Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Lingkungan Kerja Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan 5 Momen Hand

Hygiene di Ruang Rawat Bedah


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
KEMENKES tahun 2020 menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelengarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Menurut WHO tahun 2020 rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat.
Menurut Irvan tahun 2018, perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
harus ada di rumah sakit. Perawat memiliki peran dalam merawat, memelihara,
membantu, juga melindungi seseorang karena sakit. Perawat merupakan ujung tombak
dari pelayanan rumah sakit karena perawat memberikan pelayanan secara terus menerus
selama 24 jam dan langsung dirasakan oleh pasien. Dapat disimpulkan perawat
merupakan tenaga kesehatan yang paling sering kontak dengan pasien.
Menurut Sikora A pada tahun 2020, nosocomial atau infeksi terkait perawatan
kesehatan (Healthcare Associated Infection- HCAI) merupakan infeksi yang muncul pada
pasien dalam perawatan medis di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan lain yang
tidak ada pada saat pasien masuk rumah sakit. Menurut Zulkarnain tahun 2018,
pelayanan rumah sakit yang bermutu dapat dinilai melalui beberapa indicator, salah
satunya dengan melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi. Kejadian infeksi
nosocomial menyebabkan mutu pelayanan yang tidak optimal, sehingga diperlukan
tindakan yang tepat dalam mencegah ataupun mengurangi angka kejadian infeksi
nosocomial.
Dari hasil penelitian Riani dan Syafriani pada tahun 2019 dapat dilihat dari 33
(70.2 %) responden yang memiliki motivasi tinggi terdapat 7 (14.9%) responden yang
tidak melakukan hand hygiene enam langkah dilima moment sebagai tindakan
pencegahan infeksi nosokomial, sedangkan dari 14 (29.8 %) responden dengan motivasi
rendah terdapat 4 (8,5 %) responden melakukan hand hygiene enam langkah dilima
moment untuk tindakan pencegahan infeksi nosokomial.
Hasil penelitian Yanto dan Iskandar pada tahun 2018 Perilaku seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, motivasi, dan lingkungan.
Salah satu bentuk perilaku yang terdapat dalam hal kesehatan yaitu kebersihan diri.
Bentuk perilaku hidup sehat adalah dengan menjaga kebersihan diri, salah satunya bentuk
kebersihan diri yang paling mudah yaitu mencuci tangan.
Menurut WHO tahun 2019 pelaksanaan cuci tangan harus sesuai dengan prosedur
standar untuk mencegah perkembangbiakan mikroorganisme kuman. Cuci tangan yang
benar yakni sesuai dengan enam langkah cuci tangan dan sesuai dengan lima momen cuci
tangan. Ketepatan durasi dalam melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir 40-60 detik, bila menggunakan handrub 20-30 detik. Data penelitian
mengemukakan bahwa dengan melakukan cuci tangan dapat menurunkan 20% - 40%
kejadian infeksi nosocomial.
Menurut Idris dalam bukunya pada tahun 2022 hand hygiene merupakan istilah
yang dipakai untuk mencuci tangan, baik menggunakan antiseptic pencuci tangan
ataupun menggunakan hand rub antiseptic. Antiseptic merupakan zat kimia yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya multiplikasi mikroorganisme pada permukaan
tubuh dengan cara menghambat pertumbuhan dan aktivitas metabolic serta membunuh
mikroorganisme. Berikut pedoman untuk mrnrntukan kapan harus cuci tangan yang
dikenal dengan istilah My Five Moment for hand Hygiene, di antaranya: sebelum
menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur bersih atau steril, memeriksa dan
memberikan Tindakan yang bersentuhan dengan kulit seperti balutan luka, setelah kontak
dengan cairan tubuh pasien yang memiliki resiko tinggi, dan setelah menyentuh pasien.

Studi pendahuluan ….

Hasil paparan diatas melatar belakangi penelitian untuk melakukan penelitian


tentang hubungan lingkungan kerja perawat dengan tingkat kepatuhan pelaksanaan 5
momen hand hygiene di RSUD Tugurejo Semarang.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini merupakan bagaimana hubungan
lingkungan kerja perawat dengan tingkat kepatuhan pelaksanaan 5 momen hand hygiene
di RSUD Tugurejo Semarang.
Pertanyaan …..

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini diuraikan dalam tujuan umum dan tujuan khusus seperti di
bawah ini :
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lingkungan kerja perawat
dengan tingkat kepatuhan pelaksanaan 5 momen hand hygiene di RSUD Tugurejo
Semarang.
2. Tujuan Khusus
- Mengetahui lingkungan kerja perawat di ruang rawat bedah RSUD Tugurejo
Semarang
- Mengetahui tingkat kepatuhan pelaksanaan 5 momen hand hygiene di ruang rawat
bedah RSUD Tugurejo Semarang
- Saya hanya ingin mengetahui hubungan lingkungan kerja perawat dengan tingkat
kepatuhan pelaksanaan 5 momen hand hygiene di ruang rawat bedah RSUD
Tugurejo Semarang
D. MANFAAT
1. Bagi Instansi Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada rumah sakit dalam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terkait pelayanan khususnya keselamatan
pasien dengan meningkatkan kinerja perawat dalam pelaksanaan 5 momen hand
hygiene.
2. Bagi Responden
Manfaat bagi responden adalah supaya responden dapat meningkatkan mutu
pelayanan kepada pasien dengan cara mematuhi pelasanaan 5 momen hand hygiene
dengan benar di ruang rawat inap rumah sakit.
3. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah wawasan dan juga pengetahuan
mengenai pelaksanaan 5 momen hand hygiene.
4. Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat
digunakan menjadi bahan pertimbangan bagi instansi pendidikan dalam
meningkatkan kebiasaan 5 momen hand hygiene kepada generasi perawat
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai