ABSTRAK
Kepatuhan perawat dalam mencegah terjadinya infeksi nosokomial merupakan stimulasi yang dapat
menimbulkan respon emosional perawat terhadap upaya universal precaution yang akan meningkatkan upaya
penurunan kejadian infeksi nosokomial. Menjaga kebersihan tangan dengan baik dapat mencegah penularan
mikroorganisme dan menurunkan infeksi nosokomial atau phlebitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene terhadap kejadian phlebitis. Metode
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, pada penelitian ini populasi adalah seluruh perawat di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro dengan jumlah sampel sebanyak 83 perawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37 responden berusia 20-30 tahun (45%), 38 orang berpendidikan S1
(46%), 50 responden berjenis kelamin laki-laki (60%) dan 56 responden berstatus PNS (67%), responden yang
tidak patuh melakukan hand hygiene sebanyak 50 orang (60%). Hasil Uji statistik didapatkan nilai p-value =
0,000 <α 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene
terhadap kejadian phlebitis. Kesimpulan ada hubungan antara kepatuhan perawat dalam melakukan hand
hygiene terhadap kejadian phlebitis di ruang rawat inap Tgk. Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie. Saran
diharapkan pihak rumah sakit agar lebih sering melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang hand hygiene dalam
upaya menurunkan kejadian phlebitis serta diharapkan kepada perawat agar lebih patuh dalam melakukan hand
hygiene sesuai dengan peraturan/SPO yang telah ditetapkan dirumah sakit khususnya tentang kebersihan tangan.
ABSTRACT
Nurses 'compliance in preventing nosocomial infections is a stimulation that can cause an emotional response to
nurses' universal prevention efforts that will increase efforts to reduce the incidence of nosocomial infections.
Maintaining good hand hygiene can prevent transmission of microorganisms and reduce nosocomial infections
or phlebitis. The purpose of this study was to see the relationship between nurses in carrying out hand hygiene
against the incidence of phlebitis. Analytical research method with cross sectional approach, in this study the
population was all nurses in the Inpatient Room of the Tgk Chik Ditiro Regional General Hospital with a total
sample of 83 nurses. The results showed that 37 respondents were 20-30 years old (45%), 38 people had S1
education (46%), 50 respondents were male (60%) and 56 respondents were civil servants. (67%), respondents
who did not practice hand hygiene were 50 people (60%). The results of statistical tests obtained p-value =
0.000 <α 0.05, which means there is a relationship between nurses in performing hand hygiene on the incidence
of phlebitis. The conclusion is that there is a relationship between nurses' entries in performing hand hygiene on
the incidence of phlebitis in the Tgk. Chik Ditiro Sigli, Pidie Regency. Suggestions are expected that the
hospital should conduct socialization and training on hand hygiene more often in an effort to reduce the
incidence of phlebitis and hopefully nurses will be more obedient in carrying out hand hygiene in accordance
with the rules / SOP that have been set at the hospital, regarding hand hygiene.
Data di Indonesia didapatkan pada tahun 2016 Phlebitis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
salah satunya di RSUD Setyonegoro Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli
Kabupaten Wonosobo mengalami peningkatan Kabupaten Pidie.
dari 0,37% menjadi 1,48% kasus, hal ini
disebabkan karena masih banyak ditemukan METODE PENELITIAN
praktik tentang teknik aseptik petugas Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kesehatan masih kurang seperti kebiasaan analitik dengan pendekatan crossectional yaitu
mencuci tangan sebelum mengobati, merawat cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
ataupun memegang pasien. Penelitian data sekaligus pada suatu saat, dimana
Nurjanah (2011) di ruang rawat inap dewasa pengumpulan data variabel Dependen dan
RSUD Tugurejo Semarang dari 70 responden, Independen dilakukan penelitian disaat yang
terjadi Phlebitis sebanyak 38 orang (54,3%). bersamaan. Populasi dalam penelitian ini
Hasil penelitian tersebut menunjukkan 12 adalah semua perawat di Ruang Rawat Inap
responden (17,1%) phlebitis pada hari ke tiga7. Rumah Sakit Umum Tgk Chik Ditiro Sigli
Kabupaten Pidie berjumlah 475 orang. Pada
Berdasarkan data survelans bulan Januari 2018 penelitian ini jumlah sampel yang diambil
tentang pemasangan infus rumah sakit umum adalah sebanyak 83 perawat dengan
daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (2018) menggunakan teknik Proportional Random
di Ruang Rawat Inap Seurune I, didapatkan Sampling. Penelitian dilakukan di Ruang
jumlah angka kejadian phlebitis yaitu 20,9%8. Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tgk
Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie. Penelitian
diperoleh data dari Rumah Sakit Umum Daerah dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan
Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie bahwa November 2020.
angka kejadian phlebitis selama 3 tahun
terakhir mengalami peningkatan dimana pada Instrumen pengumpulan data yang digunakan
tahun 2018 angka kejadian phlebitis sebanyak dalam penelitian ini adalah lembar observasi
3.923 kasus, pada tahun 2019 sebanyak 1.780 tentang kejadian phlebitis dan observasi
kasus dan pada tahun 2020 periode Januari kepatuhan perawat dalam melakukan hand
sampai dengan Agustus tercatat sebanyak 9.646 hygiene yang sudah dibakukan oleh peneliti
kasus. sebelumnya yaitu Nurahmani9 dengan skor
hasil keseluruhan uji validasinya memenuhi
Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan taraf signifikan 5 % yaitu diatas nilai r-tabel
mengendalikan phlebitis di Rumah Sakit 0,361 sedangkan hasil uji reliabilitas diperoleh
Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli nilai Cronbach’s alpha0,723 > nilai r tabel
Kabupaten Pidie diantaranya adalah 0,361.
meningkatkan fasilitas pendukung serta standar
prosedur operasional tentang cuci tangan yang Etika penelitian yang dilakukan oleh peneliti
benar. Tenaga keperawatan juga diberikan adalah sebagai berikut :
pelatihan manajemen insersi intra vena secara 1. Menghormati harkat dan martabat manusia
bertahap, namun demikian phlebitis masih (respect for human dignity)
menjadi masalah utama infeksi dikarenakan 2. Menghormati privasi dan kerahasiaan
tindakan Hand hygiene yang dilakukan belum subjek penelitian (respect for privacy and
sepenuhnya sesuai prosedur sehingga menjadi confidentiality)
satu penyebab terjadinya infeksi phlebitis. 3. Keadilan dan inklusivitas (respect for
Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti justice and inclusiveness)
tertarik untuk melakukan penelitian tentang 4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian
Pengaruh Kepatuhan Perawat Dalam yang ditimbulkan (balancing harms and
Melakukan Hand hygiene Terhadap Kejadian benefits)10.
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan Menurut penelitian Sumara (2017) didapatkan
kepatuhan perawat dalam melakukan hand hasil bahwa Berdasarkan data penelitian
hygiene terhadap kejadian phlebitis di ruang menunjukkan responden yang mengalami
rawat inap RSUD Tgk. Chik Di Tiro kejadian phlebitis sebanyak 56.25%, dan
menunjukkan bahwa dari 50 responden yang responden yang tidak mengalami kejadian
tidak patuh melakukan hand hygiene mayoritas phlebitis sebanyak 43.75%13.
terjadi phlebitis yaitu 32 orang (64%) dan dari 33
responden yang patuh melakukan hand hygiene Dari hasil penelitian maka peneliti berpendapat
mayoritas tidak ada kejadian phlebitis yaitu 27 bahwa kejadian phlebitis mayoritas berada pada
orang (82%). kategori tidak phlebitis ini dikarenakan pasien
jarang menggerakkan tangan yang dipasang infus
Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi- sehingga pasien tidak mengalami phlebitis atau
Square diperoleh nilai p-value = 0,000 < α 0,05, peradangan di tempat pemasangan infus dan
yang artinya ada hubungan antara kepatuhan tidak nyeri pada tangan yang dipasang infus
perawat dalam melakukan hand hygiene terhadap selain itu perawat sebelum memberi tindakan
kejadian phlebitis diruang rawat inap RSUD Tgk. pemasangan infus melakukan hand hygiene atau
Chik Ditiro. mencuci tangan serta memakai sarung tangan
sehingga dapat terhindar dari bakteri atau kuman
PEMBAHASAN yang bisa terpapar ke pasien.
1. Kejadian Phlebitis
Kejadian phlebitis diruang rawat inap RSUD 2. Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan
Tgk. Chik Di Tiro masih tergolong tinggi. Dari Hand Hygiene
data tersebut dapat kita lihat bahwa angka
Berdasarkan hasil penelitian tentang kepatuhan
kejadian phlebitis masih perlu perhatian khusus
perawat dalam melakukan hand hygiene dapat
karena masih dalam katagori banyak terjadi pada
dilihat bahwa mayoritas responden tidak patuh
pasien. Selain harus terus melakukan hand
dalam melakukan hand hygiene. Di rumah sakit
hygiene oleh perawat, pasien rawat inap yang
tindakan hand hygiene merupakan suatu tindakan
mengalami phlebitis harus segera mendapatkan
dasar yang wajib dilaksakan oleh seluruh tenaga
penanganan segera dengan menghentikan dan
kesehatan terutama perawat yang sering kontak
melepas infus, mengkompres dengan air panas,
langsung dengan pasien yang ada di rumah sakit.
mengkaji nadi di daerah yang mengalami
Dengan melakukan tindakan hand hygiene yang
phlebitis. baik dan benar, dan mencegah terjadinya cross
infection (infeksi silang), sehingga dapat
menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial.
Risiko phlebitis akan meningkat setelah 24 jam antara lain: penambahan diagnosa penyakit dan
pemasangan dan dilaporkan risikonya meningkat memperpanjang jumlah hari rawat selama di
di ruang rawat intensif. Semakin patuh seorang rumah sakit hingga dapat menyebabkan kematian
perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum bagi pasien, dapat menularkan kepada orang lain
melakukan pemasangan infus maka akan setelah meninggalkan rumah sakit bagi
semakin menurunkan angka kejadian phlebitis pengunjung, akan menjadi barier (pembawa
tetapi kepatuhan dalam melakukan hand hygiene kuman) yang menularkan kepada pasien lain dan
bukan hanya satu-satunya yang dapat diri sendiri bagi perawat dan menurunkan mutu
menurunkan angka kejadian phlebitis16. pelayanan rumah sakit hingga pencabutan ijin
operasional rumah sakit. Perawat memiliki
Menurut penelitian Sunardi didapatkan bahwa pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya
hasil penelitian di ruang rawat inap Rumah Sakit infeksi nosokomial karena perawat merupakan
Umum pada perawat mayoritas perawat terlihat tenaga kesehatan yang paling banyak melakukan
patuh melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan berinteraksi secara
pemasangan infus yaitu sebanyak 65,8% dan langsung dengan pasien selama 24 jam. Upaya
perawat yang tidak patuh melakukan cuci tangan pencegahan infeksi nosokomial yang dapat
sebelum pemasangan infus yaitu sebanyak dilakukan perawat adalah dengan meningkatkan
(34,2%) 14. kemampuan dalam menerapkan kewaspadaan
standar (standar precaution) dengan komponen
Menurut pendapat peneliti bahwa dilapangan utamanya yang merupakan salah satu metode
masih banyak perawat yang tidak patuh dalam paling efektif untuk mencegah penularan patogen
melakukan hand hygiene selain dikarenakan berkaitan dengan pelayanan kesehatan adalah
kesibukan merawat pasien juga dikarenakan dengan melakukan praktek kebersihan tangan
mereka malas untuk melakukannya dimana (hand hygiene) 16.
mereka hanya melakukan hand hygiene apabila
tangan benar-benar dalam keadaan kotor Menurut penelitian Lestari dengan judul
sehingga five moment tidak mereka laksanakan. Hubungan Kepatuhan Perawat Dalam
Melakukan Hand hygiene Di Yogyakarta
3. Hubungan Kepatuhan Perawat Dalam didapatkan bahwa harga koefisien nilai p-value
Melakukan Hand hygiene Terhadap sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai keeratan 0,995
Kejadian Phlebitis termasuk dalam kategori tinggi. Dari hasil
Pada hasil penelitian didapatkan bahwa tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
responden yang tidak patuh dalam melakukan kepatuhan perawat dalam melakukan hand
hand hygiene mayoritas terdapat kejadian hygiene dengan kejadian phlebitis memiliki
phlebitis. keeratan hubungan sebesar 0,995 yang artinya
Risiko phlebitis akan meningkat setelah 24 jam kategori tinggi17.
pemasangan dan dilaporkan risikonya meningkat
di ruang rawat intensif. Semakin patuh seorang Dari hasil penelitian maka peneliti berpendapat
perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum bahwa ada hubungan antara kepatuhan perawat
melakukan pemasangan infus maka akan dalam melakukan hand hygiene terhadap
semakin menurunkan angka kejadian phlebitis kejadian phlebitis dimana hal tersebut juga
tetapi kepatuhan dalam melakukan hand hygiene didukung oleh faktor umur responden serta
bukan hanya satu-satunya yang dapat didukung oleh pendidikan responden yang
menurunkan angka kejadian phlebitis15. mayoritas berpendidikan S1 dan mayoritas
pekerjaan responden adalah sebagai PNS yang
Kepatuhan perawat dalam melakukan praktik kemampuan tersebut didapatkan dari pengalaman
cuci tangan sangat penting dilakukan karena responden menjadi perawat serta telah mampu
ketidakpatuhan dapat menimbulkan dampak mencegah kejadian phlebitis. Kepatuhan perawat
dalam melakukan hand hygiene juga harus Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
didasarkan pada kemauan dan motivasi yang Kaliwates PT Rolas Nusantara Medika
kuat sehingga hal tersebut menjadi sebuah Jember. 2015.
kebiasaan yang bernilai positif termasuk 2. Pradini P.C.A. Faktor-Faktor Yang
penurunan angka kejadian phlebitis. Berhubungan Dengan Kejadian Phlebitis
Pada Pasien Rawat Inap Di RSUD Tugurejo
KESIMPULAN Semarang Tahun 2016. 2016.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 3. Hasanah O, Novayelinda R. Menurunkan
maka diperoleh kesimpulan: Ada hubungan Derajat Phlebitis Akibat Terapi Intravena
antara kepatuhan perawat dalam melakukan hand Pada Anak Dengan Kompres Aloe Vera :
hygiene terhadap kejadian phlebitis diruang rawat Studi Pilot Pendahuluan. 2017;20(1).
inap RSUD Tgk. Chik Di Tiro. doi:10.7454/jki.v20i1.502
4. Nusdin. Hubungan Kepatuhan Perawat
SARAN Melakukan Hand hygiene Terhadap
Kejadian Phlebitis Di Ruang Perawatan
1. Bagi Rumah Sakit
Interna RS Pelamonia Makassar. AKRAB
Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk
JUARA. 2018;3(3):176-183.
lebih sering melakukan sosialiasi dan pelatihan
5. Suratun, Gustina, Sunardi. Pengaruh
tentang hand hygiene untuk meningkatkan
Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci
pengetahuan perawat tentang hand hygiene
Tangan Sebelum Pemasangan Infus
dan diharapkan adanya dukungan dan reward
Terhadap Kejadian Phlebitis. Kesehatan
bagi perawat yang melaksanakan kepatuhan
Masy. 2018;2(3):1-14.
hand hygiene dengan baik supaya perawat di
6. Silviawaty M, Putri DUP. Hubungan Cairan
ruang rawat inap RSUD Tgk. Chik Di Tiro
Infus Dan Lokasi Pemasangan Infus Dengan
serta diharapkan kepada supervisi Komite PPI
Kejadian Phlebitis Di Rumah Sakit DKT
dapat lebih meningkatkan pengawasan kepada
Bandar Lampung. Manuju Malahayati Nurs
perawat dalam melakukan hand hygiene.
J. 2020;2(3):515-524.
2. Bagi Perawat
7. Nurjanah, Kristiyawati & Solechan. (2011).
Diharapkan agar lebih patuh dalam melakukan
Hubungan antara lokasi penusukan infus
hand hygiene dan meningkatkan pengetahuan
dan tingkat usia dengan kejadian phlebitis di
tentang pentingnya tindakan hand hygiene
ruang rawat inap dewasa RSUD Tugurejo
dan diharapkan agar lebih mematuhi
Semarang. Diunduh pada tanggal 03 Januari
peraturan/SPO yang ada di rumah sakit
2020
khususnya tentang hand hygiene.
8. Yana.K. Gambaran Kejadian Phlebitis di
3. Bagi Peneliti Lain
Ruang Rawat Inap Seurune I Rumah Sakit
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Kota
dilakukan penelitian tentang kepatuhan hand
Banda Aceh Banda Aceh: 2018.
hygiene dari sudut pandang pasien dan
9. Nurahmani. Faktor Yang Memengaruhi
masyarakat serta hasil penelitian ini dapat
Perawat Terhadap Kepatuhan Dalam
digunakan peneliti selanjutnya untuk
Melakukan Hand Hygiene Sebelum Dan
menindaklanjuti hasil penelitian ini
sesudah Melakukan Tindakan DiRuang Inap
dengan mengkaji faktor-faktor lainnya
RSUD Cut Meutia Langsa. Diunduh dari
yang berkaitan dengan pelaksanaan hand
http://repository.helvetia.ac.id/2480/6/Nurah
hygiene.
mani%20%281602011093%29.pdf. 2018.
DAFTAR PUSTAKA 10. Notoadmodjo.S. Metodologi Penelitian
1. Rodyah S.A.U. Hubungan Lingkungan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Kerja Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan 11. Budiarto E. Metodelogi Penelitian. Jakarta:
Pelaksanaan 5 Momen Hand hygiene Di EGC; 2012.