NAMA : NURHASNAH
NIM : 1921034
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat allah swt, yang telah
banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik dari segi
moril, materil, informasi maupun dari segi administrasi. Oleh karena itu penulis
1. Ibu Ns. Erika, M. Kep, Sp. Mad, Phd Selaku Ketua Yayasan STIKes Tengku
Maharatu Pekanbaru.
2.
6. Dosen dan Staf Dosen Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Tengku Maharatu
Pekanbaru.
i
7. Terkhusus kedua orang tuaku serta keluarga besar, terima kasih atas
semangat yang diberikan juga segala doa dan bantuannya baik moril
bantuan yang telah diberikan dan selalu dalam lindungan-Nya. Peneliti menyadari
bahwa Proposal Penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari
Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal Alamin.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
2.5 Hipotesa……………………………………………………........…….....39
iii
3.4 Etika Penelitian…………………………………………....………..…... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengetahuan dan pelatihan yang baik dan update terkait masalah cuci
tangan tetapi masih ada beberapa oknum yang kurang disiplin untuk
menerapkan cuci tangan sesuai prosedur yang telah ada (Vic Sahai, 2016).
Sifat tidak disiplin ini akan menyebabkan adanya infeksi, infeksi yang
Five moment forHand Hygiene sebagai salah satu metode Patient Safety
1
untuk mengurangi angka kejadian infeksi nosokomial (Departement of
lainnya. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social
(preventif) kepada
Infeksi tersebut tidak ditemukan pada saat pasien masuk, infeksi ini
Selain pada pasien, HAIs dapat terjadi pada tenaga kesehatan, staf, dan
2
lebih dari 40%. Menurut WHO angka kejadian infeksi di rumah sakit di
sekitar 9,1% dengan variasi kejadian infeksi sebesar 6,1 % - 16,0 % (Sri
Purwantiningsih, 2015).
Desember 2013 yang dilakukan oleh WHO Clean Care telah mengevaluasi
Regulasi yang disediakan oleh WHO terkait hand hygiene ini termasuk
yaitu mengenai Air Bersih dan Sanitasi (SDGs 2016). Dimana WHO dan
tujuan SDGs nomor 6 (WHO dan UNICEF, 2015). Program yang sudah
dijalankan sejak tahun 2005 – 2016 oleh WHO yaitu Clean Care is Safe
Care. Program ini telah dilakukan di 137 negara dengan jumlah populasi
(WHO,2015).
3
menjadi 4 wilayah yakni, Eropa, Mediterranian Timur, Asia Tenggara dan
mengalami infeksi nosokomial, pada survei lain menyatakan lebih dari 1,4
paling tinggi terjadi pada rumah sakit Mediterranian Timur sebesar 11,8
petugas untuk melakukan cuci tangan. Rata - rata kepatuhan petugas untuk
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang dalam
Karena angka kejadian infeksi nosokomial saat ini telah dijadikan salah
satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit (Depkes RI, 2010). Secara
4
tangan dengan sabun dan air menghilangkan 92 % organisme penyebab
rohaniah. Ketika kita menjaga kebersihan diri kita tanpa disadari kita juga
3,78%. Pada penelitian Reno et al, diperoleh data dari PPI untuk angka
5
12,01%. Data yang diperoleh dari PPIRS Bhayangkara Padang dalam
Agustus tahun 2018 pada pasien rawat inap dengan kejadian phlebitis
sebesar 4,8% dan IDO sebesar 6,6%. Rerata angka kejadian infeksi
periode April-Juni 2018 yang diperoleh dari PPI untuk phlebitis 1,27%,
ISK 1,5%, VAP 0,18% dan IADP 0,63%. Berdasarkan penelitian Amalia
di NICU RSUP M.Djamil Padang tahun 2017, ditemukan data awal dari
bulan Februari, 15,54% pada bulan April, dan 9% pada bulan Juni.
Banda Aceh,
dengan pasien yaitu 85,5%, yang paling rendah tingkat kepatuhan dalam
dengan pasien yaitu 19,6% dan tingkat kepatuhan rata-rata yaitu 54,3%
(14).
6
Beberapa hasil penelitian kepatuhan hand hygine pekerja
masih sangat rendah. Hal ini biasa diketahui dari data riset kesehatan
terhadap perawat ruang ini, memang mereka tidak selalu hand hygiene
handrub, dan kadang juga ada perawat yang melakukan hand hygiene
sebelum melakukan tindakan pada pasien. Dan yang saya lihat selama
7
Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari Tim Panitia
tubuh pasien 80% baik. 4). Setelah kontak dengan pasien 68% kurang
patuh. Setelah kontak dengan lingkungan pasien 58% kurang patuh, yang
kurang).
observasi 10 orang perawat di ruang rawat inap Super Kelas I, Kelas II,
Andini Pekanbaru”.
8
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Pekanbaru
Pekanbaru
D. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat Teoritis
9
a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang ilmu kesehatan,
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Responden
tindakan.
c. Bagi Peneliti
RSIA Andini.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Cuci Tangan
11
hygiene setelah tindakan. Alasan perawat tidak hand hygiene
hygiene .
dari penelitian ini adalah terletak pada lokasi, sample, dan waktu
12
Penelitian Mogi, T. I. Sengkey, L, and karuru, C. P. (2016)
ruang rawat inap. Perbedaan dari penelitian ini adalah teletak pada
hygiene.
B. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
13
perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,
14
telah dibuat, dengan adanya kepatuhan maka hal-hal yang ditetapkan
15
meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang peningkatan
dan kontrol secara teratur atau minum obat sangat perlu bagi
pasien.
b. Pengukuran Kepatuhan
16
rumah sakit, menurunkan mutu pelayanan rumah sakit hingga
1) Patuh
2) Tidak patuh
diberikan.
17
(enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
perilaku masyarakat.
C. Hand Sanitizer
18
merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan
dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer
19
tangan dalam keadaan benar – benar kotor, baik oleh tanah,
tetapi tidak untuk kulit yang luka (Hapsari, 2015). Selain itu
D. Hand Hygiene
dengan empat jari dan satu ibu jari. Bagian dalam tangan
20
bagian tubuh sediri, tubuh orang lain, atau permukaan yang
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air.
21
membersihkan kedua tangan dari mikroorganisme, debu, dan
22
injeksi, penggantian infus, drainase atau darah. Sebelum dan
antiseptic
a) Setelah
kontak
dengan kulit
klien (ketika
sedang
memeriksa
frekwensi
23
nadi, tekanan
darah,
mengangkat
klien, injeksi,
atau menganti
infus).
b) Sebelum
makan
c) Setelah
kontak
dengan cairan
tubuh atau
sekret,
membran
mokosa, kulit
yang tidak
utuh atau
perban luka
selama tangan
tidak kotor.
d) Ketika
berpindah
dari bagian
24
tubuh yang
terkontaminas
i ke bagian
tubuh yang
bersih saat
merawat
klien.
e) Setelah
kontak
dengan objek
benda mata di
daerah sekitar
klien.
f) Sebelum
merawat
klien dengan
netropeni
berat atau
bentuk
supresi imun
berat lain.
g) Sebelum
memasang
25
kateter urine
atau alat
invasif
lainnya.
h) Setalah
melepas
sarung tangan
toilet.
steril
26
h) Sebelum pemberian medikasi atau
air mengalir.
2.1)
tindakan asptik
patogen, termasuk yang berasal dari permukaan
3. Setelah kontak Kapan? Bersihkan tangan setelah kontak atau resiko
tubuh pasien sendiri, memasuki bagian dalam tubuh.
27
5. Setelah kontak Kapan? Bersihkan tangan setelah menyentuh objek
28
untuk melakukan suatu tindakan, saat akan memakai pelatanan
batuk.
tujuan yang hendak dicapai dan dalam hal ini sarana yang
29
1) Air mengalir
30
namun di lain pihak dengan seringnya menggunakan
3) Larutan antiseptic
masing-masing individu.
transien.
31
negatif, virus lipofilik, basilus dan tuberkulisis, fungsi,
endospora)
2. Efektifitas
meredam pertumbuhan.
32
dan dalam waktu relatif lama. Pelaksanaan tangan dengan
berikut :
33
3. Mulai teknik enam langkah :
tangan
menjalin
(handrub)
34
memadai menjadi kendala dalam melaksanakan hand hygiene
1. Keuntungan handcrub
35
akseptabilitas dan toleransinya dibandingkan dengan
produk lain.
tangan
36
hati-hati dalam waktu yang relatif lebih lama. Pelaksanaan
langkah :
bergantian.
mengalir
37
9. Kuku dengan gerakan searah dari atas kebawah pada kedua
tangan.
melingkar.
15. Lakukan sekali lagi menyikat tangan kanan dan tangan kiri
16. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas kebawah pada
kedua tangan
dua bagia, satu bagian untuk tangan kiri dan bagian yang
38
23. Meletakan handuk pada tempat yang disediakan,.
2009.
39
e. Hal-hal yang Diperhatikan Dalam Hand Hygiene antara lain :
2) Asesoris
E. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
40
pengertian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
2. Tingkat pengetahuan
yaitu:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
41
dapat menginterpretasikan ke kondisi sebenarnya. Orang
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
e. Evaluasi (evaluation)
f. Mencipta (creat)
42
Mencipta yaitu menempatkan beberapa elemen atau
1) Faktor internal
a) Pendidikan
menerima informasi.
b) Pekerjaan
43
c) Umur
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
kelompok.
b) Sosial budaya
F. Perawat Pelaksana
44
bahkan 24 jam penuh, maka diasumsikan ikut mengambil peran
45
G. Tinjauan Peneliti Terdahulu
dari penelitian ini adalah terletak pada lokasi, semple, dan waktu
dan 33% perawat tidak hand hygiene setelah tindakan. Alasan perawat
33
dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tantang kepatuhan
Perbedaan dari penelitian ini adalah teletak pada variable lokasi, sampel,
34
tenaga kesehatan (5,2%) sisanya (94,8%) tenaga kesehatan yang
H. Kerangka Teori
Darmadi (2008) :
Peran tenaga kesehatan
- Peran Tim Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi (Tim PPI) dalam
mencuci tangan
35
Tabe 2.1 Kerangka Teori
I. Kerangka Konsep
36
telah dikembangkan untuk menjadi dasar penelitian ini, adapun
Independen Dependen
Penngetahuan
Sikap
Kepatuhan Perawat
Dalam Melakukan
Hand Hygiene.
Fasilitas
37
J. Hipotesis
38