Seorang perempuan berumur 40 tahun, P1Ab0, dirujuk oleh bidan ke puskesmas rawat inap.
Ia mengalami perdarahan setelah melahirkan spontan pervaginam 2 jam yang lalu. Berat bayi
yang dilahirkan sekitar 4000 gram, bugar dan langsung menangis. Menurut bidan proses
persalinannnya lancar, tetapi rahim teraba lembek disertai perdarahan banyak dan aktif, bidan
telah mencoba menghentikan perdarahan dengan cara memberikan suntikan obat asam
traneksamat, karena perdarahan tidak berhenti, pasien dirujuk.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai :
Kesadaran : cmpos mentis lemah, tekanan darah : 90/60 mmHg. Frekuensi nadi : 112
kali/menit, regular, frekuensi napas : 28 kali/menit, temperatur 36,5 ℃
Abdomen : palpasi : TFU 1 jari atas pusat, uterus lembek
I. Klarifikasi Istilah
• Compos Mentis: Bisa mengatur jiwanya dengan baik
• Pervaginam : Dari selubung
II. Identifikasi Masalah
1. Perdarahan pervaginam
2. Tanda-tanda vital abnormal
- TD: 90/60 mmHg
- Nadi: 112x/mnt
- RR: 28x/mnt
III. Analisis Masalah
1. Perdarahan pervaginam
• Trauma : Kemungkinan adanya laserasi pada perineum, vagina, serviks,
dan uterus karena bayi besar
• Tonus : Kegagalan Uterus berkontaksi ditandai dengan TFU 1 jari diatas
pusat dan uterus lembek
• Kemungkinan adanya gangguan pembekuan darah
• Usia
Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun merupakan faktor
terjadinya perdarahan post partum yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal
ini dikarenakan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah
mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal
• Paritas
Salah satu penyebab perdarahan postpartum adalah multiparitas. Paritas menunjukan
jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan.
Uterus yang telah melahirkan banyak anak, cenderung bekerja tidak efisien dalam
semua kala persalinan
• Anemia dalam kehamilan
Kekurangan hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan komplikasi lebih serius
bagi ibu baik dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Oksigen yang kurang pada
uterus akan menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat
sehingga dapat timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan post partum
• Riwayat persalinan
Riwayat persalinan dimasa lampau sangat berhubungan dengan hasil kehamilan
dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas harus
waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung.
Riwayat persalinan buruk ini dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan
preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit atau lama, janin besar, infeksi dan
pernah mengalami perdarahan antepartum dan postpartum.
• Bayi makrosomia
Bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut kepustakaan
bayi yang besar baru dapat menimbulkan dystosia kalau beratnya melebihi 4000 gram.
Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau
besarnya bahu.Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar dapat
menimbulkan inertia dan kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.
• Kehamilan ganda
Kehamilan ganda dapat menyebabkan uterus terlalu meregang, dengan overdistensi
tersebut dapat menyebabkan uterus atonik atau perdarahan yang berasal dari letak
plasenta akibat ketidakmampuan uterus berkontraksi dengan baik.
5. Klasifikasi perdarahan post
partum
6. Menjelaskan kala persalinan
7. Tatalaksana perdarahan post partum
Secara garis besar etiologi PPH dibagi kepada empat penyebab
1) Tonus (gangguan kontraksi)
• Atonia uteri
• PENANGANAN :
- Berikan uterotonika
- Asam Traneksamat
- Histerektomi
2) Trauma ( adanya laserasi jalan lahir )
- Retensio plasenta
Jika ibu sangat kesakitan → analgetik petidin 1 mg/kgBB IM atau IV secara perlahan, atau
berikan morfin 0,1 mg/kgBB
- Jika darah lengkap segar tidak tersedia, pilih salah satu berdasarkan ketersediaannya :
Kriopresipitat
8.Komplikasi perdarahan post partum
1. Syok Hemoragik
Pasien bisa tidak sadarkan diri akibat dari hipotensi ortostatik, anemia
dan kelelahan akibat kekurangan darah.
9. Prognosis
Perdarahan post
partum
10. Kriteria merujuk pasien perdarahan post partum
Perdarahan post partum merupakan kompetensi 3B berdasarkan SKDI, yang berartinya dokter umum
mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Dokter umum mampu
menentukan rujukan pasien selanjutnya. Dokter umum juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan
Keadaan gawat darurat
Pada kasus ibu hamil dengan perdarahan post partum harus dirujuk ke rumah
sakit. Namun seorang dokter umum diharapkan dapat melakukan penanganan
awal/stabilisasi dengan pemberian resusitasi, dan melakukan identifikasi
penyebab dari perdarahan post partum yang terjadi sebelum merujuk pasien ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
Penatalaksanaan berdasarkan kompetensi dokter umum adalah sebagai berikut:
Apabila penyebab perdarahan adalah kontraksi yang kurang baik