Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 3 Nomor 4, November 2021


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI DI


RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT X BANDAR LAMPUNG

Windawati Br Sinulingga1,2*, Evelin Malinti2


1
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, Jl. Teuku Umar No..48, Sidodadi, Kedaton, Kota Bandar
Lampung, Lampung 35148, Indonesia
2
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia, Jl. Kolonel Masturi No.288, Cihanjuang
Rahayu, Kec. Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40559, Indonesia
*sinulingawindawati@gmail.com

ABSTRAK
Rumah Sakit ialah salah satu institusi pelayanan kesehatan dimana dapat memberikan dampak
positif dilain sisi dapat menyebabkan dampak negative seperti pencemaran lingkungan, sebagai
sumber penularan penyakit, terhambatnya proses penyembuhan atau pemulihan pasien. Dengan
demikian kemampuan untuk mencegah infeksi nosocomial dan upaya pencegahan merupakan
tingkat pertama dalam pemberian pelayanan bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan sikap dan Tindakan pencegahan infeksi di Rumah Sakit X Bandar Lampung.
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan
pengambilan sampel menggunakana tekni purposive sampling. Jumlah responden dalam
penelitian ini ialah total sampel perawat di ruang bangsal rawat inap sebanyak 108 perawat.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan praktik yang diberikan
kepada perawat rawat inap dan di Analisa dengan distribusi frekuensi dan dipersentasikan.
Didapati hasil bahwa 100% perawat mengetahui fakta bahwa mencuci tangan dengan sabun atau
antiseptic berbasis alcohol mengurangi resiko penularan juga 100% menyadari bahwa
kebersihan tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien.
Diketahui 100% perawat telah mendapat pelatihan tentang pentingnya kebersihan tangan. Pada
umumnya 94% perawat selalu membersihkan tangan setelah kontak dengan darah atau cairan
tubuh pasien.

Kata kunci: pengetahuan; sikap; tindakan pencegahan infeksi

KNOWLEDGE OF ATTITUDE AND MEASURES FOR INFECTION


PREVENTION IN THE INHERITANCE ROOM OF HOSPITAL X BANDAR
LAMPUNG

ABSTRACT
The hospital is one of the health care institutions which can have a positive impact on the other
hand it can cause negative impacts such as environmental pollution, as a source of disease
transmission, delaying the recovery process or patient recovery. Thus the ability to prevent
nosocomial infections and prevention efforts is the first level in providing quality services. This
study aims to determine the knowledge of attitudes and infection prevention measures at
hospital X in Bandar Lampung. This research method uses descriptive analytic with a cross
sectional approach and the sampling technique is purposive sampling. The number of
respondents in this study was a total sample of 108 nurses in the inpatient ward. Collecting data
using knowledge, attitude and practice questionnaires given to inpatient nurses and analyzed by
frequency distribution and presentation. It was found that 100% of nurses were aware of the
fact that washing hands with soap or alcohol-based antiseptic reduces transmission of
transmission and 100% realized that hand hygiene must be carried out before and before direct
contact with patients. 100% of nurses have received training on the importance of hand

819
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

hygiene. In general, 94% of nurses always clean their hands after contact with the patient’s
blood or body fluids.

Keywords: attitude; infection prevention measures; knowledge

PENDAHULUAN Perawat berisiko tinggi dalam terpapar


Tempat pelayanan kesehatan dimana penyakit karena adanya infeksi yang
terdapat beberapa bangunan, peralatan, mampu mengancam keselamatan
manusia, juga kegiatan pelayanan selama berkerja. Petugas-petugas di
kesehatan adalah rumah sakit (Suharto rumah sakit juga berisiko terkena
& Suminar, 2017). Selain memiliki infeksi nosocomial selain daripada
dampak positif, di rumah sakit juga pasien. Berbagai prosedur penanganan
memiliki dampak negatif seperti pasien memungkinkan petugas terpajan
menimbulkan infeksi nosocomial dari dengan kuman yang berasal dari pasien.
petugas ataupun tenaga kesehatan saat Infeksi yang berasal dari pertugas juga
proses pelayanan kesehatan (Anggraeni, berpengaruh pada mutu pelayanan
2020). (Puspitasari, 2015).

Perawat merupakan salah satu tenaga Kejadian infeksi nosokomial rumah


kesehatan yang harus ada di rumah sakit pada pasien yang dirawat inap di
sakit. Perawat memiliki peran dalam seluruh dunia mencapai 9% atau <1,40
merawat, memelihara, membantu, juga juta pasien. Hasil penelitian yang
melindungi seseorang karena sakit. dilakukan oleh WHO mengenai infeksi
Perawat merupakan ujung tombak dari nosokomial diperoleh sekitar 8,70 %
pelayanan rumah sakit karena perawat dari 55 rumah sakit di 14 negara di
memberikan pelayanan secara terus Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara
menerus selama 24 jam dan langsung dan Pasifik. Prevalensi infeksi
dirasakan oleh pasien. Dapat nosokomial banyak ditemui di
disimpulkan perawat merupakan tenaga Mediterania Timur dan Asia Tenggara
kesehatan yang paling sering kontak sebesar 11,80% dan 10. Sedangkan di
dan berinteraksi dengan pasien (Irvan, bagian Eropa dan Pasifik Barat masing-
2018). masing sebesar 7,70% dan 9%
(Situmorang, 2020).
Kemampuan perawat untuk mencegah
transmisi infeksi dirumah sakit dan Tingginya angka kejadian infeksi
upaya pencegahan adalah tingkat nosokomial mengakibatkan kualitas
pertama dalam pemberian pelayanan mutu pelayanan kesehatan dinyatakan
bermutu. Perawat berperan dalam rendah (Irdan, 2018). Di negara
pencegahan infeksi nosokomial, hal ini berkembang termasuk Indonesia, rata-
disebabkan perawat merupakan salah rata prevalensi infeksi nosokomial
satu anggota tim kesehatan yang adalah sekitar 9,1 % dengan variasi
berhubungan langsung dengan klien dan 6,1%-16,0%. Di Indonesia infeksi
bahan infeksius diruang rawat nosokomial mencapai 15,74% jauh
(Puspasari, 2015). Perawat memiliki diatas negara maju yang berkisar 4,8 –
peran yang sangat penting dalam 15,5% (Kemenkes, 2013), angka
pencegahan infeksi nosocomial kejadian infeksi di rumah sakit sekitar 3
dikarenakan angka kejadian yang – 21% (rata-rata 9%) atau lebih 1,4 juta
terpapar infeksi nosocomial terus pasien rawat inap di rumah sakit seluruh
meningkat setiap tahun (Prastiwi, 2016). dunia (Irdan, 2018).

820
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed “Pengetahuan Sikap dan Tindakan


dan kawan-kawa pada tahun 2018, Pencegahan Infeksi di Ruang Rawat
diketahui bahwa sekitar 95% dari Inap Rumah Sakit X Bandar Lampung”.
peserta menganggap bahwa pencegahan
HAI adalah bagian berharga dari peran METODE
mereka. Sekitar 65% perawat staf telah Penelitian ini menggunakan desain
menerima pelatihan formal tentang penelitian deskriptif analitik dengan
kebersihan tangan. 100% peserta pendekatan cross sectional. Responden
merasa bahwa mereka akan lebih kecil dalam penelitian ini adalah perawat
kemungkinannya untuk menularkan ruang rawat inap di Rumah Sakit X di
infeksi kepada pasien jika mereka Bandar Lampung. Jumlah responden
melakukan kebersihan tangan. Sekitar dalam penelitan ini merupakan total
64% dari mereka berpendapat bahwa sampel dari perawat di ruang bangsal
agen kebersihan tangan tidak tersedia rawat inap yang berjumlah 108 perawat.
dalam pengaturan saat ini. Terkait Teknik pengambilan sampel
praktik, hanya 6% yang melakukan menggunakan purposive sampling
kebersihan tangan sebelum kontak digunakan untuk menentukan kriteria
dengan pasien dan 27% perawat staf inklusi, yaitu perawat di ruang bangsal
melaporkan bahwa mereka sering lupa rawat inap, bersedia menjadi responden
untuk melakukan kebersihan tangan. dan bersedia menjadi responden dan
bersedia mengisi kuesioner. Sedangkan
Kejadian infeksi nosokomial merupakan kriteria eksklusinya ialah perawat di
gambaran mutu pelayanan rumah sakit ruang Instalasi Rawat Jalan, Perawat di
dengan demikian pengendalian juga Intensive Care Unit (ICU), dan di
pencegahan infeksi nosocomial di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
rumah sakit adalah hal yang sangat
penting untuk dilakukan. Resiko Instrumen yang digunakan ialah
terjadinya infeksi di rumah sakit bisa menggunakan kuesioner Pengetahuan,
dikurangi dengan universal precaution Sikap dan Praktik yang diadaptasi dari
merupakan pengendalian infeksi oleh penelitan yang dilakukan oleh Ahmed
tenaga kesehatan untuk mengurangi dan kawan-kawan (2018), dimana
resiko penyebaran infeksi yang berdasar kuesioner sudah mengikuti garis
pada prinsip dimana darah dan cairan panduan “WHO hand hygiene
tubuh dapat berpotensi menularkan knowledge questionnaire for health care
penyakit, dari pasien ataupun dari workers”. Jumlah pertanyaan Kuesioner
petugas kesehatan. Oleh sebab itu, Pengetahuan adalah 10 butir, Kuesioner
perawat dituntut untuk mempunyai Sikap ada 14 butir dan kuesioner praktik
tingkat pendidikan serta pengetahuan berjumlah 8 butir. Analisa data
yang cukup, karena penting dalam dilakukan dengan mencari distribusi
membentuk tindakan perawat dalam frekuensi kemudian dipresentasikan.
memberikan pelayanan pada pasien,
khususnya pada tindakan pencegahan HASIL
infeksi nosokomial (Ginting, 2020). Berdasarkan tabel 1, didapati bahwa
Dengan demikian penelitian ini 108 responden (100%) menyadari fakta
bertujuan untuk mengetahui mencuci tangan dengan sabun atau
pengetahuan sikap dan tindak
antiseptic berbasis alcohol mengurangi
pencegahan infeksi di Rumah Sakit X
Bandar Lampung dengan judul judul resiko penularan patogen yang didapat

821
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

di rumah sakit dan menyadari bahwa pasien normal dan utuh, juga fakta
benar kebersihan tangan harus mengenai sarung tangan harus dipakai
dilakukan sebelum dan sesudah kontak jika diperkirakan akan terpapar darah
langsung dengan pasien. Hampir semua atau cairan tubuh disetujui oleh 88%
responden atau 107 (99%) mengetahui dari populasi penelitian. Sekitar 67%
bahwa adalah kesalahan jika tangan dari peserta membenarkan penggunaan
yang tidak terlihat kotor, tidak perlu antiseptic berbasis alcohol untuk
mencuci tangan sebelum kontak dengan kebersihan tangan sama efektifinya
pasien. Diketahui juga ada 104 responde dengan sabun dan air jika tangan tidak
(96%) menyadari bahwa tidak benar terlihat kotor. Sedangkan hanya 43 %
bila tidak perlu mencuci tangan percaya bahwa saat menggunakan
sebelum melakukan prosedur yang tidak antiseptic berbahan dasar alcohol,
melibatkan cairan tubuh dan tidak benar perawat harus terus menggosok tangan
bahwa bisa memakai sarung tangan hingga kering, sisanya 12% dari
yang sama untuk beberapa pasien populasi menyadari adalah salah sarung
selama tidak ada kontaminasi yang tangan memberikan perlindungan
terlihat pada sarung tangan. Fakta lengkap terhadap penularan atau
bahwa patogen terkait perawatan transmisi.
Kesehatan dapat ditemukan pada kulit

Tabel 1.
Pengetahuan tentang infeksi yang didapat di Rumah Sakit (tanggapan benar) (n=108)
No. Pertanyaan tentang Pengetahuan f %

1 Sarung tangan memberikan perlindungan lengkap terhadap penularan 13 12


atau transmisi.
2 Patogen terkait perawatan kesehatan dapat ditemukan pada kulit 95 88
pasuen normal dan utuh
3 Mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik berbasis alcohol 108 100
mengurangi resiko penularan patogen yang didapat di rumah sakit
4 Jika tangan saya tidak terlihat kotor, tidak perlu mencuci tangan 107 99
sebelum kontak dengan pasien
5 Penggunaan antiseptik berbasis alkohol untuk kebersihan tangan 72 67
sama efektifnya dengan sabun dan air jika tangan tidak terlihat kotor
6 Sarung tangan harus dipakai jika diperkirakan akan terpapar darah 95 88
atau cairan tubuh
7 Saat menggunakan antiseptik berbahan dasar alkohol, saya harus 38 43
terus menggosok tangan hingga kering
8 Tidak perlu mencuci tangan sebelum melakukan prosedur yang tidak 104 96
melibatkan cairan tubuh
9 Kebersihan tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah kontak 108 100
langsung dengan pasien
10 Saya bisa memakai sarung tangan yang sama untuk beberapa pasien 104 96
selama tidak ada kontaminasi yang terlihat pada sarung tangan
(Salah)

822
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

Tabel 2.
Sikap terhadap infeksi yang didapat di Rumah Sakit (Respons atas kesepakatan)
(n=108)
No Pertanyaan tentang Sikap f %
1 Alat pembersih tangan tidak selalu tersedia 27 25
2 Handuk bersih untuk mengeringkan tangan setelah 60 56
dicuci tidak selalu tersedia
3 Sarung tangan selalu tersedia saat dibutuhkan 103 95
4 Wastafel berada di lokasi yang tidak nyaman 7 7
5 Wastafel tidak tersedia 6 6
6 Alat kebersihan tangan menyebabkan ritasi dan 50 46
kekeringan
7 Kebersihan tangan mengganggu interkasi pasien etugas 13 12
Kesehatan
8 Saya sering lupa membersihkan tangan 12 11
9 Saya memiliki resiko yang sangat rendah untuk tertular 30 28
infeksi dari pasien saya
10 Jika saya menjaga kebersihan tangan, saya cenderung 105 97
tidak menularkan infeksi ke pasien saya
11 Pencegahan HAI adalah bagian berharga dari peran 103 95
petugas Kesehatan
12 Saya telah mendapatkan pelatihan tentang pentingnya 108 100
kebersihan tangan
13 Pentingnya kebersihan tangan ditekankan oleh 91 84
supervisor klinis saya
14 Saya akan merasa tidak nyaman mengingatkan petugas 28 26
kesehatan untuk melakukan kebersihan tangan

Hasil yang didapatkan dari tabel 2 tersedia, 46% perawat menyetujui alat
mengenai sikap terhadap infeksi yang kebersihan tangan menyebabkan iritasi
didapat di Rumah Sakit keseluruhan dan kekeringan. 28% responden setuju
responden atau 100% perawat telah memiliki resiko yang sangat rendah
mendapatkan pelatihan tentang untuk tertular infeksi dari pasien, 26%
pentingnya kebersihan tangan. lainnya menyetujui bahwa akan merasa
Kebanyakan perawat berjumlah 105 tidak nyaman mengingatkan petugas
(97%) menyetujui jika menjaga Kesehatan untuk melakukan kebersihan
kebersihan tangan, maka cenderung tangan dan 25% mengakui bahwa alat
tidak menularkan infeksi ke pasien. pembersih tangan tidak selalu tersedia.
95% perawat setuju bahwa sarung Mengenai kebersihan tangan ada, 12%
tangan selalu tersedia saat dibutuhkan perawat setuju bahwa kebersihan tangan
dan menyetujui pencegahan HAI adalah mengganggu interaksi pasien dengan
bagian berharga dari peran petugas, 84 petugas Kesehatan, sedangkan 11%
% lainnya sepakat bahwa pentingnya perawat mengaku sering lupa
kebersihan tangan ditekankan oleh membersihkan tangan. Mengenai
supervisor klinis. Didapati ada 60 hambatan dalam penerapan kebersihan
perawat (56%) yang melaporkan bahwa tangan, 7% perawat mengidentifikasi
handuk bersih untuk mengeringkan bahwa wastafel berada di lokasi yang
tangan setelah dicuci tidak selalu tidak nyaman dan 6% perawat

823
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

melaporkan bahwa wastafel tidak


tersedia.
Tabel 3. Praktik infeksi yang didapat di Rumah Sakit (Selalu/Sering ditanggapi)
No. Pertanyaan tentang Praktik Cuci Tangan Jumlah %
Responden
(N=108)
1 Sebelum kontak dengan pasien 61 57
2 Setelah kontak pasien 89 82
3 Jika mereka terlihat atau merasa tangan itu kotor 55 51
4 Setelah ke toilet 95 88
5 Setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh 102 94
6 Sebelum merawat luka 87 81
7 Setelah merawat luka 101 93
8 Setelah melepas sarung tangan 95 88

Sehubungan dengan praktik kebersihan (Diantoro & Rizal, 2021). Infeksi


tangan dari table 3, didapati bawha nosocomial yang terjadi menyebabkan
mayoritas perawat 94% selalu mutu pelayanan yang tidak optimal,
membersihkan tangan setelah kontak sehingga diperlukan tindakan yang tepat
dengan darah atau cairan tubuh, dalam mencegah ataupun mengurangi
kemudian ada 93% setelah merawat angka kejadian infeksi nosocomial
luka. 88% perawat sering melakukan (Situmorang, 2020).
kebersihan tangan setelah ke toilet dan
setelah melepas sarung tangan. Praktik Hasil deskriptif mengenai pengetahuan
kebersihan tangan setelah kontak mengenai infeksi nosocomial yang di
dengan pasien selalu dilakukan oleh dapat di rumah sakit 100% perawat
82% perawat. Sedangkan 81% lainnya menyadari fakta mencuci tangan dengan
selalu melakukan kebersihan tangan sabun atau antiseptic berbasis alcohol
sebelum merawat luka. 57% perawat mengurangi resiko penularan patogen
mengaku selalu membersihkan tangan yang didapat di rumah sakit dan
sebelum kontak dengan pasien, menyadari bahwa benar kebersihan
sedangkan sisanya 51% perawat selalu tangan harus dilakukan sebelum dan
melakukan praktik kebersihan tangan sesudah kontak langsung dengan pasien.
jika terlihat atau merasa tangan itu Didapati juga 99% perawat di rumah
kotor. sakit x mengetahui bahwa adalah
kesalahan jika tangan yang tidak terlihat
PEMBAHASAN kotor, tidak perlu mencuci tangan
Kejadian infeksi nosocomial dapat sebelum kontak dengan pasien. Sejalan
dipengaruhi oleh factor petugas medis dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang tidak patuh terhadap peraturan saat Ahmed dan kawan-kawan (2018)
menangani pasien, dan petugas medis didapati proporsi tertinggi dari peserta
yang tidak mencuci tangan dengan 95% perawat menyadari fakta bahwa
benar sebelum dan sesudah pengobatan. mencuci tangan dengan sabun atau
Pada proses perkembangannya, infeksi antiseptic berbasis alcohol mengurangi
nosocomial disebut infeksi terkait risiko penularan patogen yang didapat
rumah sakit (HAI) yang merupakan di rumah sakit, demikian pula 91% dari
infeksi yang didapat ketika pasien perawat tidak setuju dengan fakta
memperoleh perawatan di rumah sakit bahwa mencuci tangan tidak diperlukan

824
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

jika tangan tidak terlihat kotor (Ahmed, dalam pemberian pelayanan bermutu
et al., 2018). Sama dengan penelitian (Mardani, Gunawan, Zainaro, 2021).
yang dilakukan oleh Blumberg dan Perawat yang memiliki pengetahuan
kawan-kawan (2014) dimana yang baik akan memiliki kepatuhan
kebanyakan perawat (97%) didapati yang baik dalam melakukan kebersihan
mengetahui adalah benar mencuci tangan (Prabawati & Sitorus, 2021).
tangan dengan sabun atau antiseptic
berbasis alcohol mengurangi resiko Hasil praktik kebersihan tangan perawat
penularan patogen yang didapat di didapati 94% selalu membersihkan
rumah sakit. Tenaga kesehatan tangan setelah kontak dengan darah atau
khususnya perawat yang sering cairan tubuh begitu juga dengan
berinteraksi dengan pasien memiliki penelitian yang dilakukan oleh Ahmed
peran yang sangat penting untuk pasien, dan kawan-kawan kebanyakan perawat
juga pengetahuan dalam (85%) pada praktiknya selalu mencuci
mengidentifikasi mengenai infeksi tangan setelah kontak dengan darah atau
nosocomial sangat penting, dengan cairan tubuh pasien. Sama juga dengan
demikian infeksi nosocomial mampu penelitian yang dilakukan oleh
ditangani dengan cepat dan mengurangi Blumberg dan kawan-kawan (2014)
kejadian infeksi nosocomial di rumah didapati bahwa kebanyakan perawat
sakit (Situmorang, 2020). Perilaku yang (97%) sering mencuci tangan setelah
didasarkan pengetahuan akan lebih baik kontak dengan darah atau cairan tubuh
daripada perilaku yang tidak didasari pasien. Kemampuan perawat dalam
dengan pengetahuan (Abubakar & upaya pencegahan transmisi infeksi
Nilamsari, 2017). nosokomial di rumah sakit merupakan
tingkatan utama dalam pemberian
Sikap yang didapati dari perawat di pelayanan berkualitas dimana
rumah sakit X diketahui bahwa 100% kemampuan perawat dalam pemberian
perawat telah mendapatkan pelatihan pelayan berkualitas tercermin dari
tentang pentingnya kebersihan tangan, perilaku patuh dalam penerapan
berbeda dengan penelitian yang pencegahan dan pengendalian infeksi
dilakukan oleh Ahmed dan kawan- nosokomial (Suhasti, 2021).
kawan (2018) didapati bahwa sikap staf
perawat hanya 65% staf perawat telah SIMPULAN
mendapatkan pelatihan formal tentang Berdasarkan hasil yang diperoleh
kebersihan tangan. Berbeda pula dengan diperoleh kesimpulan bahwa secara
penelitian yang dilakukan oleh keseluruhan responden mengakui
Blumberg dan kawan-kawan pada tahun bahwa mencuci tangan dengan sabun
2013 didapati bahwa hanya 54% atau antiseptic berbasis alcohol
perawat yang telah mendapatkan mengurangi resiko penularan patogen
pelatihan formal tentang kebersihan yang didapat di rumah sakit dan
tangan. Sedangkan sikap perawat mengetahui bahwa kebersihan tangan
mengenai pencegahan HAI adalah harus dilakukan sebelum dan sesudah
bagian berharga dari peran perawat kontak dengan pasien. Sikap perawat
diakui oleh 95% perawat sama dengan secara keseluruhan melaporkan bahwa
penelitian Ahmed dan kawan-kawan telah mendapatkan pelatihan tentang
(2018). Kemampuan perawat dalam pentingnya kebersihan tangan. Pada
mencegah infeksi juga upaya umumnya melaporkan bahwa sarung
pencegahan merupakan tingkat utama tangan selalu tersedia saat dibutuhkan.

825
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

Praktik yang dilakukan ialah pada Diantoro, M., & Rizal, A. (2021).
umumnya perawat mengaku mencuci Tradisional Literature Riview:
tangan setelah kontak dengan darah atau Kepatuhan Mencuci Tangan
cairan tubuh. Perawat dengan Kejadian Infeksi
Nosokomial. Borneo Student
DAFTAR PUSTAKA Research, Vol. 2 No. 3, 1837-
Abubakar, N., & Nilamsari, N. (2017). 1844.
Pengetahuan dan Sikap Keluarga
Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Ginting, C. (2020, November 05).
Haji Surabaya terhadap Pengaruh Pengetahuan dan Sikap
Pencegahan Infeksi Nosokomial. Perawat terhadap Pelaksanaan
Jurnal Manajemen Kesehatan, Universal Precaution Upaya
Volume 3, No. 1, 49-61. Memutus Rantai Infeksi di Rumah
Sakit. Retrieved from Preprints:
Ahmed, I., Akhter, F., Akhter, K., https://osf.io/tec4g/
Begum, M., Kabir, A., Saha, A.,
& Sharmin, M. (2018). Irdan. (2018). Faktor-Faktor yang
Knowledge, Attitude and Practice Berhubungan dengan Infeksi
of Staff Nurses on Hospital Nosokomial (INOS) oleh Perawat
Acquired Infections in Tertiary di Irna Bedah RSUD Kayu Agung
Care Hospital of Dhaka City. Kabupaten Oki Tahun 2017.
Northern International Medical Prosiding Seminar Nasional dan
College Journal, 10(1), 347-350. Diseminasi Penelitian Kesehatan,
142-145.
Anggraeni, A. (2020). Peran Perawat
dalam Pencegahan Infeksi Irvan, P. (2018). Hubungan
Nosokomial di Rumah Sakit Pengetahuan Sikap dan Tindakan
Umum Daerah Padangsidimpuan Perawat terhadap Pencegahan
Tahun 2019. Sumatera Utara: Kejadian Infeksi Nosokomial di
Universitas Sumatera Utara. Ruangan Interne RSUP dr. M.
Djamil Padang Tahun 2016.
Arbianti, N., Kurniawati, A., & Padang: Universitas Andalas.
Satyabakti, P. (2015). Perbedaan
Risiko Multidrug Resistance Mardani, Gunawan, R., & Zainaro, A.
Organisms (MDROS) menurut (2021). Hubungan Perilaku dan
Faktor Risiko dan Kepatuhan Sikap Perawat terhadap Upaya
Hand Hygiene. Jurnal Berkala Pencegahan HAIs di Ruang
Epidemiologi, Vol. 3 No. 3, 277- Rawat Inap RSUD Mayjend HM
289. Ryacudu Kota Bumi Lampung
Utara Tahun 2020. Jurnal Ilmu
Blumberg, M., Kacha, E. K., Margoles, Keperawatan Indonesia, 40-52.
L., Russell, R., Stenehjem, R., &
Tenna, A. (2014). Infection Prabawati, D., & Sitorus, E. (2021).
Control Knowledge, Attitudes, Hubungan Tingkat Pengetahuan
and Practice among Healthcare dan Motivasi Perawat dengan
Workers in Addis Ababa, Tingkat Kepatuhan dan Ketepatan
Ethiopia. Infect Control Hosp dalam Melakukan Five Moment
Epidemiol, 34(12), 1289-1296. Hand Hygiene. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, Volume
17 No 1, 32-40.

826
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

Prastiwi, E. (2016). Peran Perawat


dalam Pencegahan Infeksi
Nosokomial di RSUD Dr.
Harhono Ponorgo. Ponorogo:
Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
Puspasari, Y. (2015). Hubungan
Pengetahuan Sikap dengan
Praktik Perawat dalam
Pencegahan Infeksi Nosokomial
di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Kendal. FIKKes 8 (1).
Situmorang, P. (2020). Hubungan
Pengetahuan Bidan tentang
Infeksi Nosokomial dengan
Tindakan Pencegahannya pada
Pasien Bedah Seksio Sesarea.
Jurnal Keperawatan Priority, Vol.
3 No. 1, 83-90.
Suharto, S., & Suminar, R. (2017).
Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Perawat dengan Tindakan
Pencegaha Infeksi di Ruang ICU
Rumah Sakit. Jurnal Riset Hesti
Medan Akper Kesdam I/BB
Medan, 1(1), 1-9.
Suhasti, D. (2021). Analisis Perilaku
Perawat dan Fasilitas Sanitasi
dalam Pencegahan Infeksi
Nosokomial di Ruang Rawat Inap
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
2020. Sumatera Utara: Universitas
Sumatera Utara.

827
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 819 - 828, November 2021
Global Health Science Group

828

Anda mungkin juga menyukai