Anda di halaman 1dari 23

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pengetahuan

1. Defenisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya,mata, hidung

telinga dan sebagainya (Notoatmojo, 2003:121).

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

dan penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra

penglihatan, indra pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo,

2003 : 121).

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia hasil dari

penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan

takhayul.Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi konsep

hipotesis, teori, prinsip dan prosedur yang secara probalitas Bayesian

adalah benar atau berguna (Wikipedia Indonesia, 2008).

Pengetahuan adalah kebiasaan, keahlian atau kepakaran dan

keterampilan, pemahaman atau pengertian yang diperoleh dari

9
10

pengalaman, latihan atau melalui proses belajar (Wikipedia Indonesia,

2008).

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada 2 faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:

a. Faktor Intrinsik

1) sifat kepribadian

Tingkah laku individu bersipat unik sesuai dengan

kepribadian yang dimilikinya karena dapat dipengaruhi oleh aspek

pengetahuan hidup perubahan usia, watak, temperamen dan sistem

nilai kepercayaan.

2) Bakat pembawa

Bakat sangat berpengaruh dalam tingkah laku karena

merupakan interaksi dari paktor lingkungan dan keturunan.

3) Intelegensi

Seseorang yang mempunyai intelegensi rendah dan

bertingkah laku lambat dalam pengambilan keputusan.

b. Faktor ektrinsik

1) Lingkungan

Baik lingkungan alam seperti air, hewan, laut, tumbuhan

dan lain sebagainya maupun lingkungan asal seperti keluarga,

teman, guru dan masyarakat yang mempengaruhi kita semua

secara langsung seperti informasi dari radio, televisi, surat kabar,

majalah dan lain sebagainya.


11

2) Agama

Agama menjadikan orang bertambah pengetahuan yang

berkaitan dengan kehidupan spiritual.

3) Kebudayaan

Kebudayaan yang berlaku disuatu wilayah secara tidak

langsung akan memberikan pengaruh yang besar kepada seseorang

dalam memperoleh pengetahuan.Masyarakat yang memegang

teguh adat dan budayanya cenderung lebih susah untuk

memperoleh pengetahuan dibandingkan dengan masyarakat yang

mempunyai kultur budaya terbuka (Arimurti, 2002).

4) Umur

Menurut Nursalam (2001) yang dikutip oleh Husada (2009)

usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

logis. Sedangkan Singgih (1998) yang dikutip Hendra (2008),

mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-

proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada

umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak

secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Dari uraian ini dapat

disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,

akan tetapi pada umur-umur tertentu menjelang usia lanjut


12

kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahun akan

berkurang (Hendra, 2008).

Winanti (2009) mengemukakan tahapan usia di bagi atas :

a). Masa remaja

Masa remaja atau masa puber merupakan penghubung

antara masa anak-anak dengan dewasa. Pertumbuhan dan

perkembangan masa remaja sangat pesat baik fisik maupun

osikologis. Masa remaja ini pada usia 14-20 tahun,

pengetahuannya baik karena perkembangan otaknya baik, hanya

saja pada masa remaja ini lebih berfokus pada pergaulan.

b). Masa dewasa

Tubuh manusia mencapai puncak pertumbuhan dan

perkembangan sempurna. Masa dewasa ini pada usia 21-40 tahun.

Pada usia dewasa ini otot-otot dan otak mencapai kekuatan

maksimal. Perkembangan cara berpikir telah matang sehingga

pengetahuannya luas, dan organ reproduksinya pun telah

berkembang dengan sempurna.

c). Masa tua

Masa tua ini memasuki usia di atas 40 tahun. Pada masa tua

ini organ-organ tubuh mengalami penurunan fungsi karena proses

penuaan. Orang yang sudah tua lebih cepat letih, reaksinya juga

lambat demikian juga dengan pengetahuannya pun mulai menurun


13

karena daya ingatnya sudah kurang, alat inderanya sudah peka

terutama pendengaran dan penglihatan.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja, dari segi

kepercayaan masyarakat,seseorang yang lebih dewasa akan lebih

dipercaya dari yang belum cukup tinggi kedewasaannya.

5) Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (1997) yang dikutip Hendra (2008)

pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga

sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan

turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya

semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula

pengetahuannya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan

seseorang, maka kemungkinan sulit bagi mereka untuk menangkap

informasi maupun ide-ide baru.

Tingkat pendidikan berdasarkan UU sisdiknas No. 20 tahun

2003 terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu :

1). Tingkat Pendidikan Dasar yaitu Pendidikan SD dan SMP

2). Tingkat Pendidikan Menengah yaitu Pendidikan SMA

3). Tingkat Pendidikan Tinggi yaitu Perguruan Tinggi


14

6) Pengalaman

Individu sebagai orang yang menerima pengalaman orang

yang melakukan tanggapan atau penghayatan, biasanya tidak

melepaskan pengalaman yang sedang dialami.

7) Informasi

Menurut Em Zul Fajri (2005) yang dikutip Husada (2009)

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita

tentang sesuatu keseluruhan makna yang menunjang amanat.

Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta)

dengan melihat dan mendengarkan sendiri, misalnya membaca

surat kabar, mendengar radio, melihat film atau televisi dan

sebagainya.

Sumber informasi dapat diperoleh dari:

1) Media cetak, seperti booklet, leaflet, foster, rubrik, dan lain-

lain.

2) Media elektronik, seperti televisi, video, slider, radio, dan lain-

lain.

3) Nonmedia, seperti didapat dari keluarga, teman, tenaga

kesehatan. (Maulana, 2009).

Menurut Hary, AW (20007) informasi akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan. Meskipun seseorang memiliki

pendidikan yang rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang

baik dari berbagai media seperti TV, radio atau surat kabar maka
15

hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Adapun

pengetahuan dapat diukur dengan katagori menurut Nursalam

(2002) yaitu :

Baik : Bila menjawab benar 76% -100%

Cukup : Bila menjawab benar 56%-75%

Kurang : Bila menjawab benar < 56%

(Nursalam, 2008:120).

3. Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan ada beberapa cara :

a. Cara tradisional atau non ilmiah yang terdiri dari:

1) Cara coba-salah (trial and error)

Cara ini dipakai orang sebelum ada kebudayaan ,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahanya dilakukan

dengan coba-coba.

2) Cara kekuasaan atau otoriter

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

3) Berdasarkan pengalamanya sendiri

Pengalaman adalah guru yang terbaik, demikian bunyi

pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman

itu merupakan sumber pengetahuan.


16

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia,cara umat

manusia berpikir ikut berkembang.

b. Cara modern yang terdiri dari empat cara, yaitu:

1) Ketidak sanggupan masalah karena kurangnya pengetahuan.

2) Ketidaksanggupan mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat karena tidak memahami sifat, berat dan

luasnya masalah serta tidak sanggup menyelesaikan masalah

karena kurangnya pengetahuan.

3) Ketidak mampuan menggunakan sumber daya masyarakat.

4) Tingkat pengetahuan tidak baik.

B. Konsep Dasar Minuman Beralkohol

1. Definisi Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol.

Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan

kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke

sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas

usia tertentu (Burhan Arifin, 2007).

Yang dimaksud dengan minuman keras ialah segala jenis minuman

yang memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang

kesadarannya, yang termasuk minuman keras seperti arak (khamar)

minuman yang banyak mengandung alkohol, seperti wine, whisky brandy,


17

sampagne, malaga dan lain-lain, selain itu juga ada benda padat yang bias

memabukkan seperti ganja, morfin, candu, pil BK, nipan, magadon, dan

lain-lain atau biasa yang di sebut dengan narkoba dan lain-lain sama

termasuk kategori minuman keras (Hakim, 2009).

Dari pengertian di atas kita dapat melihat bahwa banyak di sekitar

kita yaitu jenis minum-minuman keras, bahkan di sekitar kita tanpa kita

sadari sudah banyak orang-orang yang telah mengkonsumsi minuman keras

dan bisa saja orang itu adalah keluarga, saudara atau teman-teman kita yang

ada di sekeliling kita.

Dari pengertian di atas kita dapat melihat bahwa banyak di sekitar

kita yaitu jenis minuman-minuman keras, bahkan di sekitar kita, tanpa kita

sadari sudah banyak orang-orang yang telah mengkonsumsi minuman

keras,dan bisa saja orang itu adalah keluarga,saudara atau teman-teman kita

yang ada di sekeliling kita.

Dalam banyak kasus, alkohol dan khamar adalah identik.Namun

sebenarnya yang dimaksud dengan khamar di dalam Islam itu tidak selalu

merujuk pada alkohol.Yang disebut khamar adalah segala sesuatu minuman

dan makanan yang bisa menyebabkan mabuk.Perlu diingat bahwa alkohol

hanyalah salah satu bentuk zat kimia.Zat ini juga digunakan untuk berbagai

keperluan lain seperti dalam desinfektans, pembersih, pelarut, bahan bakar

dan sebagai campuran produk-produk kimia lainnya.Untuk contoh-contoh

pemakaian tersebut, maka alkohol tidak bisa dianggap sebagai khamar, oleh

karenanya pemakaiannya tidak dilarang dalam Islam (Dadang, 2006).


18

2. Jenis Minuman Beralkohol Dan Kandungan Minuman Beralkohol

Jenis minuman keras yang beralkohol yang beredar di masyarakat

terbagi 3 golongan yaitu :

a. Golongan A berkadar alkohol 0,1% - 0,5% Contoh : Bir Bintang, Grand

Sand, dll

b. Golongan B berkadar alkohol 0,5% - 20% Contoh : Anggur, Malaga, dll

c. Golongan C berkadar alkohol 20% - 50% Contoh : Brandy, Wisky,

Jonovor, dll (Burhan Arifin, 2007).

Pengaturan minuman beralkohol yang pada umunnya disebut sebagai

minuman keras, terdapat dalam peraturan mentri kesehatan tentang

minuman keras Nomor 86/Men/Kes/Per/IV/77. Di dalam peraturan tersebut,

minuman keras digolongkan sebagai berikut :

a. Golongan A : Kadar Etanol 1-5%

b. Golongan B : Kadar etanol 5-20%

c. Golongan C : Kadar etanol 20-55% ().

Di bawah ini contoh-contoh minuman keras dengan kadar

kandungannya.

a. Anggur : mengandung 10-15%

b. Bir : mengandung 2-6%

c. Brandy (Bredewijn) : mengandung 45%

d. Rum : mengandung 50-60 %

e. Likeur : mengandung 35- 40 %

f. Sherry/Port : mengandung 15-20%


19

g. Wine (anggur) : mengandung 10-15%

h. Wisky (Jenewer) : mengandung 35-40%

3. Defenisi Kebiasaan Minum Alkohol

Kebiasaaan adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan

menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Kebiasaan

Mengkonsumsi minuman beralkohol biasanya dimulai dengan kebiasaan

merokok, seorang perokok biasanya akan mudah menjadi seorang

pengkonsumsi minuman keras. Jadi alangkah baiknya kita juga menghindari

kebiasaan merokok untuk kesehatan kita. Alkohol sebenarnya memiliki

pengertian yang sangat luas, namun kebanyakan jenis alkohol yang

dijadikan bahan dasar campuran berbagai minuman dan makanan adalah

alkohol jenis etanol, sehingga orang menyebutnya misal sebagai minuman

beralkohol (Burhan Arifin, 2007).

Begitu banyaknya merek makanan ataupun minuman yang

menggunakan Alkohol membuat kita berpikir bahwa zat tersebut jamak dan

wajar untuk di konsumsi. Belum lagi begitu banyaknya minuman beralkohol

yang diracik sendiri alias oplosan, mencampur-campurnya dengan zat-zat

lain untuk meningkatkan "kekerenan" minuman tersebut. Sudah tidak aneh

di masyarakat kita, terutama remaja, mengkonsumsi alkohol adalah hal yang

lumrah, baik itu untuk meningkatkan kesan keren dan terlihat seperti macho.

Padahal mengkonsumsi alkohol tidaklah keren, karena efek mabuk/trance,

halusinasi dan ketidakmampuan mengontrol diri. menunjukkan bahwa kita

lemah, pengecut dan kekanak-kanakan. Padahal jika kita tahu bahaya


20

alkohol, sebagai mana zat-zat kimiawi lainnya, Alkohol memiliki

kemampuan destruktif yang mematikan terhadap organ-organ tubuh

manusia, bahkan lebih luas mampu mematikan fungsi-fungsi sosial moral

etika manusia.( Burhan Arifin, 2007).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minum Beralkohol

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Mengkonsumsi minuman

beralkohol Menurut Burhan Arifin (2007) adalah sebagai berikut :

a. Faktor Individual

Kebanyakan penyalahgunaan minuman beralkohol terdapat pada usia

remaja sebab remaja sedang mengalami perubahan biologik, psikologik,

maupun sosial. Kepribadian individu sangat berpengaruh dalam hal ini

antara lain yaitu rasa kurang percaya diri, sifat mudah kecewa, rasa ingin

tahu dan ingin coba-coba, pelarian dari suatu masalah.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga, sekolah, teman sebaya dan

masyarakat.

1) Lingkungan keluarga.

Dalam lingkungan keluarga factor-faktor yang mempengaruhi adalah

komunikasi orang tua dan anak kurang baik, hubungan kurang

harmonis, orang tua yang otoriter, serta disiplin orang tua yang tidak

konsisten.
21

2) Lingkungan Sekolah

Dalam lingkungan sekolah faktor-faktor yang mempengaruhi adalah

sekolah kurang disiplin/tidak tertib, sekolah terletak dekat tempat

hiburan, sekolah kurang memberi kesempatan untuk mengembangkan

minat dan bakat dan adanya siswa yang mengkonsumsi minuman

beralkohol.

3) Lingkungan Teman Sebaya

Dalam lingkungan teman sebaya faktor-faktor yang mempengaruhi

adalah, berteman dengan penyalahguna, tekanan atau ancaman dari

teman, bujukan teman dan ikut-ikutan teman

4) Lingkungan Masyarakat

Dalam lingkungan masyarakat faktor-faktor yang mempengaruhi

adalah mudah diperolehnya minuman beralkohol kurang kepedulian

masyarakat, kurangnya ketegasan aparat pemerintah, kurang adanya

penyuluhan tentang penyalahgunaan minuman beralkohol.

5. Cara Mengatasi Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

Ada beberapa cara untuk mengatasi kebiasan minum minuman

berakohol adalah sebagai berikut :

a. Canangkan dua hari bebas alkohol setiap minggunya (khusus bagi para

pecandu).

b. Mempelajari berapa banyak minuman beralkohol standar yang diminum.

c. Mengganti minuman dengan air putih atau cairan nonalkohol lainnya.

d. Mulai mengurangi minum minuman beralkohol secara bertahap.


22

e. Pikirkanlah kerugian-kerugian yang ditimbulkan karena minuman

beralkohol seperti kerugian finansial, emosi, sosial dsb

f. Mengetes sendiri dengan menggunakan mesin pemeriksa pernafasan

berstandar umum untuk mengetahui bagaimana jumlah alkohol dapat

mempengaruhi tingkat kadar alkohol dalam darah. ( Burhan Arifin,

2007).

6. Dampak Remaja Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

a. Farmakologi

Bahwa minuman beralkohol larut dalam air sebagai molekul-

molekul kecil sehingga dengan waktu yang relatif singkat dapat dengan

cepat di serap melalui pencernaan kemudian disebarluaskan keseluruh

jaringan dan cairan. Pada jaringan otak, kadar minuman beralkohol lebih

banyak dari pada yang berada dalam darah sehingga dalam waktu 30

menit pertama penyerapan mencapai 58% kemudian 88% dalam 60 menit

pertama selanjutnya 935% dalam 90 menit pertama.

b. Gangguan kesehatan fisik

1) Meminum minuman beralkohol dalam jumlah yang banyak dan dalam

waktu yang lama menimbulkan kerusakan dalam hati, jantung

pankreas, lambung dan otot. Pada pemakaian kronis minuman keras

dapat terjadi pergeseran hati, peradangan pankreas dan peradangan

lambung.

2) Meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan kerusakan

hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot, syaraf,


23

mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat,

impoten serta gangguan seks lainnya.

Jika orang yang mengalami ketergantungan ini pada suatu saat

menghentikan kebiasaannya minum minuman beralkohol, akan timbul

berbagai gangguan fisik maupun psikis. Misalnya tangan, lidah, dan

kelopak mata bergetar, mual, lesu, detak jantung bertambah cepat,

berkeringat, resah, sedih, mudah tersinggung, penurunan kesadaran yang

akut (delirium), kehilangan daya ingat (amnesia), dan melihat atau

mendengar sesuatu yang tidak ada (halusinasi).

Kebiasaan minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak dan

dalam jangka panjang dapat pula menimbulkan kerusakan pada hati

(kanker hati atau cirrhosis hepatis), otak, jantung, pankreas, lambung,

impotensi, dan pembesaran payudara pada pria. Kerusakan permanen

pada otak dapat menyebabkan gangguan daya ingat, gangguan

kemampuan belajar, dan gangguan jiwa tertentu.

Adapun efek samping dari mengkonsumsi minuman beralkohol

yaitu:

1) Bekurangnya kemampuan hati dalam mengoksidasikan lemak.

2) Bisa menimbulkan kanker.

3) Menyebabkan gangguan fungsi hati.

4) Kecendrungan melakukan tindakan kriminal.

5) Rentan terhadap infeksi.

6) Hipertensi atau tekanan darah tinggi (Burhan Arifin, 2007).


24

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat

menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam

fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu

disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat

adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar

akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.

(Burhan Arifin, 2007).

Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan

perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan

kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi

sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi,

seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling.

Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah

tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi. (Burhan Arifin,

2007).

Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala

yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan

minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar,

cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi (Burhan Arifin, 2007).

c. Gangguan kesehatan jiwa

1) Meminum minuman beralkohol secara kronis dalam jumlah

berlebihan dapat menimbulkan kerusakan jaringan otak sehingga


25

menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian,

kemapuan belajar, dan gangguan jiwa tertentu.

2) Akibat minuman beralkohol, alam perasan seseorang menjadi

berubah, orang menjadi mudah tersinggung dan perhatian terhadap

lingkungan terganggu yang pada giliranya tersingkirkan dari

lingkungan sosialnya dan atau dikeluarkan dari pekerjaannya.

3) Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan

gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar

dan gangguan jiwa tertentu. (Burhan Arifin, 2007).

7. Gangguan terhadap Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

(KAMTIBMAS) oleh Remaja yang mengkonsumsi Alkohol

Akibat dari mengkonsumsi minuman beralkohol akan menekan pusat

pengendalian seseorang, sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan

agresif. Karena keberaniannya dan keagresipan serta tertekannya

pengendalian diri tersebut seseorang melakukan gangguan Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat (KAMTIBMAS) baik dalam bentuk pelanggaran

norma-norma dan sikap moral bahkan tidak sedikit melakukan tindakan

pidana dan kriminal (Hakim, 2006).

Perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan perhatian terhadap

lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang

bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan

menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap


26

moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau

kriminal (Hakim, 2006).

Kerugian ekononomi akibat minuman beralkohol sangat luar biasa

besarnya, sebagai contoh di Amerika Serikat biaya yang harus dikeluarkan

untuk mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan dampak

negatif minuman beralkohol di negara tersebut mencapai 176 milyar USD

(sekitar 1600 triliun rupiah) setiap tahun. Angka ini setara dengan dua kali

lipat besar seluruh pengeluaran APBN negara Indonesia (Burhan Arifin,

2007).

C. Konsep Dasar Remaja

1. Definisi Remaja

Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa

anak–anak ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara

kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan

lingkungan sosial yang semakin luas yang memungkinkan remaja untuk

berfikir abstrak (Komalasari, 2008 dalam Hutagalung C, 2008 ).

Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa

anak–anak ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara

kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan

lingkungan sosial yang semakin luas yang memugkinkan remaja untuk

berfikir abstrak. Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu

yang sangat penting, yang diawali matangnya organ-organ fisik (seksual)

sehingga mampu bereproduksi. (Sarwono, 2009)


27

Slazman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa

perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua kearah

kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan

perhatian dan nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Yusuf, 2007 :184).

Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat

penting. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang

amat kritis yang mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of

time (Sudrajat, A. 2008)

2. Klasifikasi Remaja Menurut Umur

Masa remaja ini meliputi: remaja awal (12-15 tahun), remaja madya

(15-18 tahun) dan remaja akhir (19-22 tahun) (Yusuf, 2007). Analisis

cermat mengenai semua aspek perkembangan masa remaja, yang secara

global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15

tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja

pertengahan, 18-21 tahun adalah masa remaja akhir, akan mengemukakan

banyak faktor yang masing-masing perlu mandapat tinjauan tersendiri.

Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan

yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu,

para ahli mengklasifikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu:

remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th), remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th)

(Sudrajat, A. 2008).

Menurut Sarwono (2009) Batasan umur kapan diketahui atau

dikatakan remaja dijelaskan sebagai berikut : Sebagai pedoman umur dapat


28

mengunakan batasan usia 11-24 tahun yang belum menikah, untuk remaja

Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : Usia 11

tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual mulai tampak.

a. Kebanyakan masyarakat Indonesia usia 12 tahun dianggap belum dewasa

tapi masyarakat tidak memperlakukan mereka sebagai anak-anak.

b. Batas usia 24 tahun merupakan batas usia maksimum untuk memberi

peluang bagi mereka yang batas usia tersebut masih menggantungkan diri

pada orang lain.

c. Dalam definisi di atas status perkawinan sangat menentukan karena arti

perkawinan sangat penting di negara kita secara menyeluruh, seseorang

yang sudah menikah dalam usia berapapun dianggap dan diperlakukan

sebagai seorang yang sudah dewasa, baik secara hukum.

3. Perkembangan Masa Remaja

a. Fase pubertas dan adolesensi

Arti adolesensi telah diterngakan diatas, sedangakan kata pubertas

berasal dari kata puber (pubescent). Kata lain pubescere berarti

mendapatkan pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin

sekunder yang menunjukan perkembangan seksual, masih menyisipkan

apa yang disebutnya ”jugencrise” (krisis remaja) di antara masa pubertas

daan adolesensi. Dengan begitu maka usia antara 11-21 tahun dibaginya

menjadi pra pubertas 10-13 tahun (wanita), 12-14 tahun (pria), pubertas

13-15 tahun (wanita), 14-16 (pria), krisis remaja 15-16 tahun (wanita),

16-17 tahun (pria), dan adolesensi 16-20 tahun (wanita), 17-21 tahun
29

(pria). Pecahan–pecahan tahun yang di ungkapkan Remplein diatas

memberikan kesan yang sukar dapat dibuktikan secara empiris. Menurut

Remplein krisis remaja adalah suatu masa dengan gejala-gejala krisis

yang menunjukkan adanya pembelokan dalam perkembangan suatu

kepekaan dan labilitas yang meningkat.Usia yang diungkapkan Remplein

tidak dapat dipastikan bagi keadaan di Indonesia, meskipun adanya krisis

disalah satu titik dimasa remaja kemungkinannya ada. Hal ini sangat

tergantung pada keadaan lingkungan remaja (Yusuf, 2007).

b. Fase atau karakteristik perkembangan

1) Perkembangan fisik dan seksual

Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan

kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat

pesat.Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua

ciri, yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder (Yusuf,

2007).

2) Perkembangan kognitif

Yusuf (2007) mengajukan suatu model cabang-cabang yang

membangun berpikir operasi formal. Menurut dia, berfikir formal itu

memiliki dua isi yang khusus, yaitu: pengetahuan estetika: yang

bersumber dari pengalaman main musik, membaca literatur atau seni;

dan pengetahuan personal: yang bersumber dari hubungan

interpersonal dan pengalaman-pengalaman kongkrit.

c. Perkembangan sosial
30

Remaja sebagai bunga dan harapan bangsa serta pemimpin dimasa

depan sangat diharapkan dapat mencapai perkembangan sosial secara

matang, dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjusment)

yang tepat.

Penyesuaian sosial ini dapat diartikan sebagai “kemampuan untuk

mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi”.Remaja

dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian sosial ini, baik dalam

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. (Yusuf, 2007).

d. Perkembangan moral

Keragaman tingkat moral remaja disebabkan oleh faktor

penentunya yang beragam juga.Salah satu faktor faktor penentu atau

mempengaruhi perkembangan moral remaja itu adalah orang tua. (Yusuf,

2007).

e. Perkembangan kepribadian

Ada empat alternatif bagi remaja dalam menguji diri dan plihan

pilihannya, yaitu:

1) “Identity Achievement”, yang berarti bahwa setelah remaja

memahami pilihan yang realistik, maka dia harus membuat pilihan

dan perilaku sesuai dengan pilihannya.

2) “Identity Foreclosure”, yang berarti menerima pilihan orang tua

tanpa mempertimbangkan plihan-pilihan.

3) “Identity Diffusion ”, yaitu kebingunagn tentang siapa dirinya dan

mau apa dalam hidupnya.


31

4) Moratorium yang berarti penundaan dalam komitmen remaja terhadap

pilihan-pilihan aspek pribadi atau okupasi (Yusuf, 2007//).

Anda mungkin juga menyukai