Anda di halaman 1dari 10

PELAYANAN LAUNDRY DI RUMAH SAKIT

Dalam bidang perumah sakitan pasti tidak asing lagi dengan istilah “Linen”. Kata “linen”
berasal dari serat “lena” yang didapat dari sejenis alang-alang yang tumbuh di daerah
subtropis. Serat ini dipintal dan ditenun menjadi textil yang halus, ulet dan berdaya serat
tinggi. Textil ini sangat cocok dibuat seprei, sarung bamtal, taplak, dll, sehingga barang-
barang tersebut disebut “linen”.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, linen diartikan sebagai kain putih, jadi hospital linen
berarti kain putih yang digunakan di Rumah Sakit. Linen termasuk alat kesehatan non
medis yang vital, karena digunakan oleh seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di
Rumah Sakit. Oleh karena itu pengelolaannya harus betul- betul dilaksanakan dengan
baik.

Linen adalah bahan-bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas pelayanan
perawatan pasien seperti : selimut, seprai, baju pasien, sarung bantal, gaun bedah,
handuk, doek, dll.

Pengelolaan linen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari pengumpulan linen kotor
dari masing-masing ruangan, pengangkutan, pencucian, penyetrikaan, penyimpanan
dan penggunaan kembali yang sudah bersih.

Laundry rumah sakit adalah tempat pencucianlinen yang dilengkapi dengansarana


penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam boiler),
pengering, meja dan setrika (KMK No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan RS).

Rumah Sakit biasanya mempunyai laundry yang bertanggung jawab terhadap


pencucian linen , baik linen perkantoran maupun linen yang digunakan oleh karyawan
dan pasien.

Secara umum tugas dari laundry di Rumah Sakit adalah :

 Menerima alat tenun dari semua Unit pelayanan di Rumah Sakit

 Mensuci hamakan alat tenun yang telah tercemar kuman

 Menyimpan persediaan semua unit pelaksana

 Menjahit, menambal atau merombak alat tenun yang rusak


 Membagikan alat tenun kesemua unit pelayanan

 Merencanakan jumlah pembelian alat tenun pada tahap berikutnya

 Menentukan standar jumlah alat tenun untuk seluruh unit pelayanan yang ada di
Rumah Sakit, sehingga pelayanan tidak terganggu

 Menjaga standar dan kualitas hasil dari persiapan, pemrosesan samapai


pendistribusianya

Dalam organisasi RS, biasanya unit linen dan laundry berada di bawah bagian rumah
tangga. Untuk perencanaan kebutuhan linen bagian rumah tangga akan bekerja sama
dengan bagian logistik dan bidang keperawatan.

Jumlah perlengkapan linen untuk satu tempat tidur disebut satu (1) par-stock. Satu par-
stock linen untuk tempat tidur dewasa adalah :

 1 lembar kain sprei

 1 lembar selimut

 1 lembar sarung bantal

 1 lembar sarung guling

Jenis material

 Katun (catton)

 Bahan alam yang mempunyai daya serap tinggi, sehingga nyaman dipakai.

 Mudah patah pada keadaan kering

 Warnanya mudah pudar karena panas matahari (Ultra Violet), bahan kimia

 Tidak mudah menyala apabila terbakar

 berbau seperti kertas terbakar dan meninggalkan bau

 Polyester

 Tidak mudah kusut

 berdaya serap rendah


 Apabila terbakar menyala dan meleleh dan meninggalkan bekas hitam yang
keras

 Rayon

 Lebih mudah kusut

 Tahan panas, berdaya serap tinggi namun mudah robek dalam keadaan basah

 Mudah terbakar dan berbau seperti kayu.

 Bahan campuran

 Untuk mendapatkan kain yang sifatnya menguntungkan pemakai, maka kain


dibuat dari bahan campuran, Teteron Rayon (TR), Teteron Cotton (TC).

Jenis Bahan Kimia yang Digunakan

Proses pencucian membutuhkan bahan untuk media penghilang noda karena sifat noda
adalah asam maka bahan kimia untuk penghilang noda bersifat basa hal tersebut
digunakan sistem ikatan atom dimana asam dan basa seimbang menjadi netral yang
dianggap bersih karena noda terangkat sehingga linen menjadi bersih. Namun apakah
noda hanya asam saja? ternyata tidak masih ada warna/zat pewarna, lemak/minyak,
protein, debu dll. Untuk mengatasi noda-noda tersebut maka dibuat kimia yang
berbeda-beda menurut kegunaannya, antara lain :

Detergen

Penghilang noda asam sehingga bersifat basa, dengan pH antara 11-12 bekerja
dengan sistem ikatan atom antara asam dan basa sehingga noda akan terangkat dan
larut dalam proses pencucian, pemakaian suhu air saat proses pencucian akan
memaksimalkan proses yang berlangsung dengan rata-rata suhu air antara 60-80 C,
rata-rata detergen bekerja selama 10-15 menit saat proses pencucian dengan jumlah
dan takaran tertentu. Detergen yang digunakan pada proses pencucian secara umum
(yang dijual dipasaran umum) sistem bekerjanya sama hanya pada detergen laundry
akan lebih kuat maka digunakan sarung tangan untuk mencegah iritasi pada tangan
pekerja.

Alkalin

Alkalin bekerja memaksa noda untuk keluar dari serat kain sehingga alkalin akan
memberikan keuntungan besar saat proses pencucian, karena alkalin akan membantu
kerja dari detergen secara maksimal, mempunyai pH antara 12-13 daya kerja alkalin
adalah memberikan tegangan pada permukaan kain sehingga akan menambah
kekuatan pada daya gesekan saat proses pencucian sehingga noda cepat hilang. Sifat
jelek alkalin adalah membuat linen menjadi cepat rusak (bladus/serat kain akan putus
dan terangkat ke permukaan kain) bahkan dengan pemakaian yang terus menerus
dalam jumlah besar akan membuat linen menjadi cepat rusak/sobek. Campuran antara
alkalin dan detergen akan dapat menghilangkan noda darah secara cepat. Kandungan
alkalin tinggi biasanya terdapat pada produk sabun colek, sabun batangan dan
beberapa produk sabun mandi (sering menimbulkan iritasi atau kulit menjadi kering).

Emulsi

Emulsi atau Pengemulsi adalah pembuat busa sehingga apabila ditambahkan emulsi
pada proses pencucian maka akan timbul busa lebih banyak dibandingkan tanpa
emulsi, sifat busa atau foam adalah mengankat minyak/lemak pada noda yang ada di
linen sehingga emulsi akan membantu detergen dalam mengangkat noda
lemak/minyak. mempunyai pH antara 10-11 akan bekerja secara baik pada suhu antara
50-75 C. Sifat foam atau busa adalah tidak dapat diuraikan maka pemakaian emulsi
harus hati-hati sebab limbahnya berupa busa sangat rentan pada pengolahan limbah
(dapat mematikan mikroorganisme pada perlakuan pengelolaan air limbah.

Chlorin / Bleach

Digunakan untuk memutihkan linen putih, bekerja dengan cara mengangkat oksigen
dari linen sehingga untuk linen warna akan berubah menjadi putih, mempunyai pH
antara 8-9 dengan kemampuan bekerja lebih maksimal pada suhu 60 C, kandungan
tertentu dari chlorin dapat digunakan sebagai penyeka noda infeksius pada permukaan
keras, dan chlorin bukan sebagai disinfektan linen sebab pemakaian yang berlebihan
akan merusak linen tersebut baik linen warna ataupun linen putih.

Oxygen Bleach

Adalah kebalikan dari chlorin, bekerja dengan menambahkan oksigen pada noda
sehingga noda akan tersamar, bekerja dengan pH 10-11, pada suhu 70 C akan lebih
maksimal kerja dari oxygen bleach tersebut. Pada proses terentu banyak digunakan
untuk menabah cemerlang kain warna, sifatnya adalah menagkat lapisan warna kain
sehingga akan terlihat warna kain menjadi lebih cerah. Beberapa produsen
menambahkan oxygen bleach dengan H2O2 (hydrogen peroksida) dan digunakan
sebagai penghilang noda darah (noda darah akan menjadi busa apabila terkena H2O2,
sifat H2O2 akan membuat korosif baik pada linen ataupun pada mesin apabila terkena
kulit akan menyebabkan iritasi ringan.

Strach

Bubuk putih mengandung tepung jagung yang berguna untuk mengkakukan linen atau
tekstil, mempunyai pH antara 5-5,5 digunakan untuk melapisi linen sehingga tahan
terhadap noda namun linen menjadi kaku karena sifat dari tepung jagung tersebut.
Strach banyak digunakan oleh orang-orang Jepang dan China dimana baju-baju
mereka terlihat kaku dan selalu rapi juga terlihat pada seragam Angkatan Laut.

Netralizer / Sour

Digunakan untuk menetralkan sifat kimia pada proses pencucian sebelumnya, seperti
detergen, alkalin dan emulsi. Mempunyai pH antara 4-5, karena proses pencucian
digunakan basa sebagai penghilang noda maka sifat dari netralizer/sour adalah asam.

Softener / Pewangi / Pelembut

Digunakan sebagai pelembut dan pewangi sehingga linen yang dicuci akan menjadi
lembut dan wangi, aroma wewangian yang digunakan biasanya buah atau bunga,
banyak dijual dipasaran umum, untukl linen yang di sterilisasi diharapkan tidak
digunakan softener sebab akan beraksi saat dilakukan CSSD. Dibuat dari lemak hewan
atau minyak tumbuhan yang akan terurai apabila dilakukan proses pencucian.

Disinfektan

Adalah pembunuh mikroorganisme yang digunakan khusus untuk linen, disinfektan


yang baik akan mempunyai sifat; bersektrum luas, bekerja cepat/waktu kontak singkat,
toksisitas rendah, tidak mengiritasi, tidak korosif dan memiliki aktifitas residual. Proses
pencucian linen rumah sakit harus mengunakan disinfektan sebab depatermen
kesehatan RI sudah menyampaikan bahwa : cairan yang keluar dari orang sakit adalah
infeksius, sehingga harus dicuci mengunakan disinfektan untuk mencegah timbulnya
nosokomial.

Setiap produsen kimia laundry akan menerbitkan Material Safety Data Sheet (MSDS)
adalah bagaimana kimia laundry tersebut dibuat dengan komposisi kimia apa saja
dibuat sehingga menjadi kimia yang siap jual. Sebagai pendampingnya adalah
Technical Data Sheet (TDS) adalah bagaimana cara pemakaian dari kimia tersebut
aturan pakai, suhu air..dll.
Selain hal tersebut akan dilakukan proses pengujian pemakaian kimia laundry tersebut
dalam proses yang ada sehingga dari pihak produsen akan membuat Washing Formula
adalah proses bagaimana kimia itu digunakan untuk menentukan komposisi, jumlah
dan cara pencuciannya yang sesuai dengan produk yang dibuat oleh produsen kimia
laundry tersebut.

AIR

Air sebagai bahan baku proses pencucian maka air mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses ini, dimana kerja detergen dan kimia laundry lain akan maksimal
apabila kondisi air sesuai standar yang diberlakukan. Mutu air yang bagus adalah yang
sesuai untuk air minum. Pada kesadahan air tinggi (hard water) akan mengakibatkan
kerja kimia laundry tidak maksimal, sementara pH yang rendah akan membuat
detergen menjadi boros pemakiannya, sementara pH yang tinggi pemakaian detergen
semakin rendah namun akan berakibat pada hasil pencucian yang terlihat kurang pada
linen yang dicuci.
Kandungan terlarut dalam air :

 Gas : CO2 , O2 menyebabkan karat pada pipa-pipa besi

 Garam mineral : Ca, Mg mengurangi kadar aktif sabun

 Logam : Fe : menyebabkan kain putih menjadi kekuning-kuningan. Kain


berwarna menjadi tidak cemerlang

Mn : menyebabkan kain putih menjadi kecoklatan

 Kesadahan : max 40 ppm

MESI CUCI

Mesin yang mendukung dari kegiatan laundry rumah sakit adalah mesin tumbler dan
mesin roll ironer atau flat work ironer. Tumler adalah mesin yang digunakan untuk
mengeringkan cucian sehingga cucian kering dan siap untuk disetrika, sementara
mesin flatwork ironer atau mesin roll adalah mesin setrikaan untuk linen yang flat atau
datar seperti sarung bantal, sepray dll. Perawatan mesin-mesin laundry harus sama
dengan perawatan kendaraan bermotor, dimana biasanya suplier mesin tidak
memberikan acuan yang pasti hanya ada garansi dan diharapkan adanya kontrak
service nantinya. Secara sederhana dalam buku bawaan mesin (handbook) biasanya
dicantumkan kapan perawatan dibutuhkan namuan apabila masih kurang memahami
maka pakailah sestim jam sebagai batasan pemakaian mesin tersebut artinya
pemakian mesin selama 200 jam maka mesin harus diservice bearing, vanbelt dll. Cara
untuk menghitung jam adalah pemakaian sehari berapa jam dijumlahkan selala
beberapa hari sehingga menghasilkan angka jam sebesar 200 jam, maka saat itu mesin
harus diservice. Kebersihan mesin harus dijaga sehingga mesin tidak mudah keropos
atau kotor gunakan Standard Opertion Prosedure (SOP) untuk kebersihan dan cara
pengoperasiam mesin, sehingga mesin akan lebih awet dan terlihat bersih.

Prosedur Pengambilan dan Pendistribusian cucian

Prosedur pengambilan

1. Sebelum dibawa ke laundry petugas unit kerja harus memilah linen yang terkena
feces, darah, nanah, atau obat-obatan dengan linen kotor lainnya.

2. Bilas dan peras cucian terkontaminasi tersebut lalu masukkan ke dalam kantung
plastik kuning sebagai tanda bahwa cucian terinfeksi

3. Bersama-sama dengan petugas unit kerja, cucian kotor dihitung dan dicatat baik
jumlah dan jenisnya pada formulir yang tersedia dan di tanda tangani bersama
oleh kedua petugas tersebut.

4. Cucian dibawa ke kamar cuci dengan troli yang tertutup.

Proses Pencucian di bagian laundry

1. Semua cucian yang dikirim ke bagian laundry harus dihitung ulang dan ditimbang
untuk menentukan bahan cucian

2. Cucian yang datang dengan kantong plastik kuning, direndam dengan


desinfektan 1×24 jam

3. Lakukan pemisahan jenis linen(sprei, sarung bantal, handuk, serbet dll)

4. Linen yang ternoda direndam dengan obat tertentu sesuai dengan macam noda
yang melekat

Proses memasukan Cucian ke dalam Mesin cuci

1. Berat yang dimasukkan ke dalam mesin cuci sesuai dengan kapasitasnya.

2. Linen sejenis dicuci daalam satu putaran/cycle

3. Cucian yang agak kotor dicuci dalam putaran akhir


4. Cucian infektion dicuci teresndiri

5. Perbandingan bahan pencucian (chemical) HARUS sesuai dengan berat


cucian

6. Keringkan cucian dalam mesin pengering sesuai dengan jenisnya

7. Cucian yang sudah bersih dipisah-pisahkan menurut jenisnya lalu diseletika


dengan peralatan yang tersendiri lalu disimpan di gudang linen bersih

Proses Pencucian Linen

1. Flush

Proses pembasahan yang bertujuan untuk melepaskan jenis kotoran yang


mudah larut di air , tanpa menambahkan kimia pembersih dan ketinggian air
medium atau high , umumnya pada suhu rendah.

2. Break

Proses pembasahan dengan menambahkan alkali/buider untuk memudahkan


melepaskan jenis kotoran protein (darah, kuning telur, keju, ikan dll), pada tingkat
ketinggian air medium atau high dan pada umumnya pada suhu rendah

3. Prewash

Proses pencucian awal dengan menambahkan detergent , alkali dan atau


emulsifier pada ketinggian air low dan suhu air hangat tanpa atau dengan
menaikkan suhu pencucian. Yang bertujuan melepaskan sebagian pengotor
untuk memudahkan proses pelepasan

4. Main Wash

Proses pencucian yang sesungguhnya , semua jenis kotoran diharapkan


diharapkan dapat dilepaskan dari permukaan linen/kain. Pada umumnya tingkat
ketinggian air di mesin cuci rendah dan temperatur tinggi agar detergent dan
alkali dapat bereaksi secara optimal. Bila jenis linen berwarna , bleach dengan
kandungan aktif oksigen dapat ditambahkan yang berfungsi melepaskan noda-
noda organik .

5. Bleach

Proses bleaching atau pemucatan dengan menggunakan kadar aktif khlorine,


berlangsung dalam suhu hangat (< 60 derajad C) pada ketinggian air medium ,
blench hanya untuk kain/linen putih, tujuan dari proses ini adalah melepaskan
noda-noda organik yang tidak dapat dilepaskan pada proses main wash, serta
menjaga kain agar tetap putih disamping membunuh bakteri agar lebih hygiene.

6. Rinse

Proses pembilas sisa-sisa reaksi kimia akan dilepaskan dari kain dengan
menggunakan air dingin dan membutuhkan air cukup banyak atau pada
ketinggian air high., diulang sampai dua atau tiga kali.

7. Intermediate Extract

Untuk membantu mencapai hasil pembilasan yang optimal khususnya untuk


handuk karena banyak menyimpan air dan larutan kimia. Pemerasan secara
ringan dan singkat diperlukan dalam proses ini sebelum memasuki proses final
rinse

8. Final Rinse

Akhir dari proses pencucian adalah menetralkan sisa-sisa kimia (detergent, alkali
, khlor), ditambahkan penetral.

9. Extract

Beberapa mesin cuci sudah dilengkapi dengan proses pengeringan/pemerasan ,


membantu proses pengeringan.

Proses Pendistribusian

1. Setiap jam 15.00 sore petugas laundry mengirimkan cucian bersih ke unit kerja

2. Cocokkan di formulir isian cucian yang dikimkan ke bagian laundri pagi harinya

3. Bila tidak cocok catat dalam formulir tersebut

4. Simpan linen bersih ditempat yang telah disediakan di unit kerja.

Penyimpanan Linen

Tergantung jumlah Parstok linen yang ada, tetapi secara ideal penyimpanan linen
berada pada : minimal 1 Par-stok disimpan di bagian linen, minimal 1 Par-stok disimpan
dibangsal, sedangkan yang lainnya dipakai pasien dan dalam proses pencucian di
Laundry.

Anda mungkin juga menyukai