Anda di halaman 1dari 14

Journal health and Science ; Gorontalo

journal health & ScienceCommunity


Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

ABSTRAK

ANALISIS IMPLEMENTASI HAND HYGIENE DAN PERILAKU


TENAGA KESEHATAN DALAM PELAKSANAANNYA DI RSUD DR.
RM. DJOELHAM BINJAI

ROY ADITYA1, JULIANDI HARAHAP2, CHAIRULSYAH PUTRA3

Dikalangan petugas kesehatan, hand hygiene sangatlah penting dilakukan,


dan jika tidak melakukan akan beresiko untuk menyebarkan infeksi baik dari
petugas ke pasien ataupun sesama petugas kesehatan lainnya. Mencuci tangan
dengan sabun dan air menghilangkan 92% organisme penyebab penyakit infeksi
di tangan. Di Indonesia rata-rata prevalensi infeksi adalah sekitar 9,1%. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisa implementasi hand hygiene dan perilaku tenaga
kesehatan dalam penggunaanya di RSUD Dr. R.M. Djoelham.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Dr. R.M.
Djoelham Binjai. Populasi penelitian adalah seluruh perawat dokter dan bidan
yang bekerja di RSUD Dr. R.M. Djoelham yang berjumlah 210 orang. Jumlah
sampel 186 orang berdasarkan hasil perhitung sampel dengan menggunakan
rumus Slovin.
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa responden yang pelaksanaan
hand hygiene baik sebanyak 132 orang (71,0%) dan responden yang pelaksanaan
hand hygiene buruk sebanyak 54 orang (29,0%). Hasil uji statistik chi square
didapat pengetahuan, sikap dan praktek memiliki hubungan dengan implementasi
hand hygiene dengan nilai p < 0,05. Hasil uji regresi logistik berganda diketahui
sikap dengan nilai sig=0,001 Exp(B) 6,531 dan praktek dengan nilai sig=0,000
Exp(B) 11,546.
Kesimpulan dari penelitian dapat diketahui bahwa sikap dan praktek
merupakan variabel yang paling mempengaruhi petugas kesehatan dalam
pelaksanaan hand hygiene. Disarankan kepada tenaga kesehatan selalu
memperhatikan hand hygiene sehingga dalam pelaksanaan kegiatan medis dapat
berjalan dengan baik tanpa menimbulkan kendala.

Kata Kunci : Hand Hygiene, Perilaku Tenaga Kesehatan

92
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

ABSTRACT

ANALYSIS OF HAND HYGIENE IMPLEMENTATION AND HEALTH


PERSONNEL BEHAVIOUR IN ITS IMPLEMENTATION IN AT
DR. RM. DJOELHAM HOSPITAL BINJAI

ROY ADITYA

Hand hygiene is very important to do, especially as health workers to


prevent spreading the infection from both the worker to the patient. Washing
hands with soap and water eliminate 92% of infectious disease-causing organisms
on hands. In Indonesia, the average prevalence of infection is around 9.1%. The
study is to analyze hand hygiene implementation and health workers behaviour in
its perform in Dr R.M. Djoelham Hospital.
This the research used quantitative and qualitative research. It was
conducted at Dr. R.M. Djoelham Hospital Binjai. The population were all
doctors, nurses and midwives working at Dr R.M. Djoelham Hospital amounted to
210 respondents. The number of samples was 186 respondents based on Slovin
formula.
Based on the results of the study, it was found that the respondents who
implemented good hand hygiene were 132 respondents (71.0%) and respondents
who implemented poor hand hygiene were 54 respondents (29.0%). Chi-square
statistical test results obtained that knowledge, attitude and practice had a
relationship with the implementation of hand hygiene with a p-value <.05. The
result of the multiple logistic regression test showed that attitude with sig = .001
Exp (B) 6,531 and practice with sig = 0.000 Exp (B) 11.546.
The conclusion of this research can be seen that attitude and practice are
the variables that most influence health workers in the implementation of hand
hygiene. It is recommended to health workers always pay attention to hand
hygiene so that the implementation of medical activities can run well without
causing problems.

Keywords: Hand Hygiene, Behavior of Health Workers

© 2020 – Roy Aditya, Juliandi Harahap, Chairulsyah Putra


Under the license CC BY-SA 4.0

93
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

1. PENDAHULUAN sebelum bersentuhan dengan pasien,


Dikalangan petugas kesehatan, sebelum melakukan prosedur bersih dan
hand hygiene sangatlah penting dilakukan, steril, setelah bersentuhan dengan pasien,
dan jika tidak melakukan akan beresiko setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
untuk menyebarkan infeksi baik dari pasien, setelah bersentuhan dengan
petugas ke pasien ataupun sesama petugas lingkungan sekitar pasien. Infeksi
kesehatan lainnya.Infeksi yang nosokomial di RS terjadi akibat kurangnya
berhubungan dengan pelayanan kesehatan kepatuhan petugas untuk melakukan cuci
atau sering disebutdengan istilah Health- tangan. Rata-rata kepatuhan petugas untuk
care Associated Infection (HAIs) mencuci tangan diIndonesia hanya 20% -
merupakan masalah pentingdiseluruh 40% (6).
dunia. Kejadian infeksi belum diimbangi Negara-negara seperti Amerika
dengan pemahaman tentang bagaimana dan Sub-Sahara Afrika memiliki tingkat
mencegah infeksi dan implementasi secara infeksi yang tinggi, hingga mencapai lebih
baik. Kondisi ini memungkinkan angka dari 40%. Menurut WHO angka kejadian
kejadian infeksi di rumah sakit cenderung infeksidi rumah sakit di negara-negara
meningkat. Maka dari itu sangat penting Asia sekitar 3-21% dengan rata-rata 9%.
halnya pengetahuan petugas kesehatan Di Indonesia rata-rata prevalensi infeksi
tentang mencuci tangan untuk menerapkan adalah sekitar 9,1% dengan variasi
perilaku Five moment forHand kejadian infeksi sebesar 6,1% - 16,0% (1).
hygienesebagai salah satu metode Patient Berdasarkan data yang ada di
Safety untuk mengurangi angka kejadian RSUD Dr.RM Djoelham Kota Binjai tahun
infeksinosokomial. 2019 menunjukkan bahwa kepatuhan
Pada tahun 2009, WHO kebersihan tangan 5 (five moment) pada
mencetuskan Global Patient Safety dokter untuktahun 2019belum mencapai
Challenge denganClean Care is Safe Care, sasaran yang ditetapkan, yaitu sebesar
merumuskan inovasi strategi penerapan ≥80%dimana angka kepatuhan kebersihan
hand hygieneuntuk petugas kesehatan tangan dokter pada tahun 2019 masih
dengan My Five Moments For Hand dalam kategori kepatuhan minimal dan
hygieneyaitu melakukan cuci tangan kepatuhan sedang dengan 69,6%,

94
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

sedangkan data yang ada di RSUD Dr.RM dan bidan yang bekerja di RSUD Dr. R.M.
Djoelham Kota Binjai tahun 2019 Djoelham Binjai yang berjumlah sebanyak
menunjukkan bahwa kepatuhan kebersihan 210 orang. Pengambilan sampel
tangan 5 (five moment) pada perawat dan menggunakan purposive sampling.
bidan untuktahun 2019sudah mencapai 3. HASIL PENELITIAN DAN
sasaran yang ditetapkan, yaitu sebesar PEMBAHASAN
≥80%dimana angka kepatuhan kebersihan 1. Hubungan Pengetahuan dengan
tangan perawat dan bidan pada tahun 2019 Implementasi Hand hygiene
masih dalam kategori kepatuhan baik Menilai hubungan antara
dengan 84,4%. pengetahuan dengan implementasi hand
Dari observasi awal yang telah hygiene dapat dilihat dalam hasil berikut:
dilakukan di RSUD Dr. R.M. Djoelham Tabel 1 Tabulasi Silang Pengetahuan
Binjai, didapatkan kurangnya kesadaran Tenaga Kesehatandengan Implementasi
tenaga kesehatan dalam Hand Hygienedi RSUD Dr. RM.
pelaksanaannya.Total keseluruhan Djoelham Binjai
sebanyak 12 angka kejadian infeksi Hand Hygiene
Jumla �
N Pengetah Buru
nosokomial dengan peningkatan setiap Baik h valu
o. uan k
e
bulannya dengan rata-rata 4,7%, maka n % n % n %

peneliti tertarik untuk melakukan 6 1


1 1 8
7 2 3
penelitian tentang“Analisis Implementasi 1 Baik 2
, 5 ,
5 1,
6 1 2
Hand hygiene dan PerilakuTenaga 7 4 0,00
1 1
Kesehatan dalam Pelaksanaannya di 3 1
2 5 3
RSUD Dr. R.M. Djoelham BinjaiTahun 2 Buruk 6 , 8,
9 , 5
2 8
2020.” 6
7 2 1
2. METODE PENELITIAN 1 1
1 5 9 0
Jenis penelitian yang digunakan Total 3 8
, 4 , 0,
2 6
dalam penelitian ini adalah penelitian 0 0 0

kuantitatif dan kualitatif (mixed method),


pengambilan data secara kuantitatif dengan Berdasarkan Tabel 1 dari hasil

menggunakan kuesioner, responden tabulasi silang diketahui dari 186

diminta untuk mengisi kuesioner yang responden yang diteliti didapat hasil bahwa

diberikan, kemudian pengambilan data responden memiliki pengetahuan baik

kualitatif melalui wawancara. Populasi sebanyak 151 orang (81,2%) dengan

penelitian adalah seluruh perawat dokter implementasi hand hygienebaik sebanyak

95
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

126 orang (67,7%) dan implementasi hand 3 1, 4 0 8 0,0


2 0 6
hygieneburuk sebanyak 25 orang (13,4%).
Sedangkan responden memiliki
Berdasarkan Tabel 2 dari hasil
pengetahuan buruk sebanyak 35 orang
tabulasi silang diketahui dari 186
(18,8%) dengan implementasi hand
responden yang diteliti didapat hasil bahwa
hygienebaik sebanyak 6 orang (3,2%) dan
responden memiliki sikap baik sebanyak
implementasi hand hygieneburuk sebanyak
128 orang (68,8%) dengan implementasi
29 orang (15,6%).
hand hygienebaik sebanyak 117 orang
Berdasarkan hasil uji statistik chi-
(62,9%) dan implementasi hand
square diperoleh ρ value sebesar 0,001 dan
hygieneburuk sebanyak 11 orang (5,9%).
oleh karena nilai ρ value (0,000< 0,05),
Sedangkan responden memiliki sikap
yang berarti ada hubungan pengetahuan
kurang sebanyak 58 orang (31,2%) dengan
tenaga kesehatan dengan implementasi
implementasi hand hygienebaik sebanyak
hand hygienedi RSUD Dr. RM. Djoelham
15 orang (8,1%) dan implementasi hand
BinjaiTahun 2020.
hygieneburuk sebanyak 43 orang (23,1%).
2. Hubungan Sikap dengan Implementasi
Berdasarkan hasil uji statistik chi-
Hand Hygiene
square diperoleh ρ value sebesar 0,001 dan
Analisis Kuantitatif
oleh karena nilai ρ value (0,000< 0,05),
Menilai hubungan antara sikap
yang berarti ada hubungan sikap tenaga
dengan implementasi hand hygiene dapat
kesehatan dengan implementasi hand
dilihat dalam hasil berikut:
hygienedi RSUD Dr. RM. Djoelham
Tabel 2 Tabulasi Silang Sikap Tenaga
BinjaiTahun 2020.
Kesehatandengan Implementasi Hand
3. Hubungan Praktek dengan
hygienedi RSUD Dr. RM. Djoelham
Implementasi Hand Hygiene
Binjai
Menilai hubungan antara praktek
Hand Hygiene Jumla �
Baik Buruk h v dengan implementasi hand hygiene dapat
No a dilihat dalam hasil berikut:
Sikap
. l
n % n % n % Tabel 3 Tabulasi Silang Praktek Tenaga
u
e Kesehataan dengan Implementasi Hand
1 6 1 0
1 68, hygienedi RSUD Dr. RM. Djoelham
1 Baik 1 2, 5,9 2 ,
1 8 Binjai
7 9 8 0
Kuran 1 8, 4 23, 5 31, 0 Hand Hygiene �
2 Juml
g 5 1 3 1 8 2 1 No Praktek val
Baik Buruk ah
Total 1 7 5 29, 1 10 ue

96
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

n % n % n % ini adalah seluruh variabel independen


7
1 7 yang telah dinyatakan signifikan p<0,05
0 1
1 Baik 131 8,1 4 8,
, 5 pada analisis bivariat yaitupengetahuan,
6 5 0,0
4 sikap dan praktek yang di masukan ke
01
0 2
3 21, 4 dalam uji regresi binary logistik. Hasil
2 Kurang 1 , 1,
9 0 0
5 5 analisis variabel dengan uji regresi
7 1
1 berganda binary (logistic regression) tahap
1 5 29, 0
Total 132 8 pada tahap pertama menggunakan uji
, 4 0 0,
6
0 0 kandidat nilai sig < 0,25 dengan metode
enter.
Berdasarkan Tabel 3 dari hasil Tabel 4 Uji Regresi Berganda Binary
tabulasi silang diketahui dari 186 (Logistic Regression) Tahap I
responden yang diteliti didapat hasil bahwa
responden memiliki praktek hand Langkah/Ste Variabel Beta Nilai Nilai
p Sig Exp(B
hygienebaik sebanyak 146 orang (78,5%)
)
dengan implementasi hand hygienebaik I Pengetahua - 0,13 0,312
sebanyak 131 orang (70,4%) dan n 1.16 9
4
implementasi hand hygieneburuk sebanyak
Sikap - 0,00 0,198
15 orang (8,1%). Sedangkan responden 1,61 8

memiliki praktek hand hygiene kurang 7


Praktek - 0,00 0,012
sebanyak 40 orang (21,5%) dengan
4,46 0
implementasi hand hygienebaik sebanyak 3

1 orang (0,5%) dan implementasi hand


Berdasarkan hasil uji regresi tahap pertama
hygieneburuk sebanyak 39 orang (21,0%).
diketahui bahwa pengetahuan memiliki
Berdasarkan hasil uji statistik chi-
nilai sig=0,139<0,25 dengan nilai Exp(B)
square diperoleh ρ value sebesar 0,001 dan
0,312 dan variabel sikap memiliki nilai
oleh karena nilai ρ value (0,000< 0,05),
sig=0,008<0,25 dengan nilai Exp(B) 0,198
yang berarti ada hubungan praktek hand
dan variabel praktekmemiliki nilai
hygienepada tenaga kesehatan dengan
sig=0,000<0,25 dengan nilai Exp(B) 0,012
implementasi hand hygienedi RSUD Dr.
yang selanjutnya ketiga variable dapat
RM. Djoelham BinjaiTahun 2020.
dilanjutkan ke tahap kedua.
Analisis Multivariat
Variabel yang diuji pada regresi berganda
binary (logistic regression) tahap pertama

97
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

praktek dibandingkan dengan variabel


sikap dan pengetahuan.
Langkah-langkah Mencuci Tangan
dalam Pelaksanaan Hand Hygiene,
seperti dikemukakan dalam pernyataan
sebagai berikut :
Pengetahuan digunakan untuk
Tabel 5Uji Regresi Berganda Binary
menunjukkan bagimana pengetahuan
(Logistic Regression) Tahap II
tenaga kesehatan di RSUD Dr. RM.
Langkah Vari Bet Nilai Nilai
Djoelham Binjai tentang langkah-langkah
/Step abel a Sig Exp(B)
mencuci tangan dengan sabun dan hand
I Prakt 5,8 0,00 4,600
sanitizer yang baik dan benar. WHO
ek 31 0
membuat panduan cara memakai hand
II Sika 1,8 0,00 6,531
sanitizer yangmemenuhi standar kesehatan
p 77 1
dengan memaksimalkan area tangan
Prakt 4,7 0,00 11,546
yangdibersihkan dengan 6 langkah, berikut
ek 49 0
beberapa kutipan wawancara kepada
tenaga kesehatan di RSUD Dr. RM.
Berdasarkan tabel diketahui,
Djoelham Binjai :
bahwa ada 2 variabel penelitian yang
`“.....langkah melakukan cuci
paling signifikan. Variabel signifikan tangan dari awal hingga akhir cuci dengan
tersebut adalah sikap dengan nilai sabun dan lakukan dengan 6 langkah
mencuci tangan, dan cara melakukan
sig=0,001 Exp(B) 6,531, yang artinya handrubbing sama seperti mencuci tangan
bahwa sikap memiliki pengaruh yang dilakukan 30 s/d 40 detik”(Informan
Perawat)
signifikan sebanyak 6 kali “.....langkah melakukan cuci
terhadapimplementasi hand hygiene, dan tangan dari awal sampai akhir terdiri dari
5 langkah (five moment) cuci tangan pakai
praktek dengan nilai sig=0,000 Exp(B) sabun dan bilas untuk handrubbing nya
11,546, yang artinya praktek hand caranya hampir sama dengan cuci tangan
bedanya dilakukan dengan cara di
hygienemiliki pengaruh yang signifikan diamkan dari 30 s/d 40 detik” (Informan
sebanyak 11 kali terhadapimplementasi Bidan)
“.....langkah langkah melakukan
hand hygiene. Berdasarkan hasil uji cuci tangan dan handrubbing dengan 5
serempak (regresi berganda binary) didapat langkah, kalau cuci tangan mengunakan
sabun dan air mengalir, kalau handrubing
bahwa faktor yang paling dominan hampir sama dengan cuci tangan bedanya
mempengaruhi tenaga kesehatan dalam lebih singkat hanya 30 s/d 40 detik saja,
melakukan cuci tangan dan handrubbing
implementasi hand hygiene adalah variabel pada saat sesudah atau sebelum kontak
dengan pasien” (Informan Dokter)

98
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

Sikap digunakan untuk Djoelham Binjaidisaat melakukan


menunjukkan bagimana sikap atau respon pekerjaan/tindakan medis. Menurut
tenaga kesehatan di RSUD Dr. RM. Notoadmodjo praktek merupakan wujud
Djoelham Binjai tentang alasan dan dalam suatu tindakan (over behavior).
pemilihan cara melakukan hand Untuk mewujudkannya diperlukan faktor
hygienedisaat melakukan pekerjaan medis pendukung atau suatu kondisi yang
baik menggunakan sabun atau hand memungkinkan sepertifasilitas (support),
sanitizer. Menurut Notoadmodjo sikap berikut beberapa kutipan wawancara
adalah sindroma atau kumpulan gejala kepada tenaga kesehatan di RSUD Dr.
dalam merespon stimulus atau objek dalam RM. Djoelham Binjai :
pelaksanaan hand hygiene yang dilakukan “.....pelaksanaan hand hygienesudah
sesuai dengan SOP, sudah cukup baik”
oleh tenaga kesehatan, berikut beberapa
(Informan Perawat)
kutipan wawancara kepada tenaga “.....pelaksanan hand hygienesudah baik
sesuai dengan SOP yang diberikan”
kesehatan di RSUD Dr. RM. Djoelham
(Informan Bidan)
Binjai : “.....pelaksanaan tenaga kesehatan dalam
melakukan hand hygiene sudah baik dan
“. alasan melakukan hand hygiene untuk
sesuai” (Informan Dokter)
menjaga kebersihan, lebih memilih cuci
tangan karena kalau cuci tangan dengan
Berdasarkan hasil wawancara
air mengalir pasti bersih tetapi kalau
melakukannya dengan hand sanitizer terhadap ketiga informan tenaga
belum tentu bersih” (Informan Perawat)
kesehatandi RSUD Djoelham ditemukan
“.....alasan melakukan hand hygieneada bahwa secara keseluruhan praktek
untuk menghindari penyakit infeksi, ......
pelaksanaan hand hygiene sudah
lebih memilih cuci tangan menggunakan
sabun karena tidak membuat kering karna diterapkan sesuai dengan SOP.
kandungan sabunnya itu sendiri”
digunakan untuk menunjukkan
(Informan Bidan)
pelaksanaan hand hygiene oleh tenaga
“.....alasan melakukan hand hygieneuntuk
kesehatan di RSUD Dr. RM. Djoelham
menghindari penyakit infeksi dan menjaga
kebersihan, lebih memilih mencuci tangan, Binjaidisaat melakukan pekerjaan/tindakan
karna tidak membuat tangan iritasi dengan
medis. Menurut Notoadmodjo praktek
kandungan sabunnya” (Informan Dokter)
merupakan wujud dalam suatu tindakan
Praktek dalam Pelaksanaan Hand
(over behavior). Untuk mewujudkannya
Hygiene,seperti dikemukakan dalam
pernyataan sebagai berikut : diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan
Praktek digunakan untuk
sepertifasilitas (support), berikut beberapa
menunjukkan pelaksanaan hand hygiene
kutipan wawancara kepada tenaga
oleh tenaga kesehatan di RSUD Dr. RM.

99
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

kesehatan di RSUD Dr. RM. Djoelham hygieneada saat air mati” (Informan
Bidan)
Binjai :
“.....kendala yang dihadapai dalam
“.....pelaksanaan hand hygienesudah melakukan hand hygieneyaitu air suka
sesuai dengan SOP, sudah cukup baik” mati,” (Informan Dokter)
(Informan Perawat)
“.....pelaksanan hand hygienesudah baik Ketersediaan Tisu atau Lap Bersih
sesuai dengan SOP yang diberikan”
dalam Pelaksanaan Hand
(Informan Bidan)
“.....pelaksanaan tenaga kesehatan dalam Hygiene,seperti dikemukakan dalam
melakukan hand hygiene sudah baik dan
pernyataan sebagai berikut :
sesuai” (Informan Dokter)
Ketersediaan tisu atau lap bersih dalam
Berdasarkan hasil wawancara
pelaksanaan hand hygienediperlukan guna
terhadap ketiga informan tenaga
kesehatandi RSUD Djoelham ditemukan sebagai faktor pendukung atau suatu
bahwa secara keseluruhan praktek
kondisi yang memungkinkan
pelaksanaan hand hygiene sudah
diterapkan sesuai dengan SOP. sepertifasilitas disaat tenaga kesehatan di
RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai
Sumber Air Cuci Tangan dalam
Pelaksanaan Hand Hygiene,seperti melakukan pekerjaan/tindakan medis.
dikemukakan dalam pernyataan sebagai
berikut beberapa kutipan wawancara
berikut :
kepada tenaga kesehatan di RSUD Dr.
Mencuci tangan adalah proses
RM. Djoelham Binjai :
yang secara mekanik melepaskan kotoran
“....distribusi dan pengadaan hand
dan debris dari kulit tangan dengan hygienesudah ada dan sesuai dengan
ruangan yang membutuhkan dan selalu
menggunakan sabun biasa dan air oleh
berlanjut tapi untuk lap bersihnya kadang
tenaga kesehatan di RSUD Dr. RM. tidak ada” (Informan Perawat)
“.....distribusi dan pengadaan hand
Djoelham Binjaidisaat melakukan
hygiene sudah ada tetapi disesuaikan
pekerjaan/tindakan medis.Untuk dengan kebutuhan dan diambil perbulan”
(Informan Bidan)
mewujudkannya diperlukan faktor
“.....distribusi dan pengadaan hand
pendukung atau suatu kondisi yang hygienesudah ada dan sesuai dengan
kebutuhan setiap ruang di RSUD
memungkinkan sepertifasilitas (support),
DJoelham tetapi pengadaan hand
berikut beberapa kutipan wawancara sanitazer suka lama datangnya” (Informan
Dokter)
kepada tenaga kesehatan di RSUD Dr.
RM. Djoelham Binjai : “.....kendala yang di hadapi tenaga
kesehatan dalam pelaksanaan hand
“....tidak ada kendala yang dihadapai
hygieneadalah tisu tidak ada atau kain
tenaga kesehatan dalam melakukan hand
bersih untuk membersihkan tangan, untuk
hyegiene” (Informan Perawat)
distribusi dan pengadaannya sudah baik
“.....kendala yang dialami oleh tenaga
dan ada di setiap ruangan yang
kesehatan dalam melakukan hand
membutuhkannya. (Informan KPPI).

100
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

mikroorganisme pada kulit.Hasil penelitian


4. PEMBAHASAN
inisejalan dengan penelitian yang
4.1. Analisis Pengetahun Tenaga
Kesehatan terhadap Implementasi dilakukan oleh Widyanita (2014), tentang
Hand Hygiene
hubungan tingkat pengetahuan hand
Menurut asumsi peneliti berdasarkan
hygienedengan kepatuhan pelaksanaan
hasil penelitian didapat bahwa sebagian
hand hygienepada peserta program
besar pengetahuan responden baik dengan
pendidikan profesi dokter di RS PKU
pelaksanaan hand hygiene yang baik.
Muhammadiyah.
Pengetahuan yang baik akan
4.2. Analisis Sikap Tenaga Kesehatan
mencerminkan tindakan petugas kesehatan
terhadap Implementasi Hand
tersebut dalam pelaksanaan hand Hygiene
hygienesebelum dan sesudah tindakan
Menurut asumsi peneliti, dari hasil
medis, dengan tujuan untuk terhindar atau
penelitian diketahui bahwa sikap tenaga
mendekontaminasi infeksi yang dapat
medis sudah baik dengan pelaksanaan
membahayakan petugas kesehatan
hand hygiene, tetapi masih ada beberapa
tersebut. Pengetahuan ini juga tidak
tenaga medis yang memiliki sikap kurang
terlepas dari peran manajemen/Komite PPI
dengan pelaksanaan hand hygienekurang.
RSUD Dr. Djoelham dalam
Hal ini diketahui bahwa sebagian tenaga
mensosialisasikan pelaksanaan hand
kesehatan memiliki sikap kurang karena
hygienesebagai wujud perilaku hidup
didasari oleh pengetahuannya yang kurang
bersih dan sehat di tempat kerja, baik yang
terhadap pelaksanaan hand hygiene,
dilakukan tenaga medis dalam melakukan
disamping itu sebagian dari tenaga
tindakan medis terhadap pasien maupun
kesehatan melakukan hand hygienecukup
staff pegawai lainnya. Hasil penelitian ini
dengan mencuci tangan dengan air
sejalan dengan teori yang ada bahwa
mengalir tanpa menggunakan sabun
semakin baik pengetahuan seseorang maka
ataupun hand sanitizer. Aktivitas
semakin baik juga perilaku orang tersebut.
pekerjaan kesehatan yang terlalu sibuk
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa
dalam penanganan medis juga
pengetahuan tenaga kesehatan baik tentang
mempengaruhui sikap tenaga
hand hygieneyang dikarenakan bahwa
kesehatandalam pelaksanaan hand
implementasi hand hygienesebelum dan
hygienesesuai dengan prosedur (6 langkah
sesudah tindakan membuat rasa nyaman
cara mencuci tangan yang baik). Hasil ini
dan aman serta menghilangkan kotoran,
dapat diasumsikan bahwa sikap responden
debris serta menghambat dan membunuh
yang baik akan meningkatkan tindakan

101
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

dalam pelaksanaan hand hygiene. Sikap ditetapkan atau sesuai dengan SOP yang
merupakan keteraturan antara komponen- berlaku. Praktek atau perilaku cuci tangan
komponen pemikiran, hal perasaan dan ini juga di dukung oleh pihak manajemen
merupakan predisposisi tindakan yang RSUD Dr. Djoelham dengan melakukan
saling berinteraksi dalam memahami, seminar dan sosialisasi kepada tenaga
merasakan dan berperilaku terhadap suatu kesehatan tentang cuci tangan.
objek yang berada disekitarnya. Sikap Pelaksanaan ini dilakukan sesuai standar
yang kurang baik juga akan berkontribusi bahwa hand hygienesebaiknya dilakukan
terhadap perilaku dalam pelaksanaan hand sebelum dan sesudah praktek medis
hygiene.Dari uraian diatas diketahui bahwa dengan cara melakukan praktek mencuci
sikap tenaga kesehatan baik dengan tangan dengan air mengalir dan sabun
mayoritas pelaksanaan hand dalam waktu kurang dari 40 detik atau
hygienedengan kategori baik. dapat menggunakan hand sanitizer. Hasil
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini juga masih dijumpai
penelitian yang dilakukan oleh Fauzia, responden yang memiliki praktek yang
hasil menunjukkan bahwa sebagian besar buruk dengan pelaksanaan hand
(94,36%)yang memberikanpernyataan hygieneyang kurang. Ada beberapa faktor
setuju dan sangat setuju.Meandarivariabel yang mempengaruhi tenaga kesehatan
kepatuahanhand hygieneperawatadalah tidak melakukan hand hygienedengan baik
4.32 yang berarti sebagian besarresponden yaitu faktor lingkungan kerja dimanafaktor
mempunyai kepatuhan yang sangatbaik pendukung lainnya yang kurang
terhadap pelaksanaanhand hygiene. mendukung dalam pelaksanaan hand
4.3. Analisis Praktek Hand hygienepada tenaga kesehatan adalah
hygieneterhadap Implementasi sarana dan prasarana yang tidak memadai
Hand Hygiene yaitu masih dijumpai kendala-kendala
Menurut asumsi peneliti berdasarkan sarana dan prasarana yaitu air yang sering
hasil penelitian dapat diketahui bahwa mati, keterlambatan alat-alat pendukung
praktek tenaga kesehatan baik dengan hand hygieneseperti sabun, hand sanitizer
pelaksanaan hand hygiene baik. Hal ini dan tissue atau kain kering dalam
diketahui bahwa kesadaran dan kebutuhan pendistribusian ke ruang-ruang unit
akaan kebersihan diri membuat tenaga instalasi rumah sakit karena proses
kesehatan merasa nyaman dan aman pengadaan alat-alat atau sarana prasana
sehingga pelaksanaan hand hygieneini pendukung rumah sakit membutuhkan alur
dilakukan sesuai dengan standar yang telah atau proses yang memakan waktu dalam

102
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

penyediaannya. Hal ini menjadi 3. Didapat bahwa sebagian besar


penghambat atau kendala yang sering responden memiliki praktek hand
dijumpai dalam pelaksanaan hand hygiene hygiene baik dengan mayoritas
di RSUD Dr. Djoelham. implementasi hand hygiene baik. Hasil
Hasil penelitian ini sejalan dengan analisis bivariat diketahui bahwa ada
penelitian yang dilakukan oleh Nurbaety. hubungan praktek dengan pelaksanaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hand hygienedi RSUD Dr. Djoelham
kapatuhan penerapan hand hygiene pada tahun 2020.
tenaga kesehatan sebelum kontak dengan 4. Berdasarkan hasil uji serempak
pasien yaitu sebanyak 85 orang (100%), (regresi berganda binary) didapat
sebelum melakukan tindakan aseptik yaitu bahwa faktor yang paling dominan
sebanyak 58 orang (68,2%), setelah mempengaruhi tenaga kesehatan dalam
bersentuhan dengan cairan tubuh pasien implementasi hand hygiene adalah
yaitu sebanyak 82 orang (96,5%), setelah variabel praktek dibandingkan dengan
kontak dengan pasien yaitu sebanyak 81 variabel sikap dan pengetahuan.
orang (95,3%), setelah kontak dengan 6. Saran
lingkungan pasien yaitu sebanyak 82 orang Bagi Rumah Sakit
(96,5%). 1. Perlu mengoptimalkan pengetahuan
5. Kesimpulan tenaga kesehatan tentang hand
1. Didapat bahwa sebagian besar hygienesehingga pelaksanaan hand
responden memiliki pengetahuan baik hygienedapat berjalan dengan baik
dengan mayoritas implementasi hand dengan cara memberikan sosialisasi
hygiene baik. Hasil analisis bivariat seperti 6 langkah mencuci tangan yang
diketahui bahwa ada hubungan baik dan benar sesuai dengan standar
pengetahuan dengan pelaksanaan hand mencuci tangan dan menggunakan hand
hygienedi RSUD Dr. Djoelham tahun sanitizer yang telah direkomendasikan
2020. oleh WHO.
2. Didapat bahwa sebagian besar 2. Perlu meningkatkan kesadaran perawat
responden memiliki sikap baik dengan dan tenaga kesehatan lainnya untuk
mayoritas implementasi hand hygiene selalu melakukan hand hygienebaik
baik. Hasil analisis bivariat diketahui dengan mencuci tangan dengan air
bahwa ada hubungan sikap dengan mengalir dan sabun atau menggunakan
pelaksanaan hand hygienedi RSUD Dr. hand sanitizer sebelum dan sesudah
Djoelham tahun 2020. memberikan praktek medis kepada

103
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

pasien untuk memperkecil terjadinya dengan tingkat terkontaminasi bakteri


infeksi nosokomial. atau virus dapat dicegah sebelum dan
3. Perlu dilakukan penyuluhan atau sesudah tindakan medis.
bimbingan kepada tenaga kesehatan Daftar Pustaka
dalam memberikan edukasi dan 1. Desiyanto FA, Djannah SN. 2013 .
Efektivitas mencuci tangan
pemahaman tentang pentingnya
menggunakan cairan pembersih tangan
pelaksanaan hand hygiene disetiap antiseptik (hand sanitizer) terhadap
jumlah angka kuman. J Kesehat Masy
praktek medis terutama yang memiliki
(Journal Public Health.
kontak langsung dengan pasien. 2. Fauzia N, Rahmawati R. 2018.
Pengaruh faktor individu terhadap
4. Perlu diberlakukan sanksi tegas dan
kepatuhan perawat dalam
pemberian penghargaan kepada tenaga melaksanakan hand hygiene. J Ilmu
Keperawatan.
kesehatan yang dalam upaya
3. Muhammad T. 2015. Metode Penelitian
melaksanakan hand hygiene disetiap Ekonomi, Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
praktek medis terutama yang memiliki
4. Notoatmodjo S. 2014. Promosi
kontak langsung dengan pasien. kesehatan dan ilmu perilaku. Vol. 20,
Jakarta: rineka cipta.
5. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
5. Notoatmodjo S. 2010. Promosi
berkala guna menilai kepatuhan tenaga Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta;
kesehatan dalam melakukan hand
6. Nurbaety N, Baharuddin A, Amelia
hygiene disetiap praktek medis kepada AR, Julianti S. 2019. Penerapan Standar
Prosedur Operasional (SPO) Hand
pasien untuk memperkecil terjadinya
Hygiene pada Tenaga Kesehatan di
infeksi nosokomial. Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr.
Tadjuddin Chalid Kota Makassar. In:
6. Perlu ditingkatkan lagi pendistribusian
Prosiding Seminar Nasional Sinergitas
dan pengadaan barang-barang/alat Multidisiplin Ilmu Pengetahuan.
7. Organization WH. 2016. Global
sebagai penunjang pelaksanaan hand
guidelines for the prevention of surgical
hygiene seperti sabun yang lembut site infection. World Health
Organization;
sehingga tidak membuat iritasi kulit bagi
8. Purwatiningsih S. 2015. Pengaruh
tenaga kesehatan dan hand sanitizer penggunaan hand sanitizer terhadap
kepatuhan cuci tangan perawat
sebagai pengganti metode mencuci
pelaksana di ruang rawat inap RSU
tangan dengan air mengalir apabila Assalam Gemolong. Unpubl thesis)
Surakarta Stikes Kusuma Husada
sarana dan prasarana tersebut tidak
9. Safety WHOP, Organization WH.
berjalan dengan baik, serta barang- 2012. WHO guidelines on hand hygiene
in health care. World Health
barang/alat penunjang hand hygiene
Organization
lainnya sehingga pelaksanaan hand 10. Rivai Nakoe, Nur Ayini S Lalu,
Yesintha Amelia Mohamad. Perbedaan
hygiene dapat berjalan dengan baik

104
Journal health and Science ; Gorontalo
journal health & ScienceCommunity
Volume 4 ; Nomor 2 Oktober Tahun2020
ISSNe:2656-9248

Efektivitas Hand-Sanitizer Dengan


Cuci Tangan Menggunakan Sabun
Sebagai Bentuk Pencegahan Covid-19
Jambura Journal of Health Sciences and
ResearchVol 2, No 2
(2020)http://ejurnal.ung.ac.id/index.php
/jjhsr/article/view/6563DOI:https://doi.
org/10.35971/jjhsr.v2i2.6563
11. irwan skm .Model Of Local
Wisdom Based-Community
Empowerment Journal Health and
Sciences Vol 4, No 1 (2020)>
DOI:https://doi.org/10.35971/gojhes.v4
i1.5377http://ejurnal.ung.ac.id/index.ph
p/gojhes/article/view/5377

105

Anda mungkin juga menyukai