Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro | Volume II, Nomor 1 – Maret 2018

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR CEKLIS


KESELAMAAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ICHSAN MEDICAL
CENTRE BINTARO TAHUN 2017

Beti Winda Yuliana1, Vebry Haryati Lubis2


______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

vebryharyatilbs@gmail.com

ABSTRAK
Dalam bidang kesehatan interaksi antara pemberi layanan kesehatan dan penerima layanan
kesehatan sangat berkesinambungan. Oleh karena untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
akan diberikan dan untuk memantau riwayat kesehatan seseorang, setiap pemberi layanan kesehatan harus
membuat rekam medis.Masalah yang sering timbul dalam pengisian rekam medis adalah dalam pengisian
data tidak lengkap, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kelengkapan pengisian
lembar ceklis keselamatan pasien di RS IMC Bintaro.Penelitian ini dilakukan di RS IMC Bintaro dalam lingkup
Manajemen Pelayanan Kesehatan.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.Desain penelitian
yang digunakan adalah Deskriptif.Hasil penelitian menunjukan persentase kelengkapan pengisian lembar
ceklis keselamatan pasien di RS IMC Bintaro periode Mei-Oktober 2016 (N=150) hasil yang didapat yaitu
78%=117 berkas tidak lengkap dan 22%=33 berkas lengkapyang berarti tidak ada kelengkapan pengisian
pada lembar ceklis keselamatan pasien operasi.
Kata kunci : kelengkapan, Rekam Medis, Ceklis Keselamatan Pasien.

ABSTRACT
In the health sector, the interaction between healthcare providers and recipients of health services is
highly sustainable. So as to improve the quality of health services to be provided and to update a person's
medical history, any health care content should be recorded.The problem that often arise in filling the medical
record is the incomplete data filling, then the problem formulation in this research is how completeness of filling
patient safety check list at IMC Hospital Bintaro.This research was conducted in RS. IMC Bintaro within the
scope of Health Services Management. This research uses quantitative research method. The research design
used is Descriptive.The results showed that the percentage of completeness of the patient safety check list at IMC
Bintaro Hospital for May-October 2016 period (N = 150) resulted in 78% = 117 incomplete files and 22% = 33
complete files meaning no charging check patient patient safety operation .
Keywords: completeness, medical records, patient safety checklist.

104
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro

PENDAHULUAN pada 126 kasus salah sisi, salah prosedur, salah


Masalah yang sering timbul dalam pasien didapatkan 76% dikarenakan kesalahan
pengisian rekam medis adalah dalam pengisian salah sisi, 13% salah pasien, dan 11% salah
data tidak lengkap, penulisan dokter yang kurang prosedur (WHO, 2009).
spesifik mengenai diagnosa. Keadaan iniakan Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VII/
mengakibatkan dampak bagi rumah sakit, karena 2011 menyatakan bahwa setiap rumah sakit wajib
hasil dari pengolahan data menjadi dasar mengupayakan sasaran keselamatan pasien.
pembuatan laporan internal rumah sakit dan Sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya
eksternalrumah sakit. Salah satu bahan yang dapat hal-hal sebagai berikut : (1) Ketetapan identifikasi
digunakan sebagai evaluasi medis adalah rekam pasien; (2) Peningkatan komunikasi yang efektif;
medis pasien, karena rekam medis sangat penting (3) Peningkatan keamanan obat yang perlu
di rumah sakit yang dapat digunakan sebagai diwaspadai; (4) Kepastian tepat lokasi, tepat
evaluasi dari kualitas pelayanan yang diberikan prosedur dan tepat pasien operasi; (5) Pengurangan
kepada pasien. risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; (6)
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Pengurangan risiko pasien jatuh.Dari enam sasaran
Republik Indonesia NOMOR tersebut penulis akanterfokus pada sasaran ke IV
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang yaitu kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
keselamatan pasien rumah sakit pada BAB I, pasal pasien operasi. Tidak jarang ketidak lengkapan
I dan ayat 1 yang berisi keselamatan pasien rumah pengisian lembar ceklist keselamatan pasien terjadi
sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit di Rumah Sakit khususnya ruang operasi yang
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi berkaitan dengan salah lokasi, salah prosedur,
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal salah pasien operasi.Salah satu penyebabnya yaitu
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan kegagalan komunikasi. Kegagalan komunikasi
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari adalah kegagalan dalam mendengarkan atau
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi mengumpulkan informasi dari pasien, keluarga dan
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan dokter lain atau kegagalan untuk menyampaikan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh informasi yang relevan untuk status pasien, jika hal
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tersebut terjadi maka akan membahayakan pasien
tidak mengambil tindakan yang seharusnya bahkan bisa terjadi kematian.
diambil (Menkes RI,2011). Hasil penelitian penerapan Surgery safety
Berdasarkan hasil penelitian di 56 Negara checklist yang dilakukan oleh Eefje N. de Vries
dari 192 negara anggota WHO tahun 2004 dalam dkk tahun 2010 dibeberapa rumah sakit di
kasus bedah, diperkirakan 234.2 juta prosedur Belanda, yaitu adanya penurunan tingkat
pembedahan dilakukan setiap tahun berpotensi komplikasi dari 27.3 per 100 pasien sebelum
komplikasi dan kematian (Weiser, et al. 2008). pelaksanaanmenjadi 16.7 per 100 pasien dan
Data WHO tahun 2009 juga menunjukkan bahwa penurunan angka kematian dari 1.5 menjadi 0.8%.
komplikasi utama pembedahan adalah kecacatan Penurunan tersebut konsisten selama 3 bulan.
dan rawat inap yang berkepanjangan 3-16% pasien Jurnal penelitian yang dilakukan oleh
bedah terjadi di Negara-negara Hilde Valen dkk tahun 2012 tentang penggunaan
Berkembang.Secara global angka kematian kasar checklist safety surgery terhadap keselamatan
berbagai operasi adalah sebesar 0.2- 10% (WHO, pasien kesimpulannya mengatakan bahwa
2009). Analisis kejadian sentinel oleh JCI yang meskipun perawat konsisten terhadap checklist dari
telah dilaporkan dari tahun 1995-2006 ditemukan WHO tersebut tetapi karena keterlibatan semua tim
lebih dari 13% laporan kejadian tidak diharapkan bedah masih kurang mengakibatkan penggunaan
dikarenakan salah sisi operasi. Analisis tahun 2005 checklist juga rendah. Temuannya ini menekankan

105
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018

pentingnya dukungan manajemen ketika maka perlu dilakukan penelitian terkait


melaksanakannya. pelaksanaannya di IMC Bintaro.
Rumah Sakit Ichsan Medical Centre
Bintaro atau lebih dikenal dengan IMC Bintaro METODE
didirikan tahun 2003 adalah rumah sakit swasta Penelitian ini dilakukan di RS IMC
tipe C dengan izin operasional tetap Bintaro dalam lingkup Manajemen Pelayanan
no.445/kep.83-HUK/2012. Sejak tahun 2009 IMC Kesehatan.Penelitian ini menggunakan metode
Bintaro telah diakreditasi oleh Kementerian penelitian kuantitatif (dapat diartikan sebagai
Kesehatan Republik Indonesia untuk lima metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
pelayanan dasar. IMC Bintaro memiliki fasilitas positivisme, digunakan untuk meneliti populasi
poli spesialis bedah umum dan poli spesialis bedah atau sampel tertentu, pengumpulan data
ortopedi. Poli bedah IMC Bintaro melayani menggunakan instrumen penelitian, analisis data
masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan bersifat kuantitatif ataustatistik, dengan tujuan
seperti kasus bedah minor diantaranya: tumor kulit, untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan).
tumor di bawah kulit, ateroma, ganglion dll. Desain penelitian yang digunakan adalah
Kemudian kasus bedah mayor di antaranya: hernia, Deskriptif (suatu rumusan masalah yang berkenaan
radang usus buntu, wasir, struma, tumor payudara, dengan pertanyaan terhadap beberapa variable
pembesaran prostat, kelainan cogenital, kista mandiri, baik hanya pada satu variable atau
higroma, undesensus testikulorum, hidrokel, dll lebih/variable yang berdiri sendiri).
(RS.IMC) Penelitian ini dilakukan di RS IMC
Sejauh pengamatan peneliti, belum pernah Bintaro 2017 waktu diambil sejak pengajuan
dilakukan penelitian tentang kelengkapan dalam proposal sampai sosialisasi proposal. Analisa
pengisian lembar ceklist keselamatan pasien. Oleh rekam medik dilakukan dalam tujuh hari selama
karena itu perlu dilakukan sosialisasi terkait satu minggu pada tanggal 25 April-2 Mei
kelengkapan pengisian lembar ceklist keselamatan pemilihan di RS IMC Bintaro karena belum pernah
pasien pada penandaan lokasi operasi sehingga dilakukan penelitian tentang kelengkapan
meningkatkan mutu pelayanan. pengisian lembar ceklis keselamatan pasien bedah.
Data yang didapat penulis dalam enam Proses pengumpulan data dilakukan
bulan terakhir periode bulan Mei sampai Oktober sebagai berikut: (1)Pengambilan data dilakukan
tahun 2016 di RS. IMC Bintaro telah dilakukan oleh peneliti sendiri dengan melakukan
tindakan operasi sebanyak 551 tindakan yang pengamatan pada data rekam medic; (2)Setelah
terdiri dari tindakan operasi APP 30 tindakan, semua data yang diperoleh, maka dicatat pada
Herniatomi 48 tindakan, SC 228 tindakan, lembar observasi; (3) Selanjutnya dilakukan
Laparatomy 21 tindakan, STT 196 tindakan, pengelompokan data antara dilakukan atau
Orthopedi 28 tindakan (Rekam medik RS.IMC tidaknya pengisian lembar ceklist keselamatan
Bintaro, 2016). pasien pada poin-poin lembar ceklist; (4)
Peneliti tertarik melakukan penelitian di Penghitungan data yang diperoleh.
Rumah Sakit IMC Bintaro dikarenakan belum Instrumen penelitian adalah suatu alat
pernah dilakukan penelitian tentang kelengkapan yang digunakan peneliti untuk mengobservasi,
dalam pengisian lembar ceklist keselamatan pasien mengukur atau menilai suatu fenomena, data yang
bedah. Berdasarkan deskripsi pada latar belakang diperoleh dari suatu pengukuran, kemudian
di atas, serta menyadari betapa pentingnya safe dianalisi dan dijadikan sebagai bukti (evidence)
surgery pada tindakan bedah dan pentingnya dari suatu peneliti (Dharma, 2011).Instrumen pada
kelengkapan lembar ceklist keselamatan pasien penelitian ini ada satu jenis: (1) Lembar ceklist
keselamatan pasien (WHO); (2) Lembar observasi:

106
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro

( a) Karakteristik umum: Identitas, sign in, insisi akan dibuat sebesar 86%=129 berkas.
time out, sign out. Apakah antibiotic profillaksis telah diberikan point
nama antibiotic yang diberikan sebanyak 52%=78
HASIL berkas, dosisi antibiotic yang diberikan 54%=81
Pengambilan data dilakukan bulan April berkas.
hingga selesai.Penelitian diambil dengan Antisipasi kejadian krisis poin review
teknikrandom sampling dengan jumlah 150 dokter bedah: langkah apa yang dilakukan bila
berkasmerupakan target sasaran di RS IMC kondisi krisis/ kejadian yang tidak diharapkan,
Bintaro.Adapun gambaran umum data yang lamanya operasi, antisipasi kehilangan darah
diikutsertakan dalam penelitian ini adalah. sebesar 66%=99 berkas, review tim anastesi:
Berdasarkan hasil penelitiandari 150 apakah ada hal khusus yang perlu diperhatikan
berkas karakteristik data usiamenunjukan bahwa pada pasien? Jika diperlukan CVC, kapan akan
10% berusia 0 – 20 tahun, 30% berusia 21- 40 dipasang? Sebesar 64%=96 berkas, review tim
tahun, 46% berusia 41-60 tahun dan 14% berusia perawat apakah peralatan sudah steril, adakah alat-
>61 tahun.Berdasarkan hasil penelitian dari 150 alat ayng perlu diperhatikan khusus/dalam masalah
berkas karakteristik data jenis kelamin menunjukan 88%=132 berkas. Apakah foto rontgen CT-Scan
bahwa 56% perempuan dan 44% laki-laki. dan MRI telah ditayang kan sebesar 68%=102
Sign in berkas.
Hasil perhitunga persentase dari 150 Sign out
berkas, tahap sign in didapatkan pada pasien telah Hasil perhitunga persentase dari 150
dikonfirmasikan dalam point identifikasikan dan berkas, tahap sign out didapatkan pada perawat
gelang pasien sebesar 100%, lokasi operasi 100%, melakukan konfirmasi secara verbal dengan
prosedur 100%, persetujuan operasi 100%. timPada poin nama prosedur tindakan telah dicatat
Pada point lokasi operasi sudah diberi sebesar 98%=147 berkas, Instrumen, kasa dan
tanda sebesar 96%=144 berkas, mesin dan obat- jarum telah dihitung dengan benar sebesar
obat anastesi sudah di cek lengkap sebesar 96%=144 berkas, spesimen telah diberi label
96%=144 berkas, pulse oksimeter sudah terpasang (termasuk nama pasien dan asal jaringan spesimen)
dan berfungsi sebesar 96%=144 berkas, apakah sebesar 94%=141 berkas, adakah masalah dengan
pasien mempunyai riwayat alergi sebesar peralatan setelah operasi sebesar 98%=147 berkas.
68%=102 berkas, kesulitan bernafas/resiko Operator, dokter bedah, dokter anastesi
aspirasi? dan menggunakan peralatan bantuan? dan perawat melakukan review masalah utama apa
sebesar 96%=144 berkas, resiko kehilangan darah yang harus diperhatikan untuk penyembuhan dan
>500ml (7ml/kg bb pada anak) sebesar manajemen pasien selanjutnya sebesar 94%=141
96%=144berkas, dua akses intravena/ akses sentral berkas.
dan rencana terapi cairan? sebesar 96%=144 Keseluruhan dokumen
berkas. Hasil Persentase Kelengkapan Lembar Ceklis
Time out Keselamatan Pasien
Hasil perhitunga persentase dari 150
berkas, tahap time out didapatkan pada Konfirmasi Di RS IMC Bintaro
Seluruh Anggota Tim, Memperkenalkan Nama Periode Mei-Oktober 2016 (N=150)
Dan Perannya Masing-Masing sebesar 90%=135.
Dokter Bedah, Dokter Anastesi Dan Frekuensi Persentase
Perawat Melakukan Konfirmasi Secara Verbal Lengkap 33 22%
pada poin nama pasien sebesar 94%=141 berkas, Tidak lengkap 117 78%
prosedur sebesar 85.3%=128 berkas, lokasi dimana Jumlah 150 100%

107
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018

Medis dan Informatika Kesehatan.


Perhitungan persentase kelengkapan Yogyakarta: Deepublish.
lembar ceklis keselamatan pasien di RS IMC 7. Kurniati, Anna & Efendi, Ferry. 2012.
Bintaro sebesar 78%=117 berkas tidak lengkap dan Kajian SDM Kesehatan di Indonesia.
22%=33 berkas lengkap sehingga dapat Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
disimpulkan bahwa tidak terdapat kelengkapan 8. Minologi, GD., 2016, Medical Record
pada pengisian lembar ceklis keselamatan pasien Organization and management, jaypee
bedah di RS IMC Bintaro. Brother Medical Publish (P) Ltd. New
SARAN Delhi, India.
Adapun saran dari peneliti yaitu: 9. Notoatmodjo, 2012. Metode penelitian
1. Direktur melalui staf medik bedah terkait kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
diharapkan selalu mensosialisasikan dan 10. Pohan, Imbalo . 2006. Jaminan Mutu
supervisi dalam upaya mempertahankan mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar
terutama dalam penandaan lokasi operasi. Pengertian dan Penerapan. Jakarta:
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi Penerbit Buku Kedokteran EGC.
referensi banding, peneliti selanjutnya dapat 11. Rekamedik RS.IMC Bintaro, 2016, Data
melakukan penelitian yang lebih dalam lagi Tidakan Operasi, Enam Bulan Terakhir.
tentang hal-hal yang berkaitan dengan 12. Saryono. (2008). Metodologi Penelitian
kepatuhan petugas medis dalam melaksanakan Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat oasien Press.
operasi. 13. Santosa, Erwin. Dkk, 2013. Kelengkapan
DAFTAR PUSTAKA Pengisian Berkasrekam Medis Pelayanan
1. Al-Assaf. 2009. Healthcare Quality: An Medic Rawat Jalan Dan Patient Safety Di
International Perspective. (Terjemahan) RSGMP UMI.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 14. Sumadi, Aam. Surgery Safety Cheklist
2. Ardika, Rico Giftyan. 2013. Hubunga Sebagai Sistem Informasi Dalam Upaya
Antara Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien di Kamar Bedah :
Rekam Medis dengan Kelengkapan Eefje N. de Vries, et al (2010).
Pengisian Catatan Keperawatan di m.kompasiana.com
Bangsal Penyakit Dalam RSUP Dr. 15. Sumadi, Aam. Surgery Safety Cheklist
Kariadi Semarang Periode 1-31 Januari Sebagai Sistem Informasi Dalam Upaya
2012. Universitas Diponogoro Semarang. Keselamatan Pasien di Kamar Bedah :
3. Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Hilde Valen Waehle, et.al.
Metodologi penelitian keperawatan. (2012).m.kompasiana.com
Jakarta: TIM 16. Sumadi, Aam. Surgery Safety Cheklist
4. Hanafiah, Jusuf & Amir, Amri. 2009. Sebagai Sistem Informasi Dalam Upaya
Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Keselamatan Pasien di Kamar Bedah :
Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku WHO (2013). m.kompasiana.com
Kedokteran EGC. 17. Uliyah & Alimul. 2008. Keterampilan
5. Hidayat, 2015. Gambaran Lokasi Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Penandaan Lokasi Operasi Pada Pasien Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Pre-Operasi, di Instalasi Bedah Sentral 18. http://kbbi.web.id/bedah
IBS RSUP Dr. Sardjito. 19. http://rsimcbintaro.com/spesialis-4-bedah-
6. Ismainar, Hetty. 2015. Administrasi umum.html
Kesehatan Masyarakat: Bagi Perekam 20. www.who.int

108

Anda mungkin juga menyukai