DAFTAR ISI.............................................................................................................i
PENDAHULUAN...................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Universal Precaution (Kewaspadaan Universal)......................................4
2.1.1 Definisi..................................................................................................4
2.1.2 Tujuan....................................................................................................5
2.1.3 Ruang Lingkup......................................................................................6
2.1.4 Pentingnya Universal Precaution/ Standart Precaution.....................14
2.1.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan agar universal precaution terjamin
pelaksanaannya...................................................................................14
2.2 Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien............................................19
2.2.1 Definisi................................................................................................20
2.2.2 Tujuan..................................................................................................20
2.2.3 Ruang Lingkup Dekontaminasi...........................................................25
PENUTUP..............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
2.1.1 Definisi
Kewaspadaan standar merupakan kewaspadaan yang terpenting, dirancang
untuk diterapkan dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit, baik yang
terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi atau kolonisasi (Maryunani, 2011).
Kewaspadaan standar merupakan strategi utama pencegahan dan
pengendalian infeksi, yang menyatukan UP (Universal Precaution/
Kewaspadaan Universal) dan BSI (kewaspadaan terhadap darah dan cairan
tubuh) (Maryunani, 2011).
Kewaspadaan standar merupakan kombinasi segi-segi utama dari
kewaspadaan universal (dirancang untuk mengurangi risiko penularan patogen
melalui darah dari darah dan cairan tubuh) dan isolasi zat tubuh (dirancang
untuk mengurangi risiko penularan penyakit dari zat tubuh yang lembab)
(Maryunani, 2011).
Diberlakukan terhadap setiap pasien, tidak tergantung terinfekksi atau
terkolonisasi. Disusun untuk mencegah kontaminasi silang, sebelum ddiagnosis
diketahui beberapa merupakan praktek rutin (Maryunani, 2011).
2.1.2 Tujuan
Kewaspadaan standar diciptakan untuk mencegah transmisi silang sebelum
diagnosis ditegakkan atau hasil pemeriksaan laboratorium belum ada.
Kewaspadaan standar dimaksudkan untuk mengurangi risiko penularan
mikroorganisme dari kedua sumber dari infeksi dirumah sakit yang dikenal
maupun yang tidak dikenal. Dalam prinsip kewaspadaan standar, semua darah
dan cairan tubuh harus dipertimbangkan secara potensial terinfeksi dengan
penyakit menular termasuk TB Paru, HIV dan hepatitis B dan C, tanpa terkait
dengan status ataupun faktor-faktor risiko seseorang (Maryunani, 2011).
Kewaspadaan standar diciptakan untuk menurunkan risiko transmisi
mikroba dari sumber infeksi di sarana pelayanan kesehatan baik yang disadari
maupun yang tidak (Maryunani, 2011).
Tujuan kewaspadaan isolasi yaitu menurunkan transmisi mikroba infeksius
diantara petugas dan pasien: mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
a. Kebersihan Tangan
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.
Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa
memakai perhiasan cincin. Cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan
bilas dengan air mengalir, dilakukan pada saat:
1. Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah,
cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun
telah memakai sarung tangan.
2. Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang
bersih, walaupun pada pasien yang sama.
Hasil yang ingin dicapai dalam kebersihan tangan adalah mencegah agar
tidak terjadi infeksi, kolonisasi pada pasien dan mencegah kontaminasi dari
pasien ke lingkungan termasuk lingkungan kerja petugas.
2.2.2 Tujuan
Dekontaminasi bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat
kesehatan atau suatu permukaan benda, misalnya HIV, HBV dan kotoran lain
yang tidak tampak sehingga dapat melindungi petugas maupun pasien.
Dekontaminasi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan yaitu
suatu bahan atau larutan kimia atau cairan enzymatic yang digunakan untuk
Pembersihan
(cuci bersih dan tiriskan)
Direbus Kimiawi
Bersihkan dengan
air steril