Anda di halaman 1dari 3

Nama : Eka Ayuningtyas

NIM : 30902200256

RANGKUMAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

Perdarahan pasca persalinan atau dikenal dengan hemoragi post partum (HPP) merupakan
perdarahan pervagina yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir merupakan masalah
kegawatdaruratan yang serius pada kasus obstetric

Tersapat 2 klasifikasi HPP (Perdarahan Pasca Persalianan)

1. Perdarahan post partum dini yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama sesudah
bayi lahir (disebut juga perdarahan primer)
2. Perdarahan pasca persalinan lanjut yaitu perdarahan yang terjadi pada masa nifas
(puerperium), terjadi setelah 24 jam PP disebut juga dengan perdarahan postpartum
sekunder.

Penyebab umum perdarahan postpartum :

1. Atonia uteri
2. Retensio plasenta
3. Sisa plasenta dan selaput ketuban
4. Trauma atau perlukaan jalan lahir misalnya episiotomi yang lebar, laserasi
perineum,vagina,serviks dan uterus
5. Rupture uteri
6. Penyakit kelainan darah seperti hipo atau afibrinogenemia

Gejala klinis

1. Kehilangan darah dalam jumlah banyak lebih dari 500cc


2. Nadi lemah
3. Pucat
4. Ekstremitas dingin
5. Lokhea warna merah
6. Haus
7. Pusing
8. Gelisah
9. Mual tek darah rendah
10. Syock hipovolemi

Insiden
1. Atonia uteri 50-60%
Atonia uteri merupakan perdarahan pasca persalinan yang dapat terjadi karena terlepasnya
Sebagian plasenta dari uterus atau belum sempurna lepasnya plasenta dari uterus
2. Retensio plasenta 16-17%
Adalah tertahannyaatau belum lahirnya plasenta hingga melebihi waktu 30 menit setelah
bayi lahir Jenis retensio plasenta adalah :
a. Plasenta adhesiva : Plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam
b. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua sampai
miometrium
c. Plasenta akreta menembus lebih dalam ke dalam miometrium tetapi belum menembus
serosa
d. Plasenta perkreta yang menembus sampai serosa dinding rahim
3. Sisa plasenta 23-24%
Perdarahan pasca persalinan dengan kontraksi uterus yang baik umumnya disebabkan oleh
robekan jalan lahir ( ruptrur dinding vagina dan robekan serviks)
4. Laserasi jalan lahir 4-5%
Laserasi jalan lahir diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu :
a. Derajat satu : Robekan sampai mengenai mukosa vagina dan kulit perenium
b. Derajat dua : Robekan mengenai sampai mukosa vagina, kulit pereneum dan otot
perineum
c. Derajat tiga : Robekan sampai mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot
perineum dan otot spingter ani eksternal
d. Drajat empat : Robekan sampai mengenai mukosa vagina Kulit perenium, otot
perineum, otot spingter ani eksternal dan mukosa rectum
e. Robekan serviks : Robekan serviks sering terjadi pada satu bagian atau lebih
Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir lengkap
dan uterus sudah berkontraksi dengan baik, maka perlu dipikirkan adanya perlukaan
jalan lahir, khususnya robekan serviks uter

Anda mungkin juga menyukai