Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN KEPATUHAN HAND HYGIENE SEBELUM DAN

SESUDAH PEMBEKALAN DI RUANG FLAMBOYAN RSUD Dr. MOHAMMAD


SALEH KOTA PROBOLINGGO
Sukma Oktaviana¹, Ainul Yaqin Salam², Grido Handoko Sriyono³
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Hafshawaty Zainul Hasan,
Probolinggo, Indonesia
Program Studi Profesi Ners, STIKes Hafshawaty Zainul Hasan, Probolinggo, Indonesia
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Hafshawaty Zainul Hasan, Probolinggo,
Indonesia

Email: sukmaoktaviana72@gmail.com

Abstrak
Mencuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan
rantai infeksi, sehingga kejadian Healthcare Associated Infections (HAIs) dapat
berkurang. Desain penelitian ini adalah Quasy eksperimen, dengan rancangan one group
pra post test design. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah
sampel 20 responden. Intervensi berupa pembekalan cuci tangan dilakukan sebanyak
satu kali selama 45 menit menggunakan modul dan SOP. Dilakukan analisis data
menggunakan uji Wilcoxon Hasil penelitian didapatkan data 20 responden yang diteliti
didapatkan data kepatuhan perawat sebelum pembekalan dinilai kepatuhan rendah adalah
sebanyak 9 orang (45%) dan data kepatuhan perawat sesudah pembekalan dinilai
kepatuhan sedang adalah sebanyak 12 orrang (60%) dan terdapat kenaikan kepatuhan
sebesar 4,018. Hasil Uji Statistik Wilcoxon didapatkan nilai p value sebesar 0,000 maka
ada perbedaan kepatuhan Sebelum dan sesudah Pembekalan. pembekalan dapat
meningkatkan kepatuhan Hand Hygiene serta pembekalan Hand Hygiene dapat di
terapkan di semua ruang rawat inap sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Hand
Hygiene petugas Kesehatan.

Kata kunci:kepatuhan,perawat,pembekalan hand hygine

Abstrack
Hand washing is one of the effective steps to break the chain of infection, so that
the incidence of Healthcare Associated Infections (HAIs) can be reduced.
The design of this study was a quasy experiment, with a one group pre post test design.
The sampling technique used purposive sampling with a sample of 20 respondents. The
intervention in the form of handwashing was carried out once for 45 minutes using
modules and SOPs. Data analysis is carried out using the Wilcoxon test The results
showed that the data of 20 respondents studied obtained data on nurse compliance before
debriefing assessed low compliance as many as 9 people (45%) and data on nurse
compliance after briefing assessed moderate compliance as many as 12 people (60%)
and there was an increase in compliance of 4,018. The results of the Wilcoxon Statistical
Test obtained a p value of 0.000, so there is a difference in compliance before and after
the debriefing. the briefing can improve Hand Hygiene compliance and the Hand
Hygiene briefing can be applied in all inpatient rooms so that it can improve the Hand
Hygiene compliance of health workers.

Keywords: compliance, nurses, hand hygiene supplies


1. Pendahuluan RSUD dr. Moh Saleh Kota Probolinggo bulan
Healthcare Associated Infections (HAIs), yang juga maret tahun 2021 yang dilakukan dengan metode
disebut sebagai infeksi Nosokomial, merupakan infeksi FGD (Focus Group Discussion) maka didapatkan
yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah data 7 orang perawat kurang memperhatikan 5
sakit atau fasilitas perawatan kesehatan lainnya setelah momen cuci tangan sebelum kontak dengan pasien
pasien masuk rumah sakit dalam kurun waktu 48–72 dan lebih sering mencuci tangan setelah ke pasien
jam (WHO, 2016). Salah satu iindicator patient safety memberikan alasan dikarenakan menghambat
adalah pengurangan resiko infeksi. Hand Hygiene pelayanan pasien,2 orang menyatakan Cairan Hand
menjadi salah satu langkah yang efektif untuk Rub yang di dekat Nurse Station jarak terlalu jauh
memutuskan transmisi efektif, sehingga infeksi dan 1 orang menyatakan lupa untuk cuci
nososkomial berkurang. Pencegahan dan pengendalian tangan.Berdasarkan data dari IPCN pada bulan
infeksi wajib dilakukan oleh perawat , dokter dan Januari 2021 untuk audit tingkat kepatuhan dokter
seluruh orang yang terlibat dalam perawatan dan perawat di Ruang flamboyan adalah 63% dan
pasien(Novitasari,2018) nilai ini paling rendah dibandingkan ruangan
World Health Organozations (WHO) tahun 2016 lainnya.
menyatakan bahwa di Eropa prevalensi kejadian infeksi Diperlukan suatu metode dalam pemecahan
nosokomial setiap tahunnya lebih dari 4 juta – 4,5 juta agar terjadi perubahan perilaku perawat dalam
pasien, sedangkan di Amerika Serikat prevalensi pasien mencuci tangan. Diperlukan adanya motivasi
terkena infeksi nosokomial pertahunnya diperkirakan terhadap perawat tentang Hand Hygiene.
sekitar 1,7 juta pasien. Prevalensi ini mewakili 4,5 % Penekanan yang dilakukan oleh tim adalah dengan
untuk 99.000 kematian (WHO, 2016). Hasil survey cara berdiskusi tentang permasalahan yang terjadi
yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada di lapangan. Tim juga melakukan pembekalan
tahun 2017 menunjukkan bahwa 9,80% pasien rawat kepada peserta yang ditunjuk untuk melakukan
inap mendapatkan infeksi nosokomial (HAIs). pelatihan sehingga meningkatkan Sumber Daya
Mencuci tangan atau Hand Hygiene menjadi Perawat agar menndapat ilmu yang terbaru tentang
salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan Hand Hygiene.
rantai infeksi silang, sehingga kejadian infeksi . Program edukasi ini bertujuan untuk
nosokomial dapat berkurang. Banyak petugas kesehatan meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
yang belum menyadari keharusan cuci tangan sebelum dan motivasi untuk melakukan praktik cuci tangan
dan sesudah bersentuhan dengan pasien. Hal ini sehingga berkorelasi dalam meningkatkan
dikarenakan perawat merasa amaan jika sudah kepatuhan tenaga kesehatan di Program edukasi ini
menggunakan Hand scon sehingga tidak perlu lagi bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan,
untuk melakukan Hand Hygiene, sedangkan untuk keterampilan, dan motivasi untuk melakukan
frekuensi 5 momen cuci tangan setelah kontak dengan praktik cuci tangan sehingga berkorelasi dalam
pasien perawat menganggap tidak perlu melakukan meningkatkan kepatuhan tenaga kesehatan
Hand Hygiene jika hanya bersentuhan beberapa detik, seberapa besar metode ini mampu
perawat seringkali tidak melakukan Hand Hygiene mepengaruhi angka infeksi di unit perawatan
setelah kontak dengan pasien kemudian kontak lagi tersebut.
dengan pasien lainnya.Benda di sekitar lingkungan
pasien juga berisiko untuk terkontaminasi kuman. 2. Metode Penelitian
Benda di sekitar lingkungan pasien juga beresiko untuk Prosedur penelitian peneliti menggunakan
terkontaminasi kuman. Penelitian ini menggunakan penelitan Quasi
Dampak terburuk dari kepatuhan Hand Eksperimen atau ekperimen semu yaitu penelitian
Hygiene perawat adalah dapat menularkan penyakit yang mengungkapkan hubungan sebab akibat
dari pasien yang satu ke pasien yang lainnya sehingga dengan cara melibatkan kelompok controll
meningkatkan infeksi nososkomial. Dan berdampak disamping kelompok eksperimental. Desain
pada lamanya hari rawat yang menyebabkan tingginya penelitian dengan metode one group pra-post test
biaya Rumah Sakit design. Rancangan ini mengungkapkan hubungan
Berdasarkan studi pendahuluan kepada 10 sebab akibat dengan cara melibatkan satu
responden yang dilakukan di Ruang Flamboyan kelompok subjek
Populasi dalam penelitian ini adalah semua D- Kep 10 50
Perawat yang ada di ruang Flamboyan adalah S-1 Kep 10 50
sebanyak 40 orang perawat. Jumlah 20 100
sampel ditentukan oleh banyaknya perawat
yang dilakukan intervensi dan tidak dilakukan Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui
intervensi dan untuk perawat yang dilakukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan
intervensi adalah sebanyaqk 20 orang. Sehingga DIII Keperawatan sebanyak 10 orang (50%) dan
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak S1 Keperawatan yaitu sebanyak 10 orang (50%).
20 sampel yang sesuai dengan kriterian inklusi dan
kriteria eksklusi Pada 17 Juli 2021 Tabel 5.4 Karakteristik responden
Berdasarkan Masa Kerja
3. Hasil dan Pembahasan Masa kerja Frekuensi (f) Persentase
Bagian ini menyajikan hasil penelitian yang dapat perawat (%)
dilengkapi dengan tabel. Bagian pembahasan 3 - 5 tahun 11 55
memaparkan hasil pengolahan data, >5 tahun 9 45
menginterpretasikan penemuan secara logis, Jumlah 31 100
mengaitkan dengan sumber rujukan yang relevan

1. Data Umum Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa


Tabel 5.1 karakteristik responden sebagian besar responden sama kerja responden 3-5
berdasarkan Usia tahun yaitu sebanyak 11 orang (55%) dan sebagian
kecil masa kerja responden >5 tahun yaitu sebanyak
Usia Frekuensi (f) Persentase (%) 9 orang (45%).
20 - 30 tahun 8 40
31 - 40 tahun 12 60 2. Data Khusus
Jumlah 31 100 Tabel 5.5 Variabel KepatuahnSebelum
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui pembekalan Hand Hygiene
bahwa sebagian besar umur responden yaitu 31-
40 tahun sebanyak 12 orang (60%) dan sebagian
kecil umur responden 20-30 Tahun sebanyak 8 Sebelum Frekuensi Persentase
orang (40%). Pembekalan (f) (%)
Tabel 5.2 Karakteristik responden Kepatuhan Tinggi 14 45,1
Kepatuhan Sedang 5 16,1
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase Kepatuhan Rendah 12 38,8
(%) Tidak patuh 8 40
Laki - laki 12 60 Jumlah 31 100
Perempuan 8 40 Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui
Jumlah 31 100 bahwa sebagian besar responden sebelum
pembekalan Hand Hygiene mempunyai
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui kepatuhan rendah yaitu sebanyak 9 orang (45%)
bahwa sebagian besar responden memiliki jenis dan sebagian kecil responden sebelum
kelamin laki-laki sebesar 12 orang (60%) dan pembekalan Hand Hygiene mempunyai
sebagian kecil memiliki jenis kelamin perempuan kepatuhan mempunyai kepatuhan sedang yaitu
sebesar 8 orang (40%) sebanyak 3 orang (15%).dan tidak patuh adalah 8
orang (40%)
Sedangkan menurut Neil (2009), Faktor-
faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat
Tabel 5.3 Karakteristik responden digolongkan menjadi beberapa bagian: 1)
Berdasarkan Tingkat Pendidikan pemahaman tentang instruksi yaitu tidak seorang
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase pun dapat mematuhi instruksi jika salah paham
perawat (%) tentang instruksi yang diberikan padanya. Lcy dan
Spelman dalam Neil (2009), 2) Kualitas interaksi pentingnya Hand Hygiene untuk pengurangan
adalah kualitas interaksi antara professional infeksi Nosokomial pasien terutama di masa
kesehatan dan pasien merupakan bagian yang pandemi Covid 19. Di dalam pembekalan ada tim
penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Pembekalan yang terdiri dari Tim IPCN, Karu dan
Korsch & Negrete dalam Neil (2009) peneliti di dalam pembekalan ada sesi evaluasi.
Penelitian Frimponng, J.A (2011) diketahui Yang berfungsi untuk mengetahui
bahwa kegiatan supervisi dapat meningkatkan informasi ,kekurangan yang terjadi di ruang
produktivitas kerja perawat. Supervisisees Flamboyan RSUD dr. Moh saleh Kota Probolinggo
(penerima supervisi) yang mendapat dukungan dari sehingga dapat berpengaruh untuk peningkatan
supervisior (kepala ruang) menunjukkan bahwa kepatuhan Hand Hygiene perawat dalam melakukan
produktivitas kerjanya lebih tinggi dari pada yang tindakan keperawatan.
tidak mendapat dukungan dari supervisior. Hal ini Menurut Kamus Bahasa Indonesia(KBBI)
sejalan dengan yang ditemukan oleh Dapartement Pembekalan atau disebut pemberian atau
of Health Human Service (DHHS, 2009) bahwa penyediaan. Pembekalan berasal dari kata dasar
fungsi supervisior (kepala ruang) adalah bekal. Pembekalan memiliki arti dalam kelas
memberikan dukungan terhadap masalah yang nomina atau kata benda sehingga pembekalan dapat
dihadapi perawat pelaksana dalam pemberian menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau
asuhan keperawatan. Berdasarkan pengamatan yang semua benda dan segala yang dibendakan.
lakukan selama pengambilan data, peneliti melihat Pendidikan atau pelatihan merupakan suatu proses
bahwa sebagian besar yang patuh dalam melakukan pembelajaran yang dilakukan baik secara formal
hand hygiene adalah perawat perempuan, dan hanya maupun non formal yang bertujuan untuk mendidik,
sedikit perawat laki-laki yang melakukan hand memberikan ilmu pengetahuan serta
hygiene dikarenakan keyakinan perawat untuk mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri
penggunaan sarung tangan tidak membutuhkan manusia (Putu, 2021)
hand hygiene. Tetapi tidak menjamin bahwa
perawat laki-laki juga dapat patuh dalam
melakukan hand hygiene. 3. Perbedaan Kepatuhan hand Hygiene Perawat
sebelum dan sesudah Pembekalan di Ruang
Tabel 5.6 variabel Kepatuhan sesudah Flamboyan RSUD Dr. Mohammad Saleh
pembekalan Hand Hygiene Kota Probolinggo
Sebelum Sesudah pembekalan hand Hygiene
Pembekala Kepatuhan Kepatuhan Kepatuhan jml
Sesudah Frekuensi Persentase n hand tinggi sedang rendah
Pembekalan (f) (%) Hygiene f % f % f %
Kepatuhan Tinggi 7 35 Kepatuhan 0 0 0 0 0 0 0
Kepatuhan Sedang 12 60 Tinggi
Kepatuhan Rendah 1 5 Kepatuhan 3 15 0 0 0 0 15
Tidak patuh 0 0 Sedang
Jumlah 31 100 Kepatuhan 2 10 7 35 1 5 45
Rendah
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui Tidak Patuh 2 10 15 25 1 5 40
bahwa sebagian besar responden setelah Jumlah 7 35 12 60 1 5 100
pembekalan Hand Hygiene mempunyai ρ value = 0,000 α = 0,05
kepatuhan sedang yaitu sebanyak 12 orang (60%) Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan
dan sebagian kecil responden setelah pembekalan responden sebagian besar responden sebelum
Hand Hygiene mempunyai kepatuhan pembekalan Hand Hygiene mempunyai kepatuhan
mempunyai kepatuhan rendah yaitu sebanyak 1 rendah dan setelah pembekalan Hand Hygiene
orang (5%). Sedangkan untuk keterangan tidak mempunyai kepatuhan sedang yaitu sebanyak 7
patuh adalah sebanyak 0 atau tidak ada. orang (35%), dan sebagian kecil responden
Hal ini disebabkan responden sudah sebelum pembekalan Hand Hygiene tidak patuh
mendapat pembekalan dari Tim IPCN tentang dan setelah pembekalan Hand Hygiene
mempunyai kepatuhan rendah yaitu sebanyak 1 sangat mendukung terjadinya kepatuhan Hand
orang (5%). Hygiene.ada juaga pemicu utama adalah dari faktr
Berdasarkan hasil uji wilcoxon pendorong seperti teguran dari kepala Ruangan dan
menunjukkan nilai p value = 0,000 yang berarti juga supervisi dari Rumah Sakit yang sangat
nilai p value hasil uji statistik pada penelitian ini bertanggung jawab mengawasi perawat pelaksana
adalah lebih kecil daripada α = 0,05, sehingga H1 untuk melaksanakan Hand Hygeiene
diterima, artinya ada Perbedaan kepatuhan Hand Dukungan dari berbagai pihak untuk
Hygiene perawat sebelum dan sesudah meningkatkan kepatuhan perawat melakukan hand
pembekalan di Ruang Flamboyan RSUD Dr. hygiene adalah dengan pemberian pembekalan
Mohammad Saleh Kota Probolinggo. yang diberikan oleh tim IPCN. Sehingga perawat
lebih sadar pentingnya Hand Hygiene terutama
Pembekalan juga merupakan upaya saat pandemic Covid 19. Pembekalan yang
pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi diberikan oleh tim IPCN adalah tentang
baik pemerintah, maupun lembaga swadaya pengetahuan HAIs serta peningkatan ilmu
masyarakat ataupun perusahaan dengan tujuan pengetahuan baru tentang Hand Hygiene terutama
untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan SOP bagi perawat yang melakukan tindakan
mencapai tujuan organisasi. bahwa pembekalan keperawatan terutama di masa pandemi Covid 19
merupakan proses membantu peserta pembekalan
untuk memperoleh keterampilan agar dapat 4. Kesimpulan dan Saran
mencapai efektivitas dalam melaksanakan tugas 1) Kesimpulan
tertentu melalui pengembangan proses berpikir, Dari hasil penelitian dan pembahasan
sikap, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan peneliti diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
(Om,2015)seperti penelitian Dzamiati,2016 1. Kepatuhan Hand Hygiene perawat
tentang pengaruh motivasi, pelatihan dan sebelum pembekalan sebagian besar
pengembangan tehadap kinerja pegawai mempunyai kepatuhan rendah yaitu
didapatkan hasil nilai t=0,000 yang artinya H0 sebanyak 9 orang (45%).
ditolak atau ada pengaruh tentang motivasi, 2. Kepatuhan Hand Hygiene perawat
pelatihan dan pengembangan terhadap kinerja setelah pembekalan sebagian besar
Pegawai. Ada juga penelitian dari Penelitian yang mempunyai kepatuhan sedang yaitu
dialkukan oleh Ranti puspitasari (2020) tentang sebanyak 12 orang (60%).
Pengaruh pelatihan terhadap Kinerja Karyawan di 3. Ada Perbedaan kepatuhan Hand Hygiene
PT pegadaian (Persero ) cabang pusat Palembang perawat sebelum dan sesudah
menyatakan bahwa pelatihan memiliki peranan pembekalan di Ruang Flamboyan RSUD
dan pengaruh yang cukup penting untuk Dr. Mohammad Saleh Kota Probolinggo.
peningkatan kinerja 2) Saran
Berdasarkan dari kesimpulan penelitian
kesimpulan yang dapat diambil bahwa di atas, maka dapat diberikan saran sebagai
Pembekalan Hand Hygiene sangat brpengaruh berikut:
agar perawat lebih menerapkan dan a. Bagi Institusi Pendidikan
mengimplementasikan hasil pembekalan dalam Hasil penelitian ini diharapkan
kegiatan sehari – hari pada umumnya dan dalam sebagai pedoman penelitian yang akan
tindakan keperawatan pada khususnya sedangkan dilakukan dn hasilnya nanti dapat
untuk kepatuhan sangat dipengaruhi oleh beberapa diharapkan dan dapat bermanfaat
factor predisposisi yang yang timbul karena respon sebagai bahan pengembangan
atau kesediaan perawat dalam melaksnakan pengetahuan guna peningkatan mutu
tindakan atau upaya pencegahan infeksi pendidikan selanjutnya.
nososkomial seperti cuci tangan dan infeksi silang.
Adapula dari factor pemungkin atau enabling
factros hal ini berkaitan dengan sarana dan b. Bagi profesi keperawatan
prasarana yang berada di Rumah Sakit atau
fasilitas yanga ada di Ruamah Sakit sehingga
Sebagai bahan acuan untuk wnload/pusdatin/infodatin/infodatinci
pengembangan profesi keperawatan ps.pdf
dalam melakukan penelitian yang Depkes RI.2011. Biasakan Mencuci tangan
berhubungan dengan Hand Hygiene dengan menggunakan sabun pada
d. Bagi Lahan lima waktu kritis. Diakses 2015.
Sebagai bahan acuan dalam http://www.depkes.go.id.id/index.p
meningkatkan ilmu pengetahuan dan hp/component/content/article/43-
menerapkan ilmu keperawatan dalam newsslider/1694-biasakan cuci-
melakukan tindakan keperawatan. tangan-pakai-sabun-pada-5-
e. Bagi Peneliti waktukritis.html.
Hasil penelitian dapat berguna Depkes RI.2011. Panduan Nasional
dalam menambah wawasan untuk Keselamtan Pasien di Rumah Sakit. Jakrta:
mengetahui adanya pengaruh Depkes RI
Pembekalan terhadap kepatuhan Hand Dinas Kesehatan Magetan. 2014. Cara
Hygiene sehingga dapat meningkatkan Mencuci Tangan Yang Benar.
mutu pelayanan dan peningkatan Diakses di
kesehatan pasien www.dinkes.magetankab.go.id
f. Bagi Peneliti Selanjutnya Djatnika Setiabudi.2015.Healthcare
Diharapkan peneliti selanjutnya Associated Infections (HAIs).
bisa mengembangkan penelitian dengan https://studylibid.com/doc/112719/Ha
cara memberi pembekalan dan is.
pelatihan yang berbeda kepada tenaga Galih hendradinata.2015. Pdoman PPI RS
medis 2008.
https://files.wordpres.com/2015/03/Ped
5. Referensi omanPPIRS2008
Jogloabang.2019.UU 38 tahun 2014.
AbdulWahid.2011.https://prasko17.blogspot.com Diakses
Ambarwati dan Nasution.2012.Buku pintar tahun2019https://www.jogloabang.com/p
danAsuhan ustaka/uu-38-2014
Keperawatan.Yogyakarta:Cakrawal Kementrian Kesehatan RI.2014. Infodatin-
a Ilmu Perilaku Mencuci tangan pakai sabun
Anindya,dkk.2018.Knowledge of Surveillance di Indonesia. Di akses 2018.
officers on identifications of http://www.depkes.go.id/resources/dow
Healthcare-associated infections in nload/pusdatin/infodatin/infodatincips.p
Surabaya. Surabaya df
Bernaditta.2011. Health care Associated Kemenkes.2017. info data HAIs.
Infection and Hand Hygiene https://pusdatin.kemkes.go.id
Improvement. Jatim: HIPPII Kementerian Kesehatan RI. 2014. Hari Cuci
Betty bea septiari.2012. Infeksi Nososkomial. Tangan Pakai Sabun Sedunia. Diakses di
Nuha Medica : Jakarta http//www.depkes.go.id.htm,
Citra ega lestari.2011. Analisis kepatuhan Made Dwi Andika,Ni luh putu
perawat pada standart kepatuhan Ariayani.2018. Perilaku Hand Hygiene
perawat pada standart asuhan Tenaga Kesehatan di RSUP Sanglah.
keperawatan di Unit rawat inap RSU RSUP Sanglah
PKU Muhammdyah Bantul Yogyakarta. Mardiastuti,Anna Roziliani.Ardiana
Yogyakarta Kusumaningrum,Fitriyah sjahta.2021.
Depkes RI.2009.Panduan Penyelenggaraan MIMS Mikrobiologi Medis Indonesia
Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia edisi 6. Singapore : Elsiever
(HTCPS). Jakarta. Di akses 2018 . Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
http://www.depkes.go.id/resources/do Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
75 tahun 2014 terhadap Pusat Kesehatan Sugiono.2015. Meteodologi penelitianIlmu
Masyarakat. Diakses 2016, dari Kpeerawatan Pendekatan Praktis Edisi ke
http://diskes.sumutprov.go.id/img_perun 4 . Jakarta: Salemba Medika
dangan/92PMK-No-75-Th2014-ttg- WHO.2009. Guidelines on Hand Hygiene in Health
Puskesmas.pdf Care. Library Catalouging- in Pblication
MulyaniDA,dkk.2013. Hubungan kepatuhan Perawat Data
dalam cuci tangan Enam Langkah Lima Wiguna, Candra. 2014. Perilaku Hidup Bersih dan
Momen Cuci Tangan dengan kejadian Sehat Untuk Anak Sekolah.
Phlebitis di RSI Kendal.Keperawatan Fikkes http://ilmukesmas.com/perilaku-hidup-
Unimus bersih-dan-sehat-untukanaksekolah/.
Mustarim,Rinawati.2017.Hubungan Kepatuhan Cuci
tangan Terhadap Kejadian Infeksi Aliran
Darah di Unit Neonata Sebelum dan sesudah
edukasi. https://saripediatri.org
Nasution L.2012. Infeksi Nosokomial.
https://perdoski.or.id
Nursalam.2015. Meteodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Oendekatan Praktis Edisi 4.
Jakarta
Nursalam.2019. Meteodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Oendekatan Praktis Edisi 5.
Jakarta
Notoatmojo,Soekidjo.2011.Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan edisi revisi 2011.
Jakarta: PT Rineka CIpta
Putu.2021. Program Pendidikan dan pelatihan
PPI.Jawa Timur : HIPPI
Pricillya Margaretha.2019. Hubungan Pengetahuan
dan sikap dengan Perilaku Hidup bersih
dan sehatpada anaak usia sekolah kelas V
dan VI di SDN Sinyung Kecamatan
Dumonga Timur.
https://journal.IKTGM.ac.id
Republik ndonesia.2011.Peratuan Menteri
kesehatan republic Indonesia. Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011. Jakarta
Renesia.2020.Tugas dan peran Perawat.
https://www.renesia.com
Riani.2019. Hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan perawat melaksanakan Hand
Hygiene sebagai tindakan Pencegahan
Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat inap.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/ind
ex.php/ners
Republik Indonesia.2013 . Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Departemen
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai