PENDAHULUAN
berbagai pelayanan kesehatan kepada semua orang (Zuhrotul & Satyabakti, 2017).
Pembedahan yang dilakukan di rumah sakit dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
sudah dilakukan oleh tenaga yang professional (Akhiryani et al., 2020). Risiko
komplikasi yang sering ditimbulkan dan sangat mengganggu baik dari sisi pasien
maupun dokter dan rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan adalah risiko
terjadinya infeksi daerah operasi (IDO) (M. Alsen & Sihombing, 2018). Kejadian
IDO pasca layanan pembedahan di rumah sakit berdasarkan standar mutu layanan
rumah sakit adalah zero insident, namun pada kenyataan kejadian IDO pada pasca
layanan pembedahan masih kerap kali terjadi (Malone et al., 2019). Kejadain IDO
merupakan salah satu health care associated infections (HAIs) dengan prevalensi
inap, biaya pengobatan serta peningkatan morbiditas dan mortalitas di rumah sakit
kejadian IDO lebih banyak terjadi pada negara dengan pendapatan yang rendah
terjadi dua persen sampai 34% persen dari 27 juta pasien yang dilakukan tindakan
operasi setiap tahun (Asia Pacific Society of Infection Control, 2018). Dua puluh
lima persen dari seluruh HAIs di rumah sakit di seluruh dunia merupakan kejadian
IDO (Nur Rohima & Jaswadi, 2022). Kejadi IDO di Negara Amerika diperkirakan
sekitar 300.000 kasus tindakan operasi setiap tahun dan angka tersebut merupakan
17% dari seluruh kejadi HAIs (Zuhrotul & Satyabakti, 2017). Prevalensi kejadian
IDO di Indonesia sangat bervariasi di setiap rumah sakit. RSUP dr. Pringadi
Medan tahun 2006 (12%), RSUP dr. Sardjito tahun 2007 (5,9%), dan RSUP
Adam Malik (5,6%) (Nur Rohima & Jaswadi, 2022). Angka kejadian IDO di
Provinsi Bali dan Kabupatan di Bali belum ditemukan data tercatat secara pasti
naungan pemerintah provinsi Bali. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit umum
Bali Mandara dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah tersertifikasi dan
Bedah Sentral dan Anestesi (IBSA) dengan jumlah 6 buah ruang operasi. Data
catatan rekam medis RSUD Bali Mandara menunjukkan data bahwa tahun 2019
walaupun ditengah pandemi yaitu sebanyak 1.539 kasus dan pada tahun 2021
jumlah layanan pembedahan di ruang operasi IBSA kembali mencatat
peningkatan yaitu sebanyak 1.879 kasus (RSBM, 2020). Data rekam medis ini
dialami oleh pasien adalah risiko terjadinya IDO. Kejadian IDO di RSUD Bali
Mandara tahun 2019 sebanyak ???????, tahun 2020 sebanyak???dan tahun 2021
sebanyak ?????. Data ini menampilkan bahwa kejadian IDO masih menjadi risiko
cukup serius baik kepada pasien maupun kepada tenaga kesehatan dan rumah
Dampak yang paling dirasakan oleh pasien adalah peningkatan biaya rawat inap
sebagai akibat dari rawat inap yang lebih panjang karena kejadian IDO pasca
pembedahan (M. Alsen & Sihombing, 2018). Sebuah studi yang dilakukan di
IDO mengalami masa rawat inap yang lebih panjang yaitu rata-rata tujuh sampai
10 hari dari hari yang ditetapkan sehingga terjadi peningkatan biaya rawat inap
sekitar 20% (Malone et al., 2019). Kejadian IDO juga tidak hanya memberikan
dampak kepada pasien saja, namun juga dampak kepada rumah sakit. Studi
bagi rumah sakit sebagai pemberi layanan pembedahan adalah peningkatan biaya
untuk penangananan kejadian IDO. Studi ini juga memberikan gambaran bahwa
rata-rata rumah sakit telah menghabiskan dana sekitar 1,8 juta dollar setiap tahun
untuk penanganan kejadian IDO (Malone et al., 2019). Dampak lain yang juga
kemungkinan akan dialami oleh pasien akibat kejadian IDO adalah tingginya
risiko kematian pada pasien pasca pembedahan. Sekitar 77% kematian pasca
al., 2016).
Dampak yang ditimbulkan bagi pasien dan rumah sakit sebagai pemberi
pelayanan kesehatan oleh kejadian IDO ini sangat besar. Dampak yang begitu
besar ini membutuhkan suatu upaya penanganan berupa upaya pencegahan yang
dan pengendalian infeksi daerah operasi (PPI IDO) (Kementerian Kesehatan RI.,
melalui tiga tahapan yaitu pencegahan sebelum operasi (pra bedah), pencegahan
selama operasi (intra operasi) dan pencegahan infeksi sesudah operasi (post
sangat penting karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit juga untuk
infeksi. Risiko infeksi daerag operasi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat
sesuai dengan prosedur dan pedoman yang berlaku (Rismayanti & Hardisman,
Hardisman, 2019). Hasil penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit di
terkait program PPI belum berjalan optimal dan belum sesuai dengan peraturan
2019).
Januari 2022 sampai tanggal 2 Februari 2022 dengan teknik studi dokumentasi
pada rekam medis RSUD Bali Mandara didapatkan suatu data yaitu dari 10 rekam
medis pasien yang menjalani operasi ditemukan tujuh rekam medis surveilans PPI
yang tidak lengkap, dan tiga rekam medis yang lengkap dan terisi lengkap. Studi
pendahulu ini juga dilakukan dengan teknik observasi di IBSA. Hasil yang
ditemukan dari hasil observasi adalah ditemukan adalah dari lima pasien
penting dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko IDO pada pasien pasca
operasi. Selama ini penelitian tentang program PPI sudah banyak dilakukan,
namun belum ada penelitian secara khusus tentang pelaksanaan PPI IDO di rumah
sakit. Penelitian tentang pelaksanaan PPI IDO di rumah sakit di Bali termasuk di
RSUD Bali Mandara belum pernah dilakukan sehingga menggugah peneliti untuk
yang merupakan indikator untuk menjaga mutu layanan layanan kesehatan dengan
Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua,
IDO, masa kerja) dalam melaksanakan PPI IDO di RSUD Bali Mandara
daerah operasi. Hasil penelitian ini juga kedepannya dapat digunakan sebagai
optimal dan dapat menjadi dasar atau acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
ini adalah untuk melihat kemampuan rumah sakit tersebut dalam mencegah
atau meminimalkan pencegahan dan terjadinya laju peningkatan infeksi.
utama dari penelitian ini adalah program PPI mengenai surveilans HAI’s di
VAP (ventilator associated pneumonia) dan IDO (infeksi daerah operasi). Dan
rumah sakit ini sudah melakukan pelaporan kejadian surveilans HAI’s oleh
Komite IPCN. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
pada subyek, desain penelitian, teknik analisis, lokasi dan jumlah sampel.
Kesamaan dalam penelitian ini adalah pada obyeknya yaitu pada PPI (Faridath
et al., 2021)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyida, et al pada tahun 2020 di RSU Haji
Acquired Infections (Hais) Di RSU Haji Surabaya Tahun 2020. Tujuan dari
studi dokumen laporan kinerja program PPI. Hasil dari penelitian ini adalah
dilakukan oleh peneliti terletak pada subyek penelitian, tempat penelitian dan
jumlah sampel serta desain dan analisis yang digunakan. Kesamaan yang
dimiliki dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah pada salah