi Di Rumah Sakit Dan
Sakit Panembahan Senopati Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Bantul. Skripsi . Lainnya. Jakarta.
8. Himatusujanah, & 14. Zuhrotul, A., & Setyabakti, P.
Rahayuningsih, F. B. (2008). (2013). Surveilans Infeksi
Hubungan Tingkat Kepatuhan Daerah Operasi (Ido) Menurut
Pelaksanaan Protap Perawatan Komponen Surveilans Di
Luka Dengan Kejadian Infeksi Rumah Sakit X Surabaya
Luka Post Sectio Caesarea (Sc) Tahun 2012. 1.
Di Ruang Mawar I Rsud Dr. 15. Kementerian Kesehatan RI.
Moewardi Surakarta. 1. (2010). Petunjuk Praktis
9. Olsen, A. M., Butler, A. M., & Surveilans Infeksi Rumah
Willers, D. M. (2008). Risk Sakit.
Factors For Surgical Site 16. Suwardiman. (2007). Dampak
Infection After Low Transverse Infeksi Luka Operasi
Cesarean Section. Infection Appendektomi Terhadap Lama
Control And Hospital Hari Rawat Dan Biaya
Epidemiology , 29. Perawatan Di Rumah Sakit
Mardi Waluyo Metro Indirect Costs of Stroke
Lampung. Associated With Atrial
17. Aly, N. A., Salama, M. F., & Fibrillation. Stroke.
Al-Arbash, A. J. (2007). 22. Dohmen, P. M. (2013).
Surveillance For Surgical Site Economic Burden Of Surgical
Infection After Cesarean Site Infections In Cardiac
Section: Extra-Length Of Stay Surgery. Medical Microbiology
And Cost Of Infection. & Diagnosis , 2 (3).
Egyptian Journal Of Medical
Microbiology , 16.
18. Lee, K. Y., Coleman, K., &
Peach, D. (2011, August). The
Epidemiology And Cost Of
Surgical Site Infections In
Korea: A Systematic Review.
Epidemiology And Cost Of
Surgical Site Infection .
19. Sgobin, S. M., Trabali, A. L., &
Botege, N. J. (2014). Direct
And Indirect Cost Of
Attempted Suicide In A
General Hospital: Cost-Of-
Illness Study. Sao Paulo Med J.
20. Kastanioti, C. K., Koutalianos,
S., & Mavridoglou, G. (2011).
Health Care Costs And Related
Socio-Economic Factors Of
Cholecystectomy: An
Evaluation Of Two Operative
Techniques In Greece. Health
Science Journal , 5 (1).
21. Hannon, N., Daly, L., &
Murphy, S. (2014). Acute
Hospital, Community, and