Abstract
Healthcare Assosiated Infections (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan pada negara
maju dan berkembang, kejadian infeksi nosokomial ini terjadi hampir di seluruh dunia dan sangat
mempengaruhi negara yang sedang berkembang dan negara miskin, Salah satu cara atau usaha
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjdinya infeksi nosokomial adalah dengan dekontaminasi
tangan dimana transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga kebersihan
tangan dengan cara kebersihan tangan.Kemajuan teknologi sistem informasi berkembang pesat
seiring kebutuhan manusia sebagai penggunanya.Manfaat dari teknologi sistem informasi juga
dapat dinikmati dan diterapkan pada sektor kesehatan.Sistem informasi manajemen dapat
diamanfaatkan juga dalam upaya promosi kesehatan yaitu dalam upaya pengawasan kepatuhan
kebersihan tangan.Upaya monitoring kepatuhan kebersihan tangan terdiri dari perangkat keras
(hardware) sebagai alat perekaman, dan perangkat lunak (software) sebagai pengolah hingga
penyajian data yang diperlukan. Upaya penerapan teknologi observasi menggunakan alat terbaru
terintegrasi dengan sistem informasi manajemen diharapkan menjadi solusi dari kekurangan
observasi langsung yang dilakukan petugas meliputi kerentanan human-error, data yang disajikan,
serta solusi waktu yang tersita dari proses pengumpulan dokumentasi. Penulis menggunakan studi
literature sebagai metode penulisan. Artikel ini menyajikan rekomendasi pada sektor pelayanan
kesehatan untuk menggunakan teknologi terintegrasi sistem informasi manajemen sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya di bidang keperawatan berdasarkan
praktek berbasis bukti.
Kata kunci : kepatuhan kebersihan tangan, teknologi monitoring kepatuhan kebersihan tangan,sistem
informasi manajemen
Kawasan WHO (Eropa, Timur Tengah, Asia air mengalir akan menghanyutkan partikel
Tenggara dan Pasifik Barat) menunjukkan rata- kotoran yang banyak mengandung
rata 8,7% pasien rumah sakit mengalami infeksi mikroorganisme (Fatonah, 2005).
nosokomial. Setiap saat, lebih dari 1,4 juta orang Penelitian lain yang mengamati tingkat
di seluruh dunia menderita komplikasi dari infeksi kepatuhan kebersihan tangan petugas kesehatan
yang diperoleh di rumah sakit. Frekuensi tertinggi di unit perawatan intensif Rumah Sakit Pantai
infeksi nosokomial dilaporkan dari rumah sakit di Indah Kapuk Jakarta Utara hasilnya
Kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
(11,8% dan 10,0% masing-masing), dengan kebersihan tangan paling tinggi adalah perawat
prevalensi 7,7% dan 9,0% masing-masing di 43%, dokter 19% dan tenaga kesehatan lainnya
Kawasan Eropa dan Pasifik Barat (WHO, 2009). 28% (Jamaluddin et al., 2012), sedangkan hasil
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak penelitian perbedaan angka kepatuhan kebersihan
harus dilakukan oleh perawat, dokter/dokter gigi tangan petugas kesehatan di RSUP Kariadi
termasuk calon dokter gigi dan seluruh orang Semarang hasilnya adalah angka kepatuhan
yang terlibat dalam perawatan pasien.Salah satu kebersihan tangan perawat 31,31%, residen
cara atau usaha yang dapat dilakukan untuk 21,22% dan Co Ass 21,69% (Suryoputri, 2011).
mencegah terjdinya infeksi nosokomial adalah Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
dengan dekontaminasi tangan dimana transmisi kepatuhan kebersihan tangan, selama ini
penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dilakukan dengan cara observasi langsung yang
dengan menjaga kebersihan tangan dengan cara dilakukan petugas pengendali infeksi (Jamaludin
kebersihan tangan (Depkes.RI., 2007). et al, 2012). Metode ini dirasakan cukup efektif
Kebersihan tangan menjadi salah satu langkah untuk menstimulasi petugas kesehatan untuk
yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi melakukan kebersihan tangan dengan benar dan
infeksi, sehingga insidensi nosokomial dapat tepat. Seiring dengan perkembangan teknologi,
berkurang. maka upaya pengawasan kepatuhan kebersihan
Perilaku kebersihan tangan pakai sabun tangan ini bisa dilakukan oleh mesin yang
merupakan intervensi kesehatan yang paling terintegrasi dengan sistem informasi yang ada.
murah dan efektif dibandingkan dengan hasil Untuk itu perlu dilakukan kajian literatur untuk
intervensi kesehatan dengan cara lainnya dalam mencari inovasi terkait teknologi yang bisa
mengurangi risiko penularan berbagai penyakit digunakan dalam mengembangkan upaya
(Fewtrell et al., 2005). Oleh karena itu kebersihan pengawasan terhadap kepatuhan kebersihan
tangan dengan menkebersihan tangan perlu tangan petugas.
mendapat prioritas yang tinggi, karena
kebersihan tangan dengan sabun sebagai B. Kajian Literatur
pembersih, penggosokan, dan pembilasan dengan
3
1. Sistem Informasi Manajemen dapat mengurangi jumlah bakteri yang ada pada
Sistem informasi merupakan suatu sistem yang tangan (WHO, 2009).Salah satu prosedur penting
meengintegrasikan pengumpulan data, untuk mencegah serta menurunkan angka kejadian
pengolahan, pelaporan serta penggunaan infeksi nosokomial yaitu dengan menggunakan
informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan panduan kebersihan tangan secara benar dan
efektifitas layanan melalaui manajemen yang mengimplementasikan secara benar dan efektif
lebih baik dalam setiap tingkatan pelayanan (WHO, 2002).
kesehatan(WHO, 2004). Selanjutnya Milliarou & Menurut hasil Studi Formatif Perilaku Higienitas
Zyga dalam penelitiannya menjelaskan oelh Water and Sanitation Program didapatkan
bahwasistem informasi merupakan suatu sistem bahwa perilaku Kebersihan tangan Pakai Sabun
terkomputerisasi yang bermanfaat untuk (CTPS) belum menjadi kebiasaan yang umum
memudahkan proses pengumpulan, menyimpan, atau menjadi norma sosial dalam kehidupan
memroses, memperoleh kembali, menampilkan, sehari-hari (USAID, 2006) dan angka prevalensi
dan mengkomunikasikan informasi yang nasional berprilaku benar dalam kebersihan
dibutuhkan dalam praktik, pendidikan, tangan adalah 47% (Rikerdas, 2013).
administrasi dan penelitian. Sintem ini Beberapa penelitian yang dilakukan juga
memberkan berbagai keuntungan seperti ditemukan bahwa tingkat kepatuhan kebersihan
mengurangi kesalahan, kecepatan dan ketepatan tangan oleh perawat masih di bawah standar.
dalam pemberian layanan (Milliarou & Zyga, Salah satu penelitian yang mengamati tingkat
2009). kepatuhan kebersihan tangan petugas kesehatan di
Salah satu sistem informasi di bidang keperawatan unit perawatan intensif RS Pantai Indah Kapuk
yang dapat digunakan untuk mempermudah Jakarta Utara hasilnya menunjukkan bahwa
pengawasan, pengumpulan data serta pengolahan tingkat kepatuhan kebersihan tangan perawat
data yaitu pengawasan kepatuhan kebersihan adalah sebesar 43% (Jamaluddin et al., 2012).
tangan otomatis. Dengan alat ini pengawasan Selain itu menurut penelitian Suryoputri, 2011
kepatuhan kebersihan tangan yang semula angka kepatuhan kebersihan tangan perawat di
dilakukan oleh petugas (observer) secara langsung RSUP Kariadi Semarang adalah 31,31%.
digantikan oleh alat pengawas otomatis. Pada tahun 2009, WHO merumuskan inovasi
2. Hand Hygiene strategi penerapan hand hygiene untuk petugas
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan kesehatan dengan judul My five moments for hand
membersihkan tangan, naik dengan menggunakan hygiene. My Five Moments for hand hygiene
sabun antiseptik di bawah air mengalir (hand menjadi tolok ukur kapan seorang petugas
washing) atau dengan menggunakan handrub kesehatan harus melakukan kebersihan tangan,
berbasis alkohol (hand rubbing) dengan langkah- yaitu :
langkah yang sistematik sesuai urutan, sehingga
a. Sebelum kontak dengan pasien
4
Sebelum menyentuh pasien diharuskan untuk b) Disinfeksi kebersihan tangan harus tersedia
menkebersihan tangan terlebih dahulu yang secara cukup dan berada di area-area strategis.
bertujuan untuk melindungi pasien dari bakteri c) Anggota staf senior harus memberi contoh
patogen yang ada pada tangan petugas kesehatan. atau panutan dan bertindak sesuai pedoman
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik hand hygiene yang benar
Sebelum melakukan tindakan aseptik diharuskan 3. Teknologi Untuk Kebersihan tangan
menkebersihan tangan terlebih dahulu yang a. Sistem Penerapan Teknologi Sistem
bertujuan untuk melindungi pasien dari bakteri Informasi dalam Pengawasan Kepatuhan
patogen, termasuk yang berasal dari permukaan Kebersihan tangan.
tubuh pasien sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Hong, et. al.
c. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien (2015), mengemukakan jika sistem ini
Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien memiliki tujuan sebagai berikut :
diharuskan menkebersihan tangan yang bertujuan a) Mengintegrasikan sensor dispenser
untuk melindungi petugas kesehatan dari bakteri sabun dan sensor pintu keSistem dual-
patogen yang berasal dari pasien. sensing dengan alarm peringatan dengan
d. Setelah kontak dengan pasien menggunakan perangkat yang
Setelah kontak dengan pasien diharuskan berkelanjutan.
menkebersihan tangan terlebih dahulu yang b) Secara akurat melacak tingkat kepatuhan
bertujuan untuk melindungi para petugas kebersihan tangan dengansistem dual-
kesehatan dari bakteri patogen yang berasal dari sensing.
pasien. c) Menyimpan tingkat kepatuhan
e. Setelah kontak dengan area kebersihan tangan secara
lingkungan/sekitar pasien terpusatdatabase.
Setelah kontak dengan area lingkungan/sekitar Hong, et. al. (2015) juga mengasumsikan jika
pasien diharuskan menkebersihan tangan pengawasan pada sistem ini berdasarkan pada
walaupun tidak menyentuh pasien yang bertujuan sistem kerja sebagai berikut :
untuk melindungi petugas kesehatan dan area a) Hanya satu orang yang masuk pada satu
sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang waktu dan semua entri adalah manusia.
berasal dari pasien. b) Setiap orang harus melakukan kebersihan
tangan sebelum masuk ruang perawatan. Ada
Menurut Kampf (2009), ada beberapa langkah
beberapa contoh di mana seseorang tidak
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
diharuskan untuk melakukan kebersihan
kepatuhan kebersihan tangan, yaitu:
tangan, contohnya jika petugas kesehatan
a) Pelatihan staf berkaitan dengan indikasi klinis
baru saja selesai kebersihan tangan.
tentang kebersihan tangan.
c) Pasien sudah berada di dalam ruangan.
5
tangan dengan menempatkan alat pemantauan 2015 sistem monitoring kepatuhan kebersihan
otomatis menkebersihan tangan diruang pasca tanganhand hygiene compliance system(HHCS)
bedah sebanyak 5 unit pada Oktober 2011 dan di melakukan pengumpulan data secara terus-
Selatan 5 unit medical-bedah di Mei 2013, menerus dan pengamatan dari pertengahan
teknologi tersebut digunakan sebagai pemantau Februari 2015, hasil monitoring yang dilakukan
otomatis menkebersihan tangan pada 147 tempat HHCS didapatkan hasil angka kepatuhan
kebersihan tangan, dengan melibatkan 294 tenaga menkebersihan tangan mencapai 95%, hasil
kesehatan, hasil pemantauan selama satu tahun penerapan HHCS didapatkan hasil penurunan
didapatkan hasil terjadi peningkatan secara angka kejadian HAIS secara substansial selama
signifikan sebesar 74% tenaga kesehatan memiliki periode penerapan HHCS , meskipun tidak ada
perilaku patuh dalam menkebersihan tangan pengurangan yang signifikan secara statistik, ada
(peggy 2014). Tahun 2014 - 2015 Amerika Serikat penurunanmultidrug-resistant organisms
menerapkan teknologi pemantauan (MDROs) (2.0 per 1.000 pasien setiap hari) dan
menkebersihan tangan dengan mayoritas pasien tidak terjadinya catheter-associated urinary tract
yang dirawat pada unit penyakit menular, infections (CLABSI ) di intensive care unit (ICU
Kardiologi, dan Departemen Pulmonologi, setelah pelaksanaan HHCS.( S. McCalla et al
teknologi sistem elektronik tersebut dibandingkan 2017).
dengan pengamatan observasi manusia, Penerapan sistem monitoring pemantauan
didapatkan hasil secara substansial lebih banyak kepatuhan kebersihan tangan sangat siginifikan
menangkap data kepatuhan melakukan kebersihan meningkatkan kepatuhan tenaga kesehatan dalam
tangan daripada pengamat kepatuhan yang melakukan kebersihan tangan, hal ini berefek
melibatkan observer manusia. Selama tahun 2014, terhadap penurunan angka kejadian HAIs di
Sebagai perbandingan, tekhnologi ini menangkap rumah sakit, sehingga akan meminimalkan hari
peristiwa-peristiwa kebersihan tangan 632,404, perawatan pasien dan menurunkan biaya
lebih besar daripada pengamat manusia (Mc Calla perawatan terhadap pasien (Marra Edmond
et all 2017). 2013., peggy 2014., WHO, 2002., pires and pittet
Sistem pemantauan kebersihan tangan elektronik 2017., S. McCalla et al 2017.,) Meskipun banyak
memiliki potensi besar lain untuk menjaga keuntungan yang didapat dari teknologi ini, tapi
kepatuhan dalam hal menkebersihan tangan, hal tehnologi ini juga belum mampu membedakan
ini dapat menjadi nilai tambah besar dalam pelaksanaan lima langkah dalam melakukan
mempromosikan dan memelihara perilaku patuh kebersihan tangan, tingginya biaya perawatan juga
menkebersihan tangan, selain itu sistem elektronik merupakan hambatan dalam penerapan tehnologi
juga dapat memainkan peran dalam pemantauan ini, perlunya pemilihan teknologi atau gabungan
dan meningkatkan kualitas kebersihan tangan teknologi yang tepat dan efesien untuk mengukur
(pires and pittet 2017). Di amerika Serikat tahun kepatuhan tenaga kesehatan dalam menkebersihan
8
sehingga pencegahan infeksi yang Boyce JM, Pittet D. Guidelines for hand hygiene
disebabkan oleh manusia atau HAISs in health-care settings: recommendations
dapat dioptimalkan dan meminimalisir of the Healthcare Infection Control
kerugian rumah sakit apabila terjadi Practices Advisory Committee and the
outbreak yang disebabkan oleh infeksi HICPAC/SHEA/APIC/IDSA Hand
nosokomial; Hygiene Task Force. Infect Control Hosp
b. Bagi pasien, yaitu meningkatkan Epidemiol. 2002; 23:S3S41. [PubMed:
kepuasan terhadap asuhan keperawatan 12515399]
yang diberikan, karena masa perawatan Creel, Peggy Creel, P., & Cic, R. N. (2017).
terhadap penyakit dapat diminimalkan, Publication Number 9-289 Deployment of
menghindari kecacatan dan asuhan yang an Automated Hand-hygiene Compliance
diterima secara paripurna. Monitoring System in an Additional
c. Bagi institusikesehatan, yaitu dapat Nursing Unit Yields Faster Success.
menjadi pemicu dalam mengembangkan American Journal of Infection Control,
temuan akan teknologi dalam 42(6), S129S130.
meningkatkan pelayanan kesehatan secara https://doi.org/10.1016/j.ajic.2014.03.277
lebih efektif dan efisien. Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial,
. Problematika dan Pengendaliannya.
E. Rekomendasi Edisi Pertama., Penerbit Salemba Medika,
Kepatuhan kebersihan tangan perlu menjadi Jakarta.
kebiasaan atas dasar kesadaran bagi masing- Depkes RI. (2007). Pedoman Manajerial
masing tenaga kesehatan. Metode pengawasan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
kepatuhan kebersihan tangan yang selama ini Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
diterapkan dengan cara observasi langsung oleh Lainya, Jakarta. Departemen Kesehatan
petugas, seyogyanya bisa beralih menggunakan Republik Indonesia.
teknologi terbaru yang terintegrasi dengan Fewtrell, L., Kaufmann, R.B., Kay, D., Enanoria,
manajemen sistem informasi sehingga dapat W., Haller, L., Colford, J.M. (2005).
lebih efektif dan efisien. Peran petugas pengawas Water, sanitation, and hygiene
dapat dialihkan lebih fokus dalam upaya interventions to reduce diarrhoea in less
peningkatan pelayanan kesehatan yang bersifat - developed countries: a systematic review
direct human-touch.Sehingga perawat dapat and meta-analysis.The Lancet Infectious
melakukan asuhan keperawatan secara utuh dan Diseases.5(1):4252.
paripurna. Jamaluddin, J., Sugeng, S., Wahyu, I., dan
Sondang, M. (2012). Kepatuhan
DAFTARPUSTAKA kebersihan tangan 5 momen di Unit
10