Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN

HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION (HAIs) DI RUANG


PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA BAUBAU
TAHUN 2021
(1)
Wa Ode Putri Nurul Istiqamah, (2) Nurfatma Awalliyah Habib, (3) Anna Dwiana
(1)
Prodi S-1 Keperawatan Stikes IST Buton (Email : putrinurul300@gmail.com)
(2)
Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKES IST BUTON
(Email : nurfatma.awalliyah.h@gmail.com)
(3)
, Dosen Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, STIKES IST Buton
(Email : dwiana_ana@gmail.com)

ABSTRAK

Infeksi terkait pelayanan kesehatan atau health care associated infections (HAIs) adalah
infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena
pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pencegahan healthcare associated infection (HAIs) di ruang perawatan
bedah dan interna RSUD Kota Baubau.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik observasional
dengan desain cross sectional study dengan sampel sebanyak 37 orang. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
pencegahan healthcare associated infection (HAIs) dengan nilai ρ = 0,04 < 0,05, terdapat
hubungan antara sikap dengan pencegahan healthcare associated infection (HAIs) dengan nilai ρ
= 0.037 < 0,05, dan terdapat hubungan antara tindakan dengan pencegahan healthcare
associated infection (HAIs) dengan nilai ρ = 0.00 < 0,05.
Saran penelitian yaitu disarankan secara rutin melakukan evaluasi penerapan universal
precaution dan disarankan melakukan pelatihan tentang healthcare associated infection (HAIs)
sehingga mampu meningkatkan pengetahuan perawat dan selanjutnya dapat merubah sikap dan
tindakan perawat, dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit terutama
dalam hal praktik pencegahan infeksi nosokomial.

Daftar Pustaka : 21 (2007-2020)


Kata Kunci : Healthcare associated infection (HAIs), pengetahuan, sikap, tindakan.

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |1


PENDAHULUAN prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat
dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan
Pencegahan dan pengendalian secara konsisten melaksanakan program PPI
infeksi di rumah sakit merupakan salah satu (Kemenkes, 2017).
komponen mutu pelayanan kesehatan yang Pada tahun 2007, CDC dan
memiliki peranan penting. Infeksi yang HICPAC (Healthcare Infection Control
terjadi di rumah sakit dikenal sebagai infeksi Practices Advisory Committee)
nosokomial atau saat ini disebut dengan merekomendasikan 11 (sebelas) komponen
Healthcare Associated Infection (HAIs) utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi
(WHO, 2011). Healthcare Associated dalam kewaspadaan standar, yaitu
Infection (HAIs) merupakan salah satu kebersihan tangan, Alat Pelindung Diri
permasalahan yang sering dibahas dalam (APD), dekontaminasi peralatan perawatan
forum Asian Pacific Economic Committee pasien, kesehatan lingkungan, pengelolaan
(APEC) atau Global Health Security Agenda limbah, penatalaksanaan linen, perlindungan
(GHSA) di berbagai negara di dunia, kesehatan petugas, penempatan pasien,
termasuk di Indonesia (Kemenkes RI, 2017). hygiene respirasi/etika batuk dan bersin,
World Health Organization (WHO) praktik menyuntik yang aman dan praktik
menyebutkan salah satu parameter pelayanan lumbal pungsi yang aman (CDC, 2007).
kesehatan yang baik di rumah sakit adalah Salah satu profesi di rumah sakit
terkendalinya angka kejadian HAIs. yang terkait langsung dengan angka kejadian
Tingginya angka infeksi menjadi masalah HAIs adalah perawat. Keperawatan adalah
yang penting di suatu rumah sakit karena salah satu profesi yang mempunyai peranan
dari infeksi tersebut, kondisi pasien bisa penting dalam pemberian pelayanan
menjadi buruk, jika kondisi pasien menjadi kesehatan kepada masyarakat, terutama di
buruk maka lama perawatan pasien akan rumah sakit kerena merupakan ujung tombak
bertambah panjang, hal tersebut akan sangat pelayanan yang senantiasa 24 jam berada di
merugikan pasien dan keluarga, karena rumah sakit untuk memberikan pelayanan.
semakin lama pasien dirawat maka akan Perawat dalam menjalankan tugasnya
bertambah biaya rawat dan keadaan pasien dituntut untuk memiki pengetahuan dan
akan menjadi lebih buruk dan yang paling keterampilan yang kompeten dibidangnya
berbahaya dapat menyebabkan kematian karena resiko pekerjaan perawat menyangkut
(WHO, 2010). kesehatan dan keselamatan pasien selaku
HAIs juga berdampak pada penerima pelayanan kesehatan (Sahara,
kerugian karena stres emosional yang dapat 2011).
menurunkan kemampuan dan kualitas hidup Karena sumber penularan dan cara
pasien, peningkatan penggunaan obat- penularan HAIs terutama melalui tangan dan
obatan, kebutuhan terhadap isolasi pasien dari petugas kesehatan maupun dari personil
dan meningkatnya keperluan untuk kesehatan lainnya, melalui jarum injeksi,
pemeriksaan penunjang. Tingginya angka kateter intra vena, kateter urin, kasa
kejadian HAIs mengindikasikan rendahnya pembalut atau perban, dan cara yang keliru
kualitas mutu pelayanan kesehatan. Angka dalam menangani luka. Infeksi nosokomial
kejadian HAIs telah dijadikan tolak ukur ini pun tidak hanya mengenai pasien saja,
mutu pelayanan rumah sakit Indonesia. tetapi juga dapat mengenai seluruh personil
Menurut Komite Akreditasi Rumah Sakit rumah sakit yang berhubungan langsung
(2012) Izin rumah sakit dapat dicabut apabila dengan pasien maupun penunggu dan para
angka kejadian infeksi tersebut tinggi. Secara pengunjung pasien (CDC, 2013). Dalam

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |2


Permenkes RI No. 27 Tahun 2017 di setidaknya terdapat 15% kejadian HAIs
sebutkan bahwa yang tergolong HAIs adalah terjadi pada pasien yang sedang rawat inap
VAP (Ventilator Associated Pneumonia), dan menjadi faktor penyebab 4-56%
IAD (Infeksi Aliran Darah), ISK (Infeksi kematian neonatus di Subsahara Afrika dan
Saluran Kemih), dan IDO (Infeksi Daerah Asia Tengggara dengan tingkat kejadian
Operasi). sebesar 75%.
Hasil penelitan Andi Amran Di Indonesia belum terdapat data
Amrullah (2016) bahwa hasil uji nasional HAIs, melalui Departemen
menunjukkan ada hubungan yang signifikan Kesehatan RI, telah melakukan survey pada
antara pengetahuan dengan kineja perawat tahun 2013 terhadap 10 Rumah Sakit Umum
pelasana dalam melaksanakan pencegahan Pendidikan, didapatkan angka yang cukup
infeksi nosokomial di rumah sakit tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8%.
pemerintah dan rumah sakit swasta. Hasil Kejadian tersering adalah infeksi daerah
Penelitian Agnes Silvina (2015) bahwa hasil operasi, infeksi saluran kemih, infeksi
uji menunjukkan ada hubungan yang saluran nafas dan infeksi aliran darah
signifikan antara sikap dengan pencegahan (Depkes, 2013). Phlebitis adalah infeksi yang
infeksi nosokomial di ruang ICU dan rawat tertinggi di rumah sakit swasta atau
inap lantai 3 RSU Sari Mutiara. Hasil pemerintah dengan jumlah pasien 2.168
penelitan Andi Amran Amrullah (2016) pasien dari jumlah pasien beresiko 124.733
bahwa hasil uji menunjukkan ada hubungan (Depkes RI, 2010)
yang signifikan antara tindakan dengan Hasil survey point prevalensi dari
kineja perawat pelasana dalam melaksanakan 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta yang
pencegahan infeksi nosokomial di rumah dilakukan Perdalin Jaya dan Rumah Sakit
sakit pemerintah dan rumah sakit swasta Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Kasus infeksi nosokomial terjadi Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka
hampir di seluruh negara di dunia Prevalensi infeksi nosokomial untuk infeksi Luka
kejadian HAIs di dunia mencapai 9% atau Operasi (ILO) 18,9%, Infeksi saluran kemih
terdapat 1,40 juta pasien yang sedang rawat (ISK) 15,1%, Infeksi Aliran Darah Primer
inap mengalami HAIs. Data yang diperoleh (IADP) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan
World Health Organization (WHO) terdapat infeksi lainnya 32,1% (Madjid & Wibowo,
8,7% dari 55 rumah sakit di 14 negara yang 2017).
diantaranya berasal dari Eropa, Asia Berdasarkan data dari Komite PPI
Tenggara, Timur Tengah, dan Pasifik di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi
menunjukkan adanya HAIs. Dimana Tenggara bahwa terdapat kejadian HAIs
prevalensi HAIs terbanyak ditemukan di yaitu Phlebitis pada tahun 2017 sebesar
Asia Tenggara dan Mediterania Timur 3,68%, dan pada tahun 2018 terjadi
sekitar 11,8% dan 10%, sedangkan di Eropa peningkatan sebesar 6,38%, dan pada bulan
dan Pasifik Barat masing-masing sebesar september tahun 2019 terjadi peningkatan
7,7% dan 9% (Kurniawati dkk, 2015). lagi sebesar 8,91% (Yuniar Nani, 2020).
Pada tahun 2014, didapatkan hasil Berdasarkan survei awal ke RSUD
survei angka kejadian HAIs di rumah sakit Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara,
Amerika Serikat tepatnya di unit perawatan data angka kejadian infeksi rumah sakit
akut hingga mencapai 722.000 dan sekitar untuk phlebitis yang diperoleh dari laporan
75.000 pasien meninggal karena HAIs saat PPI pada tahun 2019 di bulan Januari sebesar
dirawat di rumah sakit (CDC, 2016). 1,78%, Februari sebesar 0,73%, dan Maret
Sedangkan data menurut WHO tahun 2016 sebesar 0,84%. Dan pada tahun 2020 untuk

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |3


bulan Januari sebesar 1,20%, Februari Healthcare Associated Infection
sebesar 3,64%, Juli sebesar 8,13%, dan (HAIs).
Agustus sebesar 35,21%, September sebesar Intrumen penelitian yang
24,69%, Oktober sebesar 31,05%, dan digunakan adalah Kuesioner yang di
Desember sebesar 13,15%. Sedangkan pada adopsi dari kuesioner Citra Yuliana
tahun 2021 untuk bulan Januari sebesar (2012). Zakiyah Ramdlani (2017) dan
3,28% dan Maret sebesar 1,62%. Hernawati Simanjuntak (2018).
Pada bulan Januari 2020 terlihat Analisis data menggunakan
angka kejadian Infeksi daerah Operasi (IDO) univariat dan bivariat, yang mana
di ruang perawatan bedah sebesar 3,57%, dalam analisa data menggunakan uji
dan pada bulan Oktober 2020 terlihat angka Chi Square dengan bantuan komputer
kejadian Plebitis (peradangan pembuluh dengan SPSS For Windows Versi 22.
darah) di ruang interna sebesar 25,0%.
Angka tersebut telah melebihi dari standar HASIL PENELITIAN
pelayanan minimal berdasarkan KMK
No.129 Tahun 2008 bahwa standar kejadian Karakteristik Responden
infeksi nosokomial/HAIs yaitu ≤1,5%.
Dari latar belakang diatas diperoleh Tabel 1
masih tingginya angka kejadian Healthcare Distribusi Frekuensi Responden
Associated Infection (HAIs) di RSUD Kota Berdasarkan Umur Di Ruang Perawatan
Baubau, sehingga peneliti tertarik untuk Bedah dan Interna RSUD Kota Baubau
melakukan penelitian tentang faktor-faktor Tahun 2021
yang berhubungan dengan pencegahan Umur Frekuensi Persentase (%)
Healthcare Associated Infection (HAIs) di 28-33 22 59,5
ruang perawatan bedah dan interna RSUD 34-39 12 32,4
Kota Baubau Tahun 2021. >40 3 8,1
Total 37 100,0
METODE PENELITIAN Sumber : Data Primer, 2021
Desain penelitian yang Berdasarkan tabel 1
digunakan dalam penelitian ini adalah menunjukan bahwa dari 37
penelitian kuantitatif dengan responden sebagian besar memiliki
pendekatan analitik observasional umur kisaran 28-33 tahun yaitu
dengan desain Cross Sectional Study. sebesar 22 responden (59,5%), dan
Penelitian ini dilaksanakan pada sebagian kecil memiliki umur >40
bulan Juli – Agustus 2021. Populasi tahun yaitu 3 responden (8,1%).
dan sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh perawat yang berstatus Tabel 2
PNS dan non PNS di ruang rawat Distribusi Frekuensi Responden
inap interna dan bedah RSUD Kota Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang
Baubau yaitu sebanyak 37 orang Perawatan Bedah dan Interna RSUD
yang diambil dengan menggunakan Kota Baubau Tahun 2021
teknik Total Sampling. Jenis Persentase
Frekuensi
Varaiabel bebas pada Kelamin (%)
penelitian ini yaitu pengetahuan, Laki-Laki 3 8,1
sikap dan tindakan. Variabel terikat Perempuan 34 91,9
pada penelitian ini yaitu pencegahan Total 37 100,0

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |4


Sumber : Data Primer, 2021 lama kerja 3-8 tahun yaitu 19
responden (51,4%) dan sebagian
Berdasarkan tabel 2 kecil memiliki lama kerja >20 tahun
menunjukan bahwa dari 37 yaitu 1 responden (2,7%).
responden sebagian besar berjenis
kelamin perempuan yaitu 34
responden (91,9%) dan sebagian Tabel 5
kecil berjenis kelamin laki-laki yaitu Distribusi Frekuensi Responden
3 responden (8,1%). Berdasarkan Status Pegawai Di Ruang
Perawatan Bedah dan Interna RSUD
Tabel 3 Kota Baubau Tahun 2021
Distribusi Frekuensi Responden Status Persentase
Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Frekuensi
Pegawai (%)
Perawatan Bedah dan Interna RSUD PNS 12 32,4
Kota Baubau Tahun 2021 Non PNS 25 67,6
Persentase Total 37 100,0
Pendidikan Frekuensi
(%) Sumber : Data Primer, 2021
D3 30 81,1
Ners 7 18,9 Berdasarkan tabel 5
Total 37 100,0 menunjukan bahwa dari 37
Sumber : Data Primer, 2021 responden sebagian besar berstatus
PNS yaitu 12 responden (32,4%) dan
Berdasarkan tabel 3 sebagian kecil berstatus Non PNS
menunjukan bahwa dari 37 yaitu 25 responden (67,6%).
responden sebagian besar
berpendidikan D3 yaitu 30 responden Tabel 6
(81,1%) dan sebagian kecil Distribusi Frekuensi Responden
berpendidikan Ners yaitu 7 Berdasarkan Pelatihan HAIs Di Ruang
responden (18,9%). Perawatan Bedah dan Interna RSUD
Kota Baubau Tahun 2021
Tabel 4 Pelatihan Persentase
Distribusi Frekuensi Responden Frekuensi
HAIs (%)
Berdasarkan Lama Kerja Di Ruang Pernah 5 13,5
Perawatan Bedah dan Interna RSUD Tdk Pernah 32 86,5
Kota Baubau Tahun 2021 Total 37 100,0
Persentase Sumber : Data Primer, 2021
Lama Kerja Frekuensi
(%)
3-8 19 51,4 Berdasarkan tabel 6
9-14 13 35,1 menunjukan bahwa dari 37
15-20 4 10,8 responden sebagian besar tidak
>20 1 2,7 pernah mengikuti pelatihan HAIs
Total 37 100,0 yaitu 32 responden (86,5%) dan
Sumber : Data Primer, 2021 sebagian kecil pernah mengikuti
pelatihan HAIs yaitu 5 responden
Berdasarkan tabel 4 (13,5%).
menunjukan bahwa dari 37
responden sebagian besar memiliki Analisis Univariat

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |5


Tabel 7 Sumber : Data Primer, 2021
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pengetahuan Di Ruang Berdasarkan tabel 9
Perawatan Bedah dan Interna RSUD menunjukan bahwa dari 37
Kota Baubau Tahun 2021 responden sebagian besar tindakan
Persentase baik yaitu 26 responden (70,3%) dan
Pengetahuan Frekuensi sebagian kecil tindakan kurang yaitu
(%)
Baik 24 64,9 11 responden (29,7%).
Kurang 13 35,1 Tabel 10
Total 37 100,0 Distribusi Frekuensi Responden
Sumber : Data Primer, 2021 Berdasarkan Pencegahan HAIs Di Ruang
Perawatan Bedah dan Interna RSUD
Berdasarkan tabel 7
Kota Baubau Tahun 2021
menunjukan bahwa dari 37
Pencegaha Persentase
responden sebagian besar Frekuensi
n HAIs (%)
pengetahuan baik yaitu 24 responden
Baik 30 81,1
(64,9%) dan sebagian kecil
Kurang 7 18,9
pengetahuan kurang yaitu 13
Total 37 100,0
responden (35,1%).
Sumber : Data Primer, 2021
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tabel 10
Berdasarkan Sikap Di Ruang Perawatan menunjukan bahwa dari 37
Bedah dan Interna RSUD Kota Baubau responden sebagian besar pencegahan
Tahun 2021 HAIs baik yaitu 30 responden
(81,1%) dan sebagian kecil
Sikap Frekuensi Persentase (%)
pencegahan HAIs kurang yaitu 7
Baik 32 86,5
responden (18,9%).
Kurang 5 13,5
Total 37 100,0 Analisis Bivariat
Sumber : Data Primer, 2021
Tabel 11
Berdasarkan tabel 8 Hubungan Pengetahuan Dengan
menunjukan bahwa dari 37 Pencegahan HAIs Di Ruang Perawatan
responden sebagian besar sikap baik Bedah dan Interna RSUD Kota Baubau
yaitu 32 responden (86,5%) dan Tahun 2021
sebagian kecil sikap kurang yaitu 5
responden (13,5%). Pencegahan HAIs
Pengeta Total 
Baik Kurang
huan
Tabel 9 N % n % n %
Distribusi Frekuensi Responden Baik 23 95,8 1 4,2 24 100
Kurang 7 53,8 6 46,2 13 100 0.04
Berdasarkan Tindakan Di Ruang Total 30 81,1 7 18,9 37 100
Perawatan Bedah dan Interna RSUD Sumber : Data Primer, 2021
Kota Baubau Tahun 2021
Tindakan Frekuensi Persentase (%) Berdasarkan tabel 11 di atas
Baik 26 70,3 menunjukan bahwa dari 24
Kurang 11 29,7 responden yang memiliki pengetahun
Total 37 100,0 baik serta memiliki kategori

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |6


pencegahan HAIs baik yaitu 23 Berdasarkan hasil uji
responden (95,8), dan pencegahan korelasi chi-square, nilai hasil uji
HAIs kurang yaitu 1 responden pearson chi-square dengan SPSS
(4,2%). Sedangkan dari 13 responden versi 22 dengan signifikasi ρ = 0,037
yang memiliki pengetahuan kurang < 0,05 maka Ha diterima dan Ho
serta memiliki pencegahan HAIs yang ditolak. Dengan demikian dapat
baik yaitu 7 responden (53,8%) dan disimpulkan bahwa ada hubungan
pencegahan HAIs kurang yaitu 6 antara sikap dengan pencegahan
responden (46,2%). Healthcare Associated Infection
Berdasarkan hasil uji korelasi (HAIs) di Ruang Perawatan Bedah
chi-square, nilai hasil uji pearson dan Interna RSUD Kota Baubau
chi-square dengan SPSS versi 22 Tahun 2021.
dengan signifikasi ρ = 0,04 < 0,05
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel 13
Dengan demikian dapat disimpulkan Hubungan Tindakan Dengan Pencegahan
bahwa ada hubungan antara HAIs Di Ruang Perawatan Bedah dan
pengetahuan dengan pencegahan Interna RSUD Kota Baubau
Healthcare Associated Infection Tahun 2021
(HAIs) di Ruang Perawatan Bedah
Pencegahan HAIs
dan Interna RSUD Kota Baubau Tindak
Baik Kurang
Total 
Tahun 2021. an
n % n % n %
Baik 26 100 0 0,0 26 100
Tabel 12 Kurang 4 36,4 7 63,6 11 100 0.00
Hubungan Sikap Dengan Pencegahan Total 30 81,1 7 18,9 37 100
HAIs Di Ruang Perawatan Bedah dan Sumber : Data Primer, 2021
Interna RSUD Kota Baubau Berdasarkan tabel 13 di atas
Tahun 2021 menunjukan bahwa dari 26
responden yang memiliki tindakan
Pencegahan HAIs
Sikap Baik Kurang
Total  baik serta memiliki kategori
n % n % n % pencegahan HAIs baik yaitu 26
Baik 28 87,5 4 12,5 32 100 responden (100%), dan pencegahan
0.03
Kurang 2 40,0 3 60,0 5 100
7
HAIs kurang yaitu 0 responden
Total 30 81,1 7 18,9 37 100 (10,0%). Sedangkan dari 11
Sumber : Data Primer, 2021 responden yang memiliki tindakan
kurang serta memiliki pecegahan
Berdasarkan tabel 12 di atas HAIs yang baik yaitu 4 responden
menunjukan bahwa dari 32 (36,4%) dan pencegahan HAIs
responden yang memiliki sikap baik kurang yaitu 7 responden (63,6%).
serta memiliki kategori pencegahan Berdasarkan hasil uji
HAIs baik yaitu 28 responden (87,5), korelasi chi-square, nilai hasil uji
dan pencegahan HAIs kurang yaitu 4 pearson chi-square dengan SPSS
responden (12,5%). Sedangkan dari 5 versi 22 dengan signifikasi ρ = 0,00 <
responden yang memiliki sikap 0,05 maka Ha diterima dan Ho
kurang serta memiliki pecegahan ditolak. Dengan demikian dapat
HAIs yang baik yaitu 2 responden disimpulkan bahwa ada hubungan
(40,0%) dan pencegahan HAIs antara tindakan dengan pencegahan
kurang yaitu 3 responden ( 60,0%). Healthcare Associated Infection

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |7


(HAIs) di Ruang Perawatan Bedah melakukan praktik pencegahan
dan Interna RSUD Kota Baubau Healthcare Associated Infection (HAIs).
Tahun 2021. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan individu
PEMBAHASAN adalah melalui pendidikan dan pelatihan
baik secara formal maupun informal,
1. Hubungan Antara Pengetahuan termasuk pengetahuan tentang segala
Dengan Pencegahan Healthcare sesuatu yang berisiko terhadap terjadinya
Associated Infection (HAIs) Di Ruang infeksi nosokomial. Hal ini karena
Perawatan Bedah Dan Interna RSUD perawat merupakan tenaga medis yang
Kota Baubau Tahun 2021. setiap hari mempunyai kontak langsung
Hasil penelitian ini dilakukan pada dengan pasien dan ruangan dalam rumah
bulan Juli-Agustus tahun 2021 di ruang sakit.
perawatan Bedah dan Interna RSUD Kota Pengetahuan merupakan
Baubau, dan didapatkan hasil penelitian pengalaman yang telah diproses oleh akal
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji budi dan timbul secara spontan,
korelasi chi-square, nilai hasil uji pearson pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
chi-square dengan SPSS versi 22 dengan faktor yang dapat diperoleh dari
signifikasi ρ = 0,04 < 0,05 maka Ha pendidikan formal dan non formal, jadi
diterima dan Ho ditolak. Dengan pengetahuan sangat erat hubungannya
demikian dapat disimpulkan bahwa ada dengan pendidikan, dimana diharapkan
hubungan antara pengetahuan dengan bahwa dengan pendidikan yang tinggi
pencegahan Healthcare Associated maka orang tersebut akan semakin luas
Infection (HAIs) di Ruang Perawatan pula pengetahuannya. Tetapi perlu
Bedah dan Interna RSUD Kota Baubau ditekankan bukan berarti seseorang yang
Tahun 2021. berpendidikan rendah, mutlak
Berdasarkan hasil penelitian ini, pengetahuannya rendah pula (Suryana,
diketahui bahwa banyak responden 2015).
mempunyai pengetahuan dan pencegahan Hasil penelitian ini sejalan dengan
HAIs yang baik hal ini dikarenakan penelitian Arda Krisnata (2016) di Ruang
tingkat pengetahuan seseorang juga Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang,
mempengaruhi praktik individu, yang bahwa hasil uji menunjukkan ada
mana makin baik pengetahuan seseorang hubungan antara pengetahuan dengan
maka makin baik pula praktik seseorang pencegahan infeksi nosokomial, dimana
untuk melakukan pencegahan infeksi hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan
nosokomial. Dan untuk tingkat variabel pengetahuan diperoleh sebesar
pengetahuan kurang, hal di karenakan (p-value = 0,014).
kurangnya pelatihan atau seminar Sejalan dengan penelitian Puspasari
kesehatan khususnya tentang Healthcare (2015) dengan judul hubungan
Associated Infection (HAIs) yang diikuti pengetahuan, sikap dengan praktik
oleh responden serta kurangnya perawat dalam pencegahan infeksi
komunikasi efektif yang dilakukan antar nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah
perawat, dan dapat disebabkan karena Sakit Islam Kendal. Hasil penelitian
pengetahuan perawat baru pada tahap tahu menunjukkan bahwa ada hubungan antara
dan belum pada tahap memahami pengetahuan dengan praktik perawat
sehingga belum secara sungguh-sungguh dalam pencegahan infeksi nosokomial di

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |8


Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam hal ini dikarenakan tidak adanya westafel
Kendal dengan nilai p value 0,002 dan cuci tangan di ruang perawatan. Sikap
0,017. perawat yang kurang akan berdampak
terhadap tindakan pencegahan infeksi
2. Hubungan Antara Sikap Dengan nosokomial di rumah sakit.
Pencegahan Healthcare Associated Sikap merupakan reaksi atau
Infection (HAIs) Di Ruang Perawatan respons seseorang yang masih tertutup
Bedah Dan Interna RSUD Kota terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap
Baubau Tahun 2021. secara nyata menunjukan adanya
Hasil penelitian ini dilakukan pada kesesuaian reaksi terhadap stimulus
bulan Juli-Agustus tahun 2021 di ruang tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
perawatan Bedah dan Interna RSUD Kota merupakan reaksi yang bersifat emosional
Baubau, dan didapatkan hasil penelitian terhadap stimulus social.
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji Hasil penelitian ini sejalan dengan
korelasi chi-square, nilai hasil uji pearson penelitian Hernawati Simanjuntak (2018)
chi-square dengan SPSS versi 22 dengan berdasarkan hasil diperoleh p
signifikasi ρ = 0,037 < 0,05 maka Ha valuesebesar 0,017 dan oleh karena nilai
diterima dan Ho ditolak. Dengan p value (0,017 < 0,05), sehingga ada
demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan
hubungan antara sikap dengan pencegahan infeksi nosokomial
pencegahan Healthcare Associated padatenaga kerja perawat di Ruang Rawat
Infection (HAIs) di Ruang Perawatan Inap Rumah Sakit Martha Friska
Bedah dan Interna RSUD Kota Baubau Medantahun 2018.
Tahun 2021. Sejalan dengan penelitian Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, yang dilakukan oleh Suminar (2016).
diketahui bahwa banyak responden Hasil penelitian ini menunjukan variabel
mempunyai sikap yang baik hal yang memiliki hubungan dengan tindakan
mengindikasikan bahwa semakin baik pencegahan infeksi pengetahuan ρ= 0,024
sikap perawat tentang berbagai upaya < α= 0,05 dan sikap ρ=0,026<α=0,05.
pencegahan infeksi nosokomial di rumah dengan demikian dapat disimpulkan
sakit maka akan semakin kecil risiko bahwa terdapat hubungan pengetahuan
terhadap terjadinya infeksi nosokomial dan sikap perawat dengan tindakan
pada pasien, perawat, tenaga medis lain pencegahan infeksi di ruang ICU.
atau pengunjung rumah sakit. Sikap
perawat tersebut didasarkan pada sikap 3. Hubungan Antara Tindakan Dengan
menggunakan peralatan medis yang Pencegahan Healthcare Associated
terlebih dahulu disterilkan, menggunakan Infection (HAIs) Di Ruang Perawatan
pelindung diri seperti sarung tangan Bedah Dan Interna RSUD Kota
sebelum melakukan tindakan. Dan untuk Baubau Tahun 2021.
sikap yang kurang, hal ini di sebabkan Hasil penelitian ini dilakukan pada
rendahnya tanggung jawab responden bulan Juli-Agustus tahun 2021 di ruang
terhadap kewaspadaan standar tentang perawatan Bedah dan Interna RSUD Kota
kebersihan tangan, dimana responden Baubau, dan didapatkan hasil penelitian
tidak mencuci tangan dibawah air menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji
mengalir menggunakan sabun antiseptic korelasi chi-square, nilai hasil uji pearson
sebelum dan sesudah melakukan tindakan, chi-square dengan SPSS versi 22 dengan

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton Page |9


signifikasi ρ = 0,00 < 0,05 maka Ha penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diterima dan Ho ditolak. Dengan diketahui, selanjutnya diharapkan akan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada dilaksanakan atau dipraktikan apa yang
hubungan antara tindakan dengan diketahui atau disikapinya (nilai baik)
pencegahan Healthcare Associated (Notoatmodjo, 2012). Tindakan
Infection (HAIs) di Ruang Perawatan merupakan aturan yang dilakukan,
Bedah dan Interna RSUD Kota Baubau melakukan atau mengadakan aturan-
Tahun 2021. aturan untuk mengatasi sesuatu atau
Berdasarkan hasil penelitian ini, perbuatan. Adanya hubungan yang erat
diketahui bahwa banyak responden antara sikap dan pengetahuan merupakan
mempunyai tindakan yang baik di kecenderungan untuk bertindak
karenakan responden menjalankan atau (Purwanto, 2011).
mematuhi pencegahan HAIs dengan baik Hasil penelitian ini sejalan dengan
seperti sampah medis dibuang di tempat penelitian Andi Amran (2016) terdapat
sampah yang berwarna kuning, ketika hubungan antara tindakan dengan
melakukan penyuntikan spuit diletakkan pencegahan infeksi nosokomial di ruang
di bak spuit dan menjaga kesterilan alat rawat inap rumah sakit umumdaerah haji
pada saat melakukan tindakan invasif. kota makassar tahun 2016.
Dan untuk tindakan yang kurang di Sejalan dengan penelitian
sebabkan oleh beberapa faktor yang Zulkarnain (2018) ada hubungan antara
membuat perawat berperilaku kurang tindakan perawat dengan pencegahan
antara lain disebabkan karena kurangnya infeksi nosokomial (phlebitis) di ruang
sarana yang mendukung pelayanan perawatan interna RSUD Bima tahun
keperawatan seperti wastafel cuci tangan 2018 dengan nilai p = 0,023.
di ruang perawatan bedah dan tidak ada
alat pengering tangan. Perilaku kurang
baik yang dilihat saat observasi dan
pernyataan responden saat mengisi
kuesioner yang menyebabkan angka
KESIMPULAN
kejadian HAIs masih tinggi yaitu perawat
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan
tidak mencuci tangan di bawah air
pencegahan Healthcare Associated
mengalir menggunakan sabun antiseptic
Infection (HAIs) di ruang perawatan
sebelum dan sesudah melakukan tindakan
bedah dan interna RSUD Kota Baubau
atau kontak dengan pasien dan kadang
tahun 2021 dengan nilai ρ = 0,04 < 0,05
kala ada juga perawat yang menggunakan
2. Ada hubungan antara sikap dengan
sarung tangan dan lupa menggantinya
pencegahan Healthcare Associated
sewaktu memeriksa satu pasien kepasien
Infection (HAIs) di ruang perawatan
lain, atau dari satu bagian tubuh kebagian
bedah dan interna RSUD Kota Baubau
tubuh lainya.
tahun 2021 dengan nilai ρ = 0.037 < 0,05
Tindakan adalah sesuatu gerak
3. Ada hubungan antara tindakan dengan
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
pencegahan Healthcare Associated
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini
Infection (HAIs) di ruang perawatan
berbentuk rangkaian siklus kegiatan
bedah dan interna RSUD Kota Baubau
(Arikunto, 2019). Seseorang yang telah
tahun 2021 dengan nilai ρ = 0.00 < 0,05
mengetahui stimulus atau obyek
kesehatan, kemudian mengadakan
SARAN

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton P a g e | 10


1. Bagi Instansi RSUD Kota Baubau Nosokomial Lika Pasca Bedah Di
Disarankan secara rutin melakukan RSUP Haji Adam Malik : Medan.
evaluasi penerapan universal precaution Amran, Andi (2016). Gambaran Faktor
dan disarankan melakukan pelatihan Risiko Infeksi Nosokomial Pada
tentang Healthcare Associated Infection Perawat Di Ruang Rawat Inap
(HAIs) sehingga mampu meningkatkan Rumah Sakit Umum Daerah Haji.
pengetahuan perawat dan selanjutnya Makassar : Uin Alauddin Makassar
dapat merubah sikap dan tindakan CDC. (2007). Guideeline for isolation
perawat, dan meningkatkan kualitas Precautions: Preventing
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Transmission ofInfectious Agents in
terutama dalam hal praktik pencegahan healthcare Setting, http : // hukor.
infeksi nosokomial. kemkes.go.id /
2. Bagi Profesi Keperawatan uploads/produk_hukum/PMK_No._2
Diharapkan perawat yang 7_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pe
pengetahuannya masih rendah untuk ngendalian_Infeksi_di_FASYANKE
dapat mencari informasi tentang S_.pdf
pencegahan Healthcare Associated CDC. (2013). Standard Precautions for All
Infection (HAIs) melalui media informasi Patient Care. Diperoleh dari
seperti internet. Perawat yang sikapnya https://www.cdc.gov/infectioncontrol
kurang diharapkan untuk bersikap baik /Healthcare/Associated/infections.ht
dengan melakukan pencegahan infeksi ml. Diakses pada 20 April 2021
nosokomial sedangkan tindakan perawat CDC. (2016). HAI Data. Diperoleh dari :
yang kurang baik diharapkan dan https://www.cdc.gov/hai/infectiontyp
melakukan evaluasi diri dan menyadari es.html. Diakses pada 20 April 2021
pentingnya pencegahan infeksi Depkes. (2010). Dirjen Pemberantasan
nosokomial sehingga diharapkan dapat Penyakit Menular dan Penyehatan
meningkatkan pelayanan pada pasien. Lingkungan. Pedoman Pelaksanaan
Kewaspadaan Universal di
3. Kepada Peneliti Selanjutnya Pelayanan Kesehatan (Cetakan III).
Diharapkan penelitian ini dapat Jakarta: Kemenkes RI.
menjadi bahan rujukan untuk peneliti Depkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
berikutnya. Peneliti yang akan Jakarta: Badan Penelitian dan
melanjutkan penelitian ini diharapkan Pengembangan Kesehatan
dapat memperluas lokasi penelitian, Kementrian Kesehatan RI
melakukan penelitian dengan variabel Kemenkes RI, (2017). Peraturan menteri
yang berbeda dengan jumlah yang lebih kesehatan Republik Indonesia nomor
banyak lagi guna penelitian yang 27 tahun 2017 tentang pedoman
dilakukan menjadi lebih baik lagi. pencegahan dan pengendalian
infeksi di fasilitas kesehatan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI.
Kurniawati, A. F., Satyabakti, P., & Arbianti,
Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian N. (2015). Perbedaan risiko
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. multidrug resistance organism
Rineka Cipta. (MDROS) menurut faktor risiko dan
Ali, Rahmat Purwanto (2011). Tindakan kepatuhan hand hygiene. Jurnal
Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Berkala Epidemiologi, 3(3), 277–

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton P a g e | 11


289. publications/ drugresist/
https://doi.org/10.20473/jbe.V3I3201 WHO_CDS_CSR_EPH_2002_12/en/
5.277-289 WHO. (2011). Report on the Burden of
Madjid, T., & Wibowo, A (2017). Analisis Endemic Health Care-Associated
Penerapan Program Pencegahan san Infection Worldwide. Geneva-
Pengendalian Infeksi di Ruang Switzerland : World Health
Rawat Inap RSUD Tebet Tahun Organization.
2017. ARSI: Jurnal Administrasi Yuliana, Citra (2012). Kepatuhan Perawat
Rumah Sakit,4, 57-68 Terhadap Kewaspadaan Standar Di
Notoatmodjo, S. (2012). Kesehatan RSKO. Jakarta : Universitas
Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Indonesia
Rineka Cipta. Yuniar, Nani (2020). Analisis Pelaksanaan
Ramdlani, Zakiyah (2017). Faktor-Faktor Manajemen Program Pencegahan
Yang Berhubungan Dengan Kinerja dan Pengendalian HAIs. Kendari :
perawat Pelaksana Dalam Universitas Haluoleo
Melaksanakan Pencegahan Infeksi
Nosokomial Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Pemerintah Dan Rumah
Sakit Swasta. Makassar : Uin
Alauddin Makassar
Sahara A. (2011). Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan
perawat dan bidan dalam penerapan
kewaspadaan standar di RSPMI
Bogor. [Skripsi]. Jakarta: FKM
Universitas Indonesia.
Silvina, Agnes.M. (2015), Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pencegahan
Infeksi Nosokomial di ruang ICU dan
Rawat Jalan Lantai 3, RSU Sari
Mutiara. Medan : Universitas Sari
Mutiara Indonesia
Simanjuntak, Hernawati. (2018) Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Pada Tenaga Kerja Perawat Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Martha Friska. Medan : Institut
Kesehatan Helvetia
Suryana, Y. (2015). Metode penelitian
manajemen pendidikan. CV Pustaka
Setia.
World Health Organization. (2010).
Prevention Hospital Aquired
Infection. Jenewa Diakses dari
http://www.who.int/csr/resources/

Jurnal Kesehatan STIKES IST Buton P a g e | 12

Anda mungkin juga menyukai