Anda di halaman 1dari 14

ANALISA JURNAL

“PENERAPAN CUCI TANGAN FIVE MOMEN DENGAN


ANGKA KEJADIAN INFEKSI NOSOKOMIAL”

Pembimbing Akademik : Irnawati,S.Kep. Ns.MMR


Perseptor : Zuhrotun Aliyah, S.Kep,.Ns

Disusun Oleh :
1. Rendra Setiawan (202102040073)
2. Reza Erlangga (202102040009)
3. Ade Dian Oktavia (202102040065)
4. Dwi Rustiningsih (202102040001)
5. Asri Nurul Mamluaty (202102040026)
6. Azmiati Fuadina (202102040019)
7. Sapitri Wulandari (202102040021)
8. Sherly Auliasari H. (202102040070)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan 24 jam dan terus menerus
dengan jumlah tenaga keperawatan yang begitu banyak dan berada di berbagai unit
kerja rumah sakit. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, perawat
melakukan prosedur atau tindakan keperawatan yang dapat menimbulkan resiko salah
begitu besar (Maria dkk, 2013). Pada undang undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit, menyatakan bahwa “setiap pasien mempunyai hak memperoleh
keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit”. Salah
satu poinnya yaitu menghindari adanya resiko infeksi nosokomial di rumah sakit, dan
mencegah terjadinya kerugian pada pasien yang mengabibatkan kesalahan dari
petugas medis, pramedis atau non-medis (Depkes RI, 2017). Kejadian infeksi
nosokomial di rumah sakit dunia mencapai 9% atau kurang lebih 1,4 juta pasien yang
rawat inap, dan sekitar 8,7 % dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari
Eropa, Timur Tengah, dan Pasifik menunjukkan adanya infeksi nosokomial di rumah
sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit di negara-negara Asia sekitar
3-21% (rata-rata 9%) (Soedarto, 2016).
Pencegahan infeksi nosokomial salah satunya dapat dilakukan dengan cara
melakukan five moments hand hygiene. Hal ini didukung dengan penelitian dari Mera
et al. (2018) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang significant antara
penerapan five moments hand hygiene dan cuci tangan 6 langkah dengan kejadian
infeksi nosocomial di rumah sakit Pencegahan melalui pengendalin infeksi
nosocomial di rumah sakit ini mutlak dilakukan oleh profesi kesehatan dan seluruh
jajaran menejemen rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien,
yang meliputi tenaga dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lain. World Health
Organization (2016) mencetuskan tantangan keselamatan pasien secara global dengan
semboyan “clean care is safe care”, yaitu dengan melakukan My Five Moment For
Hand Hygiene yaitu Tindakan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien,
sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan
lingkungan sekitar pasien. Hal ini bertujuan agar dapat mengontrol penyebaran
pathogen dan, mencegah infeksi silang, Namun, masih banyak tenaga kesehatan yang
kurang menyadari pentingnya melakukan hand hygiene sesuai dengan prosedur.

B. Tujuan
Untuk menganalisa pengaruh penerapan cuci tangan five moment dengan
kejadian infeksi nosokomial
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Cuci Tangan


Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih (sabun) yang sesuai dan dibilas dengan
air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada
dua prosedur pencucian tangan yang dapat dilakukan.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat
dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan
kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai
kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah.

B. Pentingnya Mencuci Tangan


1. Mencegah kuman agar tidak masuk ke tubuh kita
2. Mencegah penularan atau masuknya penyakit ke tubuh kita

C. Manfaat Mencuci Tangan


1. Tangan menjadi bersih
2. Membasmi kuman dan bakteri yang ada di tangan
3. Mencegah penularan penyakit
4. Mencegah terjadinya infeksi/penyakit melalui tangan

D. Five Moment Cuci Tangan


1. Sebelum menyentuh pasien
2. Sebelum melakukan prosedur aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah menyentuh pasien
5. Setelah menyentuuh lingkungsn sekitar pasien
E. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik Dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan memakai air yang
mengalir
2. Ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
3. Letakkan telapak tangan kanan diatas tangan kiri lalu gosokkan sela-sela jari
4. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
5. Letakkan punggung jari kanan pada telapak tangan kiri, posisi saling mengunci dan
sebaliknya
6. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
7. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
8. Kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Penelitian
Penelitian tersebut dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi pada tahun 2018. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional yaitu
pengumpulan data variable independent dan dependen yang dilakukaan secara
bersamaan atau sekaligus untuk mengetahui hubungan penerapan cuci tangan five
moment terhadap angka kejadian infeksi nosocomial.
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di ruang Dahlia 4 didapatkan
bahwa dari 17 perawat hanya 10 perawat atau 58% yang patuh dalam melakukan cuci
tangan five moment. Sedangkan 12 perawat atau 71% tidak patuh dalam melakukan cuci
tangan five moment. Sehingga perlu dilaukan review materi terkait cuci tangan five
moment guna mencega infeksi nosocomial.

B. Populasi dan sampel


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang sedang dinas di ruangan
rawat inap bedah, interne, dan paru RSAM Bukittinggi sebanyak 46 0rang. Untuk pasien
yaitu seluruh pasien yang sedang dirawat dan terpasang infus di ruangan masing-masing
dengan rata-rata 64-88 pasien setiap bulannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi
sampel adalah seluruh perawat dan pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen
Penelitian. Adapun alat insrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembaran
observasi dan data tilik (SOP) cuci tangan 5 (five) momen yang digunakan untuk
menentukan apakah sudah sesuai dengan prosedur tindakan (SOP) yang telah diterapkan.
Populasi pada observasi yang dilakukan di ruang Dahlia 4 yaitu seluruh perawat
yang berdinas di ruang Dahlia 4 sebanyak 17 perawat. Sedangkan sampel pada observasi
tersebut yaitu seluruh populasi digunakan sebagai sampel yaitu sebanyak 17 perawat.

C. Teknik Pengumpulan
Pengumpulan data ini dilakukan oleh semua perawat yang ada di ruang rawat
inap bedah dan interne RSUD Bukittinggi dan peneliti mengisi lembar observasi. Lembar
observasi diisi oleh perawat dari shif ke shif, tidak sekaligus oleh perawat yang ada pada
saat itu saja.
Pengumpulan data pada observasi yang kami lakukan yaitu menggunakan
kuesioner tentang penerapan cuci tangan five moment. Mahasiswa UMPP melakukan
observasi pada setiap shift di ruang Dahlia 4, observasi dilakukan dari tanggal 28 Maret–
1 April 2022.

D. Analisis dan Penyajian data


Uji statistik menggunakan chi-square test untuk menyimpulkan adanya hubungan
dua variable. Analisa chi-square dibandingkan dengan nilai p ≤0,05 artinya secara
statistik bermakna dan apabila nilai p >0,05 artinya secara statistik tidak bermakna.
Selanjutnya, variabel-variabel tersebut akan dianalisa secara multivariant melalui tahap-
tahap pemodelan analisis multivariat.
Penyajian data pada observasi yang kami lakukan menggunakan tabel yang
menyajikan data tentang jumlah perawat yang patuh dalam melakukan cuci tangan five
moment dan perawat yang tidak patuh dalam melakukan cuci tangan five moment.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Identitas Artikel
a. Judul artikel :
Penerapan Cuci Tangan Five Moment dengan Kejadian Infeksi Nosokomial
b. Nama peneliti :
Mera Delima, Yessi Andriani, dan Gustinawati
c. Tahun terbit :
2018
d. Penerbit :
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis
e. Pertanyaan klinik pico/picot :
Problem : Infeksi Nosokomial
Intervention : Cuci Tangan five moment
Comparation :-
Outcome :
- Berdasarkan tabel distribusi penerapan cuci tangan five
moment didapat bahwa sebagian besar responden yaitu
dari 44 responden sebanyak 31 perawat (70,5%) sudah
melakukan cuci tangan five momen.
- Berdasarkan tabel distribusi prosedur cuci tangan 6
langkah dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden yaitu dari 44 responden sebanyak 31 perawat
(70,5%) sudah melakukan cuci tangan 6 langkah sesuai
prosedur
- Berdasarkan tabel distribusi penerapan cuci tangan five
moment dengan angka kejadian infeksi nosocomial dapat
diketahui bahwa sebagian besar dari 44 responden yang
melaksanakan cuci tangan five momen, yang tidak terjadi
infeksi nosokomial (flebitis) sebanyak 28 pasien (84,8%).
Dari hasil uji statistik chi square dalam penelitian ini
didapatkan ρ value = 0,001, jika dibandingkan dengan α=
0,05 maka ρ value < α 0,05, maka dari itu hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
variabel cuci tangan five momen dengan angka kejadian
infeksi nosokomial. Berdasarkan hasil pengolahan uji
statistik juga didapatkan nilai OR = 14.933, artinya bahwa
responden yang sesuai melakukan cuci tangan five momen
memiliki peluang 14.933 kali lebih besar untuk tidak
terjadinya infeksi nosokomial dibandingkan dengan
perawat yang tidak melaksanakan cuci tangan five momen.
- Berdasarkan table distribusi prosedur cuci tangan 6
langkah dengan angka kejadian infeksi nosocomial dapat
diketahui bahwa sebagian besar dari 44 responden yang
melaksanakan cuci tangan 6 langkah, yang tidak terjadi
peningkatan angka kejadian infeksi nosokomial (flebitis)
sebanyak 28 pasien (84,8%). Dari hasil uji statistik chi
square dalam penelitian ini didapatkan ρ value = 0,001,
jika dibandingkan dengan α= 0,05 maka ρ value < α 0,05,
maka dari itu hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara variabel cuci tangan 6 langkah
dengan angka kejasian infeksi nosokomial. Berdasarkan
hasil pengolahan uji statistik juga didapatkan nilai OR =
14.933, artinya bahwa semakin dilakukan cuci tangan 6
langkah memiliki peluang 14.933 kali lebih besar untuk
tidak terjadinya infeksi nosocomial
- Dari hasil implementasi yang dilakukan di ruang Dahlia 4
tentang review cuci tangan five moment didapatkan hasil
bahwa dari 17 perawat hanya 10 perawat atau 58% yang
patuh dalam melakukan cuci tangan five moment.
Sedangkan 12 perawat atau 71% tidak patuh dalam
melakukan cuci tangan five moment.

Time : 2018
Study Design :-
2. Gap of knowledge (kesesuaian dengan masalah yang akan diselesaikan)
Mencuci tangan merupakan prosedur awal yang dilakukan petugas kesehatan
dalam memberikan pelayanan. Menurut asumsi peneliti bahwa penerapan cuci tangan
five momen dan cuci tangan 6 langkah yang dilakukan secara benar dan sesuai
dengan prosedur oleh perawat akan sangat berpengaruh terhadap angka kejadian
infeksi nosokomial. Seluruh perawat atau semua yang bersangkutan dengan pasien
harus melakukan cuci tangan five monen dan cuci tangan 6 langkah.

3. Justifikasi intervensi (termasuk SOP jika ada)


6 Langkah mencuci tangan
1. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
2. Gosokan punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dan sebaliknya.
3. Gosokan kedua telapak tangan dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Kemudian gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
6. Gosok dengan memutar ujung jari ditelapak tangan kiri dan sebaliknya.

Lima moment cuci tangan


Dalam aturan yang tepat demi keselamatan bersama terutama keselamatan pasien,
terdapat 5 waktu kapan kita harus mencuci tangan. Dalam istilah yang sudah populer,
waktu-waktu mencuci tangan yang tepat sering disederhanankan dengan istilah Five
(5) moment Hand Hygiene. 5 moment mencuci tangan di saat: 
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan pada tanggal 28 Maret – 1 April
didapatkan data bahwa sebelum diberikan implementasi kepatuhan perawat dalam
cuci tangan lima momen sebesar 58%. Perawat sudah mengerti cuci tangan 6 langkah
dan tujuan dari cuci tangan. Perawat tidak menerapkan cuci tangan lima momen pada
momen 2 sebelum dan momen 1 setelah. Setelah diberikan implementasi kepatuhan
perawat meningkat sebesar 71 %. Perawat sudah menerapkan cuci tangan pada
momen sesudah namun, pada 2 momen sebelum masih belum optimal. Perawat sudah
mengetahui cara cuci tangan 6 langkah dan tujuan dari cuci tangan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Duwi dan Martika
(2016) dengan judul Hubungan Kepatuhan Cuci Tangan Enam Langkah Lima Momen
Perawat Dengan Kejadian Phlebitis Di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto,
menunjukkan bahwa sebagian besar perawat patuh dalam melakukan cuci tangan
enam langkah lima momen yaitu sebanyak 12 orang (60%) dan perawat terkecil
sebanyak 8 orang (40%). tidak patuh melakukan cuci tangan enam langkah lima
momen.
Smet dalam Damanik (2011) mengemukakan bahwa kepatuhan perawat dalam
melakukan cuci tangan enam langkah lima momen dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: faktor internal, faktor eksternal, dan faktor lain. Faktor internal yang
mempengaruhi kepatuhan cuci tangan antara lain: demografi (jenis kelamin, suku, usia,
ras, pendidikan), motivasi, kemampuan, dan persepsi perawat. Wanita, ras kulit putih,
orang tua dan anak memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi. Pendidikan juga
mempengaruhi perilaku perawat dalam melaksanakan etos kerja. Semakin tinggi
pendidikan perawat, kepatuhan dalam pelaksanaan aturan kerja akan semakin baik.
Faktor eksternal yang mempengaruhi kepatuhan perawat antara lain: pola komunikasi,
nilai-nilai yang diterima perawat, dukungan sosial. Faktor lain yang mempengaruhi
kepatuhan perawat melakukan cuci tangan adalah fasilitas cuci tangan, waktu yang
digunakan untuk cuci tangan, efek bahan cuci tangan terhadap kulit, dan kurang
pengetahuan terhadap standar (Smet dalam Damanik, 2011).
Mencuci tangan merupakan tindakan yang sangat penting di semua tatanan
termasuk rumah sakit. Mencuci tangan merupaka suatu tindakan pengendalian infeksi
yang paling efektif. Menurut Darmadi (2018), Cuci tangan menjadi salah satu langkah
yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi infeksi
nosokomial dapat berkurang. Pencegahan melalui pengendalian infeksi nosokomial di
rumah sakit ini mutlak harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran managemen rumah sakit
meliputi para dokter, bidan, perawat dan lain lain-lain
BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
Kesimpulan dari analisa jurnal diatas yaitu sebagian besar perawat
melaksanakan cuci tangan five momen, Sebagian besar perawat melaksanakan
cuci tangan 6 langkah sesuai dengan prosedur, sebagian besar pasien tidak
mengalami tanda dan gejala phlebitis.

B. SARAN
Diharapkan kepada perawat untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dalam
melakukan cuci tangan five moment dan cuci tangan sesuai prosedur agar tidak
terjadi infeksi nosocomial.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, S, (2018). Infeksi Nosokomial Problematika & Pengendaliannya. Jakarta: Salemba


Medika
Departemen Kesehatan RI. (2017). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta
Mera, D., Andriani, Y., & Gustinawati. (2018). Penerapan Cuci Tangan Five Momen
Dengan Angka Kejadian Infeksi Nosokomial. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis,
1(2), 8–16.
Soedarto, S. (2016). Infeksi nosokomial di rumahsakit. hospital nosocomial infections (Issue
January). Sagung Seto. https://www.researchgate.net/publication /310293816
World Health Organization. (2009). Global patient safety challenge with clean is safer care

Anda mungkin juga menyukai