Dan Setelah Tindakan Keperawatan Diruang Punica Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak Depok
Tahun 2016
Yana Setiawan
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan, masa kerja, pendidikan,
sikap perawat dengan perilaku cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan diruang punica RS Sentra Medika Cisalak
Depok. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan
perawat dalam tindakan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan keperawatan yang merupakan salah
satu komponen dalam Kewaspadaan Universal / Universal Percaution
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan jenis penelitian analitik
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak Depok, proses pengumpulan data
dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat ruang Punica RS Sentra
Medika Cisalak Depok yang berjumlah 30 orang. Jenis pengumpulan data menggunakan data primer dan instrument
yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-
square bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan independen.
Berdasarkan hasil analisa uji statistik didapatkan hubungan antara pengetahuan dengan perilaku cuci tangan
dengan nilai p = 0,000 , hubungan antara masa kerja dengan perilaku cuci tangan dengan nilai p= 0,000 , hubungan
antara pendidikan dengan perilaku cuci tangan dengan nilai p = 0,006 , hubungan antara sikap dengan perilaku cuci
tangan dengan nilai p = 0,014
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, masa
kerja, pendidikan, dan sikap dengan perilaku cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan diruang Punica
RS Sentra Medika Cisalak Depok. Berdasarkan hasil penelitian saran yang diajukan adalah pihak Rumah Sakit
terutama petugas kesehatan lebih meningkatkan kedisiplinan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial.
Kata kunci : kepatuhan, cuci tangan, pengetahuan, masa kerja, pendidikan, sikap, nosokomial
Factors Associated With Compliance Nurse In Doing Hand washing Nursing Actions Before And After In the
room Punica Medika Hospital Center Cisalak Depok in 2016
Yana Setiawan
ABSTRACT
The problem in this study is whether there is a relationship between knowledge , years of education ,
nurses' attitudes with handwashing before and after the action at Punica Room Sentra Medika Hospital Cisalak
Depok . The purpose of this study was determine the factors associated with adherence nurse in action washing
hands before and after nursing action , which is one component of the Universal Precautions / Universal Percaution
The method used in this study is a cross sectional analytic study of quantitative type . The research was
conducted in Medika Hospital Center Cisalak Depok on August 2016. The samples in this study were all nurses
Punica space Sentra Medika Hospital Cisalak Depok , amounting to 30 people . Type of data collection using
primary data and instruments used were questionnaires . The analysis used were univariate and bivariate chi - square
test aims to determine the relationship between the independent and dependent variables .
Based on the statistical analysis of the results obtained with the knowledge of the relationship between
handwashing with p = 0.000, the relationship between the period of employment with handwashing with p = 0.000,
the relationship between education and handwashing with p = 0,006 , the relationship between attitudes with
handwashing with p =0.014
From the results of research and discussion, it is concluded that there is a relationship between knowledge ,
years of education , and attitudes with handwashing before and after nursing actions at Punica Room Sentra Medika
Hospital Cisalak Depok . Based on the results of the proposed study is the suggestion Hospital especially health
workers improve the discipline to wash their hands before and after nursing action in the prevention of nosocomial
infections .
Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial adalah Infeksi yang
muncul selama pasien dirawat di rumah
sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala
selama pasien itu dirawat atau setelah
selesai dirawat disebut infeksi nosokomial
(Hidayat, 2008). Secara umum, pasien yang
masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda
infeksi yang kurang dari 3x24 jam,
menunjukkan bahwa masa inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk
rumah sakit, dan infeksi yang baru
menunjukkan gejala setelah 3x24 jam
Diadaptasi dari WHO guidelines on hand pasien berada dirumah sakit baru disebut
hygiene in health care : First Global Patient infeksi nosokomial (Darmadi, 2008).
Safety Challenge, World Health Kepatuhan
Organization, 2009.
Menurut Schafer, dkk dalam Depkes RI,
(1998) kepatuhan adalah ketaatan seseorang
pada tujuan yang telah ditentukan.
Kepatuhan merupakan suatu permasalahan
bagi semua disiplin kesehatan, salah satunya
pelayanan perawatan dirumah sakit.
Kepatuhan yang dimaksud disini adalah
ketaatan dalam pelaksanaan prosedur tetap
yang telah dibuat Dalam hal ini kepatuhan
pelaksanaan prosedur tetap (protap) adalah
untuk selalu memenuhi petunjuk atau
peraturan-peraturan dan memahami etika
keperawatan di tempat perawat tersebut
bekerja (Depkes RI, 1998).
Kerangka Konseptual
Kerangka konsep merupakan justifikasi
ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan
dan memberi landasan yang kuat terhadap
topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalah (Hidayat Yang
Faktor-Faktor 2007)
Berhubungan PERILAKU
tindakan cuci Tangan CUCI
TANGAN
1. Pengetahuan
2. Masa Kerja
3. Pendidikan
4. Sikap
No. Variable Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel Dependent
1 Perilaku Tindakan responden Kuesioner Mengisi 1: tidak patuh, Ordinal
cuci tangan untuk melakukan cuci kuesioner jika nilai
tangan aseptik dengan responden < mean
benar sebelum dan (25,13)
sesudah melakukan 2: Patuh jika nilai
tindakan keperawatan responden ≥
mean (25,13)
Variabel Independent
1 Pengetahuan Pemahaman responden Kuesioner Wawancara 1 = Kurang, Jika Ordinal
tentang kegiatan cuci nilai <
tangan aseptik 21 (<75% dari
total skor
maksimal)
2 = Baik, jika
nilai skor ≥ 21
(76-100% dari
total skor
maksimal)
2 Pendidikan Jenjang sekolah tertinggi Kuesioner Wawancara 1:. Rendah=D3 Ordinal
yang sudah diselesaikan keperawatan
oleh responden pada saat 2:.Tinggi=S1
penelitian (Mulyadi, Keperawatan
2008)
3 Masa Kerja Periode berdasarkan Kuesioner Wawancara 1:Baru lama Ordinal
waktu (tahun) yang kerja < 5 tahun
membedakan responden 2:Lama kerja ≥ 5
terhitung sejak awal tahun
masuk kerja hingga
penelitian berlangsung
4 Sikap Perilaku perawat dalam Kuesioner Wawancara 1:Kurang jika Ordinal
melakukan cuci tangan nilai responden <
mean (1,70)
2:Baik apabila
jika nilai
responden ≥
mean (1,70).
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
1. Ada hubungan antara pengetahuan
perawat dengan perilaku cuci
tangan di ruang Punica Rumah
Sakit Sentra Medika Cisalak Tahun
2016.
2. Ada hubungan antara masa kerja
perawat dengan perilaku cuci
tangan di ruang Punica Rumah
Sakit Sentra Medika Cisalak Tahun
2016.
3. Ada hubungan antara pendidikan
perawat dengan perilaku cuci
tangan di ruang Punica Rumah
Sakit Sentra Medika Cisalak Tahun
2016.
4. Ada hubungan antara sikap
perawat dengan perilaku cuci
tangan di ruang Punica Rumah
Sakit Sentra Medika Cisalak Tahun
2016.
METODOLOGI PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah suatu penelitian Gambaran Umum Rumah Sakit Sentra
analitik kuantitatif yang menyangkut Medika Cisalak Depok
bagaimana faktor resiko dipelajari dengan Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak
mengunakan pendekatan cross sectional berlokasi di Jl. Raya Bogor Km 33, Cisalak
Penelitian ini merupakan penelitian untuk Depok berdiri sejak 12 Juli 1999,
mempelajari dinamika korelasi antara merupakan RS Swasta Tipe B di Kota
faktor-faktor resiko dengan efek , dengan Depok dengan status akreditasi Rumah Sakit
cara pendekatan observasi atau Lulus Tingkat Lanjut. RS Sentra Medika
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat Cisalak mempunyai 219 tempat tidur
(point time approach), yaitu tiap subjek dilengkapi berbagai fasilitas pelayanan
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan kesehatan dan pelayanan penunjang medis
pengukuran dilakukan terhadap status dan dikelola oleh 288 tenaga kesehatan dan
karakter atau variabel subjek pada saat 125 tenaga non kesehatan. Sarana kesehatan
pemerikasaan. (Notoatmodjo 2005) yang disediakan oleh Rumah Sakit Sentra
Medika Cisalak Depok terdiri dari : IGD,
Lokasi dan Waktu Penelitian Instalasi Rawat Jalan, MCU, Instalasi Rawat
Penelitian dilakukan di ruang Punica Rumah Inap, Instalasi Bedah, Unit Hemodialisa,
Sakit Sentra Medika. Penelitian ini Unit Intensive (ICU, ICCU, PICU, NICU),
dilakukan kepada seluruh tenaga Kamar Bersalin, Ruang Perinatologi,
keperawatan ruang Punica yang ada di Farmasi, Laboratotium, Radiologi, Instalasi
Rumah Sakit Sentra Medika tahun 2016. Rehabilitasi Medik, Pelayanan Endoscopy,
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari- Pelayanan Gizi, Pelayanan EKG dan
Maret 2016 Echocardiografi, Ambulance dan Rumah
Duka.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi
dalam penelitian ini seluruh perawat di
ruang Punica Rumah Sakit Sentra Medika
Cisalak yang ada yaitu sebanyak 30 orang.
Hasil Analisa Distribusi Responden Berdasarkan Masa
Analisa Univariat Kerja di ruang Punica Rumah Sakit Sentra
Distribusi Perilaku Cuci Tangan Responden Medika Cisalak Depok Tahun 2016
di ruang Punica Rumah Sakit Sentra Medika Bahwa dari 30 responden yang diteliti
Cisalak Depok Tahun 2016 terbanyak adalah masa kerja baru sebanyak
Diketahui bahwa responden yang memiliki 16 orang. (59,3 %).
patuh dan tidak patuh dalam mencuci tangan
masing-masing memiliki jumlah yang sama Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di
yaitu sebanyak 15 orang (50 %). ruang Punica Rumah Sakit Sentra Medika
Cisalak Depok Tahun 2016
Distribusi Responden Menurut Tingkat Bahwa dari 30 responden, sebanyak 21
Pengetahuan di ruang Punica Rumah Sakit orang (70%) memiliki sikap kurang dan 9
Sentra Medika Cisalak Depok Tahun 2016. orang (30%) memiliki sikap baik.
Bahwa dari 30 responden, sebanyak 16
orang (53,3 %) memiliki pengetahuan baik Analisa Bivariat
dan 14 orang (46,7 %) memiliki Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat
pengetahuan kurang baik. Kepatuhan Perawat dalam melakukan cuci
tangan di ruang Punica Rumah Sakit Sentra
Distribusi Responden Menurut Tingkat Medika Cisalak Depok
Pendidikan di ruang Punica Rumah Sakit Diketahui bahwa responden yang memiliki
Sentra Medika Cisalak Depok Tahun 2016. pengetahuan kurang dan tidak patuh
Bahwa dari 30 orang responden, sebanyak persentasenya (100%) lebih banyak
23 orang (76,7 %) memiliki pendidikan dibandingkan responden yang memiliki
rendah dan 7 orang (23,3 %) memiliki pengetahuan baik dan tidak patuh (6,2 %).
pendidikan tinggi Selajutnya dari perhitungan uji chi square
didapat nilai p = 0.000 (p < 0.05) yang
secara statistik berarti Ho ditolak artinya ada
hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan Kepatuhan mencuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan.
Dari nilai OR diketahui sebesar 16,000
dapat disimpulkan bahwa responden yang Hubungan Antara Masa Kerja dengan
memiliki pengetahuan kurang memiliki Perilaku Cuci Tangan Perawat di ruang
resiko untuk tidak patuh 16 kali lebih besar Punica Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak
dibandingkan responden yang memiliki Depok Tahun 2016
pengetahuan baik. Diketahui bahwa responden yang memiliki
masa kerja baru dan tidak patuh
Hubungan Antara Pendidikan Perawat persentasenya (87,5%) lebih banyak
dengan Perilaku Cuci Tangan di ruang dibandingkan responden yang memiliki
Punica Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak masa kerja lama dan tidak patuh (7,1 %).
Depok Tahun 2016 Selajutnya dan perhitungan uji chi square
Diketahui bahwa responden yang memiliki didapat nilai p = 0.000 (p < 0.05) yang
pendidikan tinggi dan tidak patuh secara statistik berarti Ho ditolak artinya ada
persentasenya (100%) lebih banyak hubungan antara masa kerja dengan
dibandingkan responden yang memiliki Kepatuhan mencuci tangan sebelum dan
pendidikan rendah dan tidak patuh (34,8%). sesudah tindakan. Dari nilai OR 91,000
Selanjutnya dan perhitungan uji chi square dapat disimpulkan bahwa responden yang
didapat nilai p = 0.006 (p < 0.05) yang memiliki masa kerja baru (< 5 tahun)
secara statistik berarti Ho ditolak artinya ada memiliki resiko untuk tidak patuh 91,000
hubungan antara tingkat pendidikan dengan kali lebih besar dibandingkan responden
Kepatuhan mencuci tangan sebelum dan yang memiliki masa kerja lama.(≥ 5 tahun.
sesudah tindakan.
Dari nilai OR 2,875 dapat disimpulkan Hubungan Antara Sikap Perawat dengan
bahwa responden yang memiliki pendidikan Perilaku Cuci Tangan Perawat di ruang
rendah memiliki resiko untuk tidak patuh Punica Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak
2,875 kali dibandingkan responden yang Depok Tahun 2016
memiliki pendidikan tinggi. Diketahui bahwa responden yang memiliki
sikap kurang dan tidak patuh persentasenya
(66,7%) lebih banyak dibandingkan
responden yang memiliki sikap baik dan
tidak patuh (41,2%).
Selajutnya dan perhitungan uji chi square
didapat nilai p = 0.005 (p < 0.05) yang didapat nilai p = 0.000 (p < 0.05) yang
secara statistik berarti Ho ditolak artinya ada secara statistik berarti Ho ditolak artinya ada
hubungan antara tingkat sikap perawat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan Kepatuhan mencuci tangan sebelum dengan Kepatuhan mencuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan. dan sesudah tindakan. Nilai OR diketahui
Dari nilai OR 0,063 dapat disimpulkan sebesar 16,000 dapat disimpulkan bahwa
bahwa responden yang memiliki sikap baik responden yang memiliki pengetahuan
memiliki efek proteksi untuk tidak patuh kurang memiliki resiko untuk tidak patuh
dibandingkan responden yang memiliki melakukan cuci tangan 16 kali lebih besar
sikap kurang baik dibandingkan responden yang memiliki
Dari hasil Analisa menggunakan Uji Chi- pengetahuan baik.
square pada setiap variabel diatas dapat Hasil ini sesuai dengan pendapat Lankford,
disimpulkan bahwa terdapat hubungan pada Zembover, Trick, Hacek, Noskin, &
semua variabel independen yaitu Peterson (2003) dalam Depkes R.I (2011),
pengetahuan, pendidikan, masa kerja dan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh
sikap dengan Perilaku Cuci Tangan di ruang pada tindakan cuci tangan adalah
Punica Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak kurangnya pengetahuan terhadap standar.
Depok. Mencuci kedua tangan merupakan prosedur
awal yang dilakukan perawat dalam
PEM BAHASAN memberikan tindakan keperawatan yang
dengan perilaku cuci tangan di ruang kotoran, mencegah terjadinya infeksi silang
Punica Rumah Sakit Sentra Medika melalui tangan dan mempersiapkan bedah
atau tindakan pembedahan.
Cisalak Tahun 2016.
Menurut WHO (2005) kebersihan tangan
Hasil penelitian memperlihatkan dari 30
adalah ukuran utama untuk mengurangi
responden yang diteliti berpengetahuan baik
infeksi. Meskipun mencuci tangan terlihat
sebanyak 16 orang ,15 orang (93,8%)
suatu tindakan yang sederhana, tetapi hal itu
diantaranya patuh melaksanakan cuci tangan
kurang adanya dukungan dengan tidak
sebelum dan sesudah tindakan sedangkan 1
dilaksanakannya perilaku mencuci tangan di
orang (6,2%) tidak patuh.
kalangan penyedia layanan kesehatan di
Selajutnya dan perhitungan uji chi square
seluruh dunia yang mempunyai masalah
infeksi nosokomial. Hasil ini juga sejalan 5 tahun) memiliki resiko untuk tidak patuh
dengan hasil penelitian Saragih dan melakukan cuci tangan 91,000 kali lebih
Rumapea (2010) yang melakukan besar dibandingkan responden yang
penelitian di Rumah Sakit Columbia Asia memiliki masa kerja lama.(≥ 5 tahun)
Medan menunjukan ada hubungan. Masa kerja adalah (lama kerja) adalah
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, merupakan pengalaman individu yang akan
peneliti berpendapat hasil penelitian sesuai menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan
dengan karakter kematangan sesorang dan jabatan. Kreitner dan Kinichi (2004)
dalam bertindak yakni semakin baik menyatakan bahwa masa kerja yang lama
pengetahuan sesorang akan semakin baik akan cenderung membuat seseorang betah
tindakan seseorang dalam hal ini dalam sebuah organisasi hal ini disebabkan
menyangkut kepatuhan cuci tangan. karena telah beradaptasi dengan lingkungan
yang cukup lama sehingga akan merasa
Hubungan antara masa kerja perawat nyaman dalam pekerjaannya. Semakin lama
dengan perilaku cuci tangan di ruang seseorang bekerja maka tingkat prestasi
Punica Rumah Sakit Sentra Medika akan semakin tinggi, prestasi yang tinggi di
Cisalak 2016. dapat dari perilaku yang baik.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari Hasil ini juga sejalan dengan hasil
30 responden yang diteliti mempunyai masa penelitian Saragih dan Rumapea (2010)
kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 16 yang melakukan penelitian di Rumah Sakit
orang 14 diantaranya tidak patuh Columbia Asia Medan yang
melaksanakan cuci tangan sebelum dan memperlihatkan hubungan signifikan
sesudah tindakan sedangkan 2 orang patuh. antara masa kerja perawat dengan
Selajutnya dan perhitungan uji chi square kepatuhan cuci tangan dengan
didapat nilai p = 0.000 (p< 0.05) yang secara kebermaknaan (p=0,04)
statistik berarti Ho ditolak artinya ada Hasil tersebut menurut peneliti, dapat
hubungan antara masa kerja dengan dimaklumi karena lamanya bekerja akan
Kepatuhan mencuci tangan sebelum dan berpengaruh terhadap berbagai perilaku
sesudah tindakan. perawat. Interaksi dengan lingkungan
Nilai OR 91,000 dapat disimpulkan bahwa rumah sakit, komitmen organisasi dan
responden yang memiliki masa kerja baru (< kenyamanan bekerja seringkali dipengaruhi
oleh lamanya masa kerja seseorang. dalam pekerjaan yang pada hakekatnya
terdiri dari kemampuan intelektual dan
Ada hubungan antara pendidikan kemampuan fisik. Dimensi kecerdasan telah
perawat dengan perilaku cuci tangan dijumpai sebagai peramal dari kinerja,
di ruang Punica Rumah Sakit Sentra kemampuan intelektual mempunyai peran
Medika Cisalak 2016. yang besar dalam pekerjaan yang rumit,
Hasil penelitian memperlihatkan dari 30 kemampuan fisik mempunyai makna yang
responden yang diteliti berpendidikan penting untuk melakukan tugas-tugas yang
rendah sebanyak 23 orang, 15 diantaranya menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
patuh melaksanakan cuci tangan sebelum keterampilan (Muchlas, 1997).
dan sesudah tindakan sedangkan 8 orang Hasil ini juga sejalan dengan hasil
tidak patuh. penelitian Saragih dan Rumapea (2010)
Selajutnya dan perhitungan uji chi square yang melakukan penelitian di Rumah Sakit
didapat nilai p = 0.003 (p< 0.05) yang secara Columbia Asia Medan dengan ada
statistik berarti Ho ditolak artinya ada hubungan antara pendidikan dan kepatuhan
hubungan antara tingkat pendidikan dengan cuci tangan dengan tingkat kebermaknaan
Kepatuhan mencuci tangan sebelum dan (p=0,04)
sesudah tindakan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti
Nilai OR 2,875 dapat disimpulkan bahwa berpendapat tingkat pendidikan akan
responden yang memiliki pendidikan rendah berpengaruh terhadap perilaku karena
memiliki resiko untuk tidak patuh semakin tinggi pendidikan seseorang akan
melakukan cuci tangan 2,875 kali semakin luas wawasannya dan akan semakin
dibandingkan responden yang memiliki meningkat pula kesadarannya untuk
pendidikan tinggi. berperilaku secara benar termasuk perilaku
Latar belakang pendidikan akan dalam hal mencuci tangan.
mempengaruhi perilaku seseorang dalam
melaksanakan etos kerja. Semakin tinggi Ada hubungan antara sikap perawat
pendidikan seseorang, kepatuhan dalam dengan perilaku cuci tangan di ruang
pelaksanaan aturan kerja akan semakin baik. Punica Rumah Sakit Sentra Medika
Kemampuan adalah kapasitas seorang Cisalak 2016.
individu untuk mengerjakan berbagai tugas Hasil penelitian menunjukkan dari 30
responden yang diteliti mempunyai sikap 4) Bertanggung jawab (responsible). Pada
kurang sebanyak 21 orang 14 diantaranya tingkat ini, sikap individu akan bertanggung
tidak patuh melaksanakan cuci tangan jawab dan siap menanggung segala risiko atas
sebelum dan sesudah tindakan. segala sesuatu yang telah dipilihnya. Sikap
Selanjutnya dan perhitungan uji chi square yang mendukung dari perawat dalam
didapat nilai p = 0.005 (p < 0.05) yang melakukan tindakan kewaspadaan universal
secara statistik berarti Ho ditolak artinya ada berkaitan dengan cuci tangan. sebelum dan
sesudah tindakan. Adapun menurut
hubungan antara tingkat sikap perawat
Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa
dengan Kepatuhan mencuci tangan sebelum
struktur sikap itu mempunyai tiga komponen
dan sesudah tindakan.
pokok, yaitu:
Nilai OR 0,063 dapat disimpulkan bahwa
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep
responden yang mempunyai sikap baik
terhadap suatu objek
memiliki efek proteksi untuk tidak patuh
2) Kehidupan emosional atau evaluasi
dalam melakukan cuci tangan dibandingkan
terhadap suatu objek
responden yang memiliki sikap kurang baik
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to
Sikap seseorang biasanya dipengaruhi oleh
behave).
berbagai faktor terutama keyakinan– Hal ini sesuai dengan teori Green (1980),
keyakinan untuk bertindak. Menurut bahwa sikap merupakan faktor predisposisi
Notoatmodjo (2003), sikap memiliki empat untuk terjadinya perilaku kesehatan. Sejalan
tingkat, dari yang terendah hingga yang pula dengan pendapat Newcomb yang dikutip
tertinggi, yaitu: oleh Notoadmojo (2005) menyatakan bahwa
1) Menerima (receiving). Pada tingkat ini sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
individu ingin dan memperhatikan rangsangan untuk bertindak, dan bukan merupakan
(stimulus) yang diberikan. pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain,
2) Merespons (responding).Pada tingkat ini fungsi sikap belum merupakan tindakan
sikap individu dapat memberikan jawaban (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi
apabila ditanya, mengerjakan dan merupakan predisposisi perilaku (tindakan
menyelesaikan tugas yang diberikan. atau reaksi tertutup).
3) Menghargai (valuing). Pada tingkat ini, Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
sikap individu mengajak orang lain untuk berpendapat bahwa sikap yang baik
mengerjakan atau mendiskusikan suatu mempunyai kecenderungan untuk berlaku
masalah.
patuh dalam hal cuci tangan sebelum dan kewaspadaan universal di pelayanan
sesudah tindakan. Kesehatan. Jakarta, Perhimpunan
Pengendali Infeksi Indoneia
Kesimpulan Emaliyawati. 2009. Tindakan kewaspadaan
Berdasarkan hasil penelitian di rumah sakit Universal Sebagai Upaya Untuk
mengurangi Resiko Penyebaran
Sentra Medika Cisalak dapat disimpulkan Infeksi.(online) Available From :
dari 30 responden yang diteliti 4 variabel URL : http//pustaka.unpad. co.
id/wp-conten/ aploads/2009/ 10/
independen menunjukkan adanya hubungan tindakan kewaspadaan
dengan kepatuhan perawat dalam melakukan universal.pdf (diakses 1 April 2013)
Heri Purwanto. 2002. Pengantar Ilmu
cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan di Perilaku Manusia Untuk Keperawatan.
rumah sakit Sentra Medika Cisalak Depok. Jakarta. EGC
Nasronudin. 2007. HIV & AIDS,
Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis,
Saran dan Sosial. Jakarta. AirLangga
University Press
Kepada peneliti selanjutnya mungkin dapat Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan
melakukan penelitian tentang kepatuhan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rieka
Cipta.
melakukan cuci tangan bukan hanya perawat Nursalam dan Ninuk. 2007. Asuhan
tetapi kepatuhan melakukan cuci tangan Keperawtan pada pasien infeksi.
Jakarta. Salemba Medika
oleh petugas kesehatan lainnya, misalnya Pruss, A. 2002. Pengelolaan aman Limbah
dokter, analis, fisioterapis, housekeeping dan Layanan Kesehatan. Jakarta. EGC
Sastroasmoro,S & Sofyan Ismael. 2008.
lain-lain, dan juga penelitian tentang Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
pengaruh pelaksanaan prosedur cuci tangan Klinis. Jakarta. CV. Sagung Seto
Schffer,S.D dkk. 2000. Pencegahan Infeksi
terhadap pencegahan infeksi nosokomial. dan Praktek Yang Aman. Jakarta. EGC
Tietjen,L. 2004. Panduan Pencegahan
Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan. Jakarta. Yayasan Bina
Aditama.C.Y dan Trihastuti. 2006. Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jakarta. Universitas Indonesia.
Depkes RI. 2007. Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya. Jakarta.
Perhimpunan pengendali Infeksi
Indonesia.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial
Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta. Salemba Medika.
Depkes RI. 2003. Peedoman pelaksanaan