Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT

DALAM MELAKUKAN HAND HYGIENE


DENGAN KEJADIAN FLEBITIS
DI RSUD WONOSARI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
LESTARI
1710201265

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT
DALAM MELAKUKAN HAND HYGIENE
DENGAN KEJADIAN FLEBITIS
DI RSUD WONOSARI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas `Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
LESTARI
1710201265

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT


DALAM MELAKUKAN HAND HYGIENE
DENGAN KEJADIAN FLEBITIS
DI RSUD WONOSARI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
LESTARI
1710201265

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima sebagai Syarat Untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas `Aisyiyah
Yogyakarta

Pada Tanggal:
22 Januari 2019

Dosen Pembimbing

Ns. Vita Purnamasari, S.Kep., M. Kep.


HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT
DALAM MELAKUKAN HAND HYGIENE
DENGAN KEJADIAN FLEBITIS
DI RSUD WONOSARI 1

Lestari2, Vita Purnamasari3

INTISARI
Latar Belakang HAIs (Health Care Asociated Infection) merupakan salah satu
penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia dengan jumlah 1,4
juta angka kematian. Kejadian flebitis di rumah sakit dapat menjadi salah satu
indikator pelayanan mutu rumah sakit. Angka kejadian flebitis dari tahun ke tahun
belum menunjukkan penurunan yang berarti. Kurangnya kesadaran dan kepatuhan
perawat dalam melakukan hand hygiene secara tepat disinyalir menjadi salah satu
penyebab tingginya kejadian flebitis.
Tujuan: Mengetahui hubungan kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene
dengan kejadian flebitis di RSUD Wonosari.
Metodologi: Penelitian ini merupakan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik
Random Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 responden. Sampel
yang akan digunakan yaitu Perawat dibangsal dewasa RSUD Wonosari. Penelitian
ini menggunakan kuisoner dan observasi. Metode analisis yang digunakan adalah uji
statistik menggunakan uji kendall tau.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Perawat Dalam
Melakukan Hand Hygiene paling banyak kepatuhan tinggi sebanyak 64 (95,5%)
responden. kejadian flebitis paling banyak tidak mengalami kejadian flebitis
sebanyak 64 (95,5%) responden.
Simpulan: Terdapat hubungan kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene
dengan kejadian flebitis, hasil penelitian ini diperoleh harga koefisien nilai p-value
sebesar 0,000 >0,05 dengan nilai keeratan -0,995 dalam kategori tinggi.
Saran: Bagi responden hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan memberikan gambaran responden bahwa kepatuhan perawat dalam melakukan
hand hygiene sangat memberikan pengaruh pada pencegahan kejadian flebitis.

Kata Kunci : Kepatuhan Perawat, Hand Hygiene, Kejadian Flebitis


Daftar Pustaka: Buku 21, Jurnal 7, Skripsi 6,, Website 2

1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
THE RELATIONSHIP BETWEEN NURSE’S OBEDIENCE IN DOING
HAND HYGIENE AND THE OCCURRENCE OF PHLEBITIS IN
WONOSARI REGIONAL PUBLIC HOSPITAL1

Lestari2, Vita Purnamasari,3

ABSTRACT
Background: HAIs (Health Care Associated Infection) is one of the main causes of
the high morbidity and mortality in the world, with 1.4 million deaths. The
occurrence of phlebitis in hospital can be an indicator of hospital quality services.
The occurrence of phlebitis from year to year has not shown a significant decrease.
Lack of awareness and adherence of the nurses in doing hand hygiene appropriately
was alleged to be one of the causes of the high incidence of phlebitis.
Objective: The study aims to determine the relationship between nurse’s obedience
in doing hand hygiene and the occurrence of phlebitis in Wonosari Regional Public
Hospital.
Methodology: This was quantitative research with descriptive correlation design
with cross sectional approach. The sampling used was random sampling techniques.
The samples of the study were 67 respondents. The samples in the study were the
nurse in adult’s ward at Wonosari Regional Public Hospital. This study employed
questionnaires and observations. The analytical method used was a statistical test
using Kendall test.
Results: The result of this study shows that nurse’s obedience in doing hand hygiene
is mostly high with 64 (95.5%) respondents. Sixty-four respondents (95.5%) does not
experience phlebitis.
Conclusion: There is a relationship of nurse’s obedience in doing hand hygiene and
the occurrence of phlebitis. The results of this study obtained the coefficient of p-
value coefficient 0,000> 0.05 with closeness value of -0.995 in high category.
Suggestion: For respondents, the results of this study are expected to add insight and
provide a description that the obedience of nurses in doing hand hygiene greatly
influences phlebitis prevention.

Keywords : Nurse’s obedience, Hand Hygiene, phlebitis occurrence


References : 21 books, 7 journals, 6 bachelor theses, 2 websites

1
The title of the thesis.
2
Student of School of Nursing, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Lecturer of School of Nursing, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
PENDAHULUAN infection (BSI) 33,3%, Urinari Tractus
Penyakit infeksi terkait Infection (UTI) 21,21%dan Surgical
pelayanan kesehatan atau infeksi Site Infection (SSI) 3,03% (Kardi,
nosokomial saat ini di ubah dengan 2015).
istilah Health Care Asosiated Infection HAIs merupakan salah satu
(HAIs). Infeksi tidak hanya berasal penyebab utama tingginya angka
dari rumah sakit, pasien, petugas kesakitan dan kematian di dunia
kesehatan, tetapi juga didapatkan dari dengan jumlah 1,4 juta angka
pengunjung yang tertular pada saat kematian di seluruh dunia (WHO,
berada di lingkungan rumah sakit atau 2014). Berdasarkan dari data Tim
fasilitas pelyanan kesehatan lainya. Pencegahan dan Pengendali Infeksi
HAIs merupakan permasalahan yang (PPI RS dr. Sardjito Yogyakarta
serius diberbagai negara diseluruh tahun, 2016) terjadi 70 kasus. Flebitis
dunia, termasuk Indonesia. Penyakit merupakan salah satu HAIs yang
infeksi terkait pelayanan kesehatan paling sering terjadi dengan angka
telah menjadi agenda yang dibahas kejadian paling tinggi. Kejadian
dalam forum Asian Pacific Comitte flebitis masih manjadi permasalahan
(APEC) atau Global Health Security di seluruh dunia (Permenkes No. 27,
Aenda (GHSA). Kejadian ini 2017).
menunjukan bahwa HAIs yang Kejadian flebitis di rumah sakit
ditimbulkan berdampak secara dapat menjadi salah satu indikator
langsung sebagai beban ekonomi pelayanan mutu rumah sakit. Angka
negara. HAIs memerlukan penangan kejadian flebitis dari tahun ke tahun
lebih lanjut dan jika tidak ditangani belum menunjukkan penurunan yang
bisa beresiko memperpanjang lama berarti. Kurangnya kesadaran dan
perawatan pasien di rumah sakit, kepatuhan perawat dalam melakukan
peningkatan biaya perawatan, sepsis hand hygiene secara tepat disinyalir
serta bisa menyebabkan kematian menjadi salah satu penyebab tingginya
(Permenkes No 27, 2017). kejadian flebitis di rumah sakit baik di
Angka kejadian HAIs di negara Indonesia maupun di luar negeri
maju dalam kurun waktu beberapa (Depkes dan Perdalin, 2009).
tahun ini beraneka ragam mulai dari Flebitis adalah inflamasi vena
3,5% sampai dengan 12%. The yang disebabkan oleh iritasi kimia
European Centers for Disease control mekanik maupun agen bakterial.
didapatkan data rata-rata kejadian di Tanda-tanda flebitis diantaranya
Eropa adalah 7,1%. Lembaga ini kemerahan, nyeri, dan bengkak di
menyebutkan perkiraan ada 4.131.000 daerah insersi atau sepanjang vena
pasien terpapar kurang lebih 4.544.100 (Brunner&Suddart, 2013). Flebitis
HAIs setiap tahunya di Eropa, merupakan infeksi nosokomial yang
sedangkan di negara dengan berasal dari mikroorganisme yang
pendapatan perkapita rendah dan dialami pasien, diperoleh selama
sedang kejadian HAIs berada pada pasien dirawat di rumah sakitdan
5,7% dan 19,1% (WHO, 2011). diikuti dengan manifestasi klinis yang
Kejadian HAIs di Indonesia sekurang-kurangnya 3×24 jam
pada tahun 2011-2014, berdasarkan (Darmadi, 2008). Flebitis dapat
data yang diambil dari RS Pertamina menyebabkan trombus yang
Jakarta 99 dari 897 pasien selanjutnya menjadi tromboflebitis.
mendapatkan kasus HAIs dengan Perjalanan flebitis biasanya jinak,
prosentase Ventilator Associated tetapi meskipun demikian, apabila
Pneumonia(VAP) 42,3% Blood strem trombus terlepas dan kemudian di
angkut ke aliran darah, dan masuk ke menjalani perawat di fasilitas layanan
jantung maka bisa menimbulkan kesehatan (WHO, 2009).
seperti katup bola yang menyumbat Penelitian yang dilakukan
arterioventrikuler secara mendadak sebelumnya oleh Sani & Pratiwi di
dan menimbulkan kematian (Potter & RSI Klaten (2017), perawat yang
Perry, 2010). patuh melakukan cuci tangan enam
Kejadian Flebitis menurut langkah lima moment sebesar 42,6%
distribusi penyakit sistem sirkulasi dan yang tidak patuh melakukan cuci
darah pasien rawat inap di Indonesia tangan sebesar 57,4%. Penelitan lain
pada tahun 2010, berjumlah 744 yang dilakukan oleh Dwi Ari (2014),
pasien (17,11%) (Depkes, RI, 2008). di RSI Kendal perawat yang patuh
Hal ini menunjukkan bahwa flebitis melakukan cuci tangan enam lngkah
masih menunjukkan angka kejadian lima moment yaitu 79,4%, sedangkan
yang besar diatas standar yang telah yang tidak patuh 20,6%. Menurut
ditetapkan oleh Permemkes 2017 yaitu penelitian yang dilakukan oleh Duwi
1 permil. Basuki (2016), tentang hubungan
Faktor penyebab terjadinya kepatuhan mencuci tangan dengan
flebitis ada empat hal yaitu faktor angka kejadian flebitis didapatkan
kimiawi, mekanik, agen bakterial, dan hasil, terdapat hubungan antara cuci
post infus (INS, 2016). Salah satu tangan dengan kejadian flebitis.
langkah efektif memutuskan transmisi Hasil studi pendahuluan di
infeksi yang mengakibatkan flebitis RSUD Wonosari angka kejadian
adalah melakukan hand hygiene flebitis dari tahun ketahun selalu ada.
dengan cara yang benar dan pada Berdasarkan data dari hasil surveilans
waktu yang tepat, sesuai dengan yang Komite Pencegahan dan Pengendalian
tertuang dalam komponen kewaspadan Infeksi (Tim PPI) di RSUD Wonosari
standar. Hand hygiene merupakan pada tahun 2017 flebitis merupakan
salah satu komponen dalam agen infeksi yang paling tinggi kejadianya.
bakterial yang bisa menyebabkan Prosentase pada bulan Januari sebesar
terjadinya flebitis (Depkes, 2009). 0,74%, Februari 0,38%, Maret 2,37%,
Hand hygiene adalah suatu April1 4,2%, Mei 1,73%, Juni 2,03%,
upaya membersihkan tangan baik Juli 2,23%, Agustus 3,16%, dan
dengan menggunakan sabun ataupun September 1,26%. Jumlah tempat tidur
dengan air mengalir dengan pasien dewasa di RSUD Wonosari
menggunakan enam langkah. Hand adalah180 tempat tidur. Berdasarkan
hygiene sendiri telah ditetapkan oleh data tersebut setiap bulan selalu
organisasi kesehatan dunia sebagai ditemukan kejadian flebitis dan rata-
salah satu penentu keselamatan pasien. rata diatas standar yang telah
Tujuan hand hygiene adalah ditetapkan dalam standar pelayanan
menurunkan resiko infeksi karena minimal rumah sakit tahun 2017 yaitu
seringnya kontak antara petugas 1 permil. Sedangkan angka kepatuhan
kesehatan dengan pasien perawat dalam melakukan cuci tangan
(WHO,2009). Perilaku hand hygiene di RSUD Wonosari pada tahun 2017
menjadi salah satu faktor yang di bulan April 86,75%, Mei 87,21%,
mempunyai pengaruh besar terhadap dan Juni 81,25%. Kendala dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi pelaksanaan cuci tangan di RSUD
dengan cara menghambat transmisi Wonosari adalah faktor kesibukan dan
mikroba yang berasal dari sumber di beban kerja yang tinggi, serta
sekitar penderita yang sedang kurangnya sosialisasi.
Upaya yang dilakukan untuk HASIL PENELITIAN
mencegah dan mengendalikan flebitis
di RSUD Wonosari diantaranya adalah Gambaran Umum Responden
meningkatkan fasilitas pendukung Penelitian
serta Standar Prosedur Operasional Tabel 1 Karakteristik Responden
tentang cuci tangan yang benar dengan Berdasarkan Jenis kelamin Perawat
enam langkah lima benar. Tenaga yang bekerja dibangsal dewasa RSUD
keperawatan diberikan pelatihan Wonosari (n=67)
manajemen insersi intra vena secara Jenis Frekuensi Prosentase
bertahap sejak tahun 2016, namun Kelamin (f) (%)
denikian flebitis masih menjadi Laki-laki 21 31.3
masalah utama infeksi di RSUD Perempuan 46 68.7
Wonosari. Hand hygiene dengan cara Total 67 100.0
yang benar adalah suatu upaya untuk
mengurangi transmisi infeksi Berdasarkan tabel 1 hasil
nosokomial (Komite PPI RSUD penelitian tentang karakteristik
Wonosari, 2017). responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan latar belakang paling banyak berjenis kelamin
tersebut, peneliti tertarik untuk perempuan sebanyak 46 (68,7%)
melakukan penelitian tentang responden dan paling sedikit Laki-laki
“Hubungan kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene dengan sebanyak 21 (31,3%) responden.
angka kejadian flebitis di RSUD
Wonosari Tahun 2018”. Tabel 2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Perawat yang
METODE PENELITIAN bekerja dibangsal dewasa RSUD
Jenis penelitian yang akan Wonosari (n=67)
digunakan dalam penelitian ini adalah Frekuensi Prosentase
Usia
deskriptif korelasi dengan pendekatan (f) (%)
21-30 Tahun 6 9.0
cross sectional. Pengambilan sampel
31-40 Tahun 33 49.3
menggunakan teknik Random 41-50 Tahun 18 26.9
Sampling. Jumlah sampel dalam 51-60 Tahun 10 14.9
penelitian ini adalah 67 responden. Total 67 100.0
Sampel yang akan digunakan yaitu
Berdasarkan tabel 2 hasil
Perawat laki-laki dan perempuan
penelitian tentang karakteristik
berusia 20 sampai 50 tahun dibangsal
responden berdasarkan usia paling
dewasa RSUD Wonosari. Penelitian
banyak berusia antara 31-40 tahun
ini menggunakan kuisoner dan
sebanyak 33 (49,3%) responden dan
observasi. Metode analisis yang
paling sedikit berusia 21-30 Tahun
digunakan adalah uji statistik
sebanyak 6 (9%)
menggunakan uji kendall tau.
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 5 hasil
Berdasarkan lama bekerja Perawat penelitian tentang karakteristik
yang bekerja dibangsal dewasa RSUD responden berdasarkan usia paling
Wonosari (n=67)
banyak berusia antara 31-40 tahun
Frekuensi Prosentase
Lama bekerja sebanyak 26 (38,8%) responden dan
(f) (%)
<5 Tahun 9 13.4 paling sedikit berusia 21-30 Tahun
5-10 Tahun 18 26.9 sebanyak 9 (13,4%)
10-15 Tahun 21 31.3
>15 Tahun 19 28.4
Kepatuhan perawat dalam
Total 67 100.0
melakukan hand hygiene di RSUD
Wonosari Yogyakarta.
Berdasarkan tabel 3 hasil
penelitian tentang karakteristik Tabel 6 Kepatuhan Perawat Dalam
responden berdasarkan lama bekerja Melakukan Hand Hygiene di RSUD
paling banyak 10-15 Tahun sebanyak Wonosari Yogyakarta. (n=67)
21 (31,3%) responden dan paling Frekuensi Prosentase
Kepatuhan
(f) (%)
sedikit lama bekerja kurang dari lima Kepatuhan Rendah 0 0
Tahun sebanyak 9 (13,4%) Kepatuhan Sedang 3 4.5
Kepatuhan Tinggi 64 95.5
Total 67 100.0
Tabel 4 Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis kelamin pasien Berdasarkan tabel 6 hasil
dibangsal dewasa RSUD Wonosari
(n=67) penelitian tentang Kepatuhan Perawat
Jenis Frekuensi Prosentase Dalam Melakukan Hand Hygiene
Kelamin (f) (%) paling banyak kepatuhan tinggi
Laki-laki 33 49.3 sebanyak 64 (95,5%) responden dan
Perempuan 34 50.7
paling sedikit kepatuhan sedang
Total 67 100.0
sebanyak 3(4,5%).
Berdasarkan tabel 4 hasil
penelitian tentang karakteristik pasien Kejadian Flebitis Di RSUD
Wonosari Yogyakarta
berdasarkan jenis kelamin paling
Tabel 7 Kejadian Flebitis Di RSUD
banyak berjenis kelamin perempuan Wonosari Yogyakarta (n=67)
sebanyak 34 (50,7%) responden dan Kejadian Frekuensi Prosentase
paling sedikit Laki-laki sebanyak 33 Flebitis (f) (%)
(49,3%) responden. Tidak Flebitis 64 95.5
Flebitis ringan 3 4.5
Flebitis sedang 0 0
Tabel 5 Karakteristik Responden Flebitis berat 0 0
Berdasarkan Usia pasien dibangsal Total 67 100.0
dewasa RSUD Wonosari (n=67)
Frekuensi Prosentase Berdasarkan tabel 7 hasil
Usia
(f) (%) penelitian tentang kejadian flebitis
21-30 Tahun 9 13.4
31-40 Tahun 26 38.8 paling banyak tidak mengalami
41-50 Tahun 21 31.3 kejadian flebitis sebanyak 64 (95,5%)
51-60 Tahun 11 16.4 responden dan paling sedikit flebitis
Total 67 100.0 ringan sebanyak 3 (4,5%).
Hubungan antara kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene dengan
kejadian flebitis

Tabel 8 Tabulasi Silang hubungan antara kepatuhan perawat dalam melakukan hand
hygiene dengan kejadian flebitis.

Kejadian Flebitis P-value


Keeratan
Tidak Flebitis Flebitis Flebitis Total Kendal
Kepatuhan perawat hubungan
flebitis ringan sedang berat Tau
f % f % F % f % F %
Rendah 0 0 1 1,5 0 0 0 0 1 1,5 0,000 -0,995
Sedang 0 0 2 3 0 0 0 0 2 3
Tinggi 64 95,5 0 0 0 0 0 0 64 95,5
Total 64 95,5 3 4,5 0 0 0 0 67 100

Berdasarkan tabel di atas dapat PEMBAHASAN


dilihat bahwa paling banyak
responden memiliki kepatuhan tinggi 1. Kepatuhan Perawat dalam
Melakukan Hand Hygiene di
dengan kecenderungan tidak
RSUD Wonosari Yogyakarta.
mengalami flebitis berjumlah 64
(95,5%) responden. Penguji hipotesis Hasil penelitian tentang
dilakukan dengan menggunakan kepatuhan perawat dalam melakukan
analisis korelasi Kendal Tau hand hygiene paling banyak kepatuhan
tinggi sebanyak 64 (95,5%)
Berdasarkan hasil penelitian ini
responden. Hasil penelitian ini dapat
diperoleh harga koefisien nilai p-value disimpulkan bahwa perawat memiliki
sebesar 0,00o <0,05 dengan nilai kepatuhan yang tinggi dalam
keeratan -0,995 termasuk dalam melakukan hand hygiene. Hal ini
kategori tinggi. Dari hasil tersebut disebabkan karena faktor lama
dapat disimpulkan bahwa ada bekerja. Hasil penelitian pada
hubungan kepatuhan perawat karakterisitk responden didapatkan
mayoritas telah bekerja lebih dari 10
dalammelakukan hand hygiene dengan
Tahun. Lama bekerja memiliki
kejadian flebitis memiliki keeratan dukungan dalam pengembangan
hubungan sebesar -0,995 yang artinya kemampuan seseorang. Faktor
memiliki keeratan hubungan kemampuan inilah yang menjadi salah
tinggi.Keeratan dalam bentuk minus satu faktor yang membuat perawat
memiliki makna terbalik, maksudnya memiliki kepatuhan yang tinggi.
apabila hasil penelitian menyatakan Kepatuhan yang tinggi dapat
dilihat pada hasil instrumen. Hasil
kepatuhan Tinggi maka tidak akan instrumen pada lima momen cuci
terjadi kejadian flebitis. tangan 75% responden pada butir 1
menyatakan selalu mencuci tangan
sebelum kontak dengan pasien. Pada
butir 3 juga menggambarkan bahwa
99% responden selalu mencuci tangan
setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien dengan resiko tinggi. RSI Kendal perawat yang patuh
Pada butir 4 juga demikian bahwa melakukan cuci tangan enam lngkah
99% menyatakan selalu Mencuci lima moment yaitu 79,4%, sedangkan
tangan setelah bersentuhan dengan yang tidak patuh 20,6%.
pasien. Kepatuhan yang tinggi banyak Faktor lain yang
dilakukan karena responden perawat mempengaruhi kepatuhan perawat
telah mengetahui dampak yang akan dalam melakukan hand hygiene salah
terjadi ketika tidak terlaksananya satunya usia perawat. Dalam
momen cuci tangan, selain daripada penelitian ini mayoritas perawat
itu lama bekerja memberikan berusia antara 31-40 tahun sebanyak
pengaruh pada kebiasaan perawat 33 (49,3%) responden. Usia tersebut
dalam menangani pasien. termasuk dalam kategori dewasa. Usia
Faktor pengalaman akan yang matang akan mempengaruhi
memberikan pengaruh pada kinerja seseorang dalam memutuskan
kemampuan responden dalam sesuatu.
pelayanan keperawatan. Kemampuan Hasil penelitian ini dikuatkan
perawat merupakan kapasitas seorang oleh penelitian milik Ratnasai dan
individu untuk mengerjakan berbagai Dulakhir (2016) yang menyatakan
tugas dalam pekerjaan yang meliputi terdapat hubungan yang bermakna
kemampuan intelektual dan antara usia dengan dengan Kepatuhan
kemampuan fisik. Hasil penelitian ini Perawat Ruang Rawat Inap dalam
dikuatkan oleh teori Suryoputri (2011) Pelaksanaan Hand Hygiene di Rumah
bahwa Kemampuan seseorang dalam Sakit Anna Medika Kota Bekasi.
melakukan hand hygiene berbeda-
beda, bagi seorang perawat yang 2. Angka Kejadian Flebitis di
mempunyai kemampuan akan RSUD Wonosari Yogyakarta.
cenderung patuh untuk melaskanakan Hasil penelitian tentang
hand hygiene. Kemampuan tersebut kejadian flebitis paling banyak tidak
didapatkan dari pengalaman mengalami kejadian flebitis sebanyak
responden menjadi Perawat dengan 64 (95,5%) responden. Hasil
masa kerja lebih dari 10 Tahun. penelitian ini dapat disimpulkan
Hasil penelitian ini sejalan bahwa mayoritas tidak mengalami
dengan pendapat beberapa ahli dalam kejadian Flebitis Di RSUD Wonosari
Smet (1994) dalam Damanik, dkk. Yogyakarta. Pasien dengan kejadian
(2010) mengatakan bahwa kepatuhan flebitis hanya berjumlah 3 orang.
dipengaruhi oleh faktor internal dan Penyebab tidak banyak terjadi
faktor eksternal. Faktor internal salah kejadian flebitis karena responden
satunya kemampuan. Kemampuan memiliki kepatuhan tinggi dalam
merupakan kapasitas seorang individu melakukan Hand Hygiene untuk
untuk mengerjakan berbagai tugas pencegahan flebitis.
dalam pekerjaan yang meliputi Penemuan bahwa tidak
kemampuan intelektual dan banyak terjadi flebitis dipengaruhi
kemampuan fisik. Kemapuan fisik oleh salah satu faktor yaitu kebersihan
berperan dalam menyeleaikan tugas tangan perawat. Hal ini dikuatkan
yang menuntut stamina, kecekatan, dalam teori Darmawan (2008) bahwa
kekuatan dan ketrampilan. untuk mencegah terjadinya flebitis
Kemampuan intelektual berperan yaitu menjaga kebersihan tangan
untuk melakukan pekerjaan yang dengan mencuci tangan. Faktor
rumit. Hasil penelitian ini sejalan tersebut merupakan faktor eksternal
dengan penelitian Dwi Ari (2014), di menurut INS. Hasil penelitian ini
dikuatkan juga oleh temuan peneliti harga koefisien nilai p-value sebesar
pada studi pendahuluan bahwa angka 0,000<0,05 dengan nilai keeratan -
kepatuhan perawat dalam melakukan 0,995 termasuk dalam kategori tinggi.
cuci tangan di RSUD Wonosari pada Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
tahun 2017 di bulan April 86,75%, bahwa ada hubungan kepatuhan
Mei 87,21%, dan Juni 81,25%. perawat dalam melakukan hand
Selain faktor tersebut, usia hygiene dengan kejadian flebitis
pasien juga mempengaruhi faktor memiliki keeratan hubungan sebesar -
kejadian flebitis. Pada hasil penelitian 0,995 yang artinya kategori tinggi.
karakteristik usia pasien berdasarkan Faktor yang mempengaruhi
umur paling banyak berumur 31-40 kepatuhan tinggi salah satunya karena
Tahun sebanyak 26 orang. Usia faktor lama bekerja, kemampuan
mampu memberikan pengaruh pada tersebut didapatkan dari pengalaman
pertahanan badan pasien. Dalam hasil responden menjadi Perawat dengan
penelitian ini usia pasien dalam masa kerja lebih dari 10 Tahun,
kategori dewasa. Hasil ini berarti dengan pengalaman tersebut perawat
menggambarkan usia pasien masuk telah mampu mencegah kejadian
dalam kateogori usia matang yang flebitis.
memiliki pertahanan tubuh lebih baik Salah satu faktor lain yang
daripada usia lainya. Hal ini dikuatkan mempengaruhi Perawat mampu
oleh teori Perry and Potter (2014), mencegah Flebitis yaitu jenis kelamin
menyebutkan bahwa faktor internal perawat, jenis kelamin paling banyak
yang mempengaruhi flebitis adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak
usia, Usia memberikan pengaruh pada 46 (68,7%) responden. Perempuan
pertahanan tubuh seiring dengan cenderung lebih memperhatikan
bertambahnya usia seseorang akan kebersihan. Penemuan bahwa tidak
menurun. banyak terjadi flebitis dipengaruhi
Hasil penelitian ini sejalan oleh salah satu faktor yaitu kebersihan
dengan teori Depkes (2009) bahwa tangan perawat. Hal ini dikuatkan
faktor kimiawi, mekanik, agen dalam teori Darmawan (2008) bahwa
bakterial, dan post infus (INS, 2016). untuk mencegah terjadinya flebitis
Salah satu langkah efektif yaitu menjaga kebersihan tangan
memutuskan transmisi infeksi yang dengan mencuci tangan.
mengakibatkan flebitis adalah Hasil penelitian ini sejalan
melakukan hand hygiene dengan cara dengan penelitin Duwi Basuki (2016),
yang benar dan pada waktu yang tepat, tentang hubungan kepatuhan mencuci
sesuai dengan yang tertuang dalam tangan dengan angka kejadian flebitis
komponen kewaspadan standar. didapatkan hasil, terdapat hubungan
antara cuci tangan dengan kejadian
3. Hubungan Antara Kepatuhan flebitis. Selain itu penelitian ini
Perawat dalam melakukan Hand dikuatkan oleh penelitian Dwi ari
Hygiene dengan Kejadian Flebitis mulyani (2014) bahwa terdapat
hubungan bermakna antara kepatuhan
Hasil bahwa paling banyak perawat dalam melakukan cuci tangan
responden memiliki kepatuhan tinggi enam langkah lima momen dengan
dengan kecenderungan tidak kejadian flebitis yaitu 79,4%.
mengalami flebitis berjumlah 64
(95,5%) responden. Penguji hipotesis
dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi kendall tau diperoleh
SIMPULAN DAN SARAN Bruner & Sudarth.(2013).
Keperawatan Medikal Bedah .
Simpulan Edisi 8. Jakarta: EGC.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Centers Of Disease Control and
disimpulkan bahwa: Prevention. (2011). Guidlines
1) Kepatuhan Perawat Dalam For the Prevention Of
Melakukan Hand Hygiene Di Intravaskuler Chateter Related
RSUD Wonosari Yogyakarta Infection. New York :
paling banyak kepatuhan tinggi Departement of Health and
sebanyak 64 (95,5%) responden. Human service.
2) Angka Kejadian Flebitis Di RSUD Damanik. (2011). Kepatuhan
Wonosari Yogyakarta paling HandhygienediRumah Sakit
banyak tidak mengalami kejadian Imanuel Bandung. Tesis,
flebitis sebanyak 64 (95,5%) Universitas Pajajaran, Bandung.
responden. Darmawan.(2008). Kebutuhan Dasar
3) Terdapat hubungan kepatuhan Manusia.Jakarta: Salemba
perawat dalam melakukan hand Medika.
hygiene dengan kejadian flebitis Depkes RI. (2008). Profil Kesehatan
korelasi kendal tau diperoleh harga Indonesia. Jakarta : Depatemen
koefisien nilai p-value sebesar Kesehatan Republik Indonesia.
0,000<0,05 dengan nilai keeratan - Depkes RI dan Perdalin. (2009).
0,995 termasuk dalam kategori Pedoman Pencegahan dan
tinggi. Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan
Saran Lainya. Jakarta : Depkes
1) Bagi responden Hasil penelitiani Hartono, Andi. (2015). Gambaran
ini dapat memberikan gambaran Perilaku Perawat dalam
responden bahwa kepatuhan Melaksanakan Cuci Tangan di
perawat dalam melakukan hand Ruang Anggrek dan Wijaya
hygiene sangat memberikan Kususma RSUD Wates. Skripsi.
pengaruh pada pencegahan Infution Nursing Society. (2016).
kejadian flebitis. Infusion Therapy Standard of
2) Bagi RSUD Wonosari Hasil Practice.Vol
penelitian ini diharapkan dapat 39,No.1.Norwood:INS.
memberikan masukan Kardi. (2015). Analisis Faktor Resiko
3) kepada pihak RSUD Wonosari Terjadinya Pneumonia
agar mempertahankan kepatuhan Nosokomial di RSUP Dr.
perawat dalam melakukan hand Sardjito Yogyakarta: Sekolah
hygiene, agar tidak terjadi kejadian Tinggi Ilmu Kesehatan
flebitis. ‘Aisyiyah. Skripsi.
Komite PPI RSUD Wonosari (2017).
DAFTAR PUSTAKA Laporan PPIRS tahun 2017.
Yogyakarta.
Basuki D, (2014). Hubungan Lestari, C.E. & Rosyidah (2010).
Kepatuhan Cuci Tangan Enam Analsis Kepatuhan Perawat pada
Langkah Lima Moment Perawat Standar Asuhan Keperawatan di
dengan Kejadian Phlebitis di Unit Rawat Inap Kelas 3 RSU
RSUD Wahidin Sudiro Husodo : PKU Muhammadiyah Bantul,
jurnal Jurnal Kes Mas Vol 5, No 1.
Mulyani, D.A. (2014). Hubungan dengan Tingkat Kepatuhan
Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Cuci Tangan di RSI
Melakukan Cuci Tangan Enam Klaten. Profesi (Profesional
Langkah Lima Moment dengan Islam): Media Publikasi
Kejadian Phlebitis di RSI Penelitian, 14(2), 11-18.
Kendal. Skripsi Suryoputri, A. D. (2011). Perbedaan
Nurjanah, Kristiyawati & Solechan. Angka Kepatuhan Cuci Tangan
(2011). Hubungan Antara Petugas Kesehatan di RSUP Dr.
Lokasi Penusukan Infus dan Kariadi Semarang .skripsi
Tingkat Usia dengan Kejadian WHO, (2009). Guidelines On Hand
Phlebitis di Ruang Rawat Inap Hygine In Health Care.
Dewasa RSUD Tugurejo Switzerland : WHO Press
Semarang, Jurnal Keperawatan WHO, (2011). Guidlines on Hand
STIK Telogorejo hygiene in Healthcare : Safety
Permenkes RI No 27, (2017). Tentang Chalenge Clean Care is Save
Pedoman Pencegahan Care At
Pengendalian Infeksi di http://www.ncbi.nim/nih.gov/
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Diakses pada tanggal 28 Maret
Potter,& Perry, A. G. (2010). Buku 2018.
Ajar Fundamental Keperawatan WHO, (2014). Global Status Report
: Konsep, Proses,dan Praktik on Nonmmunicable Disease.
,Edisi 4, Volume 2. Jakarta : World Health Organization.
EGC
Purilinawati R, (2014). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Praktik Perawat Terhadap
Pencegahan Infeksi Nosokomial
: jurnal
Prihandika A, (2015). Hubungan
Antara Kepatuhan Prosedur Cuci
Tangan Perawat dan
Penggunaan Sarung Tangan
Dengan Kejadian Plebitis di
RSUD dr. Sudirman Kebumen :
jurnal
Ratnasari, D. & Dulakhir. (2016).
Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kepatuhan
Perawat Ruang Rawat Inap
dalam Pelaksanaan Hand
Hygiene di Rumah Sakit Anna
Medika Kota Bekasi Tahun
2016, Jurnal Ilmiah Kesehatan,
8 (2), pp. 30-34.
Rohani dan Hingawati S, (2010).
Panduan Praktik Keperawatan
Nosokomial. Yogyakarta : PT
Citra Pratama
Sani, F.N., & Pratiwi, M.R. (2017).
Hubungan Motivasi Perawat

Anda mungkin juga menyukai