postpartum (HPP)
BAB I
PENDAHULUAN
Haemorrhage postpartum (HPP) merupakan penyebab terbesar kematian ibu di
seluruh dunia. Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) adalah
menurunkan angka kematian ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya pada tahun 2015.
Pada tahun 2012, AKI mengalami kenaikan menjadi 359 per 100.000 penduduk
atau meningkat sekitar 57% dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya 228 per
100.000 penduduk (POGI 2017).
BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi
Definisi
Haemorrhage postpartum (HPP) adalah kehilangan darah > 500 ml melalui jalan
lahir setelah kala tiga (plasenta lahir) dan > 1000 pada operasi sesar dalam 24 jam
pertama setelah anak lahir (Sarwono,2014).
Pada umunya bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal dan terjadi perubahan
tanda vital (penurunan kesadaran, sesak, pucat, keringat dingin, serta tensi <90
mmHg dan nadi > 100 kali permenit maka penanganan harus segera dilakukan.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
Mengenai :
Kulit perineum
Membran vagian
Mengenai :
Fasia
Otot perinuem
Semua sumber perdarahan yang terbuka harus diklem, diikat dan luka ditutup
Jika manual eksplorasi telah menyingkirkan adanya rupture uteri, sisa plasenta
dan perlukaan jalan lahir disertai kontraksi uterus yang baik mak kecurigaan
penyebab perdarahan adalah gangguan pembekuan darah. Lanjutkan dengan
pemberian product darah pengganti ( trombosit,fibrinogen).
Faktor resiko
1. Grande multipara
2. Perpanjangan persalinan
3. Chorioamnionitis
4. Kehamilan multiple
5. Injeksi Magnesium sulfat
6. Perpanjangan pemberian oxytocin
Manajemen Haemorrhage Postpartum (Hpp)