Anda di halaman 1dari 10

1

SISTEMINFORMASI MANAJEMENKEPERAWATAN UNTUK PENGAWASAN


KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN PETUGAS KESEHATAN
Eva Nilam Permata,Ismail Fahmi, Dyah Fitri W, Muhammad Chandra ,A.Fahrul Rizal,Nancy
Indriyani Dida

Abstract
Healthcare Assosiated Infections (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan pada negara
maju dan berkembang, kejadian infeksi nosokomial ini terjadi hampir di seluruh dunia dan sangat
mempengaruhi negara yang sedang berkembang dan negara miskin, Salah satu cara atau usaha
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjdinya infeksi nosokomial adalah dengan dekontaminasi
tangan dimana transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga kebersihan
tangan dengan cara kebersihan tangan.Kemajuan teknologi sistem informasi berkembang pesat
seiring kebutuhan manusia sebagai penggunanya.Manfaat dari teknologi sistem informasi juga
dapat dinikmati dan diterapkan pada sektor kesehatan.Sistem informasi manajemen dapat
diamanfaatkan juga dalam upaya promosi kesehatan yaitu dalam upaya pengawasan kepatuhan
kebersihan tangan.Upaya monitoring kepatuhan kebersihan tangan terdiri dari perangkat keras
(hardware) sebagai alat perekaman, dan perangkat lunak (software) sebagai pengolah hingga
penyajian data yang diperlukan. Upaya penerapan teknologi observasi menggunakan alat terbaru
terintegrasi dengan sistem informasi manajemen diharapkan menjadi solusi dari kekurangan
observasi langsung yang dilakukan petugas meliputi kerentanan human-error, data yang disajikan,
serta solusi waktu yang tersita dari proses pengumpulan dokumentasi. Penulis menggunakan studi
literature sebagai metode penulisan. Artikel ini menyajikan rekomendasi pada sektor pelayanan
kesehatan untuk menggunakan teknologi terintegrasi sistem informasi manajemen sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya di bidang keperawatan berdasarkan
praktek berbasis bukti.

Kata kunci : kepatuhan kebersihan tangan, teknologi monitoring kepatuhan kebersihan tangan,sistem
informasi manajemen

A. LatarBelakang (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan


Healthcare Assosiated Infections (HAIS) atau pada negara maju dan berkembang, kejadian
lebih dikenal dengan nama infeksi nosokomial infeksi nosokomial ini terjadi hampir di seluruh
didefinisikan sebagai infeksi yang berkembang dunia dan sangat mempengaruhi negara yang
setelah 48 jam rawat inap atau dirawat di fasilitas sedang berkembang dan negara miskin, hasil
kesehatan dimulai dari saat pendaftaran (Bradley, survei prevalensi yang dilakukan WHO di 55
jhon 2015). Healthcare Assosiated Infections rumah sakit dari 14 negara yang mewakili 4
2

Kawasan WHO (Eropa, Timur Tengah, Asia air mengalir akan menghanyutkan partikel
Tenggara dan Pasifik Barat) menunjukkan rata- kotoran yang banyak mengandung
rata 8,7% pasien rumah sakit mengalami infeksi mikroorganisme (Fatonah, 2005).
nosokomial. Setiap saat, lebih dari 1,4 juta orang Penelitian lain yang mengamati tingkat
di seluruh dunia menderita komplikasi dari infeksi kepatuhan kebersihan tangan petugas kesehatan
yang diperoleh di rumah sakit. Frekuensi tertinggi di unit perawatan intensif Rumah Sakit Pantai
infeksi nosokomial dilaporkan dari rumah sakit di Indah Kapuk Jakarta Utara hasilnya
Kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
(11,8% dan 10,0% masing-masing), dengan kebersihan tangan paling tinggi adalah perawat
prevalensi 7,7% dan 9,0% masing-masing di 43%, dokter 19% dan tenaga kesehatan lainnya
Kawasan Eropa dan Pasifik Barat (WHO, 2009). 28% (Jamaluddin et al., 2012), sedangkan hasil
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak penelitian perbedaan angka kepatuhan kebersihan
harus dilakukan oleh perawat, dokter/dokter gigi tangan petugas kesehatan di RSUP Kariadi
termasuk calon dokter gigi dan seluruh orang Semarang hasilnya adalah angka kepatuhan
yang terlibat dalam perawatan pasien.Salah satu kebersihan tangan perawat 31,31%, residen
cara atau usaha yang dapat dilakukan untuk 21,22% dan Co Ass 21,69% (Suryoputri, 2011).
mencegah terjdinya infeksi nosokomial adalah Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
dengan dekontaminasi tangan dimana transmisi kepatuhan kebersihan tangan, selama ini
penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dilakukan dengan cara observasi langsung yang
dengan menjaga kebersihan tangan dengan cara dilakukan petugas pengendali infeksi (Jamaludin
kebersihan tangan (Depkes.RI., 2007). et al, 2012). Metode ini dirasakan cukup efektif
Kebersihan tangan menjadi salah satu langkah untuk menstimulasi petugas kesehatan untuk
yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi melakukan kebersihan tangan dengan benar dan
infeksi, sehingga insidensi nosokomial dapat tepat. Seiring dengan perkembangan teknologi,
berkurang. maka upaya pengawasan kepatuhan kebersihan
Perilaku kebersihan tangan pakai sabun tangan ini bisa dilakukan oleh mesin yang
merupakan intervensi kesehatan yang paling terintegrasi dengan sistem informasi yang ada.
murah dan efektif dibandingkan dengan hasil Untuk itu perlu dilakukan kajian literatur untuk
intervensi kesehatan dengan cara lainnya dalam mencari inovasi terkait teknologi yang bisa
mengurangi risiko penularan berbagai penyakit digunakan dalam mengembangkan upaya
(Fewtrell et al., 2005). Oleh karena itu kebersihan pengawasan terhadap kepatuhan kebersihan
tangan dengan menkebersihan tangan perlu tangan petugas.
mendapat prioritas yang tinggi, karena
kebersihan tangan dengan sabun sebagai B. Kajian Literatur
pembersih, penggosokan, dan pembilasan dengan
3

1. Sistem Informasi Manajemen dapat mengurangi jumlah bakteri yang ada pada
Sistem informasi merupakan suatu sistem yang tangan (WHO, 2009).Salah satu prosedur penting
meengintegrasikan pengumpulan data, untuk mencegah serta menurunkan angka kejadian
pengolahan, pelaporan serta penggunaan infeksi nosokomial yaitu dengan menggunakan
informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan panduan kebersihan tangan secara benar dan
efektifitas layanan melalaui manajemen yang mengimplementasikan secara benar dan efektif
lebih baik dalam setiap tingkatan pelayanan (WHO, 2002).
kesehatan(WHO, 2004). Selanjutnya Milliarou & Menurut hasil Studi Formatif Perilaku Higienitas
Zyga dalam penelitiannya menjelaskan oelh Water and Sanitation Program didapatkan
bahwasistem informasi merupakan suatu sistem bahwa perilaku Kebersihan tangan Pakai Sabun
terkomputerisasi yang bermanfaat untuk (CTPS) belum menjadi kebiasaan yang umum
memudahkan proses pengumpulan, menyimpan, atau menjadi norma sosial dalam kehidupan
memroses, memperoleh kembali, menampilkan, sehari-hari (USAID, 2006) dan angka prevalensi
dan mengkomunikasikan informasi yang nasional berprilaku benar dalam kebersihan
dibutuhkan dalam praktik, pendidikan, tangan adalah 47% (Rikerdas, 2013).
administrasi dan penelitian. Sintem ini Beberapa penelitian yang dilakukan juga
memberkan berbagai keuntungan seperti ditemukan bahwa tingkat kepatuhan kebersihan
mengurangi kesalahan, kecepatan dan ketepatan tangan oleh perawat masih di bawah standar.
dalam pemberian layanan (Milliarou & Zyga, Salah satu penelitian yang mengamati tingkat
2009). kepatuhan kebersihan tangan petugas kesehatan di
Salah satu sistem informasi di bidang keperawatan unit perawatan intensif RS Pantai Indah Kapuk
yang dapat digunakan untuk mempermudah Jakarta Utara hasilnya menunjukkan bahwa
pengawasan, pengumpulan data serta pengolahan tingkat kepatuhan kebersihan tangan perawat
data yaitu pengawasan kepatuhan kebersihan adalah sebesar 43% (Jamaluddin et al., 2012).
tangan otomatis. Dengan alat ini pengawasan Selain itu menurut penelitian Suryoputri, 2011
kepatuhan kebersihan tangan yang semula angka kepatuhan kebersihan tangan perawat di
dilakukan oleh petugas (observer) secara langsung RSUP Kariadi Semarang adalah 31,31%.
digantikan oleh alat pengawas otomatis. Pada tahun 2009, WHO merumuskan inovasi
2. Hand Hygiene strategi penerapan hand hygiene untuk petugas
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan kesehatan dengan judul My five moments for hand
membersihkan tangan, naik dengan menggunakan hygiene. My Five Moments for hand hygiene
sabun antiseptik di bawah air mengalir (hand menjadi tolok ukur kapan seorang petugas
washing) atau dengan menggunakan handrub kesehatan harus melakukan kebersihan tangan,
berbasis alkohol (hand rubbing) dengan langkah- yaitu :
langkah yang sistematik sesuai urutan, sehingga
a. Sebelum kontak dengan pasien
4

Sebelum menyentuh pasien diharuskan untuk b) Disinfeksi kebersihan tangan harus tersedia
menkebersihan tangan terlebih dahulu yang secara cukup dan berada di area-area strategis.
bertujuan untuk melindungi pasien dari bakteri c) Anggota staf senior harus memberi contoh
patogen yang ada pada tangan petugas kesehatan. atau panutan dan bertindak sesuai pedoman
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik hand hygiene yang benar
Sebelum melakukan tindakan aseptik diharuskan 3. Teknologi Untuk Kebersihan tangan
menkebersihan tangan terlebih dahulu yang a. Sistem Penerapan Teknologi Sistem
bertujuan untuk melindungi pasien dari bakteri Informasi dalam Pengawasan Kepatuhan
patogen, termasuk yang berasal dari permukaan Kebersihan tangan.
tubuh pasien sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Hong, et. al.
c. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien (2015), mengemukakan jika sistem ini
Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien memiliki tujuan sebagai berikut :
diharuskan menkebersihan tangan yang bertujuan a) Mengintegrasikan sensor dispenser
untuk melindungi petugas kesehatan dari bakteri sabun dan sensor pintu keSistem dual-
patogen yang berasal dari pasien. sensing dengan alarm peringatan dengan
d. Setelah kontak dengan pasien menggunakan perangkat yang
Setelah kontak dengan pasien diharuskan berkelanjutan.
menkebersihan tangan terlebih dahulu yang b) Secara akurat melacak tingkat kepatuhan
bertujuan untuk melindungi para petugas kebersihan tangan dengansistem dual-
kesehatan dari bakteri patogen yang berasal dari sensing.
pasien. c) Menyimpan tingkat kepatuhan
e. Setelah kontak dengan area kebersihan tangan secara
lingkungan/sekitar pasien terpusatdatabase.
Setelah kontak dengan area lingkungan/sekitar Hong, et. al. (2015) juga mengasumsikan jika
pasien diharuskan menkebersihan tangan pengawasan pada sistem ini berdasarkan pada
walaupun tidak menyentuh pasien yang bertujuan sistem kerja sebagai berikut :
untuk melindungi petugas kesehatan dan area a) Hanya satu orang yang masuk pada satu
sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang waktu dan semua entri adalah manusia.
berasal dari pasien. b) Setiap orang harus melakukan kebersihan
tangan sebelum masuk ruang perawatan. Ada
Menurut Kampf (2009), ada beberapa langkah
beberapa contoh di mana seseorang tidak
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
diharuskan untuk melakukan kebersihan
kepatuhan kebersihan tangan, yaitu:
tangan, contohnya jika petugas kesehatan
a) Pelatihan staf berkaitan dengan indikasi klinis
baru saja selesai kebersihan tangan.
tentang kebersihan tangan.
c) Pasien sudah berada di dalam ruangan.
5

d) Tisu pembersih tangan penuh dan pengguna


tahu cara untuk menggunakannya dengan
benar.
e) Kebersihan tangan terjadi pada waktu yang
tepat. Setelah mengamatikamar pasien, kami Gambar 1 Unit sanitasi tangandilengkapi dengan
telah menetapkanwaktu ini menjadi 2 detik. BFlatback U-Ring (A); IR yang mendeteksi
f) Sistem akan me-reset setelah 2 detik. Secara selama kebersihan tangan(B); Pintu dengan balok
khusus, ini berarti tindakan berikutnya tidak AS terpasang (c); Balok AS di pintu bergerak oleh
dapat berlangsung sampai 2 detik pemasukan manusiake kamar (d) Sensor
setelahpertama. dihubungkan ke mikroprosesor Arduino(Arduino
Hong, et. al. (2015) menjelaskan Prototipe sistem Uno Micro-processing Board), yang ditempatkan
monitoring kebersihan tangan otomatis, terdiri di dinding dimana informasi penginderaan
dari sensor pintu,dua sensor dispenser saniter, diproses. Menggunakankemampuan Wi-Fi built-
mikroprosesor danalarm.Sensor pintu yang in, Arduino bisa mengirimdata ke jaringan
digunakan untuk melacak ruang masuk nirkabel rumah sakit, memungkinkandata yang
adalahSensor ultrasonik (Maxbotix LV-EZ1 akan ditangkap dalam satu lokasiterpusat untuk
UltrasonicSensor, Max Range 6,45 m, Digital analisis.Arduino mengirimkan jumlah yang patuh
Output) terpasangke bagian luar kusen pintu . kebersihan tangan dan yang tidak patuh. Angka-
Alat ini bekerja denganmenciptakanpembacaan angka ini bisa jadidicatat untuk menciptakan
jarak jauh, yang konstan dalam pintu kosong, tingkat kepatuhan menurut departemen. Selain
dengan mengeluarkan lebar pulsa mengirim data, saat acara ketidakpatuhan
berkorelasi(Gambar 1c). Saat balok bergerak kebersihan tanganterjadi, Arduino menggunakan
(Gambar 1d), makaperubahan jarak terdeteksi, speaker built-in untuk suaraalarm singkat,
yang menandakan aktivasipintu masuk. Alat terdengar, mengingatkan orang yang masukruang
dilengkapi dengan BFlatback U-Ring (Gambar untuk membersihkan (Hong, 2015).
1a), perangkat yang dibuat untuk menampung a. Kelebihan Penerapan Sistem Informasi
berkas IR kecildetektor (Sensor Inframerah Management dalam Pengawasan Kepatuhan
SHARP (GP2D120XJ00F),Rentang: 4-30 cm, Kebersihan tangan
Output Analog). Ini digunakan untuk Pengawasan kepatuhan kebersihan tangan
menentukan apakah pembersih tangan telah oleh petugas kesehatan dilakukan oleh
digunakan karena menggerakkan balok di bawah observasi petugas lainnya. Metode
nosel (Gambar 1b) pengawasan ini dilakukan dengan cara
observasi langsung dengan menggunakan
standart terbaik. Petugas yang bertugas dalam
shift, dicatat tentang perilaku kebersihan
6

tangan yang didasarkan pada ketentuan atau yang sistematis.


standart kebersihan tangan. Sehingga
diharapkan untuk petugas dapat secara C. Pembahasan
periodik melakukan kebersihan tangan secara
benar dan tepat. (Boyce JM, et al dalam Deepti HAIs telah dikaitkan dengan meningkatnya biaya
Sharma, BS et al, 2012) perawatan dan medis ,meningkatkan lamanya hari
Meskipun metode observasi langsung yang rawat , meningkatkan komplikasi, dan
dilakukan oleh petugas menggunakan standart memperburuk masalah kesehatan dan kematian.
terbaik, namun ada hal yang menyebabkan hasil Banyak negara dan rumah sakit telah mengadopsi
observasi langsung kurang optimal. Teknik kebijakan dan peraturan dalam beberapa tahun
observasi langsung rentan menyebabkan bias pada terakhir mencoba untuk mengurangi dampak ini
hasil yang didapatkan. Reliabilitas data tidak terkait kesehatan infeksi.mencakup infeksi kulit
didapatkan dengan baik karena disebabkan oleh dan infeksi kamar bedah, infeksi saluran kemih,
sampling yang tidak konsisten.Sehingga metode radang paru-paru, infeksi bakteri, dan diare.
observasi bergeser dengan menggunakan bantuan Banyak infeksi yang mampu dicegah dengan
teknologi sistem informasi (Boyce JM, et al dalam melakukan kebersihan tangan yang benar dengan
Deepti Sharma, BS et al, 2012). menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol
Teknologi sistem informasi yang digunakan untuk atau dengan menggunakan air dan sabun sebagai
membantu dalam upaya pengawasan kepatuhan pembunuh mikroorganisme di tangan,
kebersihan tangan memiliki beberapa ketidakpatuhan tenaga kesehatan dalam
keuntungan.Metode berbasis komputerisasi ini melakukan praktik kebersihan tangan dapat
menerapkan sistem perekaman melalui meningatkan risiko terjadinya infeksi
pengiriman sinyal radio. Data petugas yang nosokomial.World Health Organi-zation (WHO)
melakukan kebersihan tangan di rekam dengan mendukung program kebersihan tangan yang
menggunakan kode a) tidak menkebersihan benar untuk mengurangi infeksi nosokomial, rilis
tangan sebelum tindakan ; b) tidak menkebersihan yang di kemukakan WHO kepatuhan tenaga
tangan setelah tindakan ; c) menkebersihan tangan kesehatan dalam hal menkebersihan tangan
sebelum tindakan ; d) menkebersihan tangan diyakini sangat rendah secara global (McCalla et
setelah tindakan ; e) menkebersihan tangan saat all 2017).
akan memasuki ruangan. (Deepti Sharma, BS et Berbagai negara di dunia berupaya meningkatkan
al, 2012). Semua data secara cepat direkam dan di kepatuhan tenaga kesehatan dalam menkebersihan
simpan dalam database manajemen sistem tangan dengan cara mengembangkan tekhnologi
informasi terkomputerisasi.Dampaknya, observasi monitoring menkebersihan tangan, tahun 2013
dapat dilakukan secara otomatis dan data lebih shannon medical centre USA menerapkan
cepat dikumpulkan dan disajikan sebagai laporan teknologi sistem pemantauan otomatis kebersihan
7

tangan dengan menempatkan alat pemantauan 2015 sistem monitoring kepatuhan kebersihan
otomatis menkebersihan tangan diruang pasca tanganhand hygiene compliance system(HHCS)
bedah sebanyak 5 unit pada Oktober 2011 dan di melakukan pengumpulan data secara terus-
Selatan 5 unit medical-bedah di Mei 2013, menerus dan pengamatan dari pertengahan
teknologi tersebut digunakan sebagai pemantau Februari 2015, hasil monitoring yang dilakukan
otomatis menkebersihan tangan pada 147 tempat HHCS didapatkan hasil angka kepatuhan
kebersihan tangan, dengan melibatkan 294 tenaga menkebersihan tangan mencapai 95%, hasil
kesehatan, hasil pemantauan selama satu tahun penerapan HHCS didapatkan hasil penurunan
didapatkan hasil terjadi peningkatan secara angka kejadian HAIS secara substansial selama
signifikan sebesar 74% tenaga kesehatan memiliki periode penerapan HHCS , meskipun tidak ada
perilaku patuh dalam menkebersihan tangan pengurangan yang signifikan secara statistik, ada
(peggy 2014). Tahun 2014 - 2015 Amerika Serikat penurunanmultidrug-resistant organisms
menerapkan teknologi pemantauan (MDROs) (2.0 per 1.000 pasien setiap hari) dan
menkebersihan tangan dengan mayoritas pasien tidak terjadinya catheter-associated urinary tract
yang dirawat pada unit penyakit menular, infections (CLABSI ) di intensive care unit (ICU
Kardiologi, dan Departemen Pulmonologi, setelah pelaksanaan HHCS.( S. McCalla et al
teknologi sistem elektronik tersebut dibandingkan 2017).
dengan pengamatan observasi manusia, Penerapan sistem monitoring pemantauan
didapatkan hasil secara substansial lebih banyak kepatuhan kebersihan tangan sangat siginifikan
menangkap data kepatuhan melakukan kebersihan meningkatkan kepatuhan tenaga kesehatan dalam
tangan daripada pengamat kepatuhan yang melakukan kebersihan tangan, hal ini berefek
melibatkan observer manusia. Selama tahun 2014, terhadap penurunan angka kejadian HAIs di
Sebagai perbandingan, tekhnologi ini menangkap rumah sakit, sehingga akan meminimalkan hari
peristiwa-peristiwa kebersihan tangan 632,404, perawatan pasien dan menurunkan biaya
lebih besar daripada pengamat manusia (Mc Calla perawatan terhadap pasien (Marra Edmond
et all 2017). 2013., peggy 2014., WHO, 2002., pires and pittet
Sistem pemantauan kebersihan tangan elektronik 2017., S. McCalla et al 2017.,) Meskipun banyak
memiliki potensi besar lain untuk menjaga keuntungan yang didapat dari teknologi ini, tapi
kepatuhan dalam hal menkebersihan tangan, hal tehnologi ini juga belum mampu membedakan
ini dapat menjadi nilai tambah besar dalam pelaksanaan lima langkah dalam melakukan
mempromosikan dan memelihara perilaku patuh kebersihan tangan, tingginya biaya perawatan juga
menkebersihan tangan, selain itu sistem elektronik merupakan hambatan dalam penerapan tehnologi
juga dapat memainkan peran dalam pemantauan ini, perlunya pemilihan teknologi atau gabungan
dan meningkatkan kualitas kebersihan tangan teknologi yang tepat dan efesien untuk mengukur
(pires and pittet 2017). Di amerika Serikat tahun kepatuhan tenaga kesehatan dalam menkebersihan
8

tangan (Marra, Edmond 2013). Selanjutnya pada tatanan pelayanan kesehatan.


sistem monitoring kepatuhan kebersihan tangan Berdasarkan data tentang angka kepatuhan,
ini belum mapu mengidentifikasi kriteria didapati bahwa kepatuhan kebersihan tangan oleh
responden yang di jadikan objek penerapan professional kesehatan masih dibawah standart
teknologi ini. sehingga masih belum sesuai harapan. Untuk itu
Pada tahun 2012 Jamaludin dkk melakukan diperlukan metode pengawasan kepatuhan
penelitan terhadap 40 Rumah sakit di Indonesia kebersihan tangan yaitu dengan menggunakan
dengan hasil kepatuhan menkebersihan tangan metode observasi langsung yang dilakukan oleh
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien petugas pengawas.
bervariasi antara 24 - 89%, penelitian ini Pengawasan dengan observasi langsung memiliki
dilakukan setelah WHO mengkampanyekan kekurangan yaitu tidak efisiennya waktu, hasil
kebersihan tangan melalui kebersihan tangan. yang di dapat kurang efektif karena adanya
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 perilaku benar kerentanan terhadap hasil yang bias, dan data yang
kebersihan tangan hanya 47,2 % (RISKESDAS tidak konsisten, sehingga perlu untuk
2013). Dari hasil penelitian tersebut dapat di ambil menggunakan metode yang lebih efektif dan
kesimpulan awal bahwa masih rendahnya efisien.
kepatuhan tenaga kesehatan dalam melakukan Kemajuan teknologi yang terintegrasi manajemen
kebersihan tangan, hal ini akan berefek terhadap sistem informasi memberikan pilihan solusi yaitu
terjadinya HAIs di rumah sakit, untuk itu perlunya dengan menggunakan hardware (perangkat keras)
pemantauan perilaku patuh dalam menkebersihan untuk pengambilan data serta software (perangkat
tangan. Sampai saat ini belum ada dilakukan lunak) untuk perekaman, dokumentasi, serta
penelitian tentang penerapan teknologi penyajian data yang diinginkan oleh user, namun
pemantauan kepatuhan menkebersihan tangan di perlunyamonitoring dan evaluasi untuk
indonesia, tapi hal ini perlu untuk di ujicobakan menyempurnakan alat dan sistem yang
penggunaan teknologi ini, dalam penerapan digunakan sehingga dapat dikembangkan secara
teknologi ini di Indonesia ada beberapa hal yang optimal dan meminimalisir hasil yang tidak
harus di perhatikan seperti kemampuan diharapkan
pembiayaan rumah sakit terkait pengadaan dan Dengan menggunakan teknologi ini, maka akan
perawatan alat berdasarkan klasifikasi rumah sakit didapatkan beberapa keuntungan yaitu sebagai
di Indonesia. berikut :
a. Bagi rumah sakityaitu sebagai salah satu
D. Kesimpulan cara untuk meningkatkan mutu standar
Kebersihan tanganmerupakan upaya promotif pelayanankesehatan,
dasar bagi professional kesehatan sebagai langkah memantaukepatuhan professional
dalam mencegah penyebaran infeksi secara massif kesehatan dalam kebersihan tangan
9

sehingga pencegahan infeksi yang Boyce JM, Pittet D. Guidelines for hand hygiene
disebabkan oleh manusia atau HAISs in health-care settings: recommendations
dapat dioptimalkan dan meminimalisir of the Healthcare Infection Control
kerugian rumah sakit apabila terjadi Practices Advisory Committee and the
outbreak yang disebabkan oleh infeksi HICPAC/SHEA/APIC/IDSA Hand
nosokomial; Hygiene Task Force. Infect Control Hosp
b. Bagi pasien, yaitu meningkatkan Epidemiol. 2002; 23:S3S41. [PubMed:
kepuasan terhadap asuhan keperawatan 12515399]
yang diberikan, karena masa perawatan Creel, Peggy Creel, P., & Cic, R. N. (2017).
terhadap penyakit dapat diminimalkan, Publication Number 9-289 Deployment of
menghindari kecacatan dan asuhan yang an Automated Hand-hygiene Compliance
diterima secara paripurna. Monitoring System in an Additional
c. Bagi institusikesehatan, yaitu dapat Nursing Unit Yields Faster Success.
menjadi pemicu dalam mengembangkan American Journal of Infection Control,
temuan akan teknologi dalam 42(6), S129S130.
meningkatkan pelayanan kesehatan secara https://doi.org/10.1016/j.ajic.2014.03.277
lebih efektif dan efisien. Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial,
. Problematika dan Pengendaliannya.
E. Rekomendasi Edisi Pertama., Penerbit Salemba Medika,
Kepatuhan kebersihan tangan perlu menjadi Jakarta.
kebiasaan atas dasar kesadaran bagi masing- Depkes RI. (2007). Pedoman Manajerial
masing tenaga kesehatan. Metode pengawasan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
kepatuhan kebersihan tangan yang selama ini Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
diterapkan dengan cara observasi langsung oleh Lainya, Jakarta. Departemen Kesehatan
petugas, seyogyanya bisa beralih menggunakan Republik Indonesia.
teknologi terbaru yang terintegrasi dengan Fewtrell, L., Kaufmann, R.B., Kay, D., Enanoria,
manajemen sistem informasi sehingga dapat W., Haller, L., Colford, J.M. (2005).
lebih efektif dan efisien. Peran petugas pengawas Water, sanitation, and hygiene
dapat dialihkan lebih fokus dalam upaya interventions to reduce diarrhoea in less
peningkatan pelayanan kesehatan yang bersifat - developed countries: a systematic review
direct human-touch.Sehingga perawat dapat and meta-analysis.The Lancet Infectious
melakukan asuhan keperawatan secara utuh dan Diseases.5(1):4252.
paripurna. Jamaluddin, J., Sugeng, S., Wahyu, I., dan
Sondang, M. (2012). Kepatuhan
DAFTARPUSTAKA kebersihan tangan 5 momen di Unit
10

Perawatan Intensif Rumah Sakit Pantai ons/whocdscreph200212.pdf


Indah Kapuk Jakarta Utara. World Health Organization. (2008). Global
Kampf, G. (2009). Hand Hygiene for the Handwashing Day- A Planners Guide
Prevention of Nosocomial. Diakses dari World. Diakses dari
http://www.rki.de/DE/COntent/Infekt/Kr http://www.who.int/gpsc/events/2008/glo
ankenhaushygiene/Haendehygiene/Artik bal-handwashing-day-planners-guide.pdf
el_hyg.pdf World Helath Organization. (2009). WHO
Kemenkes RI. (2011). Kebersihan tangan Pakai Guidelines on Hand Hygiene in Health
Sabun(CPTS), Perilaku Sederhana yang Care. First Global Patient Safety
Berdampak Luar Biasa. Diakses dari Chalengge Clean Care is Safer Care.
http://depkes.gp.id/index.php/berita/press Diakses dari
-release/2086-cuci-tangan-pakai-sabun- http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/4
ctps-perilaku-sederhana-yang- 4102/1/9789241597906-eng.pdf
berdampal-luar-biasa World Helath Organization. (2004). Developing
Milliarou, M., & Zyga, S. (2009).Anvantages of Health Management Information
Information System in Health Services. Systems. Developing Health Management
Oph ia . Information Systems: A Practical Guide
Choregia.https://doi.org/10.4127/ch.2009 for Developing Countries, 60.
.0040

Pires, D., & Pittet, D. (2017). Hand hygiene


electronic monitoring: Are we there yet?
American Journal of Infection Control,
45(5), 464465.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2016.12.019

Suryoputri, A.D. (2011). Perbedaan Angka


Kepatuhan kebersihan tangan petugas
kesehatan di RSUP DR. Kariadi
Semarang
USAID. (2006). Formative Research Report
Hygiene and Health. Jakarta: USAID
Indonesia.
World Health Organization. (2002). Prevention
ofhospital-acquired infections : A
Practical guide2nd Edition. Diakses dari
http://222.who.int/csr/resources/publicati

Anda mungkin juga menyukai